Evaluasi Dampak Lingkungan Hutan Rakyat Terhadap Erosi Tanah Serta Sosial, Ekonomi, Budaya Masyarakat Studi Kasus Di Desa Rumah Gerat Kecamatan Sibiru-Biru
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
RINGKASAN
ETTI NURWANTI. Evaluasi Dampak Lingkungan Hutan Rakyat Terhadap Erosi
Tanah serta Sosial, Ekonomi, Budaya Masyarakat Studi Kasus di Desa Rumah Gerat
Kecamatan Sibiru-biru (Dibawah bimbingan SENGLI J. DAMANIK sebagai ketua,
SYAMSINAR YUSUF dan IRFAN BUD! PRAMONO sebagai anggota).
Untuk mcngctahui dampak lingkungan
hutan rakyat terhadap erosi tanah,
sosial, ekonomi, budaya masyarakat di desa Rumah Gerat, telah dilakukan evaluasi
setelah 3 tahun pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilaksanakan melalui
penelitian
secara diskriptif , dimana penulis hanya melukiskan, memaparkan, menuliskan dan
melaporkan dampak Jingkungan hutan rakyat dari aspek teknis, aspek ekonomi, aspek
sosial, aspek budaya dan aspek fisiko Penilaian dan pengukuran dilakukan terhadap
parameter-parameter setiap indikator dari aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial,
aspek budaya, dan aspek fisiko Dari hasil penilaian setiap masing-masing aspek,
diperoleh nilai keseluruhan dengan cara menjumlahkan ke lima aspek tersebut.
Penilaian aspek teknis diperoleh nilai 16,72, nilai aspek ekonomi 22,79, nilai
aspek sosial 15,42 , nilai aspek budaya 7,28 , nilai aspek fisik 6, 23 .dari hasil
penjumlahan tersebut diperoleh nilai sebesar 68,44 . Perolehan nilai tersebut masuk
dalam kriteria bermanfaat cukup.
Pada umumnya masyarakat sudah mengenal cara-cara budidaya tanaman keras
pada lahan miliknya dan kegiatan berladang telah dilaksanakan secara turunmenurun. Cara-cara penanaman, pemeliharaan dalam kegiatan hutan rakyat tidak
berbeda jauh dengan cara-cara berladang, dengan demikian hutan rakyat tidak
memberikan perubahan peningkatan teknis kepada masyarakat sehingga tidak
menimbulkan dampak positip. Hasil uji koreksi Yates menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang berarti antara dampak Iingkungan dengan aspek teknis kegiatan hutan
rakyat.
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
Dari aspek ekonomi, diperoleh peningkatan pendapatan sebesar 13,20 % , hasil
tersebut masih berupa hasil sampingan dari kegiatan hutan rakyat yang berupa
tanaman semusim (kacang tanah, jagung, ubi jalar) sedangkan dari tanaman pokok
berupa jenis kayu-kayuan yaitu sengon, mahoni be1um waktunya untuk dipanen.
Walaupun demikian adanya hutan rakyat tclah mernberikan dampak positip yang
dirasakan oleh masyarakat yaitu adanya peningkatan pendapatan dari hasil sampingan
tanaman sela. Kondisi tersebut terlihat dari hasil uji koreksi Yates, bahwa tidak ada
hubungan yang berarti antara aspek ekonomi dengan dampak Iingkungan hutan
rakyat.
Berkaitan dengan aspek budaya, kegiatan hutan rakyat memberikan pengaruh
adanya perubah an kebiasaan dalam mengelola lahannya yaitu dengan menerapkan
teknik-teknik konservasi tanah diantaranya dengan pembuatan terasering. Melalui
penerapan teknik konservasi tanah masyarakat mengetahui kegunaannya yaitu untuk
mencegah bahaya erosi guna mempertahankan kesuburan tanah atau memperbaiki
kesuburan tanah. Perubahan lain yang terlihat adalah dalam pengelolaan tanaman
yaitu dengan memadukan tanaman jenis kayu-kayuan (sengon, mahoni) dengan
tanaman semusirn antara lain kacang tanah, jagung , ubi jalar. Perubahan kebiasaan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: adanya kontak antar petani
yang tergabung dalam kelompok lani, dimana terjadi tukar-menukar pengalaman
serta kemampuan petani menerapkan cara-cara bam (inovasi) dalam kegialan hutan
rakyat. Adanya pembahan kebiasaan dalam mengeloJa lahannya menunjukkan adanya
dampak positip dan melalui uji koreksi Yates menggambarkan adanya hubungan
yang nyata antara aspek budaya dengan dampak lingkungan hulan rakyat.
Kegiatan hutan rakyat dari aspek fisik memberikan dampak lingkungan pada
penurunan yaitu besamya erosi (A), bahaya erosi (BE) dan tingkal bahaya erosi
(TBE). Kondisi sebelum adanya kegiatan hutan rakyat besamya erosi (A) dari 58,62
ton/haltahun , bahaya erosi (BE) ke1as II, tingkal bahaya erosi (TBE) ringan, dengan
ii
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
adanya kegiatan hutan rakyat besarnya erosi menjadi
A
= 5,45 tonlha/tahun, BE
kelas I , dan TBE sangat ringan. Dengan adanya penurunan besarnya erosi tersebut
maka besarnya erosi 5,45 ton/ha/tahun dapat diperkenankan untuk wilayah Indonesia,
hal ini menunjukkan adanya dampak positip. Keadaan tersebut disebabkan karena
adanya perubahan dalam mengelola lahannya untuk kegiatan hutan rakyat dengan
menerapkan teknik konservasi
mempertahankan
atau
tanah. Konservasi tanah adalah upaya untuk
memperbaiki
kesuburan
tanah
untuk
meningkatkan
produktivitas lahan, mencegah erosi dalam rangka perbaikan Jingkungan hidup. Hasil
uji koreksi Yates dimana nilai P
= 0,03524 (P
USU e-Repository © 2008
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
RINGKASAN
ETTI NURWANTI. Evaluasi Dampak Lingkungan Hutan Rakyat Terhadap Erosi
Tanah serta Sosial, Ekonomi, Budaya Masyarakat Studi Kasus di Desa Rumah Gerat
Kecamatan Sibiru-biru (Dibawah bimbingan SENGLI J. DAMANIK sebagai ketua,
SYAMSINAR YUSUF dan IRFAN BUD! PRAMONO sebagai anggota).
Untuk mcngctahui dampak lingkungan
hutan rakyat terhadap erosi tanah,
sosial, ekonomi, budaya masyarakat di desa Rumah Gerat, telah dilakukan evaluasi
setelah 3 tahun pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilaksanakan melalui
penelitian
secara diskriptif , dimana penulis hanya melukiskan, memaparkan, menuliskan dan
melaporkan dampak Jingkungan hutan rakyat dari aspek teknis, aspek ekonomi, aspek
sosial, aspek budaya dan aspek fisiko Penilaian dan pengukuran dilakukan terhadap
parameter-parameter setiap indikator dari aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial,
aspek budaya, dan aspek fisiko Dari hasil penilaian setiap masing-masing aspek,
diperoleh nilai keseluruhan dengan cara menjumlahkan ke lima aspek tersebut.
Penilaian aspek teknis diperoleh nilai 16,72, nilai aspek ekonomi 22,79, nilai
aspek sosial 15,42 , nilai aspek budaya 7,28 , nilai aspek fisik 6, 23 .dari hasil
penjumlahan tersebut diperoleh nilai sebesar 68,44 . Perolehan nilai tersebut masuk
dalam kriteria bermanfaat cukup.
Pada umumnya masyarakat sudah mengenal cara-cara budidaya tanaman keras
pada lahan miliknya dan kegiatan berladang telah dilaksanakan secara turunmenurun. Cara-cara penanaman, pemeliharaan dalam kegiatan hutan rakyat tidak
berbeda jauh dengan cara-cara berladang, dengan demikian hutan rakyat tidak
memberikan perubahan peningkatan teknis kepada masyarakat sehingga tidak
menimbulkan dampak positip. Hasil uji koreksi Yates menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang berarti antara dampak Iingkungan dengan aspek teknis kegiatan hutan
rakyat.
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
Dari aspek ekonomi, diperoleh peningkatan pendapatan sebesar 13,20 % , hasil
tersebut masih berupa hasil sampingan dari kegiatan hutan rakyat yang berupa
tanaman semusim (kacang tanah, jagung, ubi jalar) sedangkan dari tanaman pokok
berupa jenis kayu-kayuan yaitu sengon, mahoni be1um waktunya untuk dipanen.
Walaupun demikian adanya hutan rakyat tclah mernberikan dampak positip yang
dirasakan oleh masyarakat yaitu adanya peningkatan pendapatan dari hasil sampingan
tanaman sela. Kondisi tersebut terlihat dari hasil uji koreksi Yates, bahwa tidak ada
hubungan yang berarti antara aspek ekonomi dengan dampak Iingkungan hutan
rakyat.
Berkaitan dengan aspek budaya, kegiatan hutan rakyat memberikan pengaruh
adanya perubah an kebiasaan dalam mengelola lahannya yaitu dengan menerapkan
teknik-teknik konservasi tanah diantaranya dengan pembuatan terasering. Melalui
penerapan teknik konservasi tanah masyarakat mengetahui kegunaannya yaitu untuk
mencegah bahaya erosi guna mempertahankan kesuburan tanah atau memperbaiki
kesuburan tanah. Perubahan lain yang terlihat adalah dalam pengelolaan tanaman
yaitu dengan memadukan tanaman jenis kayu-kayuan (sengon, mahoni) dengan
tanaman semusirn antara lain kacang tanah, jagung , ubi jalar. Perubahan kebiasaan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: adanya kontak antar petani
yang tergabung dalam kelompok lani, dimana terjadi tukar-menukar pengalaman
serta kemampuan petani menerapkan cara-cara bam (inovasi) dalam kegialan hutan
rakyat. Adanya pembahan kebiasaan dalam mengeloJa lahannya menunjukkan adanya
dampak positip dan melalui uji koreksi Yates menggambarkan adanya hubungan
yang nyata antara aspek budaya dengan dampak lingkungan hulan rakyat.
Kegiatan hutan rakyat dari aspek fisik memberikan dampak lingkungan pada
penurunan yaitu besamya erosi (A), bahaya erosi (BE) dan tingkal bahaya erosi
(TBE). Kondisi sebelum adanya kegiatan hutan rakyat besamya erosi (A) dari 58,62
ton/haltahun , bahaya erosi (BE) ke1as II, tingkal bahaya erosi (TBE) ringan, dengan
ii
Etti Nurwanti: Evaluasi dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah serta sosial..., 2002.
USU e-Repository © 2008
adanya kegiatan hutan rakyat besarnya erosi menjadi
A
= 5,45 tonlha/tahun, BE
kelas I , dan TBE sangat ringan. Dengan adanya penurunan besarnya erosi tersebut
maka besarnya erosi 5,45 ton/ha/tahun dapat diperkenankan untuk wilayah Indonesia,
hal ini menunjukkan adanya dampak positip. Keadaan tersebut disebabkan karena
adanya perubahan dalam mengelola lahannya untuk kegiatan hutan rakyat dengan
menerapkan teknik konservasi
mempertahankan
atau
tanah. Konservasi tanah adalah upaya untuk
memperbaiki
kesuburan
tanah
untuk
meningkatkan
produktivitas lahan, mencegah erosi dalam rangka perbaikan Jingkungan hidup. Hasil
uji koreksi Yates dimana nilai P
= 0,03524 (P