Manfaat Penelitan Metode Penelitian Kriptografi

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah: 1. Merancang sebuah aplikasi yang dapat mengenkripsi dan mendekripsi teks menggunakan algoritma kriptografi RSA. 2. Merancang sebuah aplikasi yang dapat menyisipkan dan mengekstrak cipherteks berupa blok-blok integer dalam media berupa citra digital dengan format bitmap .bmp menggunakan algoritma LSB yang telah dimodifikasi.

1.5 Manfaat Penelitan

Penelitian ini diharapkan akan mampu meningkatkan tingkat keamanan data dengan menggabungkan algoritma dari kriptografi dan steganografi sehingga aspek keamanan dan kerahasiaan dalam pengiriman pesan dapat dicapai.

1.6 Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang akan digunakan adalah: 1. Studi Literatur Mempelajari literatur tentang teori dasar mengenai kriptografi, jenis-jenis kriptografi, keunggulan kriptografi asimetris dibandingkan kriptografi simetris, memahami tentang algoritma RSA dan metode steganografi LSB, dan semua teori yang berkaitan baik dari beberapa buku, jurnal, maupun penelitian terdahulu. 2. Analisis Data Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan terhadap sistem beserta batasan- batasan yang diperlukan. Menganalisis algoritma kriptografi RSA, teknik enkripsi dan dekripsi pada RSA, serta menganalisis algoritma steganografi LSB, teknik penyisipan dan ekstraksi pesan pada LSB. Universitas Sumatera Utara 3. Perancangan Sistem Melakukan perancangan desain dalam bentuk flowchart, diagram use case, dan antar muka sistem untuk memudahkan proses implementasi pada tahap selanjutnya. 4. Implementasi Sistem Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem sesuai dengan analisis dan perancangan yang sudah didefinisikan sebelumnya. Implementasi sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Matlab R2007b. 5. Pengujian Sistem Pengujian dilakukan terhadap keberhasilan proses kriptografi dan steganografi pada sistem, mencakup apakah implementasi telah sesuai dengan teori, apakah pesan yang diekstrak sesuai dengan pesan sebelum disisipi, apakah pesan hasil dekripsi sesuai dengan plainteks semula, serta apakah metode Modified LSB yang digunakan memenuhi aspek imperceptibility dan recovery. 6. Dokumentasi Sistem Melakukan pembuatan dokumentasi sistem mulai dari tahap awal hingga pengujian sistem, untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk laporan penelitian skripsi.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan penjelasan tentang konsep dasar penyusunan tugas akhir, yaitu mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan Universitas Sumatera Utara masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

Bab ini akan membahas dasar teori yang menunjang penulisan tugas akhir, berkaitan mengenai kriptografi, steganografi, proses enkripsi dan dekripsi dengan algoritma RSA, serta proses penyisipan dan ekstraksi pesan dengan menggunakan metode Modified LSB.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem dengan menggunakan metode RSA dan Modified LSB.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada bab ini akan menjelaskan implementasi metode RSA dan Modified LSB yang digunakan, serta pengujian akan keberhasilan terhadap sistem yang telah dibangun.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kriptografi

Kriptografi merupakan salah satu ilmu pengkodean pesan yang digunakan untuk meningkatkan keamanan dalam pengiriman pesan atau komunikasi data. Kriptografi saat ini telah menjadi salah satu syarat penting dalam keamanan teknologi informasi dalam pengiriman pesan penting dan rahasia. Pengiriman pesan penting dan rahasia sangat rentan terhadap serangan yang dilakukan oleh pihak ketiga, seperti penyadapan, pemutusan komunikasi, pengubahan pesan yang dikirim, dan hal-hal yang merugikan lainnya.

2.1.1 Pengertian Kriptografi

Kriptografi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu crypto dan graphia. Crypto berarti secret rahasia dan graphia yang berarti writing tulisan. Menurut terminologinya, kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain [2]. Secara umum, istilah yang sering digunakan di dalam kriptografi adalah: 1. Pesan Pesan adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Pesan sering juga disebut plainteks plaintext atau pesan jelas cleartext. Plainteks merupakan suatu pesan bermakna yang akan diproses menggunakan algoritma kriptografi. Universitas Sumatera Utara 2. Cipherteks Cipherteks ciphertext atau disebut juga kriptogram cryptogram merupakan pesan yang telah tersandi. Pesan dalam bentuk cipherteks tidak dapat dibaca karena berisi karakter-karakter yang tidak memiliki makna setelah melalui proses enkripsi. 3. Enkripsi Enkripsi merupakan proses yang dilakukan untuk menyandikan plainteks menjadi cipherteks atau disebut sebagai enchipering. Enkripsi dilakukan dengan tujuan agar plainteks tersebut tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berwenang. 4. Dekripsi Dekripsi merupakan proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula atau disebut deciphering. Dekripsi dilakukan ketika pesan telah sampai kepada pihak yang dituju. 5. Kunci Kunci adalah parameter yang digunakan untuk transformasi enkripsi dan dekripsi. Kunci biasanya berupa string atau deretan bilangan. Keamanan suatu algoritma kriptografi biasanya bergantung kepada kerahasiaan penyebaran kunci. Berikut adalah skema umum dari proses enkripsi dan dekripsi pada kriptografi: Gambar 2.1 Skema Umum Kriptografi Dekripsi Enkripsi Plainteks Kunci Kunci Cipherteks Plainteks Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Tujuan Kriptografi

[9] menyatakan bahwa tujuan kriptografi dalam memberi layanan keamanan adalah sebagai berikut: 1. Confidentiality Confidentiality merupakan tujuan sistem kriptografi dalam memberikan kerahasiaan pesan dan menyimpan data dengan menyembunyikan informasi lewat teknik-teknik enkripsi. 2. Data Integrity Data integrity merupakan tujuan sistem kriptografi dalam memberikan jaminan bahwa pesan tidak akan mengalami perubahan selama proses pengiriman. Integritas data merupakan layanan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya pengubahan informasi oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. 3. Non-repudiation Non-repudiation merupakan tujuan sistem kriptografi dalam memberikan cara untuk membuktikan bahwa suatu dokumen datang dari seseorang apabila ia mencoba menyangkal memiliki dokumen tersebut. Non-repudiation adalah layanan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap suatu aksi yang dilakukan oleh pelaku sistem informasi. 4. Authentication Authentication merupakan tujuan sistem kriptografi dalam mengidentifikasikan keaslian suatu pesan dan memberikan jaminan keotentikannya, dan menguji identitas seseorang apabila ia akan memasuki sebuah sistem. Penerima pesan dapat memastikan keaslian pengirimnya. Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Jenis Kriptografi

Menurut [6] terdapat dua jenis algoritma kriptografi berdasarkan jenis kunci yang digunakan, yaitu : 1. Algoritma Kriptografi Simetri Konvensional 2. Algoritma Kriptografi Asimetri Kunci Publik 1. Kriptografi Simetri Konsep dasar dari kriptografi kunci simetri adalah kunci yang digunakan untuk enkripsi merupakan kunci yang sama dengan kunci untuk dekripsi. Istilah lain untuk kriptografi kunci simetri adalah kriptografi kunci privat private-key cryptography, kriptografi kunci rahasia secret-key cryptography, atau kriptografi konvensional conventional cryptography. Kelebihan kriptografi simetri adalah: a. Proses enkripsi dan dekripsi kriptografi simetri membutuhkan waktu yang singkat. b. Ukuran kunci simetri relatif pendek. c. Otentikasi pengiriman pesan langsung diketahui dari cipherteks yang diterima, karena kunci hanya diketahui oleh penerima dan pengirim saja. Kekurangan kriptografi simetri adalah: a. Kunci simetri harus dikirim melalui saluran komunikasi yang aman dan kedua entitas yang berkomunikasi harus menjaga kerahasiaan kunci. b. Kunci harus sering diubah, setiap kali melaksanakan komunikasi. 2. Kriptografi Asimetri Berbeda dengan kriptografi kunci simetri, kriptografi kunci publik memiliki dua buah kunci yang berbeda pada proses enkripsi dan dekripsinya. Nama lain dari kunci asimetri ini adalah kriptografi kunci publik public-key cryptography. Universitas Sumatera Utara Pengirim akan mengenkripsi pesan dengan menggunakan kunci publik, sedangkan penerima mendekripsikan pesan menggunakan kunci privat. Kelebihan kriptografi asimetri adalah: a. Hanya kunci privat yang perlu dijaga kerahasiaannya oleh setiap entitas yang berkomunikasi. b. Pasangan kunci privat dan kunci publik tidak perlu diubah dalam jangka waktu yang sangat lama. c. Dapat digunakan dalam pengamanan pengiriman kunci simetri. d. Beberapa algoritma kunci publik dapat digunakan untuk memberi tanda tangan digital pada pesan. Kelemahan kriptografi asimetri adalah: a. Proses enkripsi dan dekripsi umumnya lebih lambat dari algoritma simetri, karena menggunakan bilangan yang besar dan operasi bilangan yang besar. b. Ukuran cipherteks lebih besar dari pada plainteks. c. Ukuran kunci relatif lebih besar dari pada ukuran kunci simetri.

2.1.4 Algoritma RSA

Algoritma RSA dibuat oleh 3 orang peneliti dari MIT Massachussets Institute of Technology pada tahun 1976, yaitu Ron Rivest, Adi Shamir, dan Leonard Adleman. RSA adalah algoritma kriptografi modern yang menggunakan sistem kriptografi asimetri kunci publik. Algoritma RSA yang dibuat oleh para ilmuwan pada tahun 1976 ini, melakukan pemfaktoran bilangan yang sangat besar untuk mendapatkan kunci privat. Secara umum, besaran yang digunakan dalam algoritma RSA adalah: 1. p dan adalah bilangan prima rahasia Universitas Sumatera Utara 2. . tidak rahasia 3. rahasia 4. kunci enkripsi tidak rahasia 5. kunci dekripsi rahasia 6. plainteks rahasia 7. cipherteks tidak rahasia Enkripsi pada algoritma RSA dapat dilakukan dengan persamaan: Sedangkan untuk dekripsi digunakan persamaan sebagai berikut:

2.1.4.1 Algoritma Membangkitkan Pasangan Kunci

Berikut adalah langkah-langkah dalam membangkitkan pasangan kunci publik dan kunci privat dengan algoritma RSA: 1. Pilih dua buah bilangan prima sembarang, dan . 2. Hitung . sebaiknya , sebab jika maka sehingga dapat diperoleh dengan menarik akar pangkat dua dari . 3. Hitung . 4. Pilih kunci publik, , yang relatif prima terhadap . 5. Bangkitkan kunci privat dengan menggunakan persamaan: , yang merupakan turunan dari persamaan . ≡ . Hasil dari algoritma di atas adalah: a. Kunci publik adalah pasangan , b. Kunci privat adalah pasangan , Universitas Sumatera Utara Implementasi algoritma tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut: misalkan Alice ingin mengirimkan pesan kepada Bob dengan nilai p=19 dan q=13. Sehingga nilai n=247, dan didapat . Lalu dipilih nilai e, misal e=77 relatif prima terhadap . Kunci publik = 247,77. Untuk plainteks : “S” dengan kode ASCII 83, cipherteksnya menjadi = 239 Dimana pada tabel ASCII nilai desimal 239 mewakili karakter ï . Karakter ï yang akan dikirimkan kepada Bob sebagai cipherteks. Untuk mengetahui plainteks dari cipherteks yang diterimanya Bob harus melakukan dekripsi dengan mencari nilai d dari persamaan dengan nilai , , , … .  Untuk . ,  Untuk k = 2 . ,  Untuk k = 3 . , …  Untuk k = 36 . Dalam perhitungan persamaan tersebut, didapat nilai bulat dari kunci privat d pada iterasi k=36, yaitu d=101. Setelah nilai d diketahui, dapat dicari plainteks dari cipherteks tersebut. Untuk cipherteks : ï dengan kode ASCI 239, plainteksnya menjadi Universitas Sumatera Utara = 83 Hasil konversi dengan tabel ASCII untuk nilai desimal 83 akan diperoleh karakter “ S “. Karakter “ S ” inilah yang merupakan plainteks hasil dekripsi. Plainteks hasil dekripsi yang didapat, merupakan plainteks yang sama dengan pesan yang dikirimkan sebelum proses enkripsi.

2.1.4.2 Keamanan RSA

Pada dasarnya keamanan algoritma RSA ini yaitu terletak pada sulitnya memfaktorkan bilangan besar menjadi faktor-faktor prima. Pada RSA masalah pemfaktoran berbunyi: faktorkan menjadi dua faktor prima, dan , sedemikian hingga . . sekali dapat difaktorkan menjadi dan , maka dapat dihitung. Selanjutnya kunci privat dapat dihitung.

2.2 Steganografi