Faridah Rusdiani,2013 PEMBINAAN KEAGAMAAN PADA NARAPIDANA WANITA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono 2011: 244 analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Selain itu menurut Nasution dalam Sugiyono, 2011: 245 mengemukakan
bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
“Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian.”
1. Reduksi Data
Langkah pertama dalam menganalisis hasil penelitian ini adalah dengan mereduksi data. Data tersebut direduksi dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok
sesuai dengan permasalahan. Sebagaimana yang dinyatakan Sugiyono 2011: 247 mengemukakan bahwa :
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencarinya bila diperlukan.
Adapun yang peneliti lakukan dalam mereduksi data dari hasil penelitian melalui dokumen, wawancara, angket dan observasi, peneliti mengklasifikasikan
data yang diperoleh berdasarkan kategori-kategori yang diambil dari rumusan masalahnya yaitu tentang latar belakang para narapidana, proses pembinaan
keagamaan yang diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Bandung, dan dampak pembinaan keagamaan yang telah diberikan.
2. Display data
Setelah dan informasi diperoleh dari lapangan direduksi, kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan display data yaitu menyajikan data secara jelas dan
Faridah Rusdiani,2013 PEMBINAAN KEAGAMAAN PADA NARAPIDANA WANITA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
singkat, yang bertujuan agar dapat melihat gambaran keseluruhan dari hasil penelitian tersebut. Penyajian data dilakukan secara bertahap dengan
dikategorisasikan, kemudian dalam bentuk tabulasi. Selanjutnya disajikan dalam bentuk deskripsi dan interpretasi dengan harapan menggambarkan perspektif
sesuai data yang diperoleh di lapangan.
3. Conclusion drawing Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah akhir proses analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, hal ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan.
Agar mencapai suatu kesimpulan yang akurat kesimpulan tersebut senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung, dengan cara mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya dan menggali informasi yang lebih mendalam agar lebih menjamin validitas sehingga dapat dirumuskan kesimpulan akhir.
Faridah Rusdiani,2013 PEMBINAAN KEAGAMAAN PADA NARAPIDANA WANITA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, serta hasil analisis pembahasan hasil penelitian, dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan yang dapat diambil mengenai Pembinaan keagamaan terhadap narapidana wanita di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas
IIA Bandung. Narapidana wanita adalah terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di Lembaga Permasyarakatan. Manusia tidak pernah luput dari permasalahan. Hanya saja narapidana terlibat dalam kasus pidana sehingga
menyebabkan dirinya harus mempertangungjawabkan perbuatan pidananya dengan pemberian hukuman. Hukuman yang diberikan kepada seseorang yang
terjerat pidana bukan dengan sistem pemenjaraan yang erat kaitannya dengan hukuman yang membatasi ruang gerak kehidupan seseorang. Sebagai gantinya
sistem kepenjaraan di ubah menjadi sistem pemasyarakatan yang menjadi ujung tombak pelaksanaan asas pengayoman merupakan tempat untuk mencapai
pendidikan, rehabilitasi, dan reintegrasi. Tujuan diselenggarakannya sistem pemasyarakatan yaitu dalam rangka membentuk warga binaan pemasyarakatan
agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggungjawab Pasal 2 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1995. Pembinaan keagamaan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut
mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa sehingga timbul pada diri pribadinya
suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat sekarang dan masa depannya.