656
KEMAMPUAN PENALARAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 PALEMBANG
Shahnaz, Yusuf Hartono, Budi Mulyono
Universitas Sriwijaya
Abstract: This research was intended to describe students mathematical reasoning ability using Problem Based Learning Model at VIII grade of State
Madrasah Tsanawiyah 1 Palembang. The subjects were 40 students of VIII B. The data were collected using tests. The average score of mathematical
reasoning test was 69.97, that was belonged to the enough category. The percentage of students who possessed very good reasoning ability was
20.51; possessed good reasoning ability was 38.46; possessed enough reasoning ability was 23.08; possessed less reasoining ability was 10.26
and possessed very less reasoning ability was 7.69. One of the indicators of mathematical reasoning, that is the ability to draw conclusions, construct the
evidences, provide reason or evidence of solution validity, belonged to less category. The others six indicators belonged to the good category.
Keywords: Ability, Mathematical Reasoning, Problem Based Learning Model.
1 Pendahuluan
Salah satu aspek dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
adalah meningkatkan kemampuan penalaran siswa. Kemampuan
penalaran siswa merupakan aspek penting, karena sangat diperlukan
disetiap segi dan sisi kehidupan agar setiap warga bangsa dapat
menganalisis setiap masalah yang muncul secara jernih; dapat
memecahkan masalah dengan tepat; dapat menilai sesuatu secara kritis
dan objektif; serta dapat mengemukakan pendapatnya secara
runtut dan logis. Penalaran matematika merupakan fondasi atau
dasar untuk membangun pengetahuan matematika, dengan
kemampuan penalaran, kemampuan tingkat tinggi matematika lainnya
akan dapat berkembang. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh
Ball, Lewis Thamel, ”Mathematical reasoning is the
foundation for the construction of mathematical knowledge”. Widjaya,
2010.
Pentingnya kemampuan penalaran matematika, tidak sejalan dengan
kemampuan penalaran siswa Indonesia yang masih terbilang
rendah. Meskipun tak sedikit siswa kita memenangi ajang bergengsi adu
keterampilan di olimpiade matematika dan sains yang siswanya
dipersiapkan khusus. Tapi secara umum kemampuan siswa Indonesia
sangat memprihatinkan, hal ini berdasarkan hasil tes berstandar
internasional International Standarized Test, yaitu Programme
for International Student Assesment PISA dan Trends in International
Mathematics and Science Study TIMSS.
Berdasarkan laporan studi Programme for International Student
Assessment PISA. Untuk literasi Sains dan Matematika, peserta didik
usia 15 tahun pada tahun 2006 literasi matematika berada pada
peringkat ke 50 dari 57 negara, untuk hasil PISA 2009, Indonesia
cenderung menurun. Indonesia berada pada peringkat ke 61 dari 65
negara. Untuk PISA 2012, Indonesia menduduki peringkat ke 64 dari 65
negara OECD, 2013.