43 kepemilikannya untuk mempengaruhi keikutsertaan
mereka dalam proses pengadaan atau mempengaruhi dalam pelaksanaan kontrak.
24.2. Bila Pemberi Kerja membatalkan Kontrak baik
keseluruhan atau sebagian, sesuai dengan SUK Pasal 24.1, Pemberi Kerja dapat mengadakan dengan cara-cara
yang sesuai, Barang atau Jasa yang tidak terkirimkan, dan Pemasok Barang akan bertanggung jawab kepada
Pemberi Kerja atas biaya-biaya tambahan untuk Barang dan Jasa tersebut. Pemasok Barang harus tetap
melaksanakan Kontrak hingga saat pembatalan.
25. Force Majeure
25.1 Meskipun tetap berlaku ketentuan-ketentuan dalam
Pasal-pasal 22, 23 dan 24, Pemasok Barang tidak akan dikenakan sanksi denda sebagai ganti rugi, penyitaan
Surat Jaminan Pelaksanaan, atau pemutusan Kontrak, apabila keterlambatan dalam pelaksanaan Kontrak atau
kegagalan
melaksanakan kewajiban-kewajibannya
berdasarkan kontrak adalah akibat kejadian Force Majeure.
25.2 Dalam pasal ini yang dimaksudkan dengan ―Force
Majeure‖ adalah suatu kejadian tak terduga yang di luar kemampuan Pemasok Barang dan yang tidak terkait
dengan kesalahan Pemasok Barang atau kelalaian Pemasok Barang dan tidak diperkirakan sebelumnya.
Kejadian ini dapat termasuk, walau tidak terbatas kepada, tindakan Pemberi Kerja dalam kewenangannya, perang
atau revolusi, kebakaran, banjir, wabah, pembatasan karena karantina dan embargo pengangkutan
25.3 Apabila terjadi keadaan Force Majeure, Pemasok Barang
harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi
Kerja tentang
keadaan tersebut
dan penyebabnya. Kecuali apabila diarahkan lain secara
tertulis oleh Pemberi Kerja, sedapat mungkin Pemasok Barang harus melanjutkan pelaksanaan kewajibannya
berdasarkan Kontrak dan harus mengusahakan cara pelaksanaan lain yang wajar yang tidak terhalang oleh
kejadian Force Majeure tersebut.
26. Pemutusan
karena Pailit
26.1 Sewaktu-waktu Pemberi Kerja dapat memutus Kontrak
dengan memberitahukan secara tertulis kepada Pemasok Barang, apabila Pemasok Barang menjadi bangkrut atau
diputuskan pailit
tidak mampu
membayar hutang.Dalam hal ini pemutusan kontrak dilakukan
44 tanpa kompensasi kepada Pemasok Barang, dengan
ketentuan bahwa pemutusan tersebut tidak akan mengurangi atau mempengaruhi hak Pemberi Kerja
untuk bertindak atau megusahakan perbaikan yang telah atau akan menjadi hak Pemberi Kerja.
27. Pemutusan karena kehendak
Pemberi Kerja. 27.1
Dengan mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada Pemasok Barang, Pemberi Kerja dapat memutuskan
kontrak baik secara keseluruhan maupun sebagian pada setiap waktu sesuai kehendaknya. Pemberitahuan harus
menjelaskan bahwa pemutusan tersebut adalah untuk kemudahan Pemberi Kerja, oleh karenanya pelaksanaan
kontraknya dihentikan pula dan efektif mulai tanggal pemutusan tersebut.
27.2 Barang-barang yang telah lengkap dan siap dikapalkan
dalam waktu 30 tiga puluh hari setelah Pemasok Barang menerima pemberitahuan pemutusan, harus
diterima oleh Pemberi Kerja sesuai dengan ketentuan dan harga Kontrak.
Untuk sisa barang-barang, Pemberi Kerja dapat memilih untuk:
a Memperoleh bagian yang sudah dipenuhi dan
dikirimkan sesuai dengan ketentuan dan harga kontrak, danatau
b Membatalkan sisa dan membayar kepada Pemasok
Barang sejumlah uang yang disetujui untuk sebagian Barang dan Jasa dan material atau
bagiannya yang telah dibeli sebelumnya oleh Pemasok Barang.
28. Penyelesaian Perselisihan