Inti Permasalahan Tujuan Penelitian Pembatasan Masalah Kesimpulan

3 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Inti Permasalahan

Berkembangnya suatu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat dapat meningkatkan kebutuhan bergerak. Kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh tujuan dan alasan masing-masing rumah tangga dalam kesehariannya. Alasan rumah tangga dalam memilih sepeda motor sebagai moda transportasi yang mudah dan irit merupakan alasan yang umum di setiap kota-kota besar. Namun, tujuan perjalanan pada rumah tangga diduga berbeda-beda di setiap kota. Untuk itu studi ini membahas permasalahan mengenai hubungan antara tujuan perjalanan dengan kepemilikan sepeda motor.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan tujuan perjalanan dan kepemilikan sepeda motor di tiga kota, yaitu Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. 2. Menganalisis hubungan tujuan perjalanan dengan kepemilikan sepeda motor di tiga kota.

1.4 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi dengan hal-hal sebagai berikut: 1. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari studi Joewono 2010. Data diperoleh dari tiga kota, yaitu Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. 2. Penelitian hanya meninjau hubungan tujuan perjalanan anggota rumah tangga dengan kepemilikan kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor dalam rumah tangga dengan variabel tujuan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor, jumlah sepeda motor, jumlah mobil, dan kepemilikan kendaraan yang dimiliki saat ini. 3. Metode yang akan digunakan adalah statistika non parametrik. 38 Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan tentang hubungan antara tujuan perjalanan dengan kepemilikan kendaraan sepeda motor dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Data menunjukkan bahwa tujuan perjalanan di Kota Bandung untuk bekerja sebesar 31,1, untuk sekolah 37,6, jalan-jalan 19,4. Pada Kota Yogyakarta proporsi tujuan perjalanan untuk bekerja adalah sebesar 42,27, sekolah 28,31, jalan-jalan 16,4. Proporsi tujuan perjalanan pada Kota Surabaya untuk bekerja adalah 54,2, sekolah 21,2, dan jalan-jalan 16,4. 2. Proporsi jumlah sepeda motor menurut responden di Kota Bandung adalah sebesar 1,5 0 unit, 46,8 1 unit, 35,6 2 unit, dan 16 3 unit atau lebih. Kota Yogyakarta memiliki proporsi sebesar 1,4 0 unit, 26,4 1 unit, 39 2 unit, 33,2 3 unit atau lebih. Proporsi pada Kota Surabaya adalah 1,4 0 unit, 31,7 1 unit, 43 2 unit, 23,8 3 unit atau lebih. 3. Proporsi jumlah mobil di Kota Bandung adalah 35,1 0 unit, 39,4 1 unit, 19,7 2 unit, 5,7 3 unit atau lebih. Proporsi di Kota Yogyakarta adalah 63,7 0 unit, 27,1 1 unit, 6,82 unit, 2,43 unit atau lebih. Untuk Kota Surabaya proporsinya adalah 59 0 unit, 28,2 1 unit, 9,1 2 unit, 3,6 3 unit atau lebih. 4. Proporsi kepemilikan kendaraan yang digunakan saat ini oleh responden di Kota Bandung adalah milik sendiri 53,6, milik orang tua 37,7, milik saudara 3,8, milik teman 2,9. Pada Kota Yogyakarta kepemilikan sepeda motor adalah milik sendiri 60,7, milik orang tua 31, milik saudara 3, milik teman 3,2. Untuk Kota Surabaya distribusi kepemilikan adalah milik sendiri 64,2, milik orang tua 28,7, milik saudara 4,2, dan milik teman 1,9. 39 Universitas Kristen Maranatha 5. Analisis menunjukkan bahwa ada hubungan tujuan perjalanan dengan jumlah motor, jumlah mobil, dan jenis kepemilikan sepeda motor yang digunakan. Pada Kota Bandung dan Yogyakarta terdapat hubungan yang signifikan antara tujuan perjalanan dengan jenis kepemilikan kendaraan dalam rumah tangga. Namun, pada Kota Surabaya terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tujuan perjalanan dengan jenis kepemilikan sepeda motor.

5.2 Saran