Latar Belakang Penelitian OBSERVASI FIBROPAPILOMATOSIS EKSTERNAL PADA PENYU HIJAU (Chelonia mydas) DI RUAYA PAKAN PERAIRAN BERAU, KALIMANTAN TIMUR.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu habitat penyu hijau Chelonia mydas terbesar di Indonesia adalah perairan Berau, di Kalimantan Timur. Wilayah ini terletak di kawasan laut semi tertutup Sulu Sulawesi. Secara geografis, perairan ini terletak di 00 o 51’00” – 01 o 02”33” LU dan 116 o 01’00” – 119 o 57’00” BT. Hampir 26,3 wilayahnya merupakan perairan yang luasnya ±1.222.988 ha. Selain sebagai pantai peneluran, wilayah ini juga diyakini sebagai ruaya pakan terbesar bagi penyu hijau di Indonesia Tomascik, et al., 1997. Besarnya populasi penyu di perairan Berau ini bahkan membuatnya dijadikan lambang daerah. Secara umum, penyu merupakan spesies yang terancam punah. Kerusakan habitat pantai dan ruaya pakan, kematian akibat kegiatan perikanan, pengelolaan teknik-teknik konservasi yang tidak memadai, perubahan iklim, pengambilan penyu atau telurnya, ancaman dari predator dan penyakit, merupakan faktor-faktor penyebab penurunan populasinya. Salah satu penyakit yang dapat menjadi penyebab utama kematian pada hewan langka ini adalah fibropapillomatosis; suatu tumor yang tumbuh di sekitar wajah, flipper dan organ internal penyu. Fibropapilomatosis merupakan penyakit yang menyerang penyu hijau Chelonia mydas di banyak tempat di dunia Aguirre dan Lutz, 2004. Penyakit ini ditemukan terutama pada penyu yang hidup di daerah beriklim hangat, seperti Karibia, Hawai, Jepang dan Australia, dengan prevalensi berkisar antara 50 - 70 Aguirre dan Lutz, 2004. Luasnya penyebaran penyakit ini membuat para ahli penyu yang tergabung dalam The Marine Turtle Specialist Group berusaha mengumpulkan informasi tentang prevalensi penyakit ini Balazs dan Work, 2014. Penelitian ini adalah salah satu respon untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di Indonesia, penelitian mengenai Kejadian fibropapilomatosis pernah dilakukan pada lokasi penyembelihan penyu di Tanjung Benoa – Bali pada tahun 1994 Adnyana, et al., 1998. Penyu.- penyu yang disembelih tersebut ditangkap dari berbagai lokasi peneluran dan ruaya pakan di Indonesia. Pengamatan yang dilakukan terhadap 4407 penyu hijau dan 401 penyu sisik menunjukkan bahwa fibropapillomatosis hanya menyerang penyu hijau. Secara umum, Adnyana. et al, 1998 menyimpulkan bahwa tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh penyakit ini pada penyu hijau masih dalam tingkat sedang total tumor per individu penyu adalah 5, dengan simpangan baku 4,1 Peneliti ini menemukan bahwa Prevalensi fibropapillomatosis di Indonesia adalah 21.5, namun informasi mengenai prevalensi yang site-specific tidak tersedia. Ukuran penyu yang terserang bervariasi dengan ukuran panjang lengkung karapas Curved Carapace LengthCCL dari 40 - 85 cm. Infeksi virus yang disertai dengan stres akibat lingkungan diduga menjadi salah satu faktor penyebab terserang fibropapilomatosis. Selain itu, kejadian fibropapilomatosis disimpulkan tidak berhubungan atau berkolerasi negatif dengan berat tubuh penyu Adnyana et al, 1998 .

1.2 Rumusan Masalah