Pemeriksaan khusus bottom-up Strategi Pemeriksaan a. Strategi Pengamanan Penerimaan dari Pemeriksaan

Kp.: PJ.04PJ.0413 3 Secara nasional, target ACR untuk Wajib Pajak badan ditetapkan sebesar 1,99 dan untuk Wajib Pajak orang pribadi ditetapkan sebesar 0,25. 4 Target ACR pada setiap Kanwil DJP ditetapkan sebagaimana lampiran I.

c. Rencana Pencapaian LHP Konversi

1 Rencana pencapaian LHP Konversi nasional ditetapkan dengan mempertimbangkan jumlah dan sebaran Fungsional Pemeriksa Pajak serta Rasio Penyelesaian Pemeriksaan. 2 Dengan memperhatikan data jumlah dan sebaran Fungsional Pemeriksa Pajak per 31 Desember 2014 serta rencana Rasio Penyelesaian Pemeriksaan tahun 2015 sebesar 160, rencana pencapaian LHP Konversi tahun 2015 ditetapkan sebanyak 45.158 HP Konversi. 3 Dalam hal terdapat perubahan jumlah dan sebaran Fungsional Pemeriksa Pajak, rencana pencapaian LHP Konversi direvisi sesuai dengan data dan kondisi terkini.

2. Strategi Pemeriksaan a. Strategi Pengamanan Penerimaan dari Pemeriksaan

1 Strategi pemeriksaan khusus Pemeriksaan khusus dilakukan melalui mekanisme bottom-up maupun top-down secara terukur. Parameter terukur dalam hal ini adalah Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: - memiliki potensi pajak yang dapat diidentifikasi; - Penanggung Pajak diketahui keberadaannya; dan - masih memiliki kegiatan usaha yang aktif. Identifikasi potensi pajak harus didukung dengan data danatau informasi yang bersifat kuantitatif danatau kualitatif, antara lain alat keterangan, bukti pemotonganpemungutan PPh, data PKPM, devisa hasil ekspor, kepemilikan aset, hasil visit Account Representative AR, dan hasil pengamatan. Penanggung Pajak diketahui keberadaannya berdasarkan informasi yang diberikan oleh AR atau Tim Pemeriksa. Dalam rangka meningkatkan peran Kanwil DJP dan KPP terkait dengan kegiatan pemeriksaan khusus, maka penerbitan instruksipersetujuan pemeriksaan khusus diutamakan dilakukan oleh Kepala Kanwil DJP. a Penerbitan instruksipersetujuan pemeriksaan khusus oleh Kanwil DJP

i. Pemeriksaan khusus bottom-up

- Persetujuan pemeriksaan khusus dilakukan berdasarkan analisis risiko yang dibuat oleh AR danatau tim pemeriksa pajak. - Setiap KPP mengusulkan pemeriksaan khusus minimal 1 satu Wajib Pajak untuk setiap AR dan 1 satu Wajib Pajak untuk setiap tim pemeriksa pajak. Dalam hal telah ada pemisahan tugas dan fungsi AR di KPP maka yang dimaksud adalah AR yang melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan dan penggalian potensi. - Penyampaian usulan pemeriksaan khusus oleh Kepala KPP dilakukan paling lambat 31 Maret 2015. - Kepala Kanwil DJP memberikan persetujuan atau penolakan pengusulan pemeriksaan khusus paling lambat 1 satu bulan sejak pengusulan tersebut diterima. - Apabila … Kp.: PJ.04PJ.0413 - Apabila diketahui bahwa persetujuan pemeriksaan khusus diterbitkan terhadap Wajib Pajak yang tergabung dalam suatu grup yang sedang dilakukan pemeriksaan berdasarkan instruksi Direktur Pemeriksaan dan Penagihan maka sebelum diterbitkan agar dikoordinasikan dengan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. - Pengusulan pemeriksaan khusus dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak yang belum dilakukan aktivitas himbauan. ii. Pemeriksaan khusus top-down - Instruksi pemeriksaan khusus top-down diterbitkan berdasarkan analisis risiko manual yang dilakukan oleh Kanwil DJP. - Data pendukung analisis risiko manual dapat berasal dari internal maupun eksternal Kanwil DJP, termasuk yang berasal dari hasil pengembangan dan analisis atas IDLP. - Kepala Kanwil DJP menerbitkan instruksi pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko manual terhadap minimal 1 satu Wajib Pajak pada setiap KPP di wilayah kerjanya. - Apabila diketahui bahwa instruksi pemeriksaan khusus diterbitkan terhadap Wajib Pajak yang tergabung dalam suatu grup yang sedang dilakukan pemeriksaan berdasarkan instruksi Direktur Pemeriksaan dan Penagihan maka sebelum diterbitkan agar dikoordinasikan dengan Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. - Penerbitan instruksi pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko manual dilakukan paling lambat tanggal 30 Juni 2015. - Penyelesaian pemeriksaan khusus dapat dilakukan dengan atau tanpa menunggu tindak lanjut dari Kepala Kanwil DJP sesuai dengan instruksi pemeriksaan khusus. b Penerbitan instruksi pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko manual oleh Kantor Pusat DJP i. Instruksi pemeriksaan khusus diterbitkan secara top-down berdasarkan analisis risiko manual. ii. Data pendukung analisis risiko manual dapat berasal dari internal maupun eksternal Kantor Pusat DJP, termasuk yang berasal dari hasil pengembangan dan analisis atas IDLP. iii. Pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko manual dilakukan antara lain terhadap Wajib Pajak yang bergerak di bidang usaha pertambangan batubara, Wajib Pajak sektor minyak dan gas bumi, Wajib Pajak yang melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan Wajib Pajak yang tergabung dalam satu grup. iv. Pemeriksaan Wajib Pajak yang bergerak di bidang usaha pertambangan batubara dan sektor minyak dan gas bumi dilakukan terhadap minimal 50 Wajib Pajak. v. Pemeriksaan Wajib Pajak yang tergabung dalam satu grup dilakukan terhadap minimal 10 grup Wajib Pajak badan termasuk orang pribadi yang terkait. vi. Pemeriksaan Wajib Pajak yang terindikasi melakukan penyalahgunaan transfer pricing dengan entitas di luar negeri dilakukan terhadap minimal 30 Wajib Pajak. vii. Direktur … Kp.: PJ.04PJ.0413 vii. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan menerbitkan instruksi pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko manual terhadap minimal 3 tiga Wajib Pajak pada setiap Kanwil DJP, di luar Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada angka romawi iv, v, dan vi. viii. Penyelesaian pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko manual dapat dilakukan dengan atau tanpa menunggu tindak lanjut dari Direktur Pemeriksaan dan Penagihan atau Kepala Kanwil DJP sesuai dengan instruksi pemeriksaan khusus. ix. Penentuan Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko manual dapat didahului dengan melakukan pembahasan bersama antara Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan dengan Kanwil DJP danatau KPP tempat Wajib Pajak terdaftar yang akan diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan. x. Penerbitan instruksi pemeriksaan khusus berdasarkan analisis risiko manual dilakukan mulai bulan Februari 2015. 2 Kerja sama dengan pihak lain Dalam rangka mengoptimalkan penerimaan dari kegiatan pemeriksaan, DJP melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam pelaksanaan pemeriksaan. Kerja sama dimaksud meliputi antara lain: a Pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim Optimalisasi Penerimaan Negara TOPN i. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan instruksi yang diterbitkan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. ii. Penerbitan instruksi pemeriksaan dilakukan berdasarkan analisis risiko secara manual. iii. Penyelesaian pemeriksaan dilakukan setelah ada tindak lanjut dari Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. iv. Penerbitan instruksi pemeriksaan dilakukan mulai bulan Februari 2015. b Pemeriksaan yang dilakukan bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai joint audit i. Pemeriksaan joint audit dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai Joint Audit antara Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. ii. Penerbitan instruksi pemeriksaan dilakukan secara periodik sesuai dengan keputusan Rapat Komite Joint Audit. c Pemeriksaan yang dilakukan bersama-sama dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP i. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan instruksi yang diterbitkan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. ii. Penerbitan instruksi pemeriksaan dilakukan berdasarkan analisis risiko secara manual. iii. Pemantauan dan bimbingan teknis pemeriksaan dilakukan secara periodik oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan selama proses pemeriksaan. iv. Penyelesaian pemeriksaan dilakukan dengan persetujuan dari Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. v. Penerbitan instruksi pemeriksaan dilakukan mulai bulan Februari 2015. d Pemeriksaan … Kp.: PJ.04PJ.0413 d Pemeriksaan yang dilakukan bersama-sama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi SKK Migas dan BPKP i. Pemeriksaan dilakukan terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Minyak dan Gas Bumi. ii. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan instruksi yang diterbitkan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan. iii. Penerbitan instruksi pemeriksaan dilakukan berdasarkan analisis risiko secara manual. iv. Penerbitan instruksi pemeriksaan dilakukan secara periodik berdasarkan kesepakatan bersama antara DJP, SKK Migas, dan BPKP sesuai audit schedule yang dikeluarkan oleh SKK Migas. v. Pemantauan dan bimbingan teknis pemeriksaan dilakukan secara periodik oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan selama proses pemeriksaan. e Pengajuan izin membuka rahasia bank terkait nasabah penyimpan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK i. Dalam rangka pemeriksaan, pemeriksa dapat mengajukan izin membuka rahasia bank terkait dengan Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan dan pihak lain yang diindikasikan terkait dengan Wajib Pajak kepada OJK melalui Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan. ii. Pengajuan izin membuka rahasia bank dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku terkait prosedur membuka rahasia bank. 3 Penyelesaian penugasan pemeriksaan khusus yang telah melewati jangka waktu pemeriksaan Dalam rangka memastikan bahwa potensi penerimaan yang telah diidentifikasi dapat direalisasikan secara optimal, penyelesaian penugasan pemeriksaan khusus yang telah melewati jangka waktu pemeriksaan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a Terhadap pemeriksaan khusus yang masih belum diselesaikan sesuai dengan Instruksi Direktur Jenderal Pajak nomor INS-05PJ2014 diselesaikan selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret 2015. b Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, Kepala Kanwil DJP, dan Kepala KPP harus melakukan monitoring dan pengawasan secara intensif atas penyelesaian penugasan pemeriksaan khusus yang telah melewati jangka waktu pemeriksaan.

b. Strategi Peningkatan Kepatuhan 1 Kepatuhan Wajib Pajak