Teori Sinyal Signaling Theory Teori Pasar Efisien

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai teori yang akan digunakan dalam skripsi. Selain itu, akan diungkapkan pula hipotesis yang dikemukakan oleh penulis berdasarkan teori yang ada.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal Signaling Theory

Signaling theory merupakan sinyal-sinyal informasi yang diperoleh investor dalam mempertimbangkan dan menentukan apakah para investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada perusahaan yang bersangkutan Suwardjono, 2005. Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang mengamati pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai yang memperhatikan pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Investor membutuhkan informasi selengkap dan seakurat mungkin guna membuat keputusan investasi yang tepat, sehingga investor berharap bisa mendapatkan seluruh informasi relevan yang berkaitan dengan perusahaan baik yang bersifat positif maupun negatif.

2.1.2 Teori Pasar Efisien

Wolk dan Tearney 2001 dalam bukunya yang berjudul Accounting Theory mengungkapkan “The Efficient Market Hypothesis EMH refers to the speed with which securities in the capital market respond to announcements of new information.” Suatu pasar dikatakan efisien apabila 1 Mencerminkan secara 10 penuh ketersediaan informasi dan 2 sebagai akibatnya, harga pasar bereaksi seketika terhadap informasi baru. Jauh sebelum itu pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama. Menurut Fama 1970 dalam Gumanti 2002 suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. “Stock prices reflect all available information” ini berarti, harga-harga yang terbentuk di pasar secara penuh mencerminkan seluruh informasi yang tersedia. Penelitian terakhir Mandelbrot dan Samuelson dalam Jensen et al. 1972 juga menyebutkan keberhasilan perubahan harga yang konsisten dengan pasar efisien, dimana pasar menyesuaikan secara cepat terhadap munculnya informasi baru. Bentuk pasar efisien dikelompokkan menjadi tiga, yakni 1 hipotesis pasar efisien bentuk lemah, 2 hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, dan 3 hipotesis pasar efisien bentuk kuat Fama, 1970 dalam Fabozzi, 1999. 1 Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah Weak Form of The Efficient Market Hypotesis Hipotesis ini menyatakan harga sekuritas diasumsikan sebagai cerminan semua informasi yang terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga sekuritas yang bersangkutan. Hal ini berarti harga yang terbentuk atas suatu saham merupakan cerminan pergerakan harga sekuritas yang bersangkutan di masa lalu. 2 Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat Semi-Strong Form of The Efficient Market Hypotesis 11 Hipotesis ini menyatakan harga sekuritas diasumsikan telah mencerminkan secara penuh informasi yang dipublikasikan. Termasuk jenis informasi ini adalah laporan tahunan perusahaan atau informasi yang disajikan dalam prospektus , harga saham historis, maupun informasi umum lainnya seperti dipublikasikannya regulasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan. 3 Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat Strong Form of The Efficient Market Hypotesis Hipotesis ini menyatakan bahwa harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia baik berupa data historis, informasi umum serta informasi privat perusahaan. Dalam kondisi ini, tidak satupun investor yang mampu memperoleh tingkat pengembalian yang berlebih karena setiap investor mempunyai akses yang sama terhadap informasi privat perusahaan, sehingga asimetri informasi tidak akan terjadi.

2.1.3 Return Saham

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis terhadap Larangan Perizinan Penjualan Minuman Beralkohol di Minimarket Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2015

4 45 116

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 06/M-DAG/PER/1/2015

0 0 5

Tinjauan Yuridis terhadap Larangan Perizinan Penjualan Minuman Beralkohol di Minimarket Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2015

0 0 1

Tinjauan Yuridis terhadap Larangan Perizinan Penjualan Minuman Beralkohol di Minimarket Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2015

0 0 30

Tinjauan Yuridis terhadap Larangan Perizinan Penjualan Minuman Beralkohol di Minimarket Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2015

0 0 36

Tinjauan Yuridis terhadap Larangan Perizinan Penjualan Minuman Beralkohol di Minimarket Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2015

0 0 4

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/M-DAG/PER/1/2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PENGADAAN, PEREDARAN, DAN PENJUALAN MINUMAN BERAKHOHOL (Studi pada Perusahaan PT. Multi B

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/M-DAG/PER/1/2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PENGADAAN, PEREDARAN, DAN PENJUALAN MINUMAN BERAKH

0 0 10

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN - ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/M-DAG/PER/1/2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PENGADAAN, PEREDARAN, DAN PENJUALAN MINUMAN BERAKH

0 0 46

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan - ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/M-DAG/PER/1/2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PENGADAAN, PEREDARAN, DAN PENJUALAN MINUMAN BERAKHOHOL (St

0 0 8