Pesan moral tentang berbuat baik pada sesama (analisis isi skenario sinetron religi komedi satire mengintip surga di RCTI)

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Quratul Aini

NIM: 106051001864

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.


(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

QURRATUL AINI

NIM: 106051001864

Pembimbing ,

Prof. Dr. Hj. Ismah Salman, M. Hum NIP: 19470515 196708 2001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M.


(3)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya centumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berberlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 25 Mei 2010

Qurratul Aini 106051001864


(4)

dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 7 Juni 2010.

Skripsi ini telah diterima sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 16 Juni 2010

SIDANG MUNAQASAH

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs. Jumroni, MSi Hj. Umi Musyarrofah, MA NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19710816 199703 2 002

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. H. S. Hamdani, M.A H. Zakaria, M. Ag NIP. 19550309 199403 1 001 NIP. 19720807 200312 1 003

Pembimbing,

Prof. Dr. Hj. Ismah Salman, M. Hum NIP: 19470515 196708 2001


(5)

Sinetron Religi Komedi Satire Mengintip Surga Di RCTI)

Kemajuan teknologi memberi dampak yang cukup tinggi dalamkehidupan di dunia, terlebih di dunia pertelivisian. Kebanyakan sinetron menampilkan sisi negatif, berbeda jika harus dihadapkan dengan sinetron religi komedi satire Mengintip Surga yang ditayangkan di RCTI yang masih sangat peduli akan masa depan moral rakyat Indonesia, sinetron ini mengangkat realita yang terjadi di masyarakat kita, tentang seorang pemimpin yang tidak memiliki moral maka rakyatnya pun akan sama tidak bermoralnya dengan pemimpin tersebut. Dan cerita seorang dokter cantik yang memegang teguh janji hipokratesnya yang akan selalu berbuat baik atau akan selalu membantu kepada yang membutuhkan.

Lalu bagaimanakah isi pesan moral dalam skenario sinetron religi komedi satire Mengintip Surgadi RCTI? Dan apa saja pesan moral tentang berbuat baik pada sesama dalam skenario sinetron Mengintip Surga di RCTI?

Sinetron adalah sebuah sinema elektronik tentang sebuah cerita yang di dalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa. Misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat sehari-hari. Ini merupakan sebuah terobosan konstributif para pembuat sinetrondalam aktifitas dakwah, mengingat tayangan sinetron pada masa lalu hanya bisa disaksikan pada bulan Ramadhan saja. Industri hiburan identik dengan life style yang glamour. Sedangkan agama merupakan aturan yang suci. Dan hal yang saling kontradiktif ini disatukan dalam bentuk sinetron, maka keluarlah istilah sinetron religi. Komedi satire adalah salah satu alternatif penyampaian dakwah yang mudah diterima oleh masyarakat karena bersifat menyindir tanpa bermaksud menggurui sekaligus dapat menghibur masyarakat dengan humornya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode analisis isi (Content Analysis). Penghitungan analisanya dengan uji realiabilitas menggunakan rumus Holsty dan kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri itu dihitung dengan komposit reliabilitas, untuk menghitung persentase tertinggi masing-masing kategori menggunakan rumus distribusi frekuensi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar koding (coding sheet) yangdibuat berdasarkan kategori.

Ternyata hasil dari kategorisasi pesan moral skenario sinetron Mengintip Surga di RCTI adalah isi pesan moral yang mengandung pesan hubungan manusia dengan diri sendiri dan dalam acara ini memang lebih banyak tentang tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Nilai hubungan manusia dengan diri sendiri merupakan frekuensiyang tertinggi dengan persentase 39,2% dibandingkan dari nilai hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia lain. Tingginya persentase pesan moral hubungan manusia dengan diri sendiri dapat dilihat sebagai usaha untuk membentuk kepribadian masyarakat mengingat masalah ini merupakan hal penting dalam membentuk perilaku masyarakat.


(6)

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu realitas yang tidak bisa dipungkiri, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Alhasil, kemajuan teknologi tersebut mempermudah suatu kebutuhan bagi manusia. Terlebih pemutakhiran komunikasi dan informasi secara radikal telah melahirkan media massa yang mampu menembus ruang dan waktu sehingga dapat menjembatani kebutuhan manusia yang ada diberbagai pelosok dunia, dengan demikian tidak ada lagi sekat yang dapat membatasi hubungan manusia di dunia ini.

Di sisi lain, kemajuan tersebut ternyata membawa (efek) yang tidak kecil bagi masyarakat dunia. Pengaruh terhadap pergeseran tata nilai dan hubungan antar anggota masyarakat yang tidak lagi personal, tidak ada sentuhan fisik dan rohani. Sehingga tidak dapat dielakkan lagi manusia semakin individualis dan karenanya nilai-nilai kehidupan mengalami perubahan radikal yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku anggota masyarakat dan ekspresi budaya.

Perkembangan media informasi khususnya televisi juga membuat dunia semakin hari semakin dekat meskipun arus informasi yang mengalir tersebut akan mempunyai dampak baik positif maupun negatif.1

1

Setyobudi, Cipto. 2005. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Yogyakarta: Graha Ilmu, h.1


(8)

Dari fenomena di atas, dakwah sebagai salah satu aktifitas komunikasi harus mampu memanfaatkan media massa (seperti sinetron ataupun film) sebagai sebuah temuan teknologi yang kian maju untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah yang dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai keahlian dan keterampilan masing-masing pelaku dakwah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dan kaidah ajaran Islam. Walau bagaimanapun dakwah merupakan suatu keharusan yang tidak dapat dielakkan. Setiap muslim diwajibkan untuk mengemban dakwah atau menyampaikan pesan-pesan ilahiyyah berupa ajaran-ajaran Islam kepada yang lain. Melaksanakan tugas dan kewajiban dakwah Islam pada dasarnya merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari perwujudan dan pembinaan keutuhan dan hidup seluruh umat manusia.2

"Gejala meningkatnya peranan agama dalam masyarakat mengisyaratkan munculnya keperluan baru dalam bidang dakwah Islam. Kompleksitas hubungan antara agama dan masyarakat itu agaknya sulit dihindari. Sebab, di satu pihak agama ingin lebih banyak berperan untuk mengendalikan nilai-nilai dan gaya hidup masyarakat yang sedang berubah itu, agar tidak membahayakan sistem nilai umat Islam yang sudah lama mapan, dan juga tidak membahayakan tatanan hidup beragama itu sendiri."3

Di tengah persaingan televisi swasta saat ini, televisi menawarkan program-program acara yang diformat sedemikian rupa. Setiap acara yang disuguhkan mempunyai andil besar dalam menyampaikan ide, visi dan misi para produsernya sehingga televisi terbukti dapat mempengaruhi opini publik. Hal itu berarti bahwa khalayak penonton mempunyai berbagai pilihan untuk menonton program siaran televisi.

2

Syukur, Asmuni. 1998. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.Cet ke 1 h. 168.

3


(9)

Dengan terjadinya persaingan program siaran, tentu saja harus mendapat perhatian khusus bagi mereka yang berkecimpung di media penyiaran, dalam arti untuk terus menerus berupaya meningkatkan program siarannya, kalau tidak ingin ditinggalkan penontonnya4.

Oleh karenanya, di era komunikasi massa seperti sekarang ini, siaran keagamaan (dakwah) tidak cukup hanya disampaikan melalui lisan, mimbar di masjid, mushalla, majelis taklim, atau tempat lainnya. Hal ini disebabkan karena kegiatan tersebut hanya bisa dinikmati oleh kalangan terbatas saja. Namun hendaknya dakwah melalui media televisi haruslah tetap berada dalam system komunikasi Islam. Menurut Rusjdi Hamka Rafiq, sistem komunikasi massa Islam yaitu:

“Menyebarkan atau menyampaikan informasi kepada pendengar, pemirsa atau pembaca tentang perintah dan larangan Allah SWT.”5

Pemanfaatan televisi untuk kegiatan dakwah lebih sesuai, sebab televisi adalah media elektronik yang menjangkau seluruh pemirsa (mad’u) nya secara merata dalam satu kegiatan yang dikemas secara rapid an mad’u tersebut akan mudah menerimanya. Efektifitas, efisien dan mad’u seolah langsung berhadapan dalam jumlah yang cukup besar. Satu paket dakwah dapat diterima oleh sejumlah mad’u. Dakwah melalui televisi dapat diramu dengan segala bentuk acara baik langsung maupun tidak langsung, misalnya dengan model penerapan mimbar

4

Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, (Yogjakarta: Duta Wacana University Press, 1994),h. 14

5


(10)

agama atau sinetron-sinetron dan lain-lain, melalui televisi dakwah bermakna sesuai dengan aneka ragam kehidupan masyarakat.

Sesuai dengan sasaran pemirsanya, stasiun televisi yang menayangkan program dakwah Islam mengemban misi umum yaitu membantu kaum muslim dalam menjalankan perannya seperti dalam keluarga atau dirumah, di dalam organisasi sosial atau ditempat kerja.

Seperti ungkapan seorang pakar dan peneliti televisi di Amerika Serikat: “Televisi adalah agama konvensional, khutbahnya di dengar dan disaksikan oleh jamaah yang lebih besar dari agama manapun. Rumah ibadahnya terbesar di seluruh pelosok bumi, yang diikuti dengan penuh khidmat dan boleh jadi lebih banyak menggetarkan hati dan mempengaruhi alam bawah sadar manusia melebihi ibadah dari agama-agama yang ada."6

RCTI adalah salah satu televisi swasta di Indonesia yang menyediakan program acara sinetron religius bercirikan komedi satir, dari sekian banyak sinetron yang ada hanya sinetron yang berjudul Mengintip Surgalah yang banyak memberikan pesan-pesan moral yang berbentuk menyindir tetapi tidak akan menyinggung secara langsung karena dialog di sinetron ini selalu dibumbui komedi jadi terkesan menyindir tetapi tidak menggurui, isi cerita dalam sinetron ini tidak jauh berbeda dari kenyataan hidup masyarakat sekarang ini.

Cukup dengan berbuat baik pada sesama, tanpa pamrih tanpa itung-itungan. Itu sama artinya Anda sudah mengintip sejuta kenikmatan yang Allah SWT selalu janjikan: surga. Cukuplah hanya menikmatinya sesaat. Tapi kalau mau berkali-kali mengintip surga, berbuat baiklah terus menerus!.

6


(11)

Begitulah kurang lebih moral cerita seri komedi produksi Multivision Plus: Mengintip Surga. Mengintip Surga bercerita tentang pengalaman-pengalaman seorang dokter muda idealis dan berani menghadapi tantangan (ini kerena dia terikat sumpah Hipokrates). Sumpah seorang dokter yang akan membantu semua orang, tanpa pamrih, tanpa pandang bulu, tanpa melihat status sosial. Padahal dokter Sarah adalah anak keluarga kaya, bapak-ibunya juga dokter dan pemilik rumah sakit. Sarah menolak ketika ibunya menawarkan bekerja di rumah sakit ia memilih mengabdi pada mereka yang membutuhkan pertolongannya pada masyarakat kelas bawah. Sarah memilih sebuah kampung kumuh di kota Jakarta, tapi tidak memiliki Puskesmas atau dokter.

Tidak ada dokter yang mau berpraktek di kampung tersebut. Begitu banyak preman, bandit, tukang tadah, penjudi, dan semua profesi pelanggar hukum. Bidin tukang ojek langganan Sarah sudah mengingatkan untuk tidak tinggal di kampung tersebut. Namun Sarah tetap nekat.

Masyarakat haus akan pesan-pesan moral yang bisa menuntun mereka untuk merubah perilaku mereka dalam sebuah media khususnya televisi, tayangan yang bukan hanya bisa untuk ditonton saja tetapi juga bisa menjadi tuntunan untuk mereka. Kebanyakan dari sinetron-sinetron yang ada ditelevisi sangat jarang sekali yang bisa memberikan pesan moral kepada penontonnya, yang ada hanya perebutan warisan, kekuasaan. Dengan hadirnya sinetron “mengintip surga” diharapkan bisa memberikan gebrakan baru untuk para penulis skenario untuk bisa lebih baik lagi dalam penyajian cerita sehingga masyarakat bukan hanya


(12)

mampu untuk menyimak saja tetapi mampu untuk mengambil pesan-pesan moral yang disampaikan oleh sebuah tayangan sinetron, sinetron religi yang dibumbui komedi satir atau sindiran-sindiran membuat penonton tidak akan merasa bosan untuk menontonnya, sehingga membuat sinetron ini lebih telihat unik dan dengan bahasa-bahasa yang mudah untuk dicerna sehingga pesan yang disampaikan langsung mengena di hati para penonton.

Untuk itulah saya sangat tertarik sekali untuk meneliti “PESAN MORAL TENTANG BERBUAT BAIK PADA SESAMA (ANALISIS ISI SKENARIO SINETRON RELIGI KOMEDI SATIRE MENGINTIP SURGA DI RCTI)”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas, penulis membatasi permasalahan pada Isi pesan moral yang terdapat pada episode 1,2,18, dan 19. Seluruh episode yang ada di sinetron religi komedi satir Mengintip Surga berjumlah 32 episode, tetapi penulis hanya membatasi pada 4 episode saja karena 4 episode itu sudah mewakili inti cerita dari sinetron ini.

2. Perumusan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis mencoba untuk merumuskan permasalahan, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan pelebaran dalam pembahasannya nanti. Secara sederhana, perumusan masalah tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :


(13)

1. Bagaimana Isi pesan moral dalam skenario sinetron religi komedi satire Mengintip Surga di RCTI?

2. Apa saja pesan moral tentang berbuat baik pada sesama yang terdapat dalam skenario sinetron religi komedi satire Mengintip Surga di RCTI ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah :

a. Mengungkap pesan moral yang terdapat dalam skenario sinetron religi komedi satire Mengintip Surga di RCTI.

b. Untuk mengetahui isi pesan yang terkandung dalam skenario sinetron Mengintip Surga di RCTI.

2. Manfaat Penelitian

a. Akademis

Dengan penelitian diharapkan dapat memperkaya teori-teori komunikasi dan dakwah yang berkaitan dengan komunikasi massa dan dakwah yang terdapat di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya dan umumnya bagi keilmuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Praktis

Harapan penulis dengan melakukan penelitian ini, dapat menambah ilmu dan memperluas wawasan bagi teoritis, praktis. Dan penelitian


(14)

ini juga diharapkan, bahwa komunikasi massa berguna sebagai wawasan pemikiran dan praktek yang diperoleh dari jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya dan umumnya bagi Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dan Metode yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini adalah metode analisis isi (Content Analysis), di mana analisis isi sering dipakai untuk mengkaji pesan-pesan dalam media. Analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya7.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian ini adalah sinetron berjudul “Mengintip Surga” di RCTI

b. Objek penelitian ini adalah isi pesan dan kandungan dalam skenario sinetron “Mengintip Surga”.

7

Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2007, h. 89


(15)

3. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Skenario episode 1, 2, 18 dan 19, kaset rekaman. 2. Wawancara

Untuk mendapatkan data yang objektif penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada penulis skenario Warid A. S untuk mengetahui profil singkat tentang dirinya.

3. Observasi. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan isi pesan moral pada skenario sinetron religi komedi satir Mengintip Surga.

Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode content analisys yang dapat membantu memecahkan masalah yang timbul dalam penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Memilih Sampel

Sampling adalah suatu macam cara pengumpulan data yang sifatnya tidak secara menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh obyek penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah skenario episode 1 (Surga Dunia), episode 2 (Saling tolong menolong), episode 18 (Sesungguhnya Allah telah menggariskan jodoh, dan umur manusia, dan episode 19 (Ahli Sujud) pada sinetron Mengintip Surga yang ditayangkan di RCTI. Penarikan sampel dilakukan dengan metode sampling non probabilitas: Purposive Sampling


(16)

(sampel bertujuan)8. Alasan penarikan sampel episode 1, 2, 18 dan 19 atas dasar pertimbangan pada episode tersebut merupakan episode paling banyak terjadi di kehidupan masyarakat.

2. Hipotesa

Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara dan ditarik berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Maka dugaan sementara peneliti adalah :

Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada pesan moral dalam skenario sinetron religi komedi satir Mengintip Surga. Hipotesis penelitian (H1) : Terdapat pesan moral dalam skenario

sinetron religi komedi satire Mengintip Surga.

3. Unit Analisis

Unit Analisis yang digunakan oleh penulis adalah unit thematik yang merupakan unit tema yang secara struktural ada dalam isi, cerita, penjelasan dan interpretasi. Dan untuk unit thematik yang digunakan adalah tiap kisah atau kalimat yang ada dalam sinetron religi komedi satire Mengintip Surga episode 1, 2, 18 dan 19 yang diproduksi oleh Multivision Plus Pictures.

8

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2008. hal. 109


(17)

4. Tekhnik Pengolahan Data

Menampilkan tiap kisah atau dialog pada sinetron Mengintip Surga, dan dari berbagai judul maka penulis mengambil 4 judul dari sinetron tersebut, dalam hal ini penulis membuat kategorisasi nilai-nilai kemoralan untuk mengamati isi cerita sinetron Mengintip Surga, adapun kategorisasinya adalah9:

a. Hubungan manusia dengan Tuhan, bentuk hubungan manusia dengan Tuhan disebut Akidah. Pesan bernilai Akidah adalah setiap rangkaian kata tiap-tiap kalimat dalam sinetron Mengintip Surga yang mengarah dan mengandung pesan membesarkan nama Allah, meyakini keesaan Allah atau yang mengisyaratkan pada keesaan Allah.

b. Hubungan manusia dengan diri sendiri. Bentuk hubungan manusia dengan diri sendiri disebut Akhlak. Pesan bernilai akhlak adalah setiap rangkaian kata tiap-tiap kalimat dalam sinetron Mengintip Surga yang mengarah dan mengandung pesan gambaran tingkah laku yang baik, akhlakul karimah terhadap Allah, manusia dan makhluk Allah lainnya yang diceritakan dalam sinetron tersebut.

c. Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial.

Bentuk hubungan manusia dengan manusia lain yakni masalah

9


(18)

muamalah. Pesan bernilai mu’amalah adalah setiap rangkaian kata

tiap-tiap kalimat dalam sinetron Mengintip Surga yang mengarah

dan mengandung pesan yang mengatur hubungan manusia dengan

manusia lain yang diceritakan dalam sinetron Mengintip Surga.

Penentuan kategorisasi tersebut dituangkan dalam tabel berikut ini : Tabel 1

Kategorisasi Pesan Moral

No. Pesan Akidah Akhlak Mu’amalah

1 Surga Dunia 2. Tolong Menolong

3. Sesungguhnya Allah telah menggariskan jodoh dan umur manusia

4. Ahli Sujud

Dan Penelitian ini menggunakan tiga orang juri, yaitu:

1. Juri I : Bpk. Sudarman. S. Pd. I. Guru Fiqh di MTS.N 06 Condet, Jakarta Timur.


(19)

2. Juri II : Ibu Sutiyah. Guru agama Islam di SD 03 Pondok Ranggon, Jakarta Timur

3. Juri III : Irsan Taqdirullah, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, angkatan 2006.

Dalam penghitungannya, analisis ini menggunakan uji reliabilitas. a. Uji Reliabilitas

Hasil dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabilitas atau uji reliabilitas pada hakekatnya sama dengan uji reliabilitas teknik pengumpulan data kuantitatif pada umumnya. Dalam penelitian survei uji reliabilitas dilakukan pada kuesioner yang digunakan untuk mengali data. Uji reliabilitas dalam analisis isi pesan untuk menguji reliabel tidaknya data yang diperoleh dari observasi (pengamatan isi pesan). Untuk mendapatkan hasil yang valid maka dilakukan uji reliabilitas antar pelaku koding (hasil observer) dari berbagai indikator-kategori-dan unit analisa yang telah ditentukan.

Dalam uji reliabilitas kategori, penulis menggunakan sistem koding, di mana penulis dibantu oleh koder guna mengukur ketepatan penilaian penulis terhadap kandungan pesan moral dalam skenario sinetron Mengintip Surga.


(20)

CR = 2M N1 + N2 Keterangan :

CR : Coefisien Reliabilitas

2M : Nomor keputusan yang sama antar juri

M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua orang pengkode.

N : Jumlah yang diteliti

N1 dan N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode b. Komposit Reliabilitas

Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan antar juri itu dihitung dengan komposit reliabilitas.

Komposit reliabilitas = N (X antar juri) 1 + (N-1) (X antar juri)

Keterangan :

N : Jumlah juri

X : Rata-rata

Hubungan Manusia dengan Tuhan = 45 : 42 = 1,07

Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri = 45 : 53 = 0,84


(21)

erikut:

Jadi, 1,07 + 0,84 + 1,12 = 3,03

Komposit reliabilitas = N (X antar juri) 1 + (N-1) (X antar juri)

= 3 (3,03) 1 + ( 3-1 ) (3,03)

= 9,09 = 1,28 1 + 6,06

Dari hasil yang ditemukan penulis bahwa yang terjadi maka rata-rata tingkat kesepakatan antar juri pada scenario Eps 1, 2, 18 dan 19 sebesar 1,28 itu berarti terjadi tingkat kesepakatan yang tinggi antar para juri.

c. Untuk melihat persentase terbesar dari masing-masing kategori pesan moral, maka penulis menggunakan rumus distribusi frekuensi10, sebagai b

N = fx x 100% N

10

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2008. hal. 172


(22)

Keterangan :

f = Frekuensi

N = Jumlah Keseluruhan

Rumus ini digunakan untuk melihat persentase terbesar dari masing-masing kategori pesan moral dalam sinetron religi komedi satire Mengintip Surga di RCTI.

Tabel 2

Kategorisasi Nilai Tertinggi dan Terendah

Kategori Pesan Juri Hubungan

Manusia dengan Tuhan

Hubungan Manusia dengan diri

sendiri

Hubungan Manusia dengan manusia

lain

Juri I 11 18 16

Juri II 14 17 14

Juri III 17 18 10

Jumlah 42 53 40

N : 135

Penulis mencoba mengkategorikan nilai tertinggi sampai terendah, dengan kategori sebagai berikut :


(23)

T : > 14

S : 11 – 14

R : 1 – 10

Sudah jelas terlihat dari hasil penghitungan koding antar juri, kategori pesan moral hubungan manusia dengan diri sendiri mendapat nilai tertinggi yaitu lebih dari 14, dan kategori pesan moral hubungan manusia dengan Tuhan mendapat nilai sedang yaitu berkisar 11 sampai dengan 14, kemudian kategori pesan moral hubungan manusia dengan manusia lain mendapatkan nilai terendah yaitu 10, ini dikarenakan hasil dari ke 3 juri menghasilkan nilai terendah yaitu 10.

Dan untuk mengetahui persentase dari masing-masing kategorisasi pesan moral, maka penulis mencoba menghitungnya menggunakan rumus distribusi frekuensi.

TABEL 3

Distribusi Frekuensi

No. Kategori Pesan Frekuensi Persentase

1. Hubungan Manusia

dengan Tuhan

42 31,1 %


(24)

dengan diri sendiri 3. Hubungan manusia

dengan manusia lain 40 29,7 %

Jumlah 135 100 %

Dapat dilihat table di atas, ternyata hasil dari kategorisasi nilai tertinggi isi pesan moral scenario sinetron Mengintip Surga di RCTI adalah isi pesan moral yang mengandung nilai hubungan manusia dengan diri sendiri dengan jumlah persentase sebesar 39,2%, persentase terbesar setelah kategori pesan hubungan manusia dengan Tuhan dengan persentase sebesar 31,1%, kemudian kategori pesan hubungan manusia dengan manusia lain mendapatkan persentase sebesar 29,2%.

Tingginya nilai pesan hubungan manusia dengan diri sendiri sebagai usaha untuk membentuk kepribadian masyarakat mengingat masalah ini merupakan hal yang penting dalam ajaran Islam.

Hubungan manusia dengan diri sendiri sangat penting dan pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat. Bagaimana bias berbuat baik pada sesamanya jika perilaku dan tingkah lakunya tidak mencerminkan hal-hal yang baik.


(25)

Setelah data terkumpul, analisa dilakukan dengan mengkategorisasikan setiap kalimat msuk ke kategori apa, Iman, Akhlak atau Mu’amalah. Kemudian peneliti menganalisis temuan mengenai tiap kalimat atau dialog yang terdapat pada skenario sinetron Mengintip Surga yang mengandung muatan moral dan disesuaikan dengan nilai-nilai moral yang terdapat dalam sineton tersebut.

6. Tekhnik Penulisan

Untuk keperluan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syahid Jakarta (Jakarta, Ceqda, 2007)

E. Sistematis Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan pada skripsi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran umum dalam penulisan skripsi.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini penulis menguraikan Teori Analasis, Pesan Moral, Pengertian Skenario, sinetron religi, pengertian komedi satir, moral


(26)

tentang berbuat baik pada sesama, sekilas tentang materi dakwah tentang berbuat baik pada sesama, sinetron sebagai media dakwah. BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini membahas tentang gambaran umum sinetron mengintip surga di RCTI, sekilas tentang penulisan skenario sinetron mengintip surga, Profil rumah produksi sinetron Mengintip Surga dan tanggapan terhadap sinetron mengintip surga.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Analisis isi pesan moral skenario pada sinetron mengintip surga di RCTI, pesan moral tentang berbuat baik pada sesama dalam skenario sinetron Mengintip Surga.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari penulisan skripsi ini dan Saran yang diharapkan dapat berguna bagi penulis.


(27)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

a. Teori Analisis Isi

Analisis isi (content analysis) digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang11. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik simbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.

Menurut Wazer dan Wiener, analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut Krippendorf, analisis isi adalah suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat ditiru dari data ke konteks. Sedangkan definisi yang diungkapkan oleh kerlinger, agak khas, yaitu analisis komunikatif secara sistematis, obyektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel12.

Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut : (1) data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, nsakah/manuskrip); (2) ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang data tersebut; (3) peneliti memiliki

11

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. RemajaRosdakarya. h. 89

12


(28)

kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/ data-data yang dikumpulkannya; karena sebagian dokumentasi tersebut besifat sangat khas/spesifik13.

Penelitian yang menggunakan analisis isi umumnya melalui tahap-tahap: (1) perumusan masalah, (2) perumusan hipotesis, (3) penarikan sampel (4) pembuatan alat ukur (koding), (5) pengumpulan data (6) analisis data.

Perumusan Masalah. Masalah harus dapat dirumuskan dalam pertanyaan yang dapat diukur. Perumusan dalam metode ini harus jelas dan tegas, sehingga pokok kajian yang spesifik dari problem penelitian mudah dioperasikan dan diukur. Perumusan masalah dalam analisis isi relatif sempit. Sempitnya obyek yang diteliti terwujud dalam unit analisis, jenis dan isi media tertentu. Misalnya peneliti ingin mengetahui tentang proporsi berita di berbagai surat kabar tentang tindakan kekerasan terhadap perempuan. Supaya dapat diteliti maka peneliti harus mendefinisikan secara lebih operasional tindakan kekerasan terdap perempuan.

Perumusan Hipotesis. Hipotesis adalah dugaan sementara yang akan dibuktikan dalam atau melalui penelitian14. Hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol, hipotesis penelitian, atau hipotesis statistik. Penarikan Sampel. Penarikan sampel dimulai setelah kita menentukan satuan analisis (units analysis). Dalam survai pendataan pendudukan, satuan analisisnya adalah umpi. Satuan analisis bukan satu-satunya dasar penarikan sampel. Boleh juga kita menarik subsample: memilih sampel dari subkategori untuk setiap satuan analisis.

13

Setiawan., Bambang. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. h. 7.9

14


(29)

Pembuatan alat ukur. Bila masalah sudah dirumuskan secara operasional, pengembangan alat ukur tidak akan terlalu sulit. Alat ukur harus diprauji (pretested) lebih dahulu. Dengan menggunakan alat ukur yang sama, beberapa peneliti menganalisis bahan yang sama. Kesamaan hasil pengukuran mereka menunjukkan tingkat reliabilitas alat ukur. Bila dengan menggunakan alat ukur lain untuk mengukur kita tetap menghasilkan data yang sama, kita yakin bahwa penelitian kita memiliki validitas.

Pengumpulan Data. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar koding (cooding sheet) yang dibuat berdasarkan kategori yang ditetapkan pada tahap pembuatan alat ukur. Analisis Data. Data dapat dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang atau tabel yang biasa.

Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang menggunakan analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5 unsur komunikasi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell, yaitu who, says what, to whom, in what channel, with what effect. Ketiga jenis penelitian tersebut dapat memuat satu atau lebih unsur “pertanyaan teoretik” Lasswell tersebut.

Pertama, bersifat deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi. Metode deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi15.

Di sini deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Penelitian deskriptif ditujukan untuk (1) mengumpulkan informasi actual secara

15

Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 24


(30)

rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam mengahadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untu menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Dalam praktiknya, hal ini mudah dilakukan dengan cara melakukan perbandingan. Perbandingan tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini.

1. Perbandingan pesan (message) dokumen yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam hal ini analisis dapat membuat kesimpulan mengenai kecenderungan isi komunikasi.

2. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama/tunggal dalam situasi-situasi yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh situasi-situasi terhadap isi komunikasi.

3. Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama terhadap penerima yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh ciri-ciri audience terhadap isi dan gaya komunikasi.

4. Analisis antar-message, yaitu perbandingan isi komunikasi pada waktu, situasi atau audience yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang hubungan dua variabel dalam satu atau sekumpulan dokumen (sering disebut kontingensi (contingency).

5. Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua sumber yang berbeda, yaitu perbedaan antarkomunikator.


(31)

Kedua, penelitian mengenai penyebab message yang berupa pengaruh dua message yang dihasilkan dua sumber (A dan B) terhadap variabel perilaku sehingga menimbulkan nilai, sikap, motif, dan masalah pada sumber B.

Ketiga, penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses komunikasi yang telah berlangsung terhadap penerima (with what effect)?16.

B. Pesan Moral

Pesan adalah berupa lambang atau tanda seperti kata-kata (tertulis ataupun lisan), gestur dll. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.17 Kata moral sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu mos atau mores yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, tabiat, watak, dan cara hidup. Sedangkan secara etimologi moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.18

Moral merupakan ajaran-ajaran, wejengan-wejengan, khotbah-khotbah, patokan-patokan kumpulan peraturan dan ketetapan lisan atau tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik.

16

http://andreyuris.wordpress.com/2009/09/02/analisis-isi-content-analysis/

17

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991) cet.XII, h. 278.

18


(32)

Sumber dasar ajaran-ajaran moral adalah tradisi, adat istiadat, ajaran agama dan ideologi-ideologi tertentu.19

Moral menurut etimologi berasal dari bahasa Latin mores yakni bentuk jamak dari kata mos yang mempunyai arti adat kebiasaan. Sedangkan menurut Poerwadarminta, moral adalah penentuan baik dan buruk terhadap perbuatan dan kelakuan manusia. Sementara itu moral secara terminology berarti suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Yang dimaksud orang yang bermoral dalah orang yang dalam tingkah lakunya selalu baik dan benar.20

Dalam perkembangan selanjutnya, istilah moral sering didahului oleh kata kesadaran. Kesadaran moral didasarkan atas nilai-nilai yang benar-benar esensial dan fundamental serta merupakan foktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral, berperilaku susila, dan sesuai dengan norma yang berlaku. Kesadaran moral erat kaitannya dengan hati nurani. Moral mengandung prinsip, nilai, dan norma yang immanen (menggejala dalam masyarakat).

Jadi pesan moral adalah serangkaian lambang atau tanda berupa kata-kata baik tertulis atau lisan atau pun berupa gestur yang menentukkan baik atau buruknya perbuatan dan kelakuan manusia dalam bertindak agar menjadi manusia yang baik.

19

Tebba, Sudirman. 2007. Etika dan Tasawuf Jawa. Jakarta: Pustaka Irvan. h. 11-12

20

Solihin, M, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup, Bandung: Nuansa, 2005 h.29


(33)

Dalam sinetron religi komedi satire Mengintip Surga, penulis scenario mencoba menyampaikan lambing atau berupa kata-kata lisan atau pun berupa gesture dalam sinetron tersebut, yang disampaikan melalui para pemain (komunikator) baik atau buruknya perbuatan manusia dalam bertingkah laku di masyarakat agar dapat berbuat baik terhadap sesamanya.

C. Pengertian Skenario

Skenario atau naskah film ialah cetak biru yang ditulis untuk film atau acara televisi. Skenario dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli atau adaptasi dari penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra21.

Menurut Sutisno dalam bukunya yang berjudul Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video menjelaskan pengertian skenario adalah cerita dalam bentuk rangkaian sequence dan adegan-adegan namun tidak dalam rincian yang persis. Dapat dikatakan hampir sinonim dengan istilah Screenplay. Pengertian Screenplay itu sendiri adalah garis besar (outline) cerita atau bentuk naskah, meskipun jarang memerinci cara-cara suatu versi perekaman atau shooting. Jadi, hampir mirip dengan skenario22.

Formatnya disusun sedemikian rupa sehingga 1 halaman biasanya menghabiskan waktu 1 menit. Tulisan standar untuk skenario adalah Courier ukuran 12. Terdapat sejumlah program komputer yang dibuat khusus untuk

21

id.wikipedia.org/wiki/Skenario diakses ada tanggal 5 mei 2010, pukul 20.00 WIB

22

Sutisno. P. C. S. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta: PT. Grasindo. h. 70


(34)

membuat skenario, seperti Celtx, DreamaScript, Final Draft, Movie Outline 3.0, FiveSprockets, Montage, dll.

Komponen-komponen utama dalam skenario terdiri dari aksi dan dialog. Aksi merujuk kepada "apa yang kita lihat" dan dialog merujuk kepada "apa yang dituturkan oleh tokoh". Tokoh-tokoh dalam skenario juga dapat diperkenalkan dalam bentuk visual di awal cerita.

Skenario untuk televisi kadangkala disebut sebagai "skenario TV" atau "teleplay" dalam Bahasa Inggris

Penulisan skenario adalah salah satu aktivitas pada tahap pra-produksi dalam proses pembuatan film. Aktivitas ini sangat penting karena skenario berfungsi sebagai kerangka atau cetak biru sebuah film, dan juga sebagai pedoman tertulis bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembuatan film (terutama sutradara) akan bagaimana film itu selesai nantinya.

Penulisan skenario biasanya dilakukan oleh seseorang yang khusus ditugaskan untuk itu, yaitu penulis skenario. Meski demikian bisa juga penulisan skenario dikerjakan oleh sutradara sendiri.

D. Sinetron dan Moral

Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya, dan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video melalui proses elektronik lalu ditayangkan melalui stasiun televisi. Kalau fim produksinya melalui mekanik atau secara mekanik dengan menggunakan kamera optik, bahan


(35)

film seluloid, dan memang diproduksi untuk dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (cinema).

Sinema elektronik atau lebih populer dalam akronim sinetron adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Di Indonesia, istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono (salah satu pendiri dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta). Sumber ini didapatkan dari hasil wawancara dengan Teguh Karya. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap opera, sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela.

Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario23.

Berbicara masalah isi pesan sinetron televisi, bukan hanya melihat dari segi budaya, tetapi juga berhubungan erat dengan masalah ideologi, ekonomi maupun politik.

Paket sinetron yang tampil di televisi adalah salah satu bentuk untuk mendidik masyarakat dalam bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan tatanan norma dan nilai budaya masyarakat. Isi pesan yang terungkap secara simbolis,

23


(36)

dalam paket sinetron berbentuk kritik sosial dan kontrol sosial terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat.

Masalah yang sangat krusial dalam isi pesan sinetron ialah soal kualitas dan objektivitas. Tidak semua sinetron berkualitas. Banyak sinetron yang tidak dapat menunjukkan atau mengungkapkan objektivitas sosial. Yang menjadi pertanyaan ialah, mana yang lebih penting dalam menilai sinetron, apakah dari sudut kualitas atau objektivitas?24.

Sinetron, seperti banyak diberitakan media massa adalah paket acara lokal yang diasumsikan sangat digemari pemirsa. Setiap rating yang dikeluarkan Survey Research Indonesia (SRI) selalu menunjukkan bahwa sinetron adalah mata acara yang paling banyak penontonnya.

Memang cukup layak, kalau sinetron mendapat julukan sebagai primadona acara televisi. Namun, tampaknya julukan primadona itu kini berangsur-angsur mulai pudar karena pembuatan sinetron bukan lagi menekankan aspek kualitas melainkan hanya dikerjakan untuk memenuhi tuntutan kuota paket lokal televisi dan kejar tayang sekaligus membendung film-film asing maupun telenovela. Akibatnya, tema cerita, tidak adanya pengenalan antropologis dan skenario yang lemah, floating yang overlapping, penjiwaan karakter pemain yang dangkal, bahkan kurangnya kewajaran adegan (logika) terkesan dipaksakan sehingga dramaturginya kacau.

24

Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa : analisis Interaktif budaya massa. Jakarta: Rineka Cipta. h. 80


(37)

Sinetron adalah sebuah sinema elektronik tentang sebuah cerita yang di dalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa. Misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakat sehari-hari.

Sinetron-sinetron yang membawa pesan moral pada umumnya mangangkat setting cerita lewat karakter tokoh berwatak bijaksana dan ideal perilakunya. Diharapkan dari tokoh ini, pemirsa dapat mengambil manfaat dan menirunya. Kelemahan dari sinetron yang berisi pesan moral, yaitu seringkali terjebak pada pola menggurui serta keluar dari realitas dan objektivitas empiris. Sinetron ini menarik pemirsa namun, hanya sebatas hiburan dan gagal untuk mengubah perilaku masyarakat seperti yang diharapkan.

Lain halnya sinetron yang mengangkat realitas moral dalam kehidupan masyarakat. Biasanya setting ceritanya menggambarkan peristiwa yang sedang terjadi atau memperlihatkan watak dari karakter tokoh dalam cerita itu ketika mengalami atau menangani sebuah kasus moral di masyarakat.

Di sini pemirsa hanya diberikan informasi, tentang sisi moral yang terjadi di masyarakat serta pola perilaku tokoh cerita, dalam mencari jalan ke luar atas sebuah kasus moral tersebut. Tujuan akhir dari sinetron realitas moral ini, yaitu pemirsa secara laten diajak untuk merenung dan berpikir setelah melihat kenyataan moral yang tampak dalam cerita. Sinetron ini menjadi menarik karena tidak menggurui dan objektif ceritanya sesuai realitas empiris. Kelemahan dari


(38)

sinetron ini yaitu hanya sebagai tontonan hiburan dan tidak bertujuan total mengubah perilaku pemirsa.

Dr. Sasa Djuasa Sendjaya, menyebutkan, sebuah sinetron seyogyanya memiliki karakteristik, yaitu25:

1. Mempunyai gaya atau style terdiri dari aspek artistiknya, orisinalitas , penggunaan bahasa film dan simbol-simbol yang tepat, penataan artistik seperti cahaya, screen-directing dan art-directing, fotografi yang bagus, penyampaian sajian dramatik yang harmonis, adanya unsure suspense dan teaser.

2. Memiliki isi cerita termasuk di dalamnya hubungan logis dalam alur cerita, irama dramatik, visi dan orientasi, karakteristik tokoh, permasalahan/tema yang actual dan kontekstual.

3. Memiliki karakter dan format medium, penguasaan teknik peralatan dengan kemungkinan-kemungkinannya, manajemen produksi. Untuk mencapai itu, sebuah sinetron diusahakan agar memenuhi kualitas standar lebih dahulu, yaitu menyentuh basic instinct human-being.

Terlepas dari apa yang dikemukakan dua pakar di atas, griya produksi sudah terlanjur menjamur di Indonesia. Dibalik itu, beberapa TV swasta yang telah hadir, mau tak mau, layar kacanya harus diisi berbagai acara untuk menarik pemirsa dan pemasang iklan sebagai nyawa TV swasta. Perlu kita pahami

25

Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa : analisis Interaktif budaya massa. Jakarta: Rineka Cipta. h. 121


(39)

bersama bahwa isi pesan sinetron adalah cermin nilai dan norma moral masyarakat.

E. Pengertian Komedi Satire

Satire berasal dari kata Latin yakni satura, yang berarti “campuran” (atau sesungguhnya, arti harafiahnya adalah “semangkuk aneka buah-buahan”). Penyair Romawi, Horace, dianggap sebagai satiris pertama yang menggunakan cara satire dalam puisi-puisinya untuk menyerang situasi kehidupan dan manusia26.

Satire, yaitu sajak yang mengandung sindiran dan kritikan tajam terhadap keadaan masyarakat atau kehidupan sosial-budayanya. Sebenarnya tak terbatas pada puisi saja, prosa dan drama juga bisa disebut satire jika temanya melawan dan menyindir kondisi zaman. Oleh karena itu, banyak sastrawan yang dikecam ketika mengeluarkan karya yang satire dan terlalu menyindir27.

Kerap tulisan satire digunakan untuk tulisan yang bertema serius, tetapi harus diketahui, satire adalah seni menulis yang diakui oleh para penulis komedi sebagai tehnik menulis humor yang paling terhormat, tersulit dan teranggun. Hal ini disebabkan satire bukan hanya sekedar tulisan humor yang bertujuan untuk tertawa, melainkan untuk memberikan perspektif pada kritik-kritik sosial dan problem-problem yang ada dalam masyarakat. Satire menggunakan kendaraan humor terhadap masalah yang dihadapai publik sehingga dapat diperbaiki dan terjadi perubahan yang berarti di masa depan.

26

http://sepocikopi.com/2008/11/21/bengkel-menulis-tertohok-dalam-kegetiran-tawa-satire/

27


(40)

Para satiris memanfaatkan berbagai alat untuk menjalankan tulisan satire-nya. Karikatur adalah presentasi kesusastraan yang menyindir berbagai masalah dalam bentuk komik. Karikatur mempunyai keunikan tersendiri dalam menyikapi persoalan-persoalan politik yang terjadi dengan kombinasi gambar dan kata. Karikatur adalah gambar bermuatan humor atau satire dalam berbagai media massa dengan mengambil tokoh-tokoh terkenal. Untuk menampilkan secara humoristis, tokoh-tokoh itu digambarkan dengan perubahan bentuk tubuh dan wajah. Hiperbola adalah alat lain yang digunakan untuk melebih-lebihkan keadaan menimbulkan efek komik dalam bentuk kalimat. Ironi adalah mengkontraskan sesuatu yang “kelihatan” dengan apa yang “sesungguhnya terjadi”. Sarkasme adalah menciptakan kepahitan yang bertujuan untuk mengolok-olok orang atau sesuatu. Ironi bisa berarti sarkasme; tapi pernyataan yang ironis tidak selalu sarkastik. Parodi ditulis untuk mengopi atau mengimitasi hasil karya lain untuk mengejek dengan efek tawa dan kelucuan. Juktaposisi adalah penggunaan dua ide, deskripsi, atau definisi yang sangat berbeda bahkan bertolak belakang sebagai pembandingan dan pengontrasan yang menggelikan.

Aristotle benar, manusia adalah satu-satunya mahkluk yang bisa diajak tertawa. Melalui komedi kita seperti mendapatkan saluran untuk dorongan-dorongan dari dalam jiwa yang niscaya tersumbat oleh norma, oleh dogma, dan hipokrisi. Dalam komedi ketidakpatutan sosial justru menjadi norma, yang tidak masuk akal bisa diterima, budak bisa menjadi tuan atau sebaliknya, yang vulgar menjadi bagian dari tatakrama, dan penyimpangan sosial dan estetik merupakan keharusan inheren, sehingga sadar atau tidak kita selalu berada dalam posisi


(41)

berguncang tanpa ikatan-ikatan standar kultural yang lazim. Karena itu, mereka yang merasa berasal dari kelas “terhormat” cenderung melihat komedi sebagai representasi dari kehidupan orang-orang kelas menengah ke bawah. Komedi dianggap bisa menghadirkan segala jenis ketidakpatutan sikap dan prilaku kelas sosial semacam itu. Jika demikian maka komedi juga merupakan fungsi dari perbedaan kelas sosial.

Hegel memuja karya-karya komedi yang ditulis oleh Aristophanes sebagai representasi yang sangat gemilang tentang kesenangan dan kebebasan sejati umat manusia. Dalam Lectures on the History of Philosophy, ia bahkan menyebut Aristophanes menyajikan “a freedom we would not dream of were it not historically authenticated.” Bagi Hegel komedi memiliki signifikansi spiritual yang sama dengan kenegarawanan (statemenship), filsafat dan tragedi. Karya Aristophanes dianggap penting karena tema-temanya, yakni tentang negara, filsafat, perang dan perdamaian, gender, dan relasi antara dewa-dewa dengan manusia, itu benar-benar substansial, sehingga komedinya bukan sekedar dan melampaui batas kelucuan dan hiburan belaka (Freydberg, 2008: 3).

Komedi bagi sebagian dari kita adalah hiburan yang harus mudah dinikmati dan, yang pasti, harus bisa memancing tawa penonton. Singkatnya, ia terlanjur secara serampangan diidentikan dengan lawak. Padahal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelawak disamakan dengan badut atau alan-alan.

Asal-usul kata komedi umumnya disepakati berasal dari gabungan dua kata Yunani “kômos” atau “kômaî”, dan “oda”. Dalam bahasa Indonesia padanan


(42)

untuk kata“kômos” (mungkin) bisa menunjuk baik pada pestapora maupun orang-orang yang berpestapora. Sementara ‘kômaî’ berasal dari kata yang merujuk pada kampung di pedesaan. Kata “oda” disepakati dapat diterjemahkan menjadi “lagu”. Maka komedi adalah sebuah himne selebrasi atau, dalam bahasa Dante, “sebuah lagu kampung(an)” (a rustic song) (Stott, 2005: 3-4). Dengan demikian, secara etimologis, komedi memang berurusan—atau seharusnya berurusan— dengan karakter, kelas, dan kehidupan yang inferior. Sejak Aristotle, komedi selama berabad-abad adalah genre yang paling pas atau tepat merepresentasikan kehidupan mereka yang memiliki kuasa ekstensif tapi berada pada tatanan “tengah” atau “bawah” masyarakat, bukan kelas yang berkuasa. Mereka yang kuasanya terbatas dan lokal, dan yang adat, prilaku dan nilai-nilainya dianggap trivial atau vulgar atau kedua-duanya oleh tatanan kelas di atasnya (Neale dan Krutnik, 1990: 11-12)28.

Tulisan satire bermunculan dalam berbagai wajah. Dia bisa tampak dalam bentuk naskah teater, drama, televisi, maupun layar lebar; bisa juga berbentuk lirik lagu, puisi, syair, cerita pendek, novel, sampai esai non-fiksi. Sebagai pembaca kita akan tertawa terbahak-bahak karena merasa lucu atau bahkan tidak tertawa sama sekali; meringis masam dan tertampar telak. Itulah efek yang ditimbulkan oleh tulisan satire.

F. Moral Tentang Berbuat Baik Pada Sesama

28


(43)

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia juga diciptakan sebagi makhluk multidimensional -anima intelektiva-memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut makhluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial29. Karena manusia adalah makhluk social, maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial-budaya. Terutama dalam konteks sosial-budaya, manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan yang lainnya. Karena pada dasarnya suatu fungsi-fungsi yang dimiliki oleh manusia satu akan berguna atau bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena fungsi-fungsi sosial yang diciptakan oleh manusia ditujukan untuk saling berkolaborasi dengan sesama fungsi sosial manusia lainnya. Dengan kata lain, manusia menjadi sangat bermartabat apabila bermanfaat bagi manusia lainnya.

Allah SWT telah menghubungkan kewajiban iman pada diri seseorang masyarakat, dengan dasar-dasar yang sesuai dengan tabiat manusia. Yaitu bahwa manusia itu mempunyai dua macam kepribadian. Pertama, kepribadian individual yang dengannya diberi perintah, beban, ia melaksanakan urusan pribadinya dalam batas-batas hukum Allah dan petunjuk-Nya dan dengannya pula ia ditanya (bertanggung jawab) tentang dirinya sendiri, di mana ia menempatkannya?,

29

Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. h. 25


(44)

tentang perbuatannya, apa tujuannya?, tentang hartanya, untuk apa di nafkahkan? Dan tentang umurnya, untuk apa ia dihabiskan?. Kedua, kepribadian sosial, yang dengannya ia menajadi batu bata dalam bangunan masyarakanya. Apabila manusia telah menunaikan

Kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri sendiri di dalam berhadapan dengan baik dan buruk. Dengan istilah lain bahwa kesadaran moral atau perasaan untuk berbuat baik merupakan pembawaan manusia sejak lahir30.

Dalam Islam telah di gambarkan proses kejadian manusia yang sejalan dengan hasil penelitian di bidang ilmu pengetahuan modern. Menurut asal kejadiannya manusia itu adalah bersaudara. Semua manusia terdiri dan unsur jasmani dan rohani. Jasmani adalah unsur yang dapat dilihat dan disentuh oleh panca Indera, sedangkan rohani merupakan unsur yang tidak dilihat dan disentuh panca indera. Jamani adalah bagian manusia yang melakukan gerakan fisik seperti : bernafas, makan, minum, berjalan dll. Sedangkan rohani melakukan aktifitas berfikir, yang mendorong manusia membedakan yang baik dan yang buruk. dalam kenyataannya terjadi perbedaan dalam taraf kehidupannya. hal ini disebabkan ada perbedaan dalam kekuatan fisik, kecerdasan, akal, pendidikan, dan juga usahanya. Namun demikian perbedaan yang ada menjadikan mereka itu saling membantu, tolong menolong dalam hal kebaikan .

Kebutuhan hidup manusia secara umum terbagi dua, ada yang bersifat bersifat materiil seperti sandang, pangan, dan papan; dan ada pula yang bersifat

30


(45)

nonmateriil seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, kenyamanan, hiburan, dan kebersamaan yang membutuhkan antara satu dan yang lainnya.

Dalam Al-Qur’an manusia menempati kedudukan yang istimewa dalam alam semesta ini untuk menguasainya atau mengusahakan kebutuhannya, manusia dianugrahi oleh Allah Kesempurnaan sebagai khalifah dimuka bumi. Dengan itu manusia dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi dan beribadah kepada Allah SWT. Karena kebutuhan hidup itu harus diusahakan, maka berbagai sarana dan prasarana yang mengacu kepada terpenuhinya kebutuhah itu harus diusahakan pula, seperti pendidikan, gedung sekolah, untuk, makanan adalah pabrik makanan, dan sebagainya Manusia31

Berbuat baik kepada orang tua telah dijadikan oleh ayat-ayat itu semua menduduki tingkat kedua setelah iman kepada Allah swt dan mengkhususkan beribadah kepada-Nya dan mensucikan-Nya. Juga telah dijadikan-Nya sebagai syariat-Nya yang umum, yang dikehendaki oelh kemanusiaan di segala masa dan tidak khusus untuk satu risalah (kenabian) saja. Hal itu disebabkan karena berbuat baik itu terdorong olehj perasaan yang fitri tentang kelebihan (keutamaan) kedua orang tua itu di waktu menanggung beban-beban kelahiranmu, perhatiannya kepadamu untuk mendidikmu, menumbuhkan badanmu dan menyiapkan

31

http://meetabied.wordpress.com/2010/02/20/makalah-tentang-makna-berbuat-baik-dalam-kehidupan-manusia/


(46)

keutamaanmu, agar supaya kamu di dalam hidup ini menjadi unsure penting dalam kebahagiaan dirimu sendiri dan kebahagiaan ummatmu32.

☺ ⌧

”Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling”. (S. Al- Baqarah : 83).

Ia telah dijadikan oleh Surat An-Nisaa’ sebagai unsur kedua setelah Tauhid (mengesakan) Allah untuk menmperkuat ikatan masyarakat yang tumbuh dengan adanya keluarga, masyarakat yang dibina atas dasar kekeluargaan itu, kemudian memancarlah cahayanya dan menjadi besar pengaruhnya pada semua hubungan antara manusia, sehingga menjadi kuatlah faktor-faktor kesetiaan, kecintaan dan kerjasama, dan ummat pun merasakan kesatuan yang tidak mengenal perpecahan dan kesetia kawanan yang tidak mengenal putusnya hubungan.

32


(47)

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (S. An-Nisaa’ ayat 36).

BAB III


(48)

A. Gambaran Umum Sinetron religi komedi satire Mengintip Surga

Rumah produksi Multivision Plus mengeluarkan sinetron religi komedi satir berjudul Mengintip Surga. Sinetron itu mulai tayang di RCTI, Setiap hari senin-jumat pukul 17.30 WIB.

Cukup dengan berbuat baik pada sesama- tanpa pamrih, tanpa itung-itungan, itu sama artinya Anda sudah mengintp sejuta kenikmatan yang Allah SWT selalu janjikan: surga. Cukuplah hanya menikmatinya sesaat. Tapi kalau ingin berkali-kali mengintip surga, berbuat baiklah terus-menerus!.33

Begitulah kurang lebih moral cerita seri komedi produksi Multivision Plus: Mengintip Surga. Kisah dengan muatan moral tinggi ini dituturkan lewat tokoh dokter Sarah. Seorang dokter muda, idealis, dan berani menghadapi tantangan, sesuai sumpah Hipokrates seorang dokter yang akan membantu semua orang, tanpa pamrih, tanpa pandang bulu, tanpa melihat status sosial. Padahal dokter Sarah adalah anak keluarga kaya, bapak-ibunya juga dokter dan pemilik rumah sakit. Sarah menolak ketika ibunya menawarkan bekerja di rumah sakit, ia memilih mengabdi pada mereka yang membutuhkan pertolongan, para masyarakat kelas bawah. Sarah memilih sebuah kampung kumuh di kota Jakarta, tapi tidak memilih Puskesmas atau dokter.

Banyak orang mengingatkan Sarah, kampung kumuh pilihannya itu tempat rawan yang dipenuhi para bandit, penjudi, dan semua profesi para pelanggar

33


(49)

hukum. Sarah tidak ambil peduli. Tekadnya mengalahkan segala ketakutan. Protes mamanya, dokter Lita, yang menyuruh Sarah mengambil praktek di rumah sakit keluarga saja tidak digubris. Apalagi sekadar masukan dari orang-orang sekitar.

Sekalipun telah dicabut semua fasilitas kemewahan dari dirinya, Sarah tetap pada keputusannya. Minggu pertama menetap di kampung, Sarah temui Pak RT dengan harapan pimpinan kampung itu bisa membantu. Nyatanya selain penjudi, si RT ini juga tukang tadah barang-barang curian. Hanya di depan Sarah, ia harus memperlihatkan sisi baiknya. Termasuk membantu mencarikan kontrakan untuk praktik dokter Sarah. Bagaimana dengan warga lainnya? Lebih mengerikan lagi. Ada juga yang baik, hanya tetap salah jalan. Dia Bonang, seorang pencuri yang sok menjadi Robin Hood!

Hari pertama, Sarah kedatangan seorang tetangga yang ingin membantu. Nyatanya Sarah harus kehilangan tensi-meter. Hari pertama pula, Sarah tidak mendapatkan pasien. Mereka lebih percaya dukun dan minum jamu daripada harus ke dokter. Belum juga hari berganti Sarah sudah kedatangan Jack, seorang pencuri kotak amal. Rumah kontrakan Sarah menjadi tempat Jack biasa bersembunyi.

Masih juga hari belum berganti, Sarah mendengar percakapan tetangganya yang hendak melakukan perampokan. Malam itu juga Sarah menemui Pak RT hendak melapor. Hanya Alif –anak Pak RT- yang menemuinya, Pak RT tengah asyik berjudi. Bidin tukang ojek langganan Sarah mengingatkannya untuk meninggalkan kampung tersebut, dokter Sarah memilih bertahan. Ia malah


(50)

berargumen, justru dengan semua peristiwa yang dihadapinya, Sarah merasa bisa mengintip surga. Berbuat baik kepada sesama adalah kenikmatan tersendiri, tak ubahnya mengintip surga.

Lambat laun, Sarah mulai memahami irama kehidupan kampung yang ditinggali itu. Fakta-fakta betapa munafiknya warga membuat Sarah miris sekaligus tertantang untuk bisa memberikan sedikit pencerahan. Di sela-sela kesibukannya sebagai dokter, Sarah membuka pengajian. Putri seorang PSK pun datang sebagai muridnya. Sarah semakin optimistis dengan pilihannya. Diam-diam, ayah Sarah juga memberikan dukungan.

B. Profil Penulis Skenario Sinetron Mengintip Surga

Penulis skenario sinetron Mengintip Surga bernama lengkap Nasrul Warid tapi biasa disapa dengan panggilan Warid AS. Nama belakang “AS” di ambil dari nama kedua orang tuanya.

Pria kelahiran Jakarta, 27 tahun silam ini semenjak SMA sangat mengimpikan menjadi seorang penulis skenario, semasa sekolah dahulu seorang Warid AS termasuk anak yang tidak begitu menyukai akan dunia belajar mengajar, dibenaknya sudah terpendam keinginan untuk terjun ke dunia perfilman.

Akhirnya Allah pun menjawab doanya, pada tahun akhirnya Nasrul Warid berhasil menjadi penulis skenario. Tetapi sebelum sukses menjadi penulis skenario dia pernah juga menggeluti bidang yang tak jauh dari dunia perfilman


(51)

yaitu Sutradara, Dari tahun 2004 sampai 200 sutradara menjadi pekerjaan pokoknya saat itu dan menulis skenario hanya sampingan saja, tapi sayangnya rejeki tidak begitu lancar masuk ke saku Warid, mungkin memang bukan rejekinya untuk menggelutibidang itu. Dia pun tidak munafik jika dia ingin sekali menjadi orang yang sukses dan banyak uangnya, akhirnya dia meninggalkan dunia sutradara dan membalik profesinya menjadi menulis skenario pekerjaan pokoknya dan sutradara hanya sampingan saja dan terbukti tangan dan otaknya dibiarkan terus bekerja dengan mudahnya untuk mengarang sebuah cerita yang pada akhirnya dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Penghargaan yang telah di dapat adalah bukti bahwa profesinya sebagai penulis scenario telah diakui oleh banyak orang. Dan saat ini Warid AS sudah menjadi penulis skenario yang sukses banyak karya yang sudah ia ciptakan. Dia sangat bersyukur karena Allah begitu Maha Penyayangnya karena telah mengatur rejekinya dengan begitu sangat apik.

Anak ke-3 dari 6 bersaudara ini memiliki latar belakang pendidikan agama Islam yang sangat religius, kakeknya seorang kiai di Banten dan bapaknya Aus Iskandar seorang ustadz, adik dari bapaknya khusus murotal

Walau memang pendidikan formalnya tidak berasal dari sekolah keagamaan apalagi masuk ke pesantren, tapi suasana religius di keluarga yang membuatnya sangat memahami agama. Karena orangtuanya tidak serta merta berdiam diri untuk mengajarkan tentang Islam kepada Warid. Dia sangat ingin sekali mengajar jus amma, karena menurutnya mengajarkan jus amma lebih bermanfaat daripada mengajarkan kitab, bila kita mengajarkan anak-anak kecil untuk mempelajari huruf, alif, Ba, atau Ta’ maka anak-anak kecil itu akan mudah mengingat karena


(52)

mereka adalah dasar membentuk pola pikirnya untuk lebih memahami al-Quran dan daya ingatnya pun masih kuat untuk mengingat segala hal tentang apa yang telah ia pelajari, mereka akan selalu teringat akan pelajaran itu sampai mereka tua atau bahkan sampai akhir hayat, karena ketika besar nanti dilingkungan madrasah sudah banyak guru yang pastinya akan banyak pemikiran dan pendapat yang berbeda, yang pada akhirnya akan membingungkan dan terkadang lupa atas apa yang telah diajarkan.

Ide kreatif dari sinetron Mengintip Surga yaitu orang ibadah itu mengaharapkan dua hal neraka dan surga, jika kita terus berbuat baik maka kita akan masuk surga dan sebaliknya jika melakukan kejahatan maka ganjarannya adalah neraka. Padahal surga dan neraka hanya rahmat Allah SWT semata. Dalam sebuah hadist Wali abdal masuk surga bukan karena ibadahnya, bukan karena zakatnya tapi karena hatinya. Kata Allah SWT pembimbingku adalah hati. Allah SWT pernah berkata “Aku adalah Allah” maksudnya adalah semua itu Allah yang berkehendak. Orang yang beridah mengharapkan surga yang pertama orang masuk surga karena rahmatnya Allah bukan karena kebaikannya.

Warid AS ingin bekerja hanya untuk akhirat, untuk itu karya-karya dari Warid AS semuanya menyangkut masalah Islam, dia pun berdakwah dalam profesinya sebagai penulis skenario. Dan kenikmatan lain menjadi penulis skenario adalah jika ia terus dalam dunia sutradara waktunya untuk beribadah sangat tersita karena menjadi sutradara jauh lebih sibuk daripada menjadi penulis, jika menjadi penulis dia tidak perlu merelakan waktunya untuk ibadah terpakai hanya untuk mengejar


(53)

kesenangan dunia, karena pekerjaan ini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Alasannya mengangkat masalah moral karena terinspirasi dari tujuan Rasulullah SAW, beliau diutus untuk memperbaiki akhlak. Karena akhlaknya umat manusia saat ini sudah tidak beres.

Dan alasannya mengkarakterkan pak RT yang seharusnya bijaksana, bermoral tetapi malah dibuat menjadi seorang pemimpin yang tidak bermoaral karena banyak orang jahiliyah yang tidak tahu tapi so’ tahu, banyak yang tidak tahu agama tapi so’ tahu tentang masalah agama. Banyak orang yang hanya tau satu ayat tapi sudah menjadi ustadz. Jika pemimpin kita benar atau bijak maka rakyatnya makmur, ketika kita dipimpin oleh orang yang bejat, akhlaknya tidak bagus, moralnya jelek maka penduduknya akan sama seperti itu. Dalam sinetron ini menggambarkan kampung yang warganya bejat semua, itu karena kampung tersebut memiliki pemimpin yang bejat juga. Sama seperti Indonesia banyak hancurnya daripada yang benarnya.34

C. Profil Rumah Produksi Sinetron Mengintip Surga 1. Profil Rumah Produksi Multivision Plus

PT Tripar Multivision Plus atau Multivision Plus adalah sebuah perusahaan produksi film Indonesia yang didirikan tahun 1990 di Jakarta setelah munculnya TVRI Jawa Barat. Multivision didirikan oleh Raam Punjabi. Raam

34


(54)

mendirikan Multivision pada tahun 1990 di Jakarta dengan modal 250 juta Rupiah dimilik Bandai.35

Pendiri rumah produksi Multivision Plus adalah Raam Punjabi. Nama aslinya adalah Raam Jethmal Punjabi, Dia adalah seorang anak keturunan India kelahiran Surabaya yang lahir pada tanggal 6 Oktober 1943. Anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Jethmal Tolaram Punjabi dan Dhanibhai Jethmal ini memang sudah tertarik pada dunia perfilman sejak kecil.

Dari tahun 1962 begitu berdirinya stasiun televisi publik yaitu TVRI di Kelapa Gading sampai 1963 Raam bekerja di sebuah perusahaan tekstil. Pada tahun 1964 ia merintis sebuah usaha impor tekstil yang ditinggalkannya pada tahun 1969. Ketertarikan anak ketiga dari tujuh putra-putri pasangan Jethmal Tolaram Punjabi dan Dhanibhai Jethmal Punjabi ini pada dunia perfilman sudah datang dari sejak kecil, karena hobinya menonton film dan kebiasaannya keluar masuk bioskop Pada tahun 1967, bersama dua kakaknya, Dhamoo Punjabi dan Gobind Punjabi, Raam mendirikan perusahaan importir film, PT Indako Film dengan modal Rp 30 juta. Tiga tahun kemudian, ia mendirikan PT Panorama Film (1971-1976) yang bersama PT Aries Internasional Film memproduksi film Mama karya sutradara Wim Umboh tahun 1972.

Dalam kurun waktu tujuh belas tahun awal karirnya sebagai produser, Raam telah memproduksi lebih dari seratus film termasuk lewat PT Parkit Film yang ia dirikan pada 1981.

35


(55)

Sekitar tahun 1989 saat perfilman Indonesia benar-benar hancur, Raam tidak kehilangan akal dengan TVRI. Dia berhasil berpikir cepat dan cemerlang, Raam beralih ke dunia sinetron yang pada saat itu memang baru dan juga seiring dengan munculnya stasiun televisi swasta pertama yaitu RCTI. Raam melihat hal tersebut sebagai peluang yang baik. Itu terbukti dengan suksesnya serial sinetron komedi Gara-Gara, yang dibintangi Lydia Kandou dan Jimmy Gideon.

Sementara itu, MVP PICTURES telah sejak tahun 2004 menjadi pembuat film merek Multivision Plus '. Kami sekarang lebih dari 25 judul blockbuster di perpustakaan.

Pada tahun 2004, terbit buku biografi Raam Punjabi berjudul Panggung Hidup Raam Punjabi. Buku setebal lebih dari 300 halaman dan disusun oleh

Alberthiene Endah itu banyak mengetengahkan sisi kehidupan Raam Punjabi. Buku tersebut ini diterbitkan Grasindo (kelompok penerbit milik PT Gramedia) 36.

2. Visi dan Misi Rumah Produksi Multivision Plus Pictures

Sejak tahun 1990, Multivision Plus telah hadir di tengah keluarga Indonesia melalui layar kaca TV. Di dirikan oleh Raam Jethmal Punjabi, yang menumpahkan segala daya cipta dan kreativitas demi merengkuh tahta tertinggi

36


(56)

industri film di Indonesia. Keberadaan multivision plus adalah untuk mempersembahkan keceriaan dunia hiburan ke hadapan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Visi Multivision Menjadi rumah produksi pesanan di Indonesia yang unggul dan dihormati perkembangan industri perfilman dan pertelevisian Indonesia.

Misi Multivision 1. membangun multivision sebagai perusahaan rumah produksi swasta pertama dana telekomunikasi di Indonesia dengan menciptakan karangan program acara TV atau serial TV atau film yang relatif , inotatif dan berkualitas. 2. memberikan kesempatan kepada tenaga kreatif baru untuk dapat menyalurkan kemampuan seninya dan merealisasikan keahliannya secara maksimal. 3. melaksanakan metode pengolalaan perusahaan yang baik ( Good Corporate Governance). 4. menjadi kebanggaan bagi seluruh karyawan dan pihak lain yang terlibat di kegiatan perusahaan dan produksi. 5. memberikan nilai tambah bagi indonesia dalam karya industri perfilman di dunia.

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS


(57)

Sesuai dengan data-data yang ditemukan pada elemen tematik berdasarkan pesan secara umum, maka terdapat beberapa tema dalam scenario sinetron Mengintip Surga yang bermuatan pesan moral. Pesan moral dalam suatu karya sastra merupakan unsur isi, makna yang terkandung dan makna yang disarankan pengarang kepada pembaca melalui ceritanya. Bahkan pesan moral itu sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra sebagai pendukung pesan.

1. Kategori Hubungan manusia dengan Tuhan

Pesan moral dalam skenario sinetron religi komedi satire Mengintip Surga yang terkait dengan wujud pesan pada kategori ini tampak pada sosok Sarah yang senantiasa selalu mengingatkan dan memberikan petuah agama tentang pentingnya untuk selalu menjalankan sesuatu sesuai syariat agama.

Sarah yang selalu hidup berkecukupan dan sebelumnya selalu berfoya-foya, kini tergerak hatinya untuk berbuat baik pada sesama dan ingin mengabdi kepada masyarakat karena ia telah terikat sumpah Hipokrates. Sumpah seorang dokter yang akan membantu semua orang, tanpa pamrih, tanpa pandang bulu, tanpa melihat status sosial. Dan menurutnya jika terus menerus berbuat baik maka ia akan bisa Mengintip Surga bahkan mungkin bisa masuk surga.

Kategori hubungan manusia dengan Tuhan adalah setiap rangkaian kata tiap-tiap kalimat dalam sinetron Mengintip Surga yang mengarah dan mengandung pesan membesarkan nama Allah, meyakini keesaan Allah atau yang mengisyaratkan pada keesaan Allah.


(58)

Terdapat pesan moral yang membesarkan nama Allah dalam skenario sinetron Mengintip Surga.

a. Memuji Allah SWT

Memuji Allah berarti kita menghadapkan segala puji kepada Allah SWT ialah karena Allah adalah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. Seperti dalam dialog :

“Alhamdulillah, udah ada pasien juga. Terimakasih ya Allah !!” Ini rasa syukur baru buka udah ada pasien. (skenario Eps 1 “Surga Dunia”)

Dari dialog di atas, pemirsa diajarkan untuk selalu memuji Allah karena Allah telah melebihkan manusia dari makhluk yang lain. Alhamdulillah yang artinya Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Dan memang hanya Allah yang pantas mendapatkan puja dan puji tersebut. Di setiap kita mendapatkan rejeki, mendapat pujian pun kita harus senantiasa berucap Alhamdulillah karena semua hanyalah milik Allah SWT.

b. Membesarkan nama Allah SWT

Membesarkan nama Allah SWT berarti kita harus mengagunggkan keesaannya,

Seperti dalam dialog :

“itu namanya kita satu rasa Bu. Sekarang Ibu kuat-kuat baca ALLAHU AKBAR. Terus dorong dari dalem perut ibu”. (Skenario Eps 2 “Saling Tolong Menolong”)


(59)

Takbir dalam konteks ini memiliki makna membesarkan atau mengagungkan Allah. Di sinilah manusia dituntut dalam pengabdiannya untuk bertakbir (Allahu Akbar) membesarkan nama Allah. Mengagungkan Allah merupakan perintah yang juga pernah diterima Nabi Muhammad SAW sebagaimana tertera dalam surat Al Muddatsir ayat 3 yang artinya: “Dan Tuhanmu agungkanlah !”. Dalam surat Al Hajj ayat 37 yang artinya: “Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.

c. Mengesakan Allah SWT

Mengesakan Allah yang berhubungan dengan perbuatan-Nya. Dengan kata lain bahwa semua perbuatan Allah hanya dikerjakan sendiri, tidak dibantu yang lain.

Seperti dalam dialog :

“Silahkan dioperasi bu dokter!! Tanpa obat bius!!saya juga tidak ingin badan saya dimasuki barang haram tsb!! Yang menolong saya hanyalah Allah!!Dokter hanya perantara Allah saja untuk menolong saya, silahkan dokter” (Skenario Eps 2)


(60)

“gue di sini karena sunatullah, siapa tahu Allah kasih hidayah sama mereka”. (Skenario Eps 1 “Surga Dunia”)

“Ya Allah, aku akan memerangi ketamakan dan keserakahan di dunia ini, lindungilah aku, dan teman-temanku dari misi ini… Amin”. (eps 1)

“Assalamu’alaikum, Jul, temen-temen udah pada solat ?! kalau udah, suruh pada ngumpul, kita mulai ngerampok !! jangan lupa suruh pada Doa dulu yeh…Assalamu’alaikum” (eps 1)

Mengesakan Allah SWT ialah kesadaran dan keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya zat yang menciptakan serta mengatur alam semesta dengan seluruh isinya (rabbul ‘alamain). Allah adalah satu-satunya zat yang mencipta, mengasuh, memelihara dan mendidik umat manusia (rabbun nas),

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”.37

2. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri

Dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, manusia mempunyai kebebasan pribadi, yaitu kemampuan untuk menentukan tindakan dirinya sendiri, dalam hal ini peneliti akan membahas beberapa pesan dalam skenario sinetron Mengintip Surga yang berhubungan dengan diri sendiri, yaitu: keinginan, suara hati, tekad

37

media-islam.or.id/2007/09/06/tauhid-–-mengesakan-allah/ diakses pada tanggal 15 mei 2010, pukul 23.21 WIB


(61)

moral.38 Hubungan manusia dengan diri sendiri adalah menjaga apa yang telah Allah berikan kepada kita. Karena apa yang telah diberikan oleh Allah adalah amanat, untuk menjaga amanat tersebut maka kita harus memperlakukan diri kita sebaik mungkin misalnya menjaga kebersihan, menutup aurat, dan lain-lain. Adapun pesan moral yang mengandung kategori hubungan manusia dengan diri sendiri, seperti terdapat pada kutipan-kutipan dialog tersebut:

“Lo kagak salim, tangan babeh penuh berkah nih”.(Eps 1 “Surga Dunia”)

Dari kalimat di atas, pemerisa diajarkan untuk mengutamakan bersopan santun terhadap siapapun khususnya orang tua. Sopan santun merupakan etika yang terdapat pada setiap individu. Kata sopan berarti sadar akan sikap dan perilaku yang dimilikinya. Sangat lah penting sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang bisa sopan santun terhadap semua orang, sama dengan ia menghormati dan menghargai keberadaan dirinya sendiri. Sangat pentinglah sopan santun dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Sopan santun merupakan tanda awal dari ciri-ciri seseorang untuk mengenal kepribadiannya lebih jauh lagi. Orang-orang yang memiliki sopan santun, berarti ia mempunyai etika dan tahu bagaimana cara menempatkan dirinya di berbagai kehidupan.

Ketika berinteraksi antara anak dan orang tua, kita sebagai anak harus menyadari bahwa kedua orang tua merupakan orang-orang yang paling berjasa bagi kehidupan kita. Hal yang kita lakukan adalah, ketika berbicara dengan orang

38


(62)

tua haruslah menggunakan kata-kata yang lembut. Terutama ketika kita ingin berangkat ke kampus, sebelum berangkat hendaklah berpamitan kepada kedua orang tua dengan mencium telapak tangan mereka serta mengucap salam39.

Dan juga dialog:

“Jangan salahin anak atuh pah ! Sakit itu mah datangnya dari Allah..sebab kita tidak bisa menjaganya, koq jadi nyalahin anak ?!” (Eps 1 “Surga Dunia”)

Dan juga pemirsa diajarkan untuk selalu menjaga dirinya dengan cara menjaga kebersihan, sehingga kita terjauh dari segala penyakit. Nabi SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi”. (HR. Tirmidzi)

3. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain

Manusia adalah makhluk biososial, oleh sebab itu hidupnya tak dapat terlepas dari kehidupan bersama manusia lainnya. Dan dengan sendirinya manusia individu itu memasyarakatkan dirinya menjadi satu lebur dalam kehidupan bersama. Maka apapun yang dibuatnya dapat mempengaruhi dan akan mempunyai makna bagi masyarakat pada umumnya dan sebaliknya apaun yang terjadi di masyarakat akan dapat mempengaruhi terhadap perkembangan pribadi tiap individu yang ada didalamnya.

39


(1)

Selain pembacaan nominasi film dan narafilm, pada acara tersebut juga dibacakan nominasi sinetron dan narasinetron Festival Film Bandung 2010. Hal ini dikarenakan sinetron merupakan salah satu produk sinema yang ternyata lebih banyak diterima oleh masyarakat, dan FFB ingin mengapresiasi hal itu.

Pengumuman pemenang film dan narafilm serta sinetron dan narasinetron terpuj FFB 2010 akan diumumkan di Hotel Horison Bandung pada 23 April 2010 mendatang.

Daftar Nominasi Film dan Narafilm Festival Film Bandung 2010 1. Nominasi Film Terpuji FFB 2010

- King

- Ketika Cinta Bertasbih 1 - Emak Ingin Naik Haji - Sang Pemimpi

- Jamila dan Sang Presiden

2. Nominasi Pemeran Utama Pria Terpuji FFB 2010 - Doni Alamsyah, Merah Putih

- Ringgo Agus Rahman, Janda Kembang - Reza Rahadian. Emak Ingin Naik Haji - Aryo Wahab, Bahwa Cinta itu Ada

3. Nominasi Pemeran Utama Wanita Terpuji FFB 2010 - Fanny Fabriana, Hari Untuk Amanda

- Atiqah Hasinolan, Jamila dan Sang Presiden - Shareefa Daanish, Rumah Dara

- Ati Kanser, Emak Ingin Naik Haji

4. Nominasi Pemeran Pembantu Pria Terpuji FFB 2010 - Azwir Fitrianto, Sang Pemimpi

- Ikranagara, Garuda di Dadaku

- Deddy Mizwar, Ketika Cinta Bertasbih 2 - Mamiek Prakoso, King

- Dennis Adhiswara, Bahwa Cinta Itu Ada

5. Nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terpuji FFB 2010 - Wulan Guritno, Bukan Cinta Biasa

- Niniek L. Karim, Ketika Cinta Bertasbih 2 - Alice Norin, Ketika Cinta Bertasbih 1 - Rahayu Saraswati, Merah Putih - Rieke Diah Pitaloka, Sang Pemimpi 6. Nominasi Sutradara Terpuji FFB 2010 - Ari Sihasale, King


(2)

- Chaerul Umam, Ketika Cinta Bertasbih 1 - Aditya Gumay, Emak Ingin Naik Haji - Riri Riza, Sang Pemimpi

- Sujiwo Tejo, Bahwa Cinta Itu Ada

7. Nominasi Penulis Skenario Terpuji FFB 2010 - Ratna Sarumpaet, Jamila dan Sang Presiden - Dirmawan Hatta, King

- Aditya Gumay dan Adenin Adlan, Emak Ingin Naik Haji - Salman Aristo, Garuda di Dadaku

- Upi, Serigala Terakhir

8. Nominasi Editor Terpuji FFB 2010 - Sastha Sunu, Jamila dan Sang Presiden - Cesa David Lukmansyah. Get Married 2 - Herman Kumala Panca, Rumah Dara - Rizal Basri, Ketika Cinta Bertasbih 1

- Cesa David Lukmansyah & Dhimas Adiputra, Emak Ingin Naik Haji 9. Nominasi Penata Kamera Terpuji FFB 2010

- Rudy Kurwet, Ketika Cinta Bertasbih 1 - Yudi Datau, King

- Gunung Nusa Pelita, Emak Ingin Naik Haji - Gusnar Nimpuno, Sang Pemimpi

- Faozan Rizal, Get Married 2

10. Nominasi Penata Artistik Terpuji FFB 2010 - Rudy Kurwet, Ketika Cinta Bertasbih 1

- Yudi Datau, King

- Gunung Nusa Pelita, Emak Ingin Naik Haji - Gusnar Nimpuno, Sang Pemimpi

- Faozan Rizal, Get Married 2

11. Nominasi Penata Musik Terpuji FFB 2010 - Aksan & Titi Sjuman, Garuda di Dadaku - Said Effendi, Sang Pemimpi

- Zeke Khaseli & Yudhi Arfan. Rumah Dara - Thoersi Argeswara, Merah Putih

- Anto Hoed & Melly Goeslaw, Ketika Cinta Bertasbih 1 12. Nominasi Poster Terpuji FFb 2010

- Emak Ingin Naik Haji - Get Married 2

- Hari Untuk Amanda - Identitas


(3)

Daftar Nominasi Sinetron dan Narasinetron Festival Film Bandung 2010 1. Nominasi Sinetron Terpuji FFB 2010

- Nurhaliza

- Safa dan Marwah - Mariam Mikrolet - Mawar Melati - Mengintip Surga

2. Nominasi Sinetron Lepas (FTV) Terpuji FFB 2010 - Kopi Darat Olivia Popeye

- Menggapai Harapan - Dongkrak Cantik

- Aku Bukan Banci Kaleng - Jalimun Terjebak Cinta

3. Nominasi Pemeran Utama Pria Terpuji FFB 2010 - Reza Rahadian, Isabella

- Aming, Aku Bukan Banci Kaleng - Dude Herlino, Nikita

- Ben Joshua, Nurhaliza - Wingky Wiryawan, Rafika

4. Nominasi Pemeran Utama Wanita Terpuji FFB 2010 - Julie Estelle, Amanah dalam Cinta

- Sandra Dewi, Nurhaliza

- Nikita Willy, Safa dan Marwah - Zee Zee Shahab, Mariam Mikrolet - Tya Ariestya, Mengintip Surga

5. Nominasi Pemeran Pembantu Pria Terpuji FFB 2010 - Adipura, Cinta dan Anugrah

- Jarwo Kwat, Mariam Mikrolet - Jamal Mirdad, Isabella

- Ramzi, Si Mamat Anak Pasar Jangkrik - Umar Lubis, Safa dan Marwah

6. Nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terpuji FFB 2010 - Mieke Amalia, Safa dan Marwah

- Riena Ipeh, Mawar Melati - Amara, Kesetiaan Cinta

- Lilis Suganda, Mariam Mikrolet - Elma Theana, Dewi

7. Nominasi Sutradara Terpuji FFB 2010 - Syaiful Drajat AS, Mengintip Surga


(4)

- Walmer Sitohang, Terdampar - Bambang Irawan, Mariam Mikrolet - Desiana Larasati, Safa dan Marwah - Sridhar Jetty & Irwan Ibon, Nurhaliza

8. Nominasi Penulis Skenario Terpuji FFB 2010 - Tim MVP, Nurhaliza

- Serena Luna, Safa dan Marwah

- Faldin Martha & Herry B Arissa, Mariam Mikrolet - Dewi Sita, Dewi

- Warid AS, Mengintip Surga

9. Nominasi Editor Terpuji FFB 2010 - Mengintip Surga

- Rafika - Nuhaliza

- Safa dan Marwah - Mariam Mikrolet

10. Nominasi Penata Kamera Terpuji FFB 2010 - Terdampar

- Mengintip Surga

- Si Mamat Anak Pasar Jangkrik - Mawar Melati

- Mariam Mikrolet

11. Nominasi Penata Artistik Terpuji FFB 2010 - Mariam Mikrolet

- Terdampar

- Si Mamat Anak Pasar Jangkrik - Mengintip Surga

- Mawar Melati

12. Nominasi Penata Musik Terpuji FFB 2010 - Bayu Cinta Luna

- Isabella

- Mariam Mikrolet - Safa dan Marwah - Mawar Melati


(5)

Inilah

 

Sinetron

 

Terpuji

 

Versi

 

Festival

 

Film

 

Bandung

 

2010

  

TEMPO Interaktif, BANDUNG - Selain mengumumkan film dan narafilm terpuji, Festival Film Bandung ke-23 tahun ini juga memberi penghargaan untuk sinetron dan narasinetron terpuji. Berikut daftarnya47.

1. Sinetron Terpuji:

"Mariam Mikrolet" (produksi Multivision Plus, tayangan Trans 7) 2. Pemeran Utama Wanita Terpuji:

Zhe Zhe Shahab ("Mariam Mikrolet") 3. Pemeran Pembantu Wanita Terpuji:

Mike Amalia ("Safa dan Marwah" produksi Sinemart, tayangan RCTI) dan Lilis Suganda ("Mariam Mikrolet")

4. Sutradara Terpuji:

Bambang Irawan ("Mariam Mikrolet") 5. Penata Musik Terpuji:

Muhammad Fitri ("Safa dan Marwah") 6. Penata Artistik Terpuji:

Rustiadi dan Yudhet W ("Si Mamat Anak Pasar Jangkrik", produksi Star Vision Plus, tayangan TPI)

7. Sinetron Lepas Terpuji:

"Menggapai Harapan", produksi Mahkamah Konstitusi, tayangan Trans 7 8. Pemeran Utama Pria Terpuji:

Dude Herlino ("Nikita", produksi Sinemart, tayangan RCTI) dan Ben Joshua ("Nurhaliza", produksi Multivision Plus, tayangan Indosiar)

9. Pemeran Pembantu Pria Terpuji: Ramzi ("Si Mamat Anak Pasar Jangkrik") 10. Penulis Skenario Terpuji:

Warid AS ("Mengintip Surga", produksi Multivision Plus, tayangan RCTI) 11. Penata Kamera Terpuji:

47

http://www.tempointeraktif.com/hg/film/2010/04/24/brk,20100424-242879,id.html


(6)

Enggar Budiono ("Terdampar", produksi Soraya Intercine Films, tayangan Indosiar)

12. Editor Terpuji:

Ali Akbar ("Rafika", produksi Sinemart, tayangan RCTI)

Penghargaan ini, kata panitia Festival Film Bandung Edison Nainggolan, juga sebagai panduan atau rekomendasi bagi penonton untuk menonton tayangan yang bermutu.