Latar Belakang Hubungan Perilaku Ibu Dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan Delitua Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran seorang anak adalah sebuah anugrah yang sangat dinanti bagi pasangan suami istri dalam setiap rumah tangga. Setelah hadirnya buah hati tentunya sebagai orang tua akan memberikan segalanya baik baju, berbagai macam permainan, makanan, bahkan rumah pun terkadang baru khusus untuk menyambutnya Weni,2009. Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh Alissa, 2009. Sesungguhnya jauh dari semua itu pada saat bayi lahir dia juga sangat membutuhkan Imunisasi untuk kekebalan tubuhnya. Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit, dengan memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan anti body yang pada akhirnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh Hanum, 2010. Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukan antigen lemah agar merangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori daya ingat, ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, maka akan dibentuk antibody untuk melawan vaksin tersebut dan akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen yang sama dengan vaksin maka anti body akan tercipta lebih cepat dan banyak walaupun antigen bersifat lebih kuat dari vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya Atikah ,2010 Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting. Program imunisasi telah Universitas Sumatera Utara menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular. Serta berperan besar dalam upaya menurunkan angka kesakitan morbiditas dan angka kematian mortalitas. Pemberian imunisasi awal diberikan untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan, imunisasi diberikan pada bayi antara umur 0 – 12 bulan yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT 1,2,3, Polio 1,2,3,4, Hepatitis B 1,2,3 dan campak Hanum, 2010. Pemberian suntikan imunisasi pada bayi, tepat pada waktunya merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Imunisasi dasar diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak – kanak. Melakukan imunisasi pada bayi merupakan bagian tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Dimasyarakat pada umumnya ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan membawa bayinya ke posyandu untuk diberikan imunisasi dasar karena mereka mengerti akan pentingnya imunisasi bagi kesehatan bayinya. Tetapi disisi lain ada juga ibu yang tidak memberikan imunisasi dasar kepada bayinya karena mereka kurang mengetahui manfaat imunisasi dasar itu apa. Sering kali ibu juga tidak membawa bayinya untuk di imunisasi karena mereka khawatir bayinya menjadi sakit setelah diberi imunisasi Widiastuty, 2009. Berdasarkan hasil pada penelitian ini presentase responden yang menyatakan peran petugas baik dan status pemberian imunisasi dasar lengkap yaitu 18 62.1 dari 29 orang responden lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang menyatakan peran petugas kesehatan buruk dan status imunisasi dasar lengkap pada balita yaitu 1 8.3 dari 12 orang responden. dan hasil uji chi square menunjukan bahwa ada hubungan yang bemakna antara peran petugas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p value = 0.005 lebih kecil dari nilai α = 0.05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara peran petugas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita dapat diterima secara statistic dan OR odds ratio :18.00 hal ini menujukan bahwa peran petugas Universitas Sumatera Utara yang baik berpeluang 18 kali untuk memiliki balita dengan status imunisasi dasarnya lengkap. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Magdalena 2004 dalam Marlia 2006 di puskesmas lanjas kabupaten barito utara, kalimantan tengah mengenai faktor yang berhubungan dengan status kelengkapan imunisasi hepatitis B pada anak, bahwa responden yang mendapatan pelayanan kesehatan kurang baik merupakan satu faktor resiko untuk status imunisasi hepatitis B anaknya tidak lengkap. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang kemukakan oleh Effendi dalam mulati 2009 yang menyatakan peran adalah tingkahlaku yang diharapkan oleh seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial yang konstan. Seorang petugas kesehatan mempunyai peran sebagai seorang pendidik, peran ini dilakukan dengan membantu klien dan keluarga dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku klien dan keluarga setelah dilakukan pendidikan kesehatan selain itu juga petugas kesehatan merupakan tempat konsultasi terhadap masalah atau perilaku kesehatan yang didapat. Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap resiko dari beberapa vaksin. Hal ini bertentangan dengan manfaat imunisasi yaitu untuk mencegah penyakit infeksi diantaranya adalah Tuberkulosisi, Difteri, Pertusis batuk rejan Tetanus, Campak, Poliomyelitis kelumpuhan dan Hepatitis B Depkes RI, 2005. Setiap tahunnya terdapat sekitar 5 juta anak yang meninggal akibat penyakit menular dari 80 juta jiwa anak yang dilahirkan dari setiap tahunnya di negara berkembang Gupte, 2004. Gupte mengidentifikasi bahwa anak yang dilindungi oleh vaksin hanya berkisar kurang dari 10 . Keadaan ini menggambarkan rendahnya cakupan imunisasi dasar yang diberikan pada bayi sampai usia 1 tahun. Di Indonesia Universitas Sumatera Utara Angka kematian bayi masih tergolong tinggi hal ini dapat dilihat pada tahun 2002 di antara 1000 kelahiran hidup ada 52 bayi yang meninggal sedangkan pada tahun 2006 angka kematian bayi Indonesia mencapai 36 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi AKB di Jawa tengah pada tahun 2003 sebesar 8,29 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan di kabupaten Brebes jumlah kematian bayi yang di laporkan oleh Puskesmas selama tahun 2006 sebanyak 279 kasus dari 40.785 kelahiran hidup atau 6,84 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2007 jumlah kematian bayi 250 kasus dari 37,343 kelahiran hidup atau 6,69 per 1000 kelahiran hidup dimana penyebab kematian pada bayi disebabkan oleh berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi Nurhakim, 2010. Petugas kesehatan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan imunisasi rutin di Puskesmas. Dengan adanya kompetensi yang tinggi dari petugas kesehatan diharapkan kinerja dan cakupan imunisasi akan meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan juga diharapkan tetap dapat dilestarikan sustainable pada masa mendatang Notoatmodjo, 2007:16. Selain bertanggung jawab terhadap pelaksanaan imunisasi, petugas kesehatan juga berperan dalam pemberian pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari dan mengetahui cara memelihara kesehatan baik individu maupun kelompok. Namun kesehatan bukan hanya diketahui, disadari dan disikapi, melainkan harus dikerjakan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa tujuan akhir dari pendidkan kesehatan adalah agar masyarakat dapat berprilaku hidup yang sehat termasuk mau melakukan imunisasi Sukidjo Notoatmodjo, 2007:16. Dari survey awal yang dilakukan peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang pada waktu melakukan praktek belajar lapangan, peneliti melihat dari data frekuensi cakupan imunisasi untuk wilayah kerja Puskesmas dari sepuluh desa yang di targetkan untuk imunisasi Hepatitis B dari Universitas Sumatera Utara bulan Januari sampai bulan Juli sebanyak 43,8 dan hanya satu desa yang mencapai target tersebut, yaitu dari jumlah sasaran 129 bayi hasil yang didapatkan sebanyak 58 bayi yang telah mendapatkan imunisasi Hepatitis B, dari data tersebut di atas dapat diketahui jumlah sasaran bayi yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B belum memenuhi target sampai dengan bulan Juli Puskesmas Namorambe, 2010. Cakupan pemberian imunisasi BCG didesa Durian Tonggal wilayah kerja Puskesmas Namorambe pada bulan Januari sampai Juli sebanyak 47,9, dari 118 bayi yang di dapatkan sebanyak 45 bayi yang telah mendapatkan imunisasi BCG. Hal ini menunjukan ketidak meratanya pemberian imunisasi kepada bayi. Yang harus nya pada awal kelahiran bayi sudah harus mendapat imunisasi awal untuk merangsang system kekebalan tubuh bayi Puskesmas Namorambe, 2010 Banyak faktor yang menyebabkan ibu yang memiliki bayi atau balita tidak mengimunisasikan bayi atau balita mereka. Faktor peran tentang imunisasi awal dan prilaku untuk ibu membawa bayi atau balitanya imunisasi kemungkinan merupakan faktor yang menentukan . Peran petugas kesehatan pada saat ini juga merupakan tindakan awal yang harus digerakan guna memberi pengertian kepada ibu – ibu untuk membawa bayi mereka untuk di imunisasi. Petugas kesehatan harus menjelaskan manfaat imunisasi, jadwal pemberian imunisasi, dan kapan harus datang lagi untuk di ulang. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menarik minat ibu untuk membawa bayi atau balita mereka untuk imunisasi. Berdasarkan uraian materi diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana Hubungan Peran Petugas Kesehatan terhadap Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Status Imunisasi Bayi di Puskesmas Namorambe Tahun 2008

0 43 71

Hubungan Perilaku Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Tahun 2016

0 0 11

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 9

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 0 20

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selesai Kabupaten Langkat

0 2 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian Imunisasi - Hubungan Perilaku Ibu Dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan Delitua Tahun 2012

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Perilaku Ibu Dengan Peran Petugas Kesehatan dalam Pemberian Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Namorambe Kecamatan Delitua Tahun 2012

0 0 7

HUBUNGAN PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN MEDIA INFORMASI DENGAN PERILAKU SEKSUAL IBU PASCANIFAS DI PUSKESMAS MERGANGSAN NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Peran Petugas Kesehatan dan Media Informasi dengan Perilaku Seksual Ibu Pascanifas di Puskesmas Mergangsan - DI

0 0 15