KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS METODOLOGI PENELITIAN

commit to user 36

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konsep Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian. Keterangan: : menurunkan : menaikkan 3.2 Hipotesis Penderita DBD dengan IgG + IgM + antidengue mempunyai manifestasi klinis dan laboratorium yang lebih berat dibanding penderita dengan IgG + IgM - dan IgG - IgM + antidengue. Infeksi dengue primer Infeksi dengue sekunder serotype lain Antibodi anti dengue serotipe terkait antibodi netralisasi dan non netralisasi IgM - IgG + anti dengue IgM + IgG + anti dengue Trombosit SGOT SGPT Derajad DBD Lama perawatan IgM +IgG- anti dengue commit to user 37

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian Jenis penelitian observasional analitik prospektif dengan pendekatan kohor. 4.2 Populasi, kriteria inklusi dan eksklusi, ukuran sampel dan teknik pengambilan sampel 4.2.1 Populasi 1. Populasi Sasaran : pasien demam berdarah dengue usia dewasa 2. Populasi Sumber : pasien demam berdarah dengue yang dirawat di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. 3. Populasi Studi : pasien demam berdarah dengue yang dirawat di bangsal Penyakit Dalam, bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 4.2.2 Kriteria inklusi 1. Pasien demam berdarah dengue dengan usia 14 tahun ke atas. 2. Bersedia ikut dalam penelitian ini. 4.2.3 Kriteria eksklusi Pasien dengan imunokompromis diabetes melitus, sirosis hepatis, gagal ginjal kronik, HIV AIDS, keganasan commit to user 38 4.2.2 Ukuran sampel Dengan analisis bivariat,diperlukan 60 subyek penelitian 4.2.3 Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel adalah exhaustive sampling. Setiap pasien yang dirawat di bangsal rawat inap penyakit dalam RS Dr. Moewardi Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diikutkan dalam penelitian. 4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas 1. IgM + dan IgG - antidengue 2. IgM - dan IgG + antidengue 3. IgM + dan IgG+ antidengue 2. Variabel tergantung 1. Jumlah trombosit 2. SGOT 3. SGPT 4. Derajat DBD 5. Lama perawatan 4.3.2 Definisi Operasional commit to user 39 1. Respons antibodi pada penderita terhadap antigen virus dengue, dibagi menjadi tiga Mulyono, 2007 : 1. IgM + dan IgG - antidengue : Infeksi dengue primer. 2. IgM - dan IgG + antidengue : Infeksi dengue sekunder. 3. IgM + dan IgG + antidengue : Infeksi dengue sekunder. Imunoglobulin M dan imunoglobulin G diukur pada hari ke-5 demam dengan alat diagnostik On sight dengue Combo WB. Alat ini memiliki 3 pre-coated line, yaitu garis kontrol, garis tes IgG, dan garis tes IgM. Garis kontrol digunakan sebagai kontrol prosedur. Garis kontrol akan tampak jika prosedur tes berjalan dengan baik. Garis IgG dan atau IgM akan tampak jika terdapat cukup antibodi IgG dan atau IgM terhadap virus dengue pada sampel. Jika tidak terdapat antibodi IgG dan atau IgM terhadap virus dengue, tidak akan muncul garis IgG dan atau IgM. Prinsip kerja Onsight dengue Combo WB adalah ketika sampel melewati membran pada alat, akan terjadi komplek konjugasi antara dengue specific recombinant antigen colloidal gold dengan antibodi spesifik IgM dan atau IgG terhadap virus dengue bila terdapat pada sampel. Kompleks ini kemudian akan bergerak dari membran menuju tempat dimana komplek tersebut akan diimobilisasi oleh specific human IgM antibody dan atau human IgG antibody, membentuk formasi yang tampak sebagai pita atau garis berwarna sebagai penunjuk hasil tes positif. Cara kerja Onsight dengue Combo WB adalah sebagai berikut : 1. Satu tetes whole blood diteteskan pada kaset bagian A. commit to user 40 2. Empat tetes larutan buffer diteteskan pada kaset bagian B. 3. Hasil dibaca 15 menit kemudian. 4. Hasil test tidak boleh dibaca setelah 20 menit. Interpretasi hasil test adalah sebagai berikut : 1. Hanya ada 1 garis yaitu pada kontrol C, menunjukkan hasil test negatif 2. Terdapat 2 garis, yaitu pada garis control dan garis IgM, menunjukkan adanya antibodi IgM terhadap virus dengue. Hal ini menunjukkan adanya infeksi dengue primer akut. 3. Terdapat 3 garis, yaitu pada garis kontrol, garis IgM, dan garis IgG. Hal ini menunjukkan terdapat antibodi IgM dan IgG terhadap virus dengue. Hal ini menunjukkan adanya infeksi dengue sekunder. 4. Terdapat 2 garis yaitu pada garis kontrol dan garis IgG. Ini menunjukkan terdapat antibodi IgG terhadap virus dengue. Hal ini menunjukkan adanya infeksi dengue sekunder atau infeksi dengue yang sudah lama terjadi. 2. Manifestasi klinis dan laboratorium penderita DBD, yang pada penelitian ini diperiksa adalah jumlah trombosit, SGOT, SGPT, Derajat DBD dan lama perawatan. 1. Jumlah trombosit diukur dengan metode flowcytometri dengan alat advia 1200. Diukur setiap hari sampai pasien dipulangkan. 2. SGOT diukur dengan alat hitachi 912. Diukur pada hari kelima demam. 3. SGPT diukur dengan alat hitachi 912. Diukur pada hari kelima demam. 4. Derajat beratnya DBD diukur setiap hari mulai hari kelima demam sampai commit to user 41 pasien dipulangkan. Derajat beratnya DBD dibagi 4 yaitu WHO, 1997 : Derajat I : Demam mendadak tinggi dengan gejala lain yang tidak khas disertai perdarahan pada uji bendungan. Derajat II: Derajat I disertai dengan perdarahan spontan biasanya pada bentuk perdarahan kulit , atau perdarahan lain. Derajat III : Kegagalan sirkulasi ditandai denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit teraba dingin dan lembab serta gelisah. Derajat IV : Syok berat, ditandai dengan nadi dan tekanan darah tidak terdeteksi 5. Lama perawatan : lama penderita dirawat dihitung mulai emam hari ke-5 sampai dipulangkan. Kriteria dipulangkan yaitu Hadinegoro dkk., 2005 : 1. Pasien tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik 2. Nafsu makan membaik 3. Klinis tampak perbaikan 4. Hematokrit stabil 5. Tiga hari setelah syok teratasi 6. Jumlahtrombosit lebih dari 50.000ul 7. Tidak dijumpai distres pernafasan disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian commit to user 42 Penelitian ini dilakukan di bangsal Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta, mulai bulan desember 2009 sampai juni 2010. 4.5 Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada pasien DBD hari ke-5 demam sampai pasien dipulangkan. Prosedur pengumpulan data terdiri dari : 4.5.1 Wawancara Dilakukan wawancara baik pada pasien langsung autoanamnesis bila pasien sadar dan atau dengan keluarganya alloanamnesis bila pasien tidak sadarkesadaran menurun, sehingga didapat karakteristik responden mencakup identitas, perjalanan penyakit, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat pengobatan sebelumnya serta adanya penyakit penyerta. Wawancara dilakukan untuk memenuhi kriteria DBD menurut WHO tahun 1997. 4.5.2 Pemeriksaan Fisik Dilakukan pemeriksaan fisik meliputi tanda vital, tingkat kesadaran, pemeriksaan sistem tubuh,dan Rumple leed test. 4.5.3 Pemeriksaan Penunjang Dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi IgG dan Ig M antidengue, hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, kreatinin, albumin, gula darah sewaktu, SGOT,dan SGPT 4.6 Cara Pengolahan dan Analisis Data commit to user 43 Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis statistik dengan menggunakan program SPSS.13 for windows. Uji hipotesis menggunakan uji anova untuk jumlah trombosit, SGOT, SGPT, dan lama perawatan, dan uji X 2 untuk derajat DBD. 4.7 Alur Penelitian Gambar 4.1 Alur Penelitian Hasil Pasien masuk dengan diagnosis DBD Demam hari ke-5 : Pemeriksaan fisik dan laboratorium IgG dan IgM antidengue, darah rutin, albumin,kreatinin, SGOT,SGPT Pemeriksaan fisik, trombosit setiap hari sampai pasien dipulangkan commit to user 44

BAB 5 HASIL PENELITIAN