Gejala Penyakit Busuk Pangkal Batang BPB

b. Bibit yang digunakan berasal dari sulur panjat, dan sebaiknya menggunakan bibit dari varietas Natar I karena varietas tersebut merupakan yang paling tahan terhadap serangan penyakit. c. Membuat rorak secara diagonal diantara 3-5 baris tanaman lada. Adanya rorak akan menghambat penyebaran spora P. capsici. Dalam rorak tersebut dimasukkan bekas pangkasan, tajar dan pengkasan tanaman penutup tanah dan ditaburi dengan jamur T. harzianum sebagai agen antagonis bagi jamur P. capsici dan untuk mempercepat pelapukan sehingga nantinya dapat digunakan sebagai pupuk organik. d. Membuat parit drainase di sekeliling kebun agar tidak ada air yang tergenang di dalam kebun. Genangan didalam kebun akan meningkatkan kelembaban kebun dan menciptakan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan P. capsici. e. Pemangkasanpembuangan sulur liar sulur cacing dan sulur gantung, jika dibiarkan akan merugikan tanaman lada karena sulur tersebut tidak akan menghasilkan buah akan tetapi ikut memanfaatkan hara yang ada di tanah. f. Pemangkasan tajar dilakukan setiap seminggu sebelum pemupukan pupuk buatan. g. Aplikasi agen hayati T. harzianum untuk semua tanaman lada di area pertanaman. h. Pemupukan N, P, K, Mg dengan perbandingan unsur K lebih tinggi dari N. Unsur K yang relatif tinggi akan memperkuat jaringan tanaman sehingga lebih tahan terhadap infeksi patogen. i. Penanaman Arachis pintoi. Bunga-bunga yang diproduksi oleh tanaman penutup tanah ini merupakan sumber nutrisi bagi berbagai jenis musuh alami OPT lada. Arachis sp. juga dapat menahan penyebaran spora patogen BPB melalui air hujan sekaligus dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak kambing. j. Penyiangan terbatasbobokor. Penyiangan terbatas dilakukan dibawah kanopi tanaman lada dengan tujuan agar tanaman penutup tanah dengan tanaman lada tidak bersaing dalam mendapatkan nutrisi. k. Pemeliharaan ternak kambing dan penanaman rumput gajah di sekeliling kebun lada. Ternak harus dikandangkan, kotoran ternak dapat dijadikan pupuk organik yang diperlukan untuk tanaman lada. Selain tindakan-tindakan tersebut di atas, kegiatan pengamatan dan sanitasi lahan yang dilakukan secara intensif dan periodik seminggu sekali perlu untuk dilakukan agar pengendalian dan identifikasi penyakit dapat diketahui lebih dini. Bila ditemukan gejala serangan pada satu tanaman saat dilakukan pengamatan, maka tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan membuang atau memusnahkan tanaman tersebut sesegera mungkin agar tidak menjadi inokulum bagi tanaman lain di area kebun Zulkarnain, 2014.

2.3 Jamur Trichoderma spp.

2.3.1 Taksonomi dan Morfologi

Klasifikasi jamur Trichoderma spp. menurut Alexopoulus et al. 1979 adalah sebagai berikut: Kerajaan : Mycetae Divisi : Amastigomycota Subdivisi : Deuteromycotina Kelas : Deuteromycetes Ordo : Moniliales Famili : Moniliaceae Genus : Trichoderma Spesies : Trichoderma spp. Koloni Trichoderma spp. pada media agar pada awalnya terlihat berwarna putih, selanjutnya miselium akan berubah menjadi kehijau-hijauan lalu terlihat sebagian besar berwarna hijau ada ditengah koloni dikelilingi miselium yang masih berwarna putih dan pada akhirnya seluruh medium akan berwarna hijau Umrah, 1995 dalam Ismail Tenrirawe, 2014 . Trichoderma spp. memiliki konidiofor bercabang cabang teratur, tidak membentuk berkas, konidium jorong, bersel satu, dalam kelompok- kelompok kecil terminal, kelompok konidium berwarna hijau biru Semangun, 1996 dalam Ismail Tenrirawe, 2014. Trichoderma spp. juga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Fungi Aspergillus flavus, Aspergillus terreus dan Trichoderma harzianum Terhadap Pertumbuhan Bibit Avicennia officinalis

1 78 45

Uji Efektifitas Beberapa Spesies Trichoderma spp untuk Mengendalikan Penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus (Swartz : fr.) van Ov) pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) di Pembibitan

1 55 53

Penggunaan Jamur Antagonis Trichoderma harzianum Rifai Dan Kompos Dalam Menekan Penyakit Layu Fusarium oxysporum f.sp. passiflora Pada Pembibitan Markisa

5 50 125

Pengaruh Jamur Antagonis Trichoderma harzianum Dan Pupuk Organik Untuk Mengendalikan Patogen Tular Tanah Sclerotium rolfsii Sacc. Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Di Rumah Kasa

4 83 73

UJI EFIKASI Trichoderma harzianum SEBAGAI PENGIMBAS KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG PADA TANAMAN LADA

1 27 41

KAJIAN FORMULASI DAN MASA SIMPAN Trichoderma harzianum Rifai DALAM MENGHAMBAT Phytophthora capsici Leon. PENYEBAB PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG LADA SECARA IN VITRO

1 6 10

Identifikasi penyebab busuk pangkal batang jeruk (Citrus spp.) serta uji antagonisme in vitro dengan Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens

0 8 83

EFIKASI ISOLAT TRICHODERMA TERPILIH DENGAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG PADA LADA DI LAPANGAN

0 0 7

PENURUNAN KEPARAHAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG PADA LADA AKIBAT APLIKASI BAHAN ORGANIK DAN TRICHODERMA HARZIANUM

0 0 7

EFIKASI ISOLAT TRICHODERMA TERPILIH DENGAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG PADA LADA DI LAPANGAN

0 0 7