Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

43 Veni Saputri, 2015 Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-ConfidencenSiswa SMK Melalui Pembelajaran Sinektik dan Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menyelesaikan tugas dan percaya diri terhadap jawaban yang ditemukan. Sedangkan aktivitas guru yang diamati adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sintaks model pembelajaran untuk mengetahui apakah proses pembelajaran telah diterapkan dengan maksimal. Selain itu, lembar observasi ini dapat menjadi bahan refleksi untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya. Selanjutnya data hasil observasi ini dihitung rata- rata dan dipersentasekan.

F. Teknik Analisis Instrumen

Sebelum instrumen tes dan non-tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen ke siswa yang bukan sampel penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut memenuhi kriteria kelayakan instrumen. Kriteria tersebut adalah validitas dan reliabilitas Fraenkel, et. al., 2012; Sugiyono, 2014. Selain itu, Indeks kesukaran dan daya pembeda juga dilakukan untuk analisis tambahan insrumen tes. Uji coba ini dilakukan di kelas XI di sekolah yang sama. Data yang diperoleh dari uji coba dianalisis dengan menggunakan bantuan software SPSS Versi 20.0 dan Anates V.4 for Windows. Berikut ini adalah analisis instrumen yang dilakukan pada penelitian ini.

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat keabsahan atau kesahihan sesuatu instrumen Arikunto, 2013. Untuk mengetahui tingkat keabsahan atau kesahihan butir soal tes kemampuan berpikir kreatif, maka dilakukan uji validitas teoritik dan empirik. 1 Validitas Teoritik Validitas teoritik dilakukan untuk melihat kesesuaian antara soal tes dengan kisi-kisi tes dan indikator yang diukur serta kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa. Pengujian validitas teoritik dilakukan dengan cara meminta validasi dari dua dosen ahli dan seorang guru matematika SMK dengan menggunakan daftar check list. Untuk mengetahui kesimpulan apakah hasil timbangan para ahli tersebut sama atau tidak, dilakukan 44 Veni Saputri, 2015 Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-ConfidencenSiswa SMK Melalui Pembelajaran Sinektik dan Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu analisis dengan menggunakan uji statistik Q-Cochran. Rumus uji Q-Cochran yang digunakan adalah sebagai berikut Siegel, 1986: Keterangan: Q : Nilai hasil perhitungan k : jumlah kolom C j : jumlah keseluruhan dalam kolom R j : jumlah keseluruhan dalam baris Uji Q-Cochran dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS Versi 20.0. Tabel 3.7 berikut ini adalah hasil uji Q-Cochran dari pertimbangan tiga ahli mengenai tes kemampuan berpikir kreatif matematis: Tabel 3.7 Hasil Validitas Teoritik Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Aspek Asymp. Sig. Keputusan Uji Kesimpulan Validitas Muka 0,30 Ho diterima Para penimbang memberikan pertimbangan yang seragam atau sama. Validitas Isi 0,39 Ho diterima Para penimbang memberikan pertimbangan yang seragam atau sama. Berdasarkan tabel 3.7 di atas, untuk aspek validitas muka diperoleh Asymp. Sig. sebesar 0,30. Hal ini berarti para ahli memberikan pertimbangan yang seragam atau sama. Sama halnya dengan validitas isi, nilai Asymp. Sig. yang diperoleh sebesar 0,39 yang berarti bahwa para ahli memberikan pertimbangan yang seragam atau sama. Secara analisis uji Q-Cochran, hasil yang diperoleh dari pertimbangan para ahli memang memberikan pertimbangan yang seragam atau sama. Namun terdapat beberapa saran mengenai soal yang tergolong mudah dan kurang kompleks serta soal yang masih belum bisa mewakili indikator yang akan diukur. Hal ini menyebabkan dilakukannya revisi pada soal-soal tersebut. Revisi 45 Veni Saputri, 2015 Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-ConfidencenSiswa SMK Melalui Pembelajaran Sinektik dan Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A B C D E F G H A B C D E F G H A B C D E F G H P dilakukan berdasarkan saran-saran yang diberikan ahli, yaitu mengganti soal dan meningkatkan kompleksitas soal. Tabel 3.8 berikut merupakan revisi soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang dilakukan. Tabel 3.8 Revisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Soal Awal Soal Revisi Indikator 1: Mencetuskan beragam gagasan matematis. Diketahui sebuah kubus ABCD.EFGH. a. Sebutkan minimal tiga 3 sepasang garis selain rusuk yang saling berpotongan. b. Sebutkan minimal tiga 3 sepasang garis selain rusuk yang saling sejajar. c. Sebutkan minimal tiga 3 sepasang garis selain rusuk yang saling bersilangan. Diketahui sebuah kubus ABCD.EFGH. Kubus terdiri dari beberapa unsur; yaitu titik sudut, rusuk, sisi, bidang diagonal, diagonal sisi, dan diagonal ruang. Bagaimana hubungan antara unsur- unsur tersebut mengenai kedudukan titik, garis dan bidang dan berikan alasannya minimal sepuluh 10. Indikator 2: Memberikan banyak cara atau memikirkan lebih dari satu jawaban dalam menyelesaikan masalah matematis. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Tentukan titik dan garis yang mempunyai jarak 4 cm. minimal 3 Perhatikan gambar di samping Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Manakah jarak titik ke garis yang panjangnya 4 cm tuliskan minimal 3 pasang titik dan garis Indikator 3: Menghasilkan cara sendiri dalam menyelesaikan masalah matematis. Pagar setinggi 1,5 m mengelilingi sebuah lapangan berukuran 12 m x 12 m yang akan digunakan sebagai tempat berlangsungnya lomba 17 agustus-an. Keterbatasan tempat menyebabkan panitia membagi lapangan untuk dua perlombaan sekaligus dengan membuat garis batas pada tanah yang membagi lapangan sama besar. Ega ingin mengetahui jarak antara garis batas lapangan dengan garis di atas pagar. Selesaikanlah masalah tersebut menurut Perhatikan soal dan alternatif penyelesaiannya berikut. Soal: Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Bagaimana cara anda untuk menentukan jarak titik A ke garis HC Alternatif penyelesaian: 46 Veni Saputri, 2015 Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-ConfidencenSiswa SMK Melalui Pembelajaran Sinektik dan Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu caramu sendiri. Diketahui: kubus dengan rusuk 6 cm. Ditanya: jarak titik A ke garis HC yaitu AP. Karena titik P adalah titik tengah ruas garis HC, maka . HC merupakan diagonal bidang kubus sehingga panjang diagonal bidang kubus adalah dimana a adalah panjang sisi kubus. Jadi HC= , sehingga. Perhatikan Δ APC Δ APC siku-siku di P, sehingga berlaku teorema pythagoras. Jadi jarak titk A ke garis HC adalah cm. Adakah cara baru yang dapat anda gunakan untuk menyelesaikan masalah ini? Tuliskan cara tersebut Indikator 4: Mengembangkan suatu gagasan matematis. 47 Veni Saputri, 2015 Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-ConfidencenSiswa SMK Melalui Pembelajaran Sinektik dan Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sebuah tiang bendera setinggi 8 m berdiri tegak dengan bantuan tali yang diikat dan ditarik dengan kuat ke pasak yang sudah ditancapkan ke tanah. Penjang tali yang digunakan adalah 10 m. Pak Rizal ingin mengetahui besar sudut antara tali dan tanah. a. Tulislah macam-macam cara yang berbeda untuk menyelesaikan masalah tersebut. minimal2 b. Pilihlah salah satu cara alternatif dari jawaban a yang menurut kamu lebih mudah untuk menyelesaikannya. 10 m 8 m Sebuah tiang bendera setinggi 8 m berdiri tegak dengan bantuan tali yang diikat di puncak tiang dan ditarik dengan kuat ke pasak yang sudah ditancapkan ke tanah seperti tampak pada gambar di samping. Tiap tali yang ditancapkan ke tanah mempunyai panjang 10 m. a. Bagaimana cara anda untuk menentukan sudut antara tali dan tanah. minimal 2 b. Pilihlah salah satu cara alternatif dari jawaban a yang menurut anda lebih mudah untuk menyelesaikannya. 2 Validitas Empirik Instrumen yang telah direvisi berdasarkan validitas teoritik diujicobakan kepada siswa yang bukan sampel penelitian dan sudah menerima materi geometri, dalam hal ini kelas XI di sekolah yang sama. Berdasarkan hasil uji coba didapatkan validitas total dan validitas item instrumen tes. Validitas empirik dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product-moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut: r xy =         2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N           Arikunto, 2013 dengan: r xy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan X : Skor item Y : Skor total N : Banyak siswa 48 Veni Saputri, 2015 Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-ConfidencenSiswa SMK Melalui Pembelajaran Sinektik dan Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan mengambil taraf signifikan = 0,05 dan taraf kebebasan dk = n –2. Kriteria uji adalah jika r hit ≤ r tabel , maka soal tidak valid dan jika r hit r tabel , maka soal valid. Perhitungan validitas empiris instrumen tes tersebut menggunakan software SPSS Versi 20.0. Adapun klasifikasi koefisien validitas yang akan digunakan Arikunto, 2013 sebagai berikut. Tabel 3.9 Klasifikasi Koefisien Validitas Koefisien Validitas Interpretasi 0,80  r xy  1,00 Sangat tinggi 0,60  r xy 0,80 Tinggi 0,40  r xy 0,60 Cukup 0,20  r xy 0,40 Rendah r xy 0,20 sangat rendah Arikunto, 2013 Berdasarkan hasil uji coba instrumen tes yang telah dilakukan, diperoleh koefisien korelasi skor butir soal dengan skor total. Tabel 3.10 adalah hasil dari uji validitas tes kemampuan berpikir kreatif matematis. Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis No. Soal Koefisien Korelasi Validitas Interpretasi 1 0,88 Valid Sangat Tinggi 2 0,87 Valid Sangat Tinggi 3 0,54 Valid Cukup 4 0,72 Valid Tinggi Berdasarkan Tabel 3.10 di atas, dapat dilihat bahwa empat soal yang diujikan adalah valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tes kemampuan berpikir kreatif matematis layak untuk digunakan.

b. Reliabilitas

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

8 56 58

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN METAKOGNISI.

0 2 25

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN SELF-EFFICACY MATEMATIS SISWA SPM PARULIAN 1 MEDAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

1 4 44

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN PAIKEM.

0 3 58

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN METAKOGNISI.

0 5 36

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VIII melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.

0 1 8

Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Confidence Siswa SMK Melalui Pembelajaran Sinektik dan Pembelajaran Berbasis Masalah - repository UPI T MTK 1302937 Title

0 0 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, BERPIKIR KREATIF DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH - repository UPI T MTK 1207112 Title

0 0 2

KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

0 0 19

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan self-confidence siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah

2 6 16