Pemajasan Analisis Bahasa Figuratif Pada Kumpulan Puisi
6 Pada data 4 merupakan pemanfaatan majas metafora yaitu gaya
bahasa yang membandingkan sesuatu yaitu sebuah tembok di sel penjara itu bagaikan sebuah tembok waktu bagi orang-orang di dalamnya untuk
menunggu waktu kapan mereka keluar dari balik tembok sel tersebut. Demikian pula pada data 12 juga menggunakan majas metafora karena
seorang guru diibaratkan adalah seorang penguasa kerajaan, kerajaan di dalam puisi ini bukan kerajaan-kerajaan seperti yang dimaksud di dongeng
tetapi kerajaan disini adalah sebuah sekolah yang seorang guru mengajar di dalam sekolah tersebut.
3 Majas Hiperbola
Seperti dikutip dari pernyataan Keraf dalam Al- Ma‟ruf, 2010:144
bahwa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal.
2 Saat taman, jalan, pepohonan, mengilat hlm.1 7 Cahaya terlalu tajam hlm. 26
9 Membuat sinar tubuh kami semakin cemerlang hlm. 28 Pada data 3 Kalimat tersebut menggambarkan bahwa
taman, jalan,
dan
pepohonan
itu mengilat padahal yang dimaksud didalam puisi tersebut adalah bahwa
taman, jalan,
dan
pepohonan
itu basah terkena air hujan sehingga terlihat seperti licin jika dilewati. Demikian pula pada data
7 juga menggunakan majas hiperbola karena kalimatnya melebih- lebihkan yaitu
cahayanya terlalu tajam
. Sama halnya dengan data 9 juga memanfaatkan majas hiperbola dalam menggambarkan puisinya, yaitu
Membuat sinar tubuh kami semakin cemerlang
yang dimaksud dalam kalimat ini adalah seorang pelacur yang bekerja mencari uang dalam
remang-remang kota dia merasa bangga dan seperti gadis yang paling cantik karena banyak pria hidung belang yang memakainya, dan uang
yang di dapatnya semakin banyak.
7
4 Majas Simile
Majas simele merupakan sarana retorika yang paling sederhanaa karena membandingkan suatu hal dengan hal lain yang sama atau mirip
artinya. Berikut adalah data tentang majas simile. 10 Kami merasa bak patung hiasan hlm.29
16 yang agung seperti merapi hlm.42 Penggunaan majas pada data 10 merupakan contoh pemanfaatan
majas simile yaitu membandingkan sesuatu yang mirip artinya seperti pada kalimat
Kami merasa bak patung hiasan
artinya seseorang yang seperti tidak ada artinya dan dianggap mati seperti patung yang tidak
bisa bicara. Pada data 16 juga menggunakan majas simile yaitu
yang agung seperti merapi
di dalam puisi ini menggambarkan bahwa cinta pertama itu berjuta rasanya dan bahagia memilikinya itu seperti gunung
merapi yang tinggi yang tidak bisa berpindah tempat.
5 Majas Metonimia
Majas metonimia dimanfaatkan oleh Zaim Rofiqi untuk menggantikan nama suatu hal dengan nama lain. Hal tersebut dilakukan
agar pengungkapan suatu hal tersebut lebih ekspresif dan mengesankan. Lihat data berikut.
27 Seperti sekumpulan cecurut kami disini terlempar tebuang hlm. 31
Penggunaan majas pada data 27 merupakan contoh pemanfaatan
majas metonimia karena menggantikan nama suatu hal dengan nama lain seperti dalam kalimat
Seperti sekumpulan cecurut kami disini terlempar tebuang
yang dimaksud dalam kalimat ini
kumpulan cecurut
disini menggambarkan sekumpulan orang-orang yang yang sedang berjudi, yang
artinya adalah kumpulan orang penjudi yang riuh saat memainkan dadunya tanpa mempedulihan orang lain yang juga sedang main judi di sana.
6 Tuturan Idiomatik
Berikut ini kan dikaji tuturan idimmatik dalam kumpulan puisi
Lagu Cinta Para Pendosa
yang dimanfaatkan Zaim Rofiqi guna mengefektifkan sarana
8 bahasa sekaligus mencapai intensitas dalam pengungkapan gagasan yang pada
gilirannya akan mencapai efek estetis. 15 Taman Surga hlm. 42
21 Mulut Raksasa hlm. 62 Penggunaan tuturan idiomatik pada data 15 yaitu
taman surga
pada kalimat puisi
Kembali berseminya taman surga
pada judul puisi cinta pertama
ini untuk mengibaratkan bahwa cinta pertama itu adalah sebuah perasaan yang mengagumkan dan bahagia sejuta rasanya seperti berada di
dalam surga. Data 21 juga terdapat tuturan idiomatik ungkapan
mulut raksasa
pada kalimat puisi
dan yang ia lihat Cuma cakrawala kosong seperti mulut raksasa
pada judul puisi Kota dapat diartikan bahwa sebuah kota yang kosong dan hampir tidak berpenghuni itu diibaratkan seperti sebuah kota yang
sudah tertelan oleh mulut raksasa sehingga membuat orang enggan untuk menghuni kota tersebut karena kota tersebut terlihat menyeramkan seperti di
dalam sebuah mulut raksasa.Tuturan idiomatik telah dimanfaatkan oleh Zaim Rofiqi secara efektif dan ekspresif.