= 98,47
Pengecoran II
HRB = 49,9
= 96,74 Dari hasil pengecoran piston bekas didapatkan bahwa kekerasan pada
pengecoran I 50,4 HRB dan pengecoran II 49,9 HRB. Harga kekerasan ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil kekerasan material piston asli yaitu
76 HRB dan juga lebih rendah dari standar paduan A.333.0 yaitu 67 HRB. Rendahnya kekerasan hasil pengecoran piston bekas ini menunjukkan
bahwa perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kekerasan hasil pengecoran piston bekas dengan perlakuaan panas. Hal ini sejalan penelitian yang dilakukan
Muzaffer 2007:216 tentang efek perlakuan panas pada paduan aluminium piston. Dari penelitian Muzaffer dapat disimpulkan bahwa dengan perlakuan
panas dapat meningkatkan nilai kekerasan padauan aluminium piston.
4.2.2 Komposisi hasil pengecoran material piston berbasis material piston
bekas.
Tabel 4.7 Hasil uji komposisi material piston berbasis material piston bekas
Paduan Al
Si Fe
Cu Mn
Mg Cr
Ni Zn
dst.
Pengecoran I 86,27 7,98 1,50
1,40 0,421 0,954 0,0784 0,694 0,922
dst Pengecoran II 87,20 7,76
1,50 1,40
0,368 0,353 0,036
0,005 1,23
dst
Dari hasil uji komposisi dua kali pengecoran limbah piston bekas didapatkan hasil komposisi dengan kandungan Si kurang dari 8, sehingga hasil
coran limbah piston belum layak untuk digunakan sebagai material piston. Dengan diketahui bahwa komposisi hasil pengecoran piston bekas tidak masuk
dalam paduan A. 333.0 dan belum layak digunakan sebagai material piston baru maka, langkah yang diambil pada penelitian ini adalah menambahakan material
ADC 12 untuk memperbaiki komposisi kimia.
4.2.3 Struktur mikro hasil pengecoran material piston berbasis material
piston bekas
Hasil pengujian struktur mikro pada hasil pengecoran material piston bekas Gambar 4.2 dan 4.3 menunjukan bahwa unsur Si tersebar tidak merata dan
jumlahnya tidak banyak.
Gambar 4.2 Struktur mikro hasil pengecoran material limbah piston bekas dengan perbesaran mikroskop 1000X pengecoran I.
Al Si
Porositas