Pengaruh Kebisingan Intensitas Tinggi Terhadap Kadar Kortisol Pada Tikus Jantan

Pengaruh Kebisingan Intensitas Tinggi
Terhadap Kadar Kortisol Pada Tikus Jantan
Simon S. Marpaung
Program Pasca Sarjana
Program Studi Biomedik
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia dan peningkatan iptek, maka
pencemaran lingkungan oleh kebisingan meningkat. Kebisingan ini sangat
mempengaruhi kesehatan manusia, yang berakibat pada pendengaran dan non
pendengaran. Pengaruh terhadap non pendengaran menyebabkan stress dan emosi, yang
menimbulkan kelemahan psychosomatic. Dan jika berlanjut akan mengakibatkan
kelainan fisik. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian pengaruh kebisingan
terhadap tikus percobaan jantan, denganmenentuakn perubahan pada kadar kortisol
darah, berat badan tikus, berat kelenjar adrenal.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan
rancangan Randomized Complete Block Design (RCBD), dengan hewan percobaan tikus
laboratorium (Rattus Norvegicus)jantan, sehat, umur 40-60 hari, dengan berat badan 250
g – 350 g dan belum pernah digunakan untuk percobaan. Hewan percobaan diperoleh dari
Balai pendidikan Penyakit Hewan (BPPH) Medan, Sumatera Utara.
Kebisingan digunakan dengan sirene elektrik, dengan isensitas 90 dB (A) –95 dB

(A) dan 100 dB (A) terhadap tikus jantan kelompok kontrol 10 ekor, kelompok perlakuan
10 ekor dengan kebisingan 90 dB (A) –95 dB(A) dan 10 ekor dengan kebisingan 100
dB(A)- 105 dB(A), diberi perlakuan selama 21 hari, disertai pengamatan berat badan
setiap minggu. Hari ke 21 perlakuan dihentikan, kemusian dilakukan penelitian pada
berat badan, berat kelenjar adrenal, dan kadar kortisol dalam darah tikus jantan.
Data yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan menggunakan Analysis of
Variance (ANOVA) dan perbedaan dianggap signifikan bila p > 0,05.
Hasil menunjukan bahwa kebisingan meningkatkan kadar kortisol darah tikus
jantan secara signifikan p = 0,0000 (p < 0,05), mengurangi pertambahan berat badan
tikus jantan yang bermakna p = 0,0000 (p < 0,05), sedangkan pertambahan berat badan
dan berat kelenjar adreanl tidak bermakna p = 0,353 (p > 0,05).
Analisa korelasi dan regresi antara peningkatan kadar kortisol darah dan
pertambahan berat badan dan pertambahan berat kelenjar adrenal tdak signifikan (p>
0,05).
Dari penelitian ini terbukti bahwa kebisingan ini sangat berpengaruh terhadap
kadar kortisol darah dengan perubahan berat badan tikus laboratorium jantan, tetapi tidak
berpengaruh terhadap berat kelenjar adrenal.

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara