Visualisasi surga dan neraka (Kajian tematik terhadap ayat-ayat al-qur'an tentang surga dan neraka

VISUALISASI SURGA DAN NERAKA
(Kajian Tematik Terhadap Ayat-ayat al-Qur‟an Tentang Surga dan Neraka)

Oleh:
Mega Rista Octavianti
NIM : 106034001204

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Mega Rista Octavianti

NIM


: 106034001204

Tempat/Tgl. Lahir

: Jakarta, 27 Oktober 1988

Program Studi

: Tafsir Hadis

1. Skripsi dengan judul : ”Visualisasi Surga dan Neraka” (Kajian Tematik
Terhadap Ayat-ayat al-Qur‟an Tentang Surga dan Neraka) adalah hasil
karya intelektual saya, yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kecuali kutipan-kutipan yang
disebutkan sumbernya.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya,
maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 29 September 2010

Mega Rista Octavianti

VISUALISASI SURGA DAN NERAKA
(Kajian Tematik Terhadap Ayat-ayat al-Qur‟an Tentang Surga dan Neraka)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Oleh:
Mega Rista Octavianti
NIM: 106034001204


Pembimbing

Dr. Ahsin Sakho M Asyrofuddin, MA
NIP : 19560221 199603 1 001

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
PEDOMAN TRANSLITRASI ................................................................... x

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A.

Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B.

Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 9

C.

Kajian Pustaka ........................................................................ 10

D.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 11

E.


Metodologi Penelitian dan Tehnik Penulisan ......................... 12

F.

Sistematika Penulisan .............................................................. 13

BAB II VISUALISASI: PENGERTIAN SURGA DAN NERAKA ........ 14
A. Pengertian Visualisasi dan Manfaatnya ................................... 14
B. Pengertian Surga dan Neraka serta Nama-namanya ................ 16
C. Sifat Surga dan Neraka ............................................................. 25

BAB III PERJALANAN MANUSIA MENUJU TUHANNYA ............... 29
A. Manusia di Alam Arwah ......................................................... 29
B. Manusia di Alam Rahim ......................................................... 32
C. Manusia di Alam Dunia .......................................................... 37
D. Manusia di Alam Barzakh ....................................................... 42
E. Manusia di Alam Akhirat ........................................................ 47
BAB IV VISUALISASI SURGA DAN NERAKA ..................................... 50
A. Taman-taman Surga ................................................................. 50

B. Bidadari-bidadari Surga ........................................................... 60
C. Makanan dan Minuman Ahli Surga dan Neraka ...................... 64
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 68
A. Kesimpulan ................................................................................ 68
B. Saran .......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 73

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan
Huruf Arab

Huruf Latin

‫ا‬

Keterangan
Tidak dilambangkan


B

be

T

te

‫ث‬

Ts

te dan es

‫ج‬

j

je


h

h dengan garis bawah

‫خ‬

Kh

ka dan ha

‫د‬

D

de

dz

de dan zet


R

er

z

zet

‫س‬

S

es

‫ش‬

Sy

es dan ye


‫ص‬

s

es dengan garis bawah

‫ض‬

D

de dengan garis bawah

‫ط‬

T

te dengan garis bawah

‫ظ‬


Z

zet dengan garis bawah

‫ع‬



koma terbalik di atas, menghadap ke

‫ر‬

kanan
Gh

ge dan ha

‫ف‬

F

ef

‫ق‬

Q

ki

K

ka

‫ل‬

L

el

‫م‬

M

em

‫ن‬

N

en

‫و‬

W

we

‫ه‬

H

ha

‫ء‬



apostrof

‫ي‬

Y

ye

2. Vocal Tunggal
Tanda Vokal Arab

Tanda Vokal Latin

Keterangan

_

a

Fathah

_

i

kasrah

_

u

dammah

Tanda Baca

Ditulis

Keterangan

‫ــــي‬

ai

a dan i

ْ‫ـــــو‬

au

a dan u

3. Vokal Rangkap

4. Vokal Panjang
Tanda Baca

Ditulis

Keterangan

‫ـــ‬

â

a dengan topi di atas

‫ـــي‬

î

i dengan topi di atas

‫ـــو‬

û

u dengan topi di atas

5. Kata sandang, yang dalam bahasa sistem aksara Arab dilambangkan
dengan huruf, yaitu alif dan lam, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik
diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl
bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.
6. Ta Marbûtah
No
1
2
3

Kata Arab
‫ط ي‬
‫ال م اإسامي‬
‫وح ة الوجود‬

7. Singkatan
Swt

= Subhanahu wa ta‟ala

Saw

= Shalla Allah „alaihi wa sallam

Ra

= Radhiya Allah „anhu

H

= Tahun Hijriah

M

= Tahun Masehi

W

= Wafat

tt

= Tanpa Tempat

tth

= Tanpa Tahun

tp

= Tanpa Penerbit

ed

= editor

Alih Aksara
tarîqah
al-jâmîah al-islâmiyyah
Wahdat al-wujud

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Hari demi hari silih berganti, bulan demi bulan terus berjalan, tahun demi
tahun terus berganti. Pergantian tersebut menandakan bertambahnya –atau lebih
tepatnya berkurangnya- umur manusia. Pernahkah terbesit dalam benak setiap
orang sebuah pertanyaan, ke mana dirinya akan dibawa oleh pergantian waktu
tersebut? Apakah keberadaannya di muka bumi ini hanya mengikuti kaki yang
melangkah tanpa memiliki visi dan misi yang jelas untuk menatap hari esok.
Manusia mulia adalah manusia yang berjiwa, yang dengan jiwanya ia
memiliki kehendak dan kebebasan memilih serta mempertimbangkan dampak
kehendak dari pilihan-pilihannya. Dari pernyataan ini timbul sebuah pertanyaan,
sudahkan semua orang melihat dan merasakan akibat perbuatannya yang
didasarkan pada kehendak dan pilihannya itu? Sudahkan yang baik memetik hasil
perbuatan baiknya, dan yang jahat memetik hasil dari kejahatannya? Pada
kenyataan yang terlihat saat ini, tak jarang manusia baik dicambuk oleh kehidupan
dengan cemetinya, dan tak sedikit pula orang yang jahat disuapi dunia dengan
kenikmatannya.1
Panggung sejarah perjalanan keberadaan manusia dapat digambarkan,
bahwa sekali diciptakan sebagai manusia, ia akan mengarungi perjalanan
keberadaannya kekal abadi. Apa yang dinamai “mati” bukanlah akhir dari
1

h. 494.

M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi (Jakarta:PT Mizan Pustaka, 2007), cet ke-2,

perjalanan keberadaan manusia, melainkan hanya satu peristiwa dari beberapa
peristiwa besar dalam perjalanan sejarahnya, yaitu peristiwa perpindahan dari
panggung sejarah kehidupan dunia ke panggung kehidupan berikutnya.
Al-Qur‟an yang dipandang sebagai kitab Agung ini benar-benar
mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang beragam, ia memiliki metode yang
terpadu dalam mengungkap semua tujuannya, baik tujuan itu berupa berita
gembira atau peringatan;kisah yang terjadi atau yang akan terjadi. Salah satu
keistimewaan al-Qur‟an yang masih terlupakan dan tersembunyi adalah mengenai
visualisasi2 atau gambaran mengenai Surga dan Neraka.
Manusia diciptakan oleh Allah mulai dari tiada menjadi ada, kemudian
tiada dan kembali ada. Dalam pandangan al-Qur‟ân kematian dan kehidupan tidak
hanya sekali, melainkan dua kali. Firman Allah swt dalam surat Ghâfir/40: 11
berikut :

            

  

“Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau Telah mematikan
kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami
mengakui dosa-dosa kami. Maka Adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk
keluar (dari neraka)?."

2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti visualisasi adalah 1) pengungkapan suatu
gagasan atau pesanan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta juga
grafik, 2) proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi oleh produser.
Lihat. DepDikBud., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), cet. Ke-3,
lihat juga JS. Badudu dan Sultan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan, 1994), cet. Ke-3.

Kematian pertama dialami manusia sebelum kelahirannya, sedangkan kematian
kedua yaitu saat ia meninggalkan dunia yang fana ini. Kehidupan yang pertama
adalah saat manusia menarik dan menghembuskan nafas di dunia, dan kehidupan
keduanya adalah saat manusia berada di alam barzakh.3 Memang, terkadang
perbincangan akan kematian, bukanlah suatu hal yang menyenangkan, karena
kematian tidak memilih usia, waktu dan tidak pula tempat, karena sejatinya naluri
manusia menginginkan dirinya untuk hidup seribu tahun, dan tak ingin
kehidupannya dan eksistensinya di lekang oleh waktu.
Namun, hal yang demikian itu tidaklah mungkin, karena Allah
menciptakan manusia tidaklah main-main juga tidak dibiarkan begitu saja tanpa
pertanggungjawaban dan ia pasti akan kembali pada-Nya, Allah swt berfirman
dalam surat al-Mu‟minûn/23: 115 berikut :

        
 
“Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami
menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?.”4
Juga firman-Nya dalam surat al-Qiyâmah/75: 36 berikut :

     
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja
(tanpa pertanggung jawaban)?”5
3

Barzakh makna aslinya adalah suatu halang-rintangan yang terletak di antara dua barang
atau suatu halang rintangan. Dalam hal ini barzakh mengandung arti jangka waktu antara mati dan
hari kiamat.
4
TIM DEPAG RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.
Ke-1, vol. 6, hal. 554.

Keimanan kepada Allah tidaklah sempurna kecuali dengan keimanan
kepada Hari Akhir, karena pokok keimanan adalah percaya kepada Allah swt dan
Hari Akhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan,
sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinya dengan keyakinan tentang
adanya hari kemudian, karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya
ditemukan di hari kemudian nanti.6
Sesungguhnya hari akhir itu pasti akan datang, dan sampai saat ini tak ada
seorang pun yang dapat mengetahui kapan ia datang, Allah swt pun sengaja
menyembunyikannya, agar seluruh manusia mendapatkan apa yang telah ia
perbuat, sebagaimana firman-Nya dalam surat Thâha/25 :15 berikut:

          

“Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan
(waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia
usahakan.”7
Allah swt telah merahasiakan akan datangnya Hari Kiamat, agar manusia
mendapatkan apa yang telah diperbuatnya, dengan menjadikan dunia sebagai
ladang bagi manusia untuk bercocok tanam yaitu untuk berbuat amal kebajikan,
dan akhirat sebagai tempat untuk menuai yaitu sebagai tempat untuk menerima
ganjaran, maka di sinilah Allah swt menyediakan tempat bagi hamba-Nya yang
5

TIM DEPAG RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.
Ke-1, vol. 10, hal. 454.
6
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Jakarta:PT Mizan Pustaka, 2007), cet ke-1,
hal 109.
7
TIM DEPAG RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.
Ke-1, vol. 6, hal. 119.

mengikuti tuntunan –Nya, yaitu berupa Surga. Surga yang Allah sediakan, di
dalam al-Qur‟an divisualisasikan surga didalamnya dengan adanya sungai-sungai
yang mengalir di bawahnya, sungai anggur yang tidak memabukkan, juga terdapat
segala macam buah-buahan. Sebagaimana tertulis dalam al-Qur‟ân surat arRa‟d/13: 35 berikut :

             
  

        

“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang
takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya
tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat
kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan
bagi orang-orang kafir ialah neraka.”8
Juga dalam surat Muhammad/47: 15 berikut :

                

    
         
              

  

“Apakah perumpamaan penghuni surga yang dijanjikan kepada
orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air
yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak
beubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi
peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka
8

TIM DEPAG RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.
Ke-1, vol.2, hal.112.

memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari
Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi
minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?.”9
Disamping itu pula, Allah swt menciptakan bidadari-bidadari yang cantik
dan jelita yang tak pernah tersentuh oleh manusia dan jin, didalamnya pun
terdapat minuman-minuman yang menyegarkan yang bercampur dengan jahe.
Firman Allah dalam surat al-Insan/76: 17 berikut :

      
“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang
campurannya adalah jahe.”10
Setelah membicarakan visualisasi akan keindahan Surga, di dalam al-Qur‟an
pun terdapat visualisasi akan Neraka, yaitu yang telah Allah sediakan bagi orangorang yang tidak patuh terhadap-Nya. Persediaan didalamnya tak lain adalah
pohon zaqqum dan air yang mendidih. Firman Allah dalam surat al-Wâqiah/56: 52
dan 54 berikut :

        
  
“Benar-benar akan memakan pohon zaqqum. Sesudah itu kamu
akan meminum air yang sangat panas.”
Dalam hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Allah
mengatakan :
9

TIM DEPAG RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.
Ke-1, vol. 9, hal. 321.
10
TIM DEPAG RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
cet. Ke-1, vol. 10, hal. 478.

“Kusediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh segala kenikmatan
yang belum pernah dilihat oleh mata, belum didengar telinga, bahkan
belum pernah tergambar dalam hati sanubari manusia.”11
Bedasarkan hadis Qudsi tersebut, dapat di pahami, bahwa sesungguhnya
Allah telah menyediakan tempat balasan untuk manusia di akhirat kelak, namun
yang demikian itu belum sama sekali diketahui oleh manusia. Sedangkan sejauh
ini, telah diketahui banyaknya visualisasi akan Surga dan Neraka, di dalam bukubuku, majalah, atau bahkan di film apakah yang demikian itu semata-mata
meninabobokan manusia dengan kenikmatan yang ada di surga dan menakutkan
apa yang ada di neraka.
Apakah yang difikirkan tentang Surga dan Neraka jauh dari keadaan
sebenarnya. Jikalau memang Surga yang digambarkan tersebut berupa sungaisungai yang mengalir, di dalamnya terdapat pepohonan, buah-buahan serta
keindahan-keindahan lainnya, bukankah hal yang demikian itu sudah ada di dunia
dan telah dirasakan. Lalu, dimanakah letak keistimewaannya? Memang, bahwa
metode deskripsi dalam al-Qur'an adalah metode yang diunggulkan dalam gaya
bahasa al-Qur'an. Sebagaimana yang di tulis Sayyid Qutb dalam bukunya Taswir
al-Fanni fi al-Qur‟an. Al-Qur'ân mengekspresikan dengan ilusrasi yang sensitif

11

Abu al Husein Muslim bin al-Hajjâj Abu al- Hasan al-Qusyaîrî an-Naisabûri, Shahîh
Muslim (Beirut: Dar al Âfâq al Jadîdah), juz. 8, hal 143.

dan imajinatif tentang makna abstrak, kondisi psikis, peristiwa konkret, adegan
nyata, teladan kemanusiaan dan tabiat manusia.12
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
mengkaji masalah ini lebih mendalam guna mendapatkan pengetahuan yang
komprehensif tentang keistimewaan-keistimewaan al-Qur`an khususnya masalah
mengenai visualisasi Surga dan Neraka, dengan cara menganalisa dan
menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan tema tersebut dengan menggunakan
metode tematik serta mengkajinya dengan menggunakan hasil-hasil analisa
ilmiah.
Penulis akan membahas ayat-ayat di atas sebagai kajian penyusunan
skripsi ini, karena kandungan ayat tersebut dapat dijadikan pedoman bagi umat
Islam untuk memahami pesan serta makna dari visualisasi surga dan neraka.
Penulis menjadikan pembahasan ini dengan menggunakan metode
tematik13 karena metode tersebut secara rinci mengumpulkan ayat-ayat dengan
permasalahan yang sama sehingga al-Qur‟an terlihat utuh serta petunjuk-petunjuk
yang ada di dalamnya dapat dijelaskan dan dipahami oleh pembaca.
Atas dasar tersebut dan melihat latar belakang di atas, penulis akan
mengangkat skripsi dengan judul ”VISUALISASI SURGA DAN NERAKA
(Kajian Tematik Atas Ayat-ayat al-Qur’an Tentang Surga dan Neraka).”

12

Sayyid Qutb, Qiamat, Mengungkap Berita-berita Besar Tentang Hari Akhir dalam alQur'an, terj. Nurul Karimah (Yogyakarta:Uswah,2007), hal. 379.
13
Metode tematik adalah menghimpun ayat-ayat al-Qur‟an yang memiliki maksud yang
sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik masalah dan menyusunnya berdasarkan
kronologi serta sebab turunnya ayat tersebut. Lihat Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir
Maudhui, terj. Suryan A. Jamrah (Jakarta: raja Grafindo, 1994), h. 45-46.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditemukan sebuah permasalahan mendasar
dalam penelitian ini. Terutama keistimewaan metode al-Qur'an dalam berekspresi
adalah deskripsi. Deskripsi dalam al-Qur'an memiliki satu makna yaitu keserasian
penyampaian, keindahan pemaparan, juga tentunya keelokan pengemasan.
Maka dengan ini dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan :
1. Apakah surga dan neraka itu telah ada?
2. Apakah luas keduanya seperti antara langit dan bumi?
3. Apakah peran dan fungsi adanya visualisasi tersebut?
4. Bagaimanakah penafsiran mufasir pada ayat-ayat visualisasi surga dan
neraka?
Banyak ditemukan dalam al-Qur‟an ayat-ayat mengenai Surga dan Neraka.
Agar pembahasan dalam penelitian ini jelas dan terarah dengan baik, maka
penulis membatasi pada surat al-Ra‟d ayat 35, Muhammad ayat 15, al-Wâqiah
ayat 52,54, 56,58, al-Insân ayat 17 dan al-Naba ayat 25. Pembatasan pada surat
tersebut dengan alasan karena ayat tersebut telah mewakili akan visualisasi
tentang Surga dan Neraka, ayat tersebut pun yang sering di ingat oleh masyarakat
luas dan penulis memfokuskan penulisan skripsi ini hanya pada kajian mengenai
visualisasi Surga dan Neraka saja, tidak dengan amal-amal perbuatan yang dapat
memasukkan manusia ke tempat tersebut ataupun yang berkaitan dengannya.
Berdasarkan

identifikasi dan batasan masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah pada :

Apa peran dan fungsi visualisasi surga dan neraka serta bagaimana
penafsiran mufasir pada ayat-ayat visualisasi Surga dan Neraka?

C. Kajian Pustaka
Telah banyak beberapa tulisan, baik itu berbentuk buku maupun artikel
yang membahas dan berhubungan tentang surga dan neraka. Akan tetapi masih
minim yang memfokuskan pembahasan pada visualisasi surga dan neraka.
Diantara buku yang berhasil penulis temukan adalah :
Perjalanan Manusia Menuju Tuhannya. Karangan H. Anwar Junus, SH.14
Setelah penulis membaca buku ini, penulis mendapatkan informasi mengenai
proses kehidupan manusia di dunia hingga ke akhirat. Namun, dalam buku ini
tidak membahas secara luas mengenai visualisasi Surga dan Neraka.
Taswir al-Fanni fi al-Qur’an, Keindahan al-Qur’ân yang Menakjubkan.
Karangan Sayyid Qutb.15 Buku ini penulis mendapatkan informasi, bahwa salah
satu gaya yang diunggulkan al-Qur‟an dalam berekspresi adalah visualisasi atau
deskripsi. Dalam buku ini tidak memfokuskan dalam pembahasan mengenai
Surga dan Neraka, namun sangatlah membantu dalam memahami bagaimana
penggambaran al-Qur‟ân terhadap sesuatu.
Indahnya Bidadari Surga, Karangan Jamal Abdurrahman.16 Dalam buku
ini mengungkapkan sifat-sifat dari bidadari-bidadari surga, yaitu sebagai isteri

14

cet. Ke-1.

15

Anwar Junus, Perjalanan Manusia Menuju Tuhannya (Jakarta: NizhamPress, 2007),

Sayyid Qutb, Taswir al-Fanni fi al-Qur’an, Keindahan al-Qur’an yang Menakjubkan
(Jakarta : RabbaniPress, 2004), cet. Ke-1.
16
Jamal Abdurrahman, Indahnya Bidadari Surga (Jakarta: Rabbani Press, 2004), cet.
Ke-1.

yang suci, matanya yang indah, kesuciannya, juga bahan penciptaannya. Dalam
hal ini citra bidadari telah digambarkan dan menjadikan dorongan yang kuat bagi
kaum pria untuk mendapatkannya, lalu sugesti macam apakah yang bisa diberikan
untuk wanita?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Begitu banyak informasi-informasi yang didapatkan perihal Surga dan
Neraka, namun terkadang informasi yang didapatkan belumlah terkuak, maka dari
itu tujuan penelitian ini adalah pertama, mengetahui peran dan fungsi dari
visualisasi surga dan neraka. Kedua, mengetahui penafsiran mufasir pada ayatayat tentang visualisasi surga dan neraka. Ketiga, sebagai syarat untuk
menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Jurusan Tafsir Hadis.
Sedangkan dengan adanya penelitian ini, penulis berharap akan mendatangkan
manfaat, diantaranya yaitu berupa manfaat Ilmiah dalam rangka memperkaya
khazanah ilmiah di bidang Tafsir al-Qur`an, juga manfaat kepada masyarakat
adalah untuk menambah kemajemukan dalam berfikir juga sebagai media untuk
meningkatkan setiap detik kesadaran religi setiap individu dan mengingatkan
bahwa dunia bukanlah segalanya, karena masih ada kehidupan yang kekal
nantinya.

E. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan
Bentuk penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan)
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklarifikasi serta menelaah
beberapa literatur yang berkaitan dengan inti permasalahan.
Kegiatan pengumpulan data, dalam penelitian ini dilaksanakan dengan
menggali informasi atau pesan dari bahan-bahan tertulis yang tersedia berupa
buku-buku. Sumber data primer adalah Al-Qur‟an. Adapun sumber data sekunder
berupa kitab-kitab syarah hadis dan kitab-kitab Tafsir karya Quraish Shihab, yaitu
Tafsîr al-Misbâh: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an dan juga Tafsîr alSya’râwi karya Syeikh Mutawalli al-Sya‟râwi, serta salah satu karya monumental
dari salah seorang mufassir ternama yaitu Sayyid Qutb, dengan judul bukunya
Taswir al-Fanni fi al-Qur’an, serta buku-buku yang memberikan penjelasan ke
arah tersebut. Karya-karya ini dijadikan bahan tambahan bagi sumber primer. Dari
sumber primer maupun sekunder, diharapkan diperoleh data kualitatif sesuai yang
diinginkan. Selanjutnya data-data yang telah terhimpun, diolah dengan analisis,
interpretasi dan studi komparasi sehingga dapat memberi pengertian dan konklusi
sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang menjadi objek penelitian
ini.
Adapun teknik penulisan ini mengacu kepada buku pedoman penulisan
karya ilmiyah, skripsi, tesis dan desertasi yang diterbitkan UIN Jakarta Press pada
tahun 2006/2007.

E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisannya, penulis membagi skripsi ini dalam lima
bab, yakni :
Bab pertama,

Pendahuluan menjelaskan tentang apa yang melatar

belakangi skripsi ini sehingga timbul permasalahan, mengidentifikasi, membatasi
dan merumuskan masalah, kajian pustaka, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan metodologi penulisan serta sistematika penulisan.
Bab kedua, menjelaskan sekilas pengertian visualisasi serta urgensinya,
pengertian Surga dan Neraka dan nama-namanya, juga sifat Surga dan Neraka.
Bab ketiga, menjelaskan tentang perjalanan manusia menuju tuhannya,
yaitu manusia di alam arwah, manusia di alam rahim, manusia di alam dunia,
manusia di alam barzakh, manusia di alam akhirat. Pada bab dua ini di rasa perlu
untuk membahas akan hal tersebut, sebagai estafet pendukung untuk menuju
pembahasan selanjutnya, didalamnya membahas akan perjalanan awal manusia
hingga akhir dari kehidupannya di dunia serta keterkaitan antara dunia dan
akhirat.
Bab keempat, memaparkan penafsiran dari para mufasir tentang visualisasi
surga dan neraka, taman-taman surga, bidadari-bidadari surga, makanan dan
minuman ahli surga dan neraka, dan analisis penulis terhadap ayat-ayat tentang
surga dan neraka.
Bab kelima, merupakan bab terakhir yang berisikan mengenai kesimpulan
dan saran.

BAB II
VISUALISASI SERTA SEKILAS TENTANG PENGERTIAN SURGA DAN
NERAKA

Salah satu keunikan al-Qur‟an adalah segi metode pengajaran dan
penyampaian pesan-pesannya kedalam jiwa manusia. Salah satu metode
pengajaran al-Qur‟an yakni penyampaian melalui ungkapan visualisasi dalam halhal yang mendasar dan bersifat abstrak. Hal-hal tersebut diungkap al-Qur‟an
melalui perumpamaan yang bersifat konkret (hissi). Metode ini dimaksudkan
menjelaskan dan menegaskan makna pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan
menggunakan perumpamaan berbentuk konkret tersebut, para pendengar dan
pembaca al-Qur‟an akan merasakan seolah-olah pesan yang disampaikan alQur‟an itu terlihat secara langsung.
Hakikat-hakikat

yang

tinggi

dalam

makna dan tujuannya

akan

menampilkan gambarannya secara lebih menarik, jika dituangkan dalam kerangka
retorika yang indah. Dengan analogi yang benar, ia akan lebih dekat dengan
pemahaman suatu ilmu yang telah diketahui secara yakin. Tamtsîl (perumpamaan)
merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna yang hidup di dalam
pikiran. Biasanya, dilakukan dengan metode mempersonifikasikan sesuatu yang
gaib dengan yang hadir, yang abstrak dengan yang konkrit, atau dengan
menganalogikan sesuatu hal dengan hal yang serupa.17

17

Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an, terj. Aunur Rafiq el-Mazni
(Jakarta: Pustaka al-Kausar, 2006), hal. 352.

Al-Qur‟an yang dipandang sebagai kitab yang Agung ini memiliki banyak
keistimewaan, salah satunya adalah dalam memvisualisasikan sesuatu yang gaib.
Visualisasi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah visualisasi al-Qur‟an
terhadap Surga dan Neraka. Tak jarang bahkan sering terdengar penjelasan
mengenai Surga dan Neraka, dan seakan jiwa ini pun terhanyut dibawa olehnya.
Akan tetapi, penjelasan mengenai visualisasi tersebut masih memerlukan
penjelasan terperinci. Berikut akan diulas tentang pengertian tersebut.

A. Pengertian dan Manfaat Visualisasi
Visualisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengungkapan
suatu gagasan atau pesanan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata
dan angka), peta juga grafik, proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk
disajikan lewat televisi oleh produser.18 Sedangkan dalam al-Qur‟an visualisasi
berarti perumpamaan, gambaran, yang dengan ini dinamakan matsâl. Matsâl
tersebut dibuat oleh Allah swt agar manusia dapat berpikir, sebagaimana firmanNya dalam surat al-Hasyr/59: 21 berikut:

   
          

     

“Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran Ini kepada sebuah
gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan

18

DepDikBud., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), cet. Ke3, lihat juga JS. Badudu dan Sultan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan, 1994), cet. Ke-3.

ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami
buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” 19
Visualisasi dalam al-Qur‟an adalah menonjolkan makna dalam bentuk
perkataan yang menarik dan padat serta mempunyai pengaruh yang mendalam
terhadap jiwa, baik yang yang berupa tasybih20 ataupun perkataan bebas lepas.
Visualisasi digunakan pula untuk menunjukkan arti keadaan dan kisah yang
menakjubkan.21
Visualisasi mengandung banyak sekali manfaat, hikmah serta pelajaran
yang bisa diambil darinya, baik untuk manusia pada umumnya maupun umat
Islam pada khususnya. Adapun di antara manfaat dengan adanya visualisasi ini
adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Manna Khalîl al-Qaththân dalam
kitabnya Mabâhits fi ‘Ulûmil Qur’an”22 berikut : Pertama, menonjolkan sesuatu
ma’qul yaitu yang hanya bisa dijangkau oleh akal, dalam bentuk konkrit yang
dapat dirasakan oleh indera manusia, sehingga akal mudah untuk menerimanya.
Sebab pengertian-pengertian abstrak tidak akan tertanam dalam benak kecuali jika
dituangkan dalam bentuk indrawi yang dekat dengan pemahaman.
Kedua, menyingkap hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang
tidak tampak seakan-akan sesuatu itu tampak.

19

TIM DEPAG RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
vol. 10, hal. 73.
20
Tasybih adalah petunjuk adanya saling keterkaitan suatu perkara dengan yang lainnya
dalam hal makna, kemudian diisyaratkan adanya qarinah dan perangkat atau alat yang digunakan
untuk tasybih tersebut, baik lafal maupun hanya ditakdirnya. Lihat. Abdullah Karim, ilmu tafsir
imam as-suyuti (Banjarmasin: COMDES Kalimantan, 2004), hal. 65.
21
Mannâ Khalîl al-Qaţţân, Mabâhits fi ‘Ulûmil Qur’an, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, ter.
Mudzakir AS (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), cet. Ke-11, hal. 402.
22
, Mannâ Khalîl al-Qaţţân, Mabâhits fi ‘Ulûmil Qur’an, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, ter.
Mudzakir AS, hal. 409.

Ketiga, mengumpulkan makna yang menarik lagi indah dalam ungkapan
yang padat.
Keempat, mendorong orang yang diberi matsâl untuk berbuat sesuai
dengan isi matsâl, jika ia merupakan yang disenangi jiwa. Seperti ketika Allah
membuat perumpamaan bagi keadaan orang yang menafkahkan harta di jalan
Allah, dimana hal itu akan memberikan kepadanya kebaikan yang banyak.
Kelima, menjauhkan atau tanfîr terhadap sesuatu yang dibenci jiwa.
Contohnya firman Allah tentang larangan bergunjing.
Keenam, untuk menguji orang yang diberi matsâl.
Ketujuh, untuk menggambarkan sesuatu yang mempunyai sifat yang
dipandang buruk oleh orang banyak. Misalnya matsâl tentang keadaan orang yang
dikaruniai Kitabullah tetapi ia tersesat jalan hingga tidak mengamalkannya.
Kedelapan, amtsâl lebih berpengaruh kepada jiwa, lebih efektif dalam
memberikan nasehat, lebih kuat dalam memberikan peringatan, dan lebih
memuaskan hati. Allah swt banyak menyebut amtsâl di dalam al-Qur‟an untuk
peringatan dan pelajaran.

B. Pengertian Surga dan Neraka serta Nama-namanya
Perkataan Surga berasal dari bahasa arab yaitu Jannah dengan akar
katanya yaitu Janna. Kata tersebut berasal dari kata Janana pada asalnya berarti
tertutup, yaitu tidak dapat dijangkau oleh panca indera manusia. Dari akar kata
inilah berkembang pengertiannya sejalan dengan perkembangan konteks
pemakaiannya sehingga terbentuk kata lain. Misalnya, janin diartikan sang cabang

bayi yang masih berada di dalam kandungan ibunya. Diartikan demikian karena
bayi tersebut masih tertutup oleh perut ibunya. Salah satu makhluk halus ciptaan
Allah disebut jin karena hakekat dan wujudnya tidak dapat diketahui oleh indera
manusia. Seseorang yang gila disebut majnun, karena akalnya tertutup. Kebun
yang dipenuhi tumbuh-tumbuhan sehingga menutupi pandangan manusia
dinamakan jannah, kata ini diartikan juga dengan Surga karena hakikat Surga
tertutup dari akal dan indera manusia.23
Surga adalah suatu tempat di alam akhirat yang penuh segala macam
kesenangan dan kenikmatan yang belum terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga
dan belum pernah tergores dalam hati manusia, yang telah disediakan oleh Allah
untuk hamba-hambanya yang sewaktu hidup didunia senantiasa bertakwa -Nya,
yaitu yang menjalankan segala perintahnya dan meninggalkan larangannya,
sebagai bentuk balasan bagi mereka selamanya.24
Nama-nama Surga adalah, Dar al-Salam yaitu karena ia merupakan negeri
keselamatan dari setiap musibah dan dari segala yang dibenci. Firman Allah swt
QS. al-An‟am/6: 127

           
“Bagi mereka disediakan darussalam surga pada sisi Tuhannya dan
dialah pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka
kerjakan.”

23
24

A. Rahman Ritonga, Ensiklopedi al-Qur’an : Kajian Kosakata, vol, 1, hal.386.
M. Ali Chasan Umar, Surga dan Kenikmatannya (Semarang: CV. Toha Putra), hal. 9.

Dar al-Khulud yaitu karena penghuninya tidak akan meninggalkannya
untuk selamanya, firman Allah swt surat Hud/11: 108

            

       

“Adapun orang-orang yang berbahagia, Maka tempatnya di dalam
surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika
Tuhanmu menghendaki yang lain sebagai karunia yang tiada putusputusnya.”
Dar al-Muqamah yaitu karena mereka tinggal di dalamnya, tidak mati dan
tidak pindah dari sana selamanya, artinya adalah tempat tinggal yang abadi,
firman Allah swt surat Fathir/ 35: 34-35 :

       
     

 
     
        

 

“Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang Telah
menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benarbenar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan
kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami
tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.”25
Jannah al-Ma’wa, firman Allah swt surat an-Najm/53: 15

  
 
25

TIM DEPAG RI, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
vol. 8, hal. 166.

“Di dekatnya ada surga tempat tinggal.”
Jannah al-Adn adalah Surga tempat tinggal dan menetap selamanya,
firman Allah swt surat Maryam/ 19: 61

            
“Yaitu surga 'Adn yang Telah dijanjikan oleh Tuhan yang Maha
Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (syurga itu) tidak nampak.
Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati.”
Firdaus yaitu kebun yang didalamnya terdapat anggur, kata ini digunakan
untuk semua Surga dan ada juga yang mengatakan bahwa kata ini digunakan
untuk Surga yang paling tinggi dan utama, firman Allah surat al-Mu‟minun/23:
10-11

          
“Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang akan
mewarisi surga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.”26
Jannah an-Na’im yaitu kata ini juga digunakan untuk semua Surga karena
ia mencakup segala yang dinikmati berupa pakaian, minuman, makanan, firman
Allah swt surat Luqman/31: 8

        

26

TIM DEPAG RI, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
vol. 6, hal. 470.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalamal saleh, bagi mereka surga yang penuh kenikmatan.”27
Al-Maqam al-Amin, arti maqam adalah tempat tinggal, sedangkan alAmin adalah aman dari segala keburukan, penyakit, dan setiap yang dibenci. Ialah
yang menghimpunkan semua sifat keamanan, jadi ia aman dari kehilangan
kerusakan dan kekurangan lainnya, dan penghuninya aman dari keluar, terganggu
dan kesusahan. Jadi, ia menghimpun antara tempat dan makanan, sehingga
mereka tidak takut terputusnya buah-buahan dan tidak pula akibat buruknya, juga
aman untuk tidak keluar darinya sehingga mereka tidak menghawatirkannya, dan
juga dari kematian, sehingga mereka tidak takut akan mati di dalamnya, firman
Allah surat ad-Dukhan/44: 55

     
“Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan
dengan aman dari segala kekhawatiran.”28
Maq’ad as-Sidq dan Qidam ash-Sidq yaitu karena dapat diperolehnya
semua yang diinginkan berupa tempat yang baik. Qidam sidq ditafsirkan dengan
amal-amal yang Surga diperoleh dengannya, firman Allah surat al-Qamar/54: 5455.29

            
27

TIM DEPAG RI, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
vol. 7, hal. 537.
28
TIM DEPAG RI, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
vol. 9, hal. 184.
29
Abdul Lathif „Asyur, Kenikmatan dunia hanya sedikit Dibanding Akhirat:
Mengungkap Keajaiban Surga (Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2000), hal. 19-22.

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam tamantaman dan sungai-sungai. Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang
berkuasa.”30
Perkataan Neraka berasal dari bahasa arab yaitu Nâr, akar katanya adalah
Nawwara atau Anâra kata Nâr merupakan bentuk mufrad jamaknya adalah Nîrân
yang berarti Idhâ’ah yaitu cahaya. Kata an-nâr digunakan untuk menunjukkan
rasa panas, baik panasnya perasaan atau panasnya api juga panas berkecamuknya
perang. Disamping itu juga punya makna jahannam, yaitu Neraka. Menurut
Fakhru râzi kata al-nâr dan nîran berbeda, sebab al-nâr tidak akan membakar
kecuali manusia dan batu, sedangkan Muhammad Abduh memaparkan bahwa
kata al-nâr adalah tempat azab akhirat yang sudah diyakini adanya, tetapi tidak
dibahas hakikat al-nâr itu sendiri dan tidak pula diserupakan dengan api yang ada
di dunia. Makna kedua tersebut diatas adalah makna yang terdapat dalam alQur‟an. Kata al-nâr dalam al-Qur‟an hanya memiliki dua arti, yaitu pertama api
yang berkaitan dengan akhirat, sebagaimana tercantum dalam surat Al-Baqarah/2
:174

              
           

     

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang
Telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang
sedikit murah, mereka itu Sebenarnya tidak memakan ke dalam perutnya
melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari
30

TIM DEPAG RI, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
vol. 9, hal. 584.

kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat
pedih.”
Kedua, api yang biasa digunakan manusia di dunia untuk membakar
sesuatu, sebagaimana firman Allah swt surat al-Baqarah/2: 39.31

           
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami,
mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”32
Diantara nama-nama neraka adalah Jahannam tempat yang dalam sekali,
firman Allah swt surat Qaff/50 : 30

         
   

             
       

“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tandatanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orangorang yang lalai.”33
Hâwiyah yaitu marupakan akar kata dari hawa artinya jatuh dari tempat yang
tinggi ke tempat yang dalam, firman Allah swt surat al-Qâri‟ah/101: 8-11
31

Munawarotul Ardi, Ensiklopedi al-Qur’an: Kajian Kosakata al-Qur’an, vol 2, hal. 709.
TIM DEPAG RI, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
vol. 1, hal. 76.
33
TIM DEPAG RI, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
vol. 9, hal. 442.
32

             
 

“Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya,
Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah
neraka Hawiyah itu?, yaitu api yang sangat panas.”

Jahim yaitu api yang menghanguskan, firman Allah swt surat al-Infitar/82 : 14

    
“Dan Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar
berada dalam neraka.”
Sa’îr yaitu api yang menyala, firman Allah swt dalam surat al-Mulk/67: 5

         

   

“Sesungguhnya kami Telah menghiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang, dan kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar
syaitan, dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyalanyala.”34
Saqar yaitu berasal dari kata saqara artinya teriknya matahari menghanguskan
orang, firman Allah swt surat al-Mudatsir/74: 26-30

  
            
     

34

TIM DEPAG RI, al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),
vol. 10, hal. 220.

“Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah
kamu apakah neraka Saqar itu?. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan. Neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya
ada sembilan belas Malaikat penjaga.”
Laza yaitu nyala api, firman Allah swt surat al-Ma‟ârij/70: 15-18

               
“Sekali-kali tidak dapat, Sesungguhnya neraka itu adalah api yang
bergolak, yang mengelupas kulit kepala, yang memanggil orang yang
membelakang dan yang berpaling dari agama, serta mengumpulkan harta
benda lalu menyimpannya.”35
Hutamah yaitu neraka yang membakar manusia sampai ke ulu hatinya. Firman
Allah swt surat al-Humazah/104: 5-9 berikut :

             
“Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?, yaitu api yang disediakan
Allah yang dinyalakan, yang membakar sampai ke hati.”