Analisis Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan Belawan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN PELABUHAN BELAWAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT MEDAN BELAWAN

OLEH

ANDREAS FRANATA 100501157

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Andreas Franata

NIM : 100501157

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan Belawan

Tanggal Pembimbing,

NIP. 19750920 200501 1 002 Paidi Hidayat, S.E., M.Si

Penguji I, Penguji II,

Drs. Rachmat Sumanjaya HSB, M.Si

NIP.19490808 198103 1 001 NIP. 19730325 200801 2 007 Ilyda Sudardjat, S.Si, M.Si_


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Andreas Franata

NIM : 100501157

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan Belawan

Tanggal Ketua Program Studi

NIP. 19710503 200312 1 003

Irsyad Lubis, S.E., M.Soc.Sc., Ph.D

Tanggal Ketua Departemen

Wahyu Ario Pratomo, S.E., M.Ec NIP. 19730408 199802 1 00


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan Belawan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 19 Januari 2015 Penulis

NIM: 100501157 Andreas Franata


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak keberadaan Pelabuhan Belawan terhadap sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan yang diukur melalui; pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja, pendidikan, keamanan, kesehatan serta untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat sekitar terhadap keberadaan pelabuhan. Metode analisis yang menggunakan adalah dengan cara analisis deskriftif kualitatif dan menggunakan data primer melalui kuisioner dan wawancara terhadap 40 responden yang terdiri dari pekerja buruh pelabuhan, nelayan, tokoh masyarakat, birokrasi, wiraswasta, dan pengusaha.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa keberadaan Pelabuhan Belawan berdampak terhadap kesejahteraan kehidupan masyarakat sekitar, dimana pendapatan terwujud dengan tertampungnya tenaga kerja yang didukung oleh faktor keamanan, kesehatan dan transportasi.

Kata kunci : Pelabuhan Belawan, Analisis Deskriptif Kualitatif, Kecamatan Medan Belawan


(6)

ABSTRACT

This study aims to determine the impact of the presence of the port of Belawan to Medan Belawan socioeconomic measured through; people's income, employment, education, security, health, and to determine how public attitudes about of the existence of the harbor. The analytical method used is by means of qualitative and descriptive analysis using primary data through questionnaires and interviews with 40 respondents consisting of stevedore workers, fishermen, community leaders, bureaucracy, entrepreneur, and businessman.

The results of the analysis can be concluded that the existence of the port of Belawan impact on welfare of people's lives around, where revenues are realized with increasing income through employing of many people supported by safety, healthy and transportation factors.

Keywords: Port of Belawan, Qualitative Descriptive Analysis, district of Medan Belawan


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan berkat, kekuatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Analisis Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan Belawan”.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini penulis telah dibantu berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulisan skripsi ini, terutama kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda st. Parlin Panjaitan, ST dan Ibunda Hotmaida Nababan, beserta seluruh keluarga besar yang telah memberikan banyak doa, dukungan dan bimbingan baik moril maupun materil.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(8)

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Rachmat Sumanjaya Hasibuan, M.Si dan Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si, M.Si. selaku dosen pembanding yang telah memberikan banyak masukan kepada Penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah mengajarkan berbagai disiplin ilmu dan membantu proses administrasi yang dibutuhkan kepada Penulis.

8. Seluruh sahabat dan rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Penulis mengucapkan terima kasih atas motivasi, saran dan doanya.

Penulis menyadari dengan keterbatasan yang dimiliki, dan masih terdapat kekurangan di dalam skripsi ini. Maka dari itu Penulis menerima saran kritik yang membangun demi terwujudnya kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat berguna bagi para pembacanya.

Akhir kata tinggilah iman kita, tinggilah ilmu kita dan tinggilah pengabdian kita.

Medan, 19 Januari 2015

Penulis


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10 2.1. Pengertian Pelabuhan ……….... 1

2.2. Peran Pelabuhan dalam Mendukung Ekonomi Wilayah ... 1

2.3. Peran Kawasan Pelabuhan Terhadap Pendapatan Masyarakat ………. 15

2.4. Indikator Kesejahteraan Masyarakat ………. 16

2.5. Penelitian Terdahulu ………. 18

2.6. Kerangka Konseptual ……….... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.3. Definisi Operasiona dan Batasan Operasional …………... 24

3.4. Populasi Penelitian ………. 2

3.5. Teknik Penentuan dan Pengambilan Sampel ………. 25

3.6. Teknik Pengumpulan Data ………. 25

3.7. Teknik Analisis Data ……….. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 28

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………... 28

4.1.1. Kondisi Geografis Kecamatan Medan Belawan … 28


(10)

4.1.2.1 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk per Km dirinci Menurut Kelurahan di

Kecamatan Medan Belawan ……… 30

4.1.2.2 Struktur Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013 ………... 31

4.1.2.3 Mutasi dan Mutandis Penduduk Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013 ……… 32

4.1.2.4 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Medan Belawan ………... 33

4.1.2.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Banyaknya Rumah Tangga, Jenis Kelamin dan Rata – rata Anggota Rumah Tangga di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013 ………... 33

4.1.3. Aktivitas Masyarakat Kecamatan Medan Belawan ………... 34

4.2. Aktivitas di Pelabuhan ……….. 36

4.2.1. Pelabuhan dalam Sistem Transportasi dan Perdagangan ………... 36

4.2.2. Kinerja Pelayanan Barang ………. 38

4.3.Karakteristik Responden Penelitian ………. 39

4.3.1. Umur Responden ………... 39

4.3.2. Pendidikan Responden ……….. 40

4.3.3. Jumlah Tanggungan dalam Keluarga ……… 41

4.3.4. Pekerjaan Responden ………. 42

4.4. Dampak Keberadaan Pelabuhan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat ……….. 43

4.4.1. Pendapatan Responden ………. 43

4.4.2. Sarana Transportasi ……….. 44

4.4.3. Sarana Infrastruktur ………... 45

4.4.4. Kesempatan Kerja Masyarakat ……….. 48

4.4.5. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan ………. 49

4.4.6. Kondisi Kesehatan Terhadap Penyakit ……….. 51

4.4.7. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pelindo I dalam Merealisasikan Program Kemi- traan dan Bina Lingkungan Bagi Masyarakat Kecamatan Medan Belawan ………... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………... 57

5.1. Kesimpulan ………... 57


(11)

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1. Penelitian Terdahulu ……… 21

4.1. Luas Wilayah Kelurahan Medan Belawan Tahun 2013 ……….. 30

4.2. Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk Per Km dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan ………... 31

4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ………... 32

4.4. Mutasi dan Mutandis Penduduk Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013 ………... 32

4.5. Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013 ……….... 33

4.6. Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013 .. 34

4.7. Aktivitas Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan …... 35

4.8. Data Operasional Pelabuhan Belawan (Traffik Kapal, Barang dan Penumpang Tahun 2010 s/d 2014) ... 37

4.9. Kelompok Umur Responden ... 39

4.10. Jenjang Pendidikan Responden ………... 40

4.11. Jumlah Tanggungan Responden ………... 41

4.12. Pekerjaan Responden ………... 41

4.13. Pendapatan Responden ... 43

4.14. Tanggapan Responden tentang Sarana Transportasi ... 45

4.15. Tanggapan Responden tentang Sarana Infrastruktur ………….... 48

4.16. Tanggapan Responden tentang Penyerapan Tenaga Kerja Di Pelabuhan Belawan ………... 49

4.17. Tanggapan Responden tentang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan ... 50

4.18. Tanggapan Responden tentang Kondisi Kesehatan Terhadap Penyakit Tertentu ………... 52

4.19. Laporan Realisasi Program Bina Lingkungan PT. Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan Tahun 2010 – 2014 di Kecamatan Medan Belawan (dalam jutaan) ……... 53

4.20. Penyaluran Tahapan Dana Mitra Binaan PT. Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan Tahun 2014 di Kecamatan Medan Belawan ………... 55


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1. Kerangka Konseptual ………... 22 2. Peta Kecamatan Medan Belawan ………..

28 3. Luas Wilayah dirinci per kelurahan


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Kuisioner Penelitian ………... xi 2. Karakteristik Masyarakat Kecamatan Medan ………. xv 3. Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan

di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013 ………... xvii 4. Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Belawan

Tahun 2013 ... xvii 5. Data Operasional Pelabuhan Belawan

(Traffik Kapal, Barang dan Penumpang Tahun 2010 s/d 2014).. xviii 6. Luas Wilayah Kelurahan Medan Belawan Tahun 2013 ………. xix 7. Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk

Per Km dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan ………... xix 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur …………... xx

9. Mutasi dan Mutandis Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013 ………... xx

10. Aktivitas Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan ... xxi 11. Laporan Realisasi Program Bina Lingkungan PT. Pelindo I

Cabang Pelabuhan Belawan Tahun 2010 – 2014 di Kecamatan Medan Belawan …... xxi 12. Penyaluran Tahapan Dana Mitra Binaan PT. Pelindo I Cabang

Pelabuhan Belawan Tahun 2014 di Kecamatan


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak keberadaan Pelabuhan Belawan terhadap sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan yang diukur melalui; pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja, pendidikan, keamanan, kesehatan serta untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat sekitar terhadap keberadaan pelabuhan. Metode analisis yang menggunakan adalah dengan cara analisis deskriftif kualitatif dan menggunakan data primer melalui kuisioner dan wawancara terhadap 40 responden yang terdiri dari pekerja buruh pelabuhan, nelayan, tokoh masyarakat, birokrasi, wiraswasta, dan pengusaha.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa keberadaan Pelabuhan Belawan berdampak terhadap kesejahteraan kehidupan masyarakat sekitar, dimana pendapatan terwujud dengan tertampungnya tenaga kerja yang didukung oleh faktor keamanan, kesehatan dan transportasi.

Kata kunci : Pelabuhan Belawan, Analisis Deskriptif Kualitatif, Kecamatan Medan Belawan


(16)

ABSTRACT

This study aims to determine the impact of the presence of the port of Belawan to Medan Belawan socioeconomic measured through; people's income, employment, education, security, health, and to determine how public attitudes about of the existence of the harbor. The analytical method used is by means of qualitative and descriptive analysis using primary data through questionnaires and interviews with 40 respondents consisting of stevedore workers, fishermen, community leaders, bureaucracy, entrepreneur, and businessman.

The results of the analysis can be concluded that the existence of the port of Belawan impact on welfare of people's lives around, where revenues are realized with increasing income through employing of many people supported by safety, healthy and transportation factors.

Keywords: Port of Belawan, Qualitative Descriptive Analysis, district of Medan Belawan


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pelabuhan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting bagi sebuah negara, terutama pada negara maritim seperti Indonesia. Dengan adanya pelabuhan maka kegiatan ekonomi suatu negara akan dapat berjalan dengan lebih efisien serta mendorong meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Dalam pengembangan bidang ekonomi, pelabuhan memiliki beberapa fungsi yang dapat meningkatkan ekonomi. Pelabuhan bukan hanya digunakan sebagai tempat merapat bagi sebuah kapal melainkan juga dapat berfungsi untuk tempat penyimpanan stok barang, seperti sebagai tempat penyimpanan cadangan minyak dan peti kemas (container), karena biasanya selain sebagai prasarana transportasi manusia, pelabuhan juga kerap menjadi prasarana transportasi untuk barang ekspor impor.

Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Tinjauan mengenai pengaruh pelabuhan terhadap perkembangan ekonomi suatu negara dijelaskan juga oleh Abdul Haris (2011) infrastruktur berpengaruh penting bagi peningkatan


(18)

kualitas hidup dan kesenjangan manusia, antara lain peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta peningkatan kemakmuran masyarakat sekitar. Dalam usaha meningkatkan perolehan devisa dan perekonomian, pemerintah perlu menetapkan suatu langkah untuk membenahi fungsi dan produktivitas daripada pelabuhan itu sendiri. (Sudjatmiko, 1997) Perdagangan internasional tidak hanya merupakan salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi tetapi juga merupakan salah satu dari faktor utamanya (Salvatore, 1997). Perdagangan tidak dapat terjadi tanpa angkutan dan karena itu kapal tetap merupakan sarana transportasi laut internasional yang penting untuk perdagangan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Pelabuhan telah memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan (interface) dua moda angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat (truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi yang dapat mempengaruhi serta membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik.


(19)

Pelabuhan Belawan adalah salah satu pelabuhan di Indonesia yang memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan arus barang baik itu impor maupun ekspor di wilayah pantai timur Indonesia yang berada di arus lalu lintas selat malaka yang sangat aktif dalam perdagangan internasional. Pelabuhan Belawan berada di dalam wilayah Kotamadya Medan yang terletak ± 27 KM dari Pusat Kota, dimana juga terletak di Muara Sungai Belawan sepanjang pantainya labil dan berlumpur. Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan internasional yang merupakan pelabuhan utama sekunder yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan yang luas serta merupakan simpul dalam jaringan transportasi laut internasional. Menurut Oloan dan Hariyadi (2007), pelabuhan umum (publik) pada dasarnya memiliki karakteristik; terbuka untuk tipe kargo (sea borne trade) dan jasa pelayaran, pola jasanya mengikuti sifat kedatangan kapal dengan operasi yang tetap (liner) atau tidak tetap (tramper) serta kepemilikannya oleh negara melalui badan usaha milik negara dan pemerintah pusat atau lokal. Lebih lanjut pelabuhan umum dapat diklasifikasikan juga ke dalam dua domain besar yaitu pelabuhan yang diusahakan (komersil) atau pelabuhan tidak diusahakan (tidak komersil).

Seiring dengan visi misi pemerintah pusat yang saat ini akan terfokus kepada sektor kelautan dan maritim, maka Pelabuhan Belawan menjadi salah satu pelabuhan yang akan ikut memberikan sumbangsinya bagi pendapatan devisa negara. Perdagangan Internasional yang dilakukan oleh Pelabuhan Belawan setiap tahunnya tercatat yakni arus ekspor dan impor Pelabuhan Belawan pada tahun


(20)

2010 sebesar 5.633.472 ton, tahun 2011 sebesar 6.006.531 ton, tahun 2012 sebesar 5.505.222 ton, tahun 2013 sebesar 6.588.125 ton dan tahun 2014 s/d bulan Agustus sebesar 4.308.524 ton. Ini menunjukkan bahwa tingkat arus ekspor impor Pelabuhan Belawan memiliki volume yang besar dalam kegiatan ekspor impor (barang dan jasa).

Disisi lain infrastruktur pendukung lainnya dalam mendukung kegiatan pelabuhan belum sepenuhnya dapat dikatakan optimal karena adanya beberapa faktor yang diantaranya adalah masalah infrastruktur; belum optimalnya operasional stasiun kereta api Medan Belawan. Terlihat dalam kegiatan operasionalnya sangat jarang terlihat dilalui oleh naik-turunnya penumpang, baik apakah itu penumpang dalam negeri ataupun penumpang dari luar negri. Tingkat arus penumpang turun – naik (dalam dan luar negeri) Pelabuhan Belawan tercatat pada tahun 2010 sebesar 127.163 orang, tahun 2011 sebesar 151.467 orang, tahun 2012 sebesar 147.319 orang, tahun 2013 sebesar 143.692 orang dan tahun 2014 s/d bulan Agustus sebesar 114.654 orang. Dengan besarnya volume arus penumpang naik-turun di Pelabuhan Belawan per tahunnya, maka infrastruktur dalam mendukung aktivitas pelabuhan harus lebih dapat dioptimalisasikan. Hal ini menjadi perhatian penting bagi Pemkot Medan untuk lebih bekerjasama dengan PT. KAI bagaimana meningkatkan kembali fasilitas publik yang dalam hal ini aktivitas pelayanan jasa kereta api Medan Belawan sehingga menjadi lebih efisien disamping stasiun kereta api Medan Belawan ini diharapkan dapat membantu mendorong kegiatan Pelabuhan Belawan dalam mendukung aktivitas pelabuhan seperti ekspor impor (barang dan jasa) melalui jalur darat, yang


(21)

nantinya akan berdampak pada berkembangnya konektivitas intra dagang antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.

Sebagaimana aktivitas pelabuhan yang terlihat, maka dampak keberadaan Pelabuhan Belawan akan sangat mempengaruhi aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Berkembangnya aktivitas kegiatan masyarakat tersebut tidak terlepas dari pengaruh dampak aktivitas kegiatan pelabuhan. Dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat sekitar adalah semakin banyaknya aktivitas masyarakat seperti pertokoan, perkantoran, perbankan serta aktivitas – aktivitas lainnya. Sebagian masyarakat Kecamatan Medan Belawan penduduknya dominan bekerja sebagai nelayan dan tinggal dipinggir-pinggir pantai atau sungai yang mengarah ke muara laut lepas. Situasi kondisi fisik kehidupan masyarakat sekitar masih hidup dibawah garis kemiskinan dengan beban tanggungan anggota keluarga yang ditanggung rata – rata sebanyak 2 – 9 orang per kepala rumah tangga. Hal ini dapat terlihat di masing – masing kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Belawan diantaranya Kelurahan/Desa Belawan I, Kelurahan/Desa Belawan II, Kelurahan/Desa Belawan Sicanang, Kelurahan/Desa Bagan Deli, Kelurahan/Desa Belawan Bahari dan Kelurahan/Desa Belawan Bahagia.

Kelurahan Bagan Deli yang merupakan kawasan yang berada di kawasan pesisir pantai didominasi masyarakatnya adalah sebagai nelayan dengan penghasilan sebesar Rp50.000 - Rp100.000 per hari atau memiliki penghasilan sebesar Rp1.500.000 - Rp3.000.000 (per bulan). Kelurahan Belawan I, Belawan II, Kelurahan Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Bahagia dan Kelurahan


(22)

Belawan Bahari sebagian masyarakatnya adalah nelayan, buruh pelabuhan, supir angkutan umum dan wiraswasta yang memiliki penghasilan sebesar Rp1.000.000 - Rp2.500.000 (per bulan). Minimnya penghasilan matapencaharian kehidupan masyarakat dan ditambah dengan tingginya volume aktivitas kegiatan pelabuhan maka akan sangat dimungkinkan timbulnya kriminalitas akan terjadi di tengah – tengah masyarakat. Hal ini dirasakan oleh sebagian besar masyarakat disekitar. Tercatat pada tahun 90an hingga sampai pada tahun 2000an sering terjadi tindakan kejahatan dengan persentase yang tinggi setiap harinya. Pelabuhan Belawan menjadi peluang besar terjadinya tindakan kriminalitas yakni kegiatan penyelundupan barang – barang dan jasa ekspor impor (illegal).

Disituasi kondisi fisik lainnya yang terlihat dalam realitas kehidupan di Kecamatan Medan Belawan adalah bahwa kelembagaan dan tataruang Kecamatan Medan Belawan adalah masih banyak sekali terlihat dan ditemui rumah – rumah kumuh yang tertata di sepanjang pinggiran rel kereta api serta lingkungan kumuh yang sama sekali tidak layak untuk ditempati mulai dari Kelurahan/Desa Belawan Bahari hingga sampai kepada pusat kota Belawan. Penghasilan yang diperoleh disamping sebagai seorang nelayan juga diperoleh oleh masyarakat disepanjang pinggiran rel kereta api tersebut diperoleh disetiap harinya dengan berwirausaha kecil/sederhana seperti kedai atau warung. Melihat situasi kondisi yang seperti ini, maka Kecamatan Medan Belawan kurang menjadi daya tarik bagi para investor baik dalam maupun luar negeri. Kurangnya minat para investor untuk berinvestasi dipengaruhi oleh kondisi fisik Kota Belawan. Semangat investor menanamkan modal untuk mengembangkan usaha di Kecamatan Medan Belawan semakin


(23)

surut, mengingat kawasan paling utara Kota Medan itu diselimuti kekumuhan dan status lahan yang masih tumpang tindih ditambah jaminan keamanan yang kurang mendukung. Sisi keamanan menjadi pedoman bagi investor dalam berinvestasi. Seringnya terjadi perkelahian antar kelompok warga, pungutan liar (pungli) terhadap angkutan yang membawa barang dari dan ke Pelabuan Belawan serta lahan di Kecamatan Medan Belawan yang didominasi Pelindo I menjadi tolak ukur tertentu bagi investor. Kekumuhan Kota Belawan terasa sangat merugikan bagi pengusaha angkutan pelabuhan ditambah lagi rusaknya sejumlah jalan di wilayah utara Kota Medan diakibat oleh terendam air laut (pasang). Kondisi fisik kehidupan masyarakat yang seperti ini sangat terlihat memprihatinkan sebab pada realitanya adalah dengan keberadaan pelabuhan maka situasi kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar akan memberikan arah korelasi yang positif atau dengan kata lain keberadaan pelabuhan mampu mensejahterakan kehidupan masyarakat sekitar.

Maka dari itu dengan latar belakang inilah peneliti melakukan analisis lebih lanjut dalam bentuk tugas akhir skripsi yang berjudul “Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan Belawan”


(24)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada beberapa permasalahan yang ada, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak keberadaan Pelabuhan Belawan terhadap sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dampak keberadaan Pelabuhan Belawan terhadap sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti :

Penelitiaan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai bagaimana dampak keberadaan Pelabuhan Belawan terhadap sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan.

2. Bagi masyarakat Medan Belawan :

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan tambahan informasi, pengetahuan, serta wawasan kepada masyarakat Medan Belawan tentang bagaimana dampak Pelabuhan Belawan bagi masyarakat Medan Belawan.


(25)

3. Bagi Peneliti lainnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau tambahan refrensi untuk penelitian yang berhubungan dengan dampak keberadaan pelabuhan terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pelabuhan

Pengertian pelabuhan dapat dirujuk dalam UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran. Disebutkan bahwa pelabuhan merupakan tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Dari pengertian tersebut, definisi pelabuhan mencakup prasarana dan sistem transportasi, yaitu suatu lingkungan kerja terdiri dari area daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan bertambatnya kapal, guna terselenggaranya bongkar muat barang serta turun naiknya penumpang dari suatu moda transportasi laut (kapal) ke moda transportasi lainnya atau sebaliknya.

Menurut R. Bintarto (1968) dalam segi kepentingan suatu daerah pelabuhan memiliki arti ekonomis yaitu pelabuhan mempunyai fungsi sebagai tempat ekspor impor dan kegiatan ekonomi lainnya yang saling berhubungan sebab akibat. Dengan adanya kegiatan di pelabuhan, maka keuntungan secara ekonomi yang langsung dapat dirasakan adalah terbukanya banyak lapangan kerja bagi masyarakat sekitar yang serta dalam segala bidang kegiatan dipelabuhan tenaga kerja manusia akan sangat dibutuhkan seperti contohnya tenaga kerja sebagai kuli, pengatur lalu lintas pelabuhan, dan petugas kebersihan pelabuhan.


(27)

J.G Baudelaire dalam bukunya yang berjudul Port Administration and

Management menjelaskan bahwa “ berbagai tindakan yang terkait dalam proses

transportasi mulai dari tempat asal barang sampai tempat tujuannnya seringkali dibandingkan dengan rangkaian mata rantai atau disebut juga rantai transportasi “. Berdasarkan ungkapan tersebut, pelabuhan adalah salah satu mata rantai dalam rangkaian tersebut “. Rangkaian kegiatan memindahkan/mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu moda transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, laut/sungai maupun udara. Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai transportasi (chain of transportation). Tiap sektor kegiatan disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Kalancaran dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata rantai yang terlemah dari rangkaian kegiatan transportasi tersebut sampai kepada mata rantai yang terkuat.

Suatu pelabuhan yang dikelola dengan efisien serta dilengkapi dengan fasilitas yang memadai (sufficient) akan membawa keuntungan dan dampak positif bagi perdagangan dan perindustrian dari hinterland tempat pelabuhan tersebut berada. Sebaliknya adanya perdagangan yang lancar dan perindustrian yang tumbuh dan berkembang, membutuhkan jasa pelabuhan yang semakin meningkat yang akan mengakibatkan perkembangan pelabuhan. Bagi negara - negara yang sedang berkembang, peranan pelabuhan penting dalam perkembangan ekonomi. Jelas terlihat bahwa banyak negara berkembang dimana pelabuhan dapat berfungsi secara bebas dan efisien telah mencapai kemajuan yang


(28)

pesat (J.A. Raven). Contohnya adalah Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Korea Selatan. Dan disimpulkan bahwa struktur dan kecepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional banyak ditentukan oleh kualitas dari sistem transportasi termasuk kualitas pelabuhan. Pelabuhan dapat berperan dalam merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi, perdagangan, dan industri dari wilayah pengaruhnya. Namun pelabuhan tidak menciptakan kegiatan tersebut, melainkan hanya melayani tumbuh dan berkembangnya kegiatan tersebut. Kegiatan – kegiatan seperti itulah yang meningkatkan peran pelabuhan dari hanya sebagai tempat berlabuhnya kapal menjadi pusat kegiatan perekonomian (Soemantri, 2003). Secara prinsip hubungan kegiatan pembangunan oleh manusia di laut tidak dapat dipisahkan dengan di pantai bahkan di darat seluruhnya. Dalam konteks ekonomi keruangan antara laut dan pantai bahkan kota – kota pantai secara ekonomi menyatu, bahkan bagi sektor pelabuhan akan tergantung tidak hanya kepada wilayah atau ruang kelautan sebagai wahana transportasi saja, namun tergantung pula dengan sistem kota – kota dan region yang mendukungnya, karena fungsi pelabuhan tergantung kepada produk – produk yang akan diekspor dan diimpor maupun manusia yang akan melakukan perjalanan dari dan menuju suatu wilayah (Hutagalung, 2004).

2.2 Peran Pelabuhan dalam Mendukung Ekonomi Wilayah

Arti penting pelabuhan bagi suatu daerah atau negara dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu : (1) aspek transportasi; (2) aspek pelayanan; (3) aspek Hinterland Connection. 1) dari aspek transportasi, Pelabuhan sebagai : (a) interface atau titik Temu antara moda transportasi laut dan moda transportasi


(29)

darat. (b) Gateway atau pintu gerbang utama untuk arus keluar masuknya barang perdagangan dari atau ke daerah belakang pelabuhan (hinterland) yang bersangkutan. (c) industry estate atau Industri estat untuk pengembangan industri di daerah pelabuhan yang berorientasi ekspor. 2) dari aspek pelayanan, pelabuhan akan melayani, antara lain : (a) kebutuhan perdagangan terutama perdagangan internasional dari daerah belakang Pelabuhan tersebut. (b) membantu berjalannya roda perdagangan dan pengembangan industri Nasional. (c) menampung pangsa pasar yang semakin meningkat guna melayani perdagangan Internasional baik tran’shipment maupun transit traff (d) menyediakan fasilitas transit untuk tujuan daerah belakang atau daerah / negara tetangga. (e) menyediakan fasilitas pengembangan industri di sekitar Pelabuhan bagi industri yang berorientasi eksport. 3) aspek Hinterland Connection, yaitu; Antara Pelabuhan dan hinterland terjadi hubungan yang saling mempengaruhi dan saling ketergantungan. Seperti Pelabuhan tidak akan ada artinya bila tidak didukung oleh hinterland yang berpotensi untuk berkembang, sebaliknya pada daerah yang merupakan hinterland dari suatu pelabuhan akan terhambat perkembangan industri, pertanian dan perdagangannya jika tidak ditunjang oleh suatu pelabuhan dengan fasilitas yang memadai dengan tingkat keefesiensi yang tinggi.

Pelabuhan dapat berperan dalam merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi, perdagangan, dan industri dari wilayah pengaruhnya. Namun pelabuhan tidak menciptakan kegiatan tersebut, melainkan hanya melayani tumbuh dan berkembangnya kegiatan tersebut. Kegiatan – kegiatan yang seperti itulah yang meningkatkan peran pelabuhan dari hanya sebagai tempat berlabuhnya kapal


(30)

menjadi pusat kegiatan perekonomian. Secara prinsip hubungan kegiatan pembangunan oleh manusia di laut tidak dapat dipisahkan dengan di pantai bahkan di darat seluruhnya. Pelabuhan menjadi sarana bangkitnya perdaangan antar pulau bahkan perdagangan antar negara, pelabuhan suatu daerah akan lebih menggairahkan perputaran roda perekonomian, berbagai jenis usaha akan tumbuh mulai dari skala kecil sampai dengan usaha internasional, harga – harga berbagai jenis produk akan lebih terjangkau mulai dari produksi dalam negeri sampai dengan luar negeri. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi dan pusat kegiatan lainnya. Wilayah akan berkembang jika ada kegiatan perdagangan interinsuler dari wilayah tersebut ke wilayah lain sehingga terjadi peningkatan investasi pembangunan dan peningkatan kegiatan ekonomi serta perdagangan. Pendapatan yang diperoleh dari ekspor akan mengakibatkan berkembangnya kegiatan penduduk setempat, perpindahan modal dan tenaga kerja, keuntungan eksternal dan perkembangan wilayah lebih lanjut (Damapolii, 2008).

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dan sekitarnya dengan batas – batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan layanan jasa. Utamanya pelabuhan adalah tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (Raja Oloan Saut Gurning dan Budiyanto, 2007). Menurut Suranto (2004), Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas – batas tertentu


(31)

sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik-turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan faslitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan dan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.

2.3 Peran Kawasan Pelabuhan terhadap Pendapatan Masyarakat

Secara fisik, pelabuhan merupakan kawasan terbangun di pesisir yang terletak saling berdekatan dari pemukiman penduduk, yang meluas dari pusatnya hingga ke pinggiran kota. Hal ini memberikan gambaran konsentrasi bangunan atau areal terbangun yang ada di kota cenderung lebih besar atau lebih padat dibandingkan dengan daerah pinggiran atau daerah pedesaan. Secara sosial, pelabuhan memberikan gambaran sebuah komunitas yang diciptakan pada awalnya untuk meningkatkan produktifitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja, kebudayaan dan kegiatan rekreatif. Secara ekonomi, pelabuhan memberikan makna fungsi dasar suatu wilayah sebagai tempat menghasilkan penghasilan yang cukup melalui produksi barang dan jasa untuk mendukung kehidupan penduduknya dan untuk kelangsungan pelabuhan itu sendiri. Ekonomi kota berkaitan erat dengan perkembangan wilayah, dimana ekonomi perkotaan yang sehat mampu menyediakan berbagai kebutuhan untuk keperluan pertumbuhan pelabuhan, terutama untuk menerima perkembangan baru yang disebabkan oleh kemajuan di bidang teknologi dan perubahan keadaan (Hendro, 2001).


(32)

Permasalahannya adalah bagaimana memadukan kepentingan dinamika dampak Pelabuhan Belawan dengan fungsi ekologis yang disandang oleh kawasan pelabuhan sebagai penghubung antara fungsi ekonomis di wilayah daratan dan di lautan. Aktivitas Pelabuhan Belawan telah berjalan, terlihat sekarang ini setiap hari ada truk kontainer yang keluar masuk pelabuhan untuk mengangkut barang yang di bongkar di Pelabuhan Belawan.

2.4 Indikator Kesejahteraan Masyarakat

Pada intinya, pembangunan Jayadinata (1999), meliputi tiga kegiatan yang saling berhubungan, yaitu (a) menimbulkan peningkatan kemakmuran dan peningkatan pendapatan serta kesejahteraan sebagai tujuan, dengan tekanan perhatian pada lapisan terbesar (dengan pendapatan terkecil) dalam masyarakat; (b) memilih metode yang sesuai untuk mencapai tujuan itu; (c) menyusun kembali (restructuring) masyarakat dengan maksud agar terjadinya pertumbuhan sosial ekonomi yang kuat.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pembangunan juga berupaya menumbuhkan aspirasi dan tuntutan masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Pembangunan tidak hanya dilihat dari aspek pertumbuhan saja. Salah satu akibat dari pembangunan yang hanya menerapkan paradigma pertumbuhan semata, adalah munculnya kesenjangan antara kaya miskin, serta pengangguran yang merajalela. Pertumbuhan selalu dikaitkan dengan peningkatan pendapatan nasional (GNP) Todaro (1998). Menurut Jhingan (1999), untuk menentukan optimasi pembangunan dapat dilihat dari distribusi pendapatan, komposisi output, selera, biaya nyata dan perubahan tertentu lain yang berkaitan


(33)

dengan pendapat tersebut. Oleh karena itu untuk menghindari kerancuan pengukuran, ukuran pendapatan nasional rill perkapita dapat digunakan sebagai ukuran dalam pembangunan ekonomi.

Ukuran pencapaian hasil pembangunan paling tidak harus mencapai lima unsur yang dapat dilihat secara objektif. Pertama, pembangunan pada awalnya dilihat dalam kerangka pertumbuhan ekonomi masyarakat di suatu negara. Pembangunan akan berhasil, manakala indikator pertumbuhan ekonomi masyarakat cukup tinggi, diukur dari produktivitas masyarakat dan negara pada setiap tahun. Kedua, dicapainya pemerataan disuatu masyarakat dalam suatu negara ukuran yang dilakukan adalah memakai perhitungan indeks gini, yang dapat mengukur adanya ketimpangan pembagian pendapatan masyarakat. Negara yang berhasil pembangunannya dengan demikian adalah negara yang produktivitasnya tinggi, penduduknya makmur dan sejahtera relatif. Ketiga, kualitas kehidupan yang diukur dari tingkat kesejahteraan penduduk dari suatu negara dengan menggunakan tolok ukur PQLI (Physical Quality of Life Index) yang berasal dari tiga indikator meliputi angka rata – rata harapan hidup bayi setelah satu tahun, angka rata – rata jumlah kematian bayi dan angka rata – rata persentasi buta dan melek huruf. Keempat, kerusakan lingkungan hidup harus pula diperhitungkan. Negara yang tinggi produktivitas dapat berada pada sebuah proses pemiskinan penduduk. Hal itu bisa terjadi karena produktivitas yang tinggi tidak memperdulikan dampak terhadap lingkungan hidup semakin rusak, sumberdaya terkuras dan lainnya. Kelima, pembangunan harus dapat menciptakan keadilan sosial dan kesinambungan. Pembangunan yang sedang berlangsung seringkali


(34)

menghasilkan kondisi ketimpangan bagi masyarakat. Oleh karena itu konfigurasi kekuatan sosial di suatu masyarakat akan mengarah kepada kemungkinan pertentangan yang semakin jelas.

Konseptualisasian pembangunan merupakan proses perbaikan yang berkesinambungan pada suatu masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik, maka terdapat beberapa cara untuk menetukan tingkat kesejahteraan pada suatu negara tolok ukur pembangunan bukan hanya pendapatan perkapita, tetapi juga harus disertai oleh membaiknya distribusi pendapatan, berkurangnya kemiskinan dan juga tingkat pengangguran. Argumentasinya bahwa pertumbuhan ekonomi haruslah diiringi dengan pemerataan hasil – hasil pertumbuhan untuk dapat dianggap sebagai keberhasilan pembangunan. Perkembangan ekonomi dengan demikian mengandung pengertian bahwa bukan hanya terjadi pendapatan perkapita yang meningkat, tetapi seiring dengan itu meningkat pula kapabilitas rakyat yang ditunjukkan oleh meluasnya pemilikan harta atau sumber – sumber ekonomi di kalangan rakyat.

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Zulfan 2008. Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar. Di dalam penelitian tersebut mengemukakan bahwa untuk menemukan jawaban permasalahan tentang pengaruh dampak pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar yang ukur melalui; pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja, pendidikan, keamanan dan kesejahteraan dan juga untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat


(35)

terhadap pengembangan pelabuhan tersebut. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan pertama adalah dengan cara analisis deskriftif kualitatif, sedangkan untuk permasalahan kedua menggunakan uji nonparametrik analisis statistik deskriftif dengan uji Wilcoxon Signed-Rank. Hasil analisis statistik terhadap data primer terhadap peningkatan yang sangat signifikan sesudah pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa, masyarakat Gampong Kuala Langsa sangat terpuruk perekonomiannya karena kondisi keamanan yang tidak kondusif, hal ini disebabkan karena kawasan pelabuhan dijadikan tempat operasi militer pada saat konflik terjadi di Aceh. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa berdampak terhadap kesejahteraan kehidupan masyarakat sekitar yang sangat signifikan, dimana pendapatan terwujud dengan tertampungnya tenaga kerja yang didukung oleh faktor keamanan, kesehatan dan transportasi.

2. L. Tri Wijaya N. KusumadanIhwan Hamdala. 2014. Perancangan Strategi Kebijakan Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak dalam Usaha Mendukung Pertumbuhan Perekonomian Jawa Timur. Penelitian ini berobyek pada pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, terutama di terminal kontainer. Pengembangan kebijakan untuk pertumbuhan ekonomi regional di daerah pelabuhan sekitarnya dimodelkan dengan menggunakan pendekatan sistem dinamis. Berdasarkan kausal diagram lingkaran tersebut adalah menggambar sistem model dinamis seperti saham dan


(36)

diagram untuk mengetahui dampak perubahan dalam setiap sistem variabel yang mempengaruhi. Hasil analisis menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di pelabuhan dipengaruhi oleh beberapa variabel dimana manajemen pelabuhan memiliki kewenangan untuk menentukan kebijakan yang relevan dengan variabel tersebut. Dengan demikian, untuk meningkatkan daerah pertumbuhan ekonomi di lingkungan pelabuhan, skenario kebijakan yang tepat untuk dimulai adalah meningkatkan kapasitas dermaga dengan menyesuaikan tarif atau retribusi.


(37)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

2.6 Kerangka Konseptual

Beberapa analisis yang akan dilakukan dalam upaya menjawab permasalahan yang akan diterangkan dalam studi ini adalah Analisis Dampak Keberadaan Pelabuhan Belawan Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Medan No. Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Analisis

1. Zulfan 2008 Dampak Pengembangan Kawasan Pelabuhan Kuala Langsa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar

Metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan pertama adalah dengan cara Analisis Deskriftif Kualitatif, sedangkan untuk permasalahan kedua menggunakan uji nonparametrik analisis statistik deskriftif dengan uji Wilcoxon Signed-Rank. Pengembangan kawasan Pelabuhan Kuala Langsa berdampak terhadap kesejahteraan kehidupan masyarakat sekitar yang sangat signifikan, dimana pendapatan terwujud dengan tertampungnya

tenaga kerja yang didukung oleh faktor keamanan, kesehatan dan transportasi. 2. L. Tri Wijaya N. Kusuma danIhwan Hamdala 2014 Perancangan Strategi Kebijakan Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak dalam Usaha Mendukung

Pertumbuhan

Perekonomian Jawa Timur

Model Pendekatan Sistem Dinamis.

Untuk meningkatkan daerah pertumbuhan

ekonomi di

lingkungan

pelabuhan, skenario kebijakan yang tepat untuk dimulai adalah meningkatkan

kapasitas dermaga dengan

menyesuaikan tarif atau retribusi.


(38)

Belawan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui dampak keberadaan Pelabuhan Belawan dalam mempengaruhi aspek sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan. Analisis ini dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan data primer yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan pada responden.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kesejahteraan Masyarakat Medan Belawan Keberadaan Pelabuhan

Belawan

Dampak Ekonomi :

Pendapatan Kesempatan Kerja Dampak Sosial : Tingkat Keamanan

Kesehatan Jasa Transportasi Aktivitas Operasional


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner melalui pengisian daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan untuk penelitian ini dan observasi langsung ke lapangan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dari berbagai informasi atau instansi terkait yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian, yaitu : Kantor Kecamatan Kota Medan Belawan, Kantor Kelurahan Medan Belawan, Badan Pusat Statistik (BPS), PT. Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan, serta hasil penelitian terdahulu dan literatur yang dianggap relevan dalam mendukung penelitian ini.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian :

Penelitian dilakukan di Kantor Kecamatan Kota Medan Belawan, Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor Kelurahan Medan Belawan dan PT. Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan.

2. Waktu Penelitian :

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan September 2014 sampai bulan Februari 2015.


(40)

3.3Definisi dan Batasan Operasional

Dari berbagai bentuk model yang akan diteliti maka definisi dan pengukuran yang akan digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Aspek infrastruktur yaitu fasilitas yang terbangun dalam mendukung kegiatan Pelabuhan Belawan dinyatakan dalam (unit).

2. Aspek tenaga kerja yaitu jumlah tenaga kerja yang terserap (orang) di Pelabuhan Belawan satuan ukurnya (jumlah jiwa yang tertampung sebagai tenaga kerja).

3. Pendapatan Masyarakat Kecamatan Medan Belawan adalah merupakan pendapatan yang berasal dari sumber yang secara aktual diterima oleh seorang dari masing – masing profesi, yaitu jumlah hasil pendapatan, dinyatakan dalam (Rp).

4. Keamanan yaitu tingkat keamanan dan kenyamanan dalam beraktivitas dinyatakan dalam (jumlah kriminalitas dan intimidasi).

5. Jasa transportasi dinyatakan dalam kemudahan memperoleh jasa.

6. Aspek kesehatan yaitu pelayanan kesehatan, dinyatakan dalam jumlah yang sakit dan sehat dalam satu tahun.

3.4Populasi Penelitian

Dari lokasi penelitian di Kota Belawan dipilih Kecamatan Medan Belawan diantarannya Kelurahan/Desa Belawan I, Kelurahan/Desa Belawan II, Kelurahan/Desa Belawan Sicanang, Kelurahan/Desa Bagan Deli, Kelurahan/Desa Belawan Bahari dan Kelurahan/Desa Belawan Bahagia, karena aktivitas Pelabuhan Belawan berdampak langsung kepada populasi masyarakat di


(41)

Kecamatan Medan Belawan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga (KK) masyarakat yang berdomisili dikelurahan lokasi penelitian.

3.5Teknik Penentuan dan Pengambilan Sampel

Tujuan penggunaan sampel adalah agar peneliti dapat memperoleh data yang dapat mencerminkan keadaan populasi dengan biaya lebih murah dan waktu penelitian lebih cepat. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan untuk mengetahui dampak keberadaan Pelabuhan Belawan terhadap sosial ekonomi masyarakat Medan Belawan. Oleh karena itu, pengambilan sampel dilakukan terhadap masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Medan Belawan yang berada pada kawasan pelabuhan. Roscoe (Sugiono, 2003) mengatakan pertama, ukuran sampel yang digunakan dalam penelitan sosial adalah antara 30 – 500 sampel. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel tiap kategori minimal 30 sampel.

3.6 Tenik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : Pertama, Teknik Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Menurut Nawawi dan Martini (1990) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur – unsur yang tampak dalam suatu gejala dalam objek penelitian. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas – aktivitas yang berlangsung, orang – orang yang terlibat dalam aktivitas yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Kedua, Teknik Wawancara/Interview, yaitu teknik


(42)

pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden. Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada responden dengan cara bercakap – cakap secara tatap muka (face to face). Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini,

interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta

mencantumkan isu – isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang ekplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek – aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek – aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviewer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung.

Ketiga, Teknik Dokumentasi, yaitu dalam penelitian ini dokumen diperoleh dari instansi pemerintah, swasta maupun dari pihak – pihak lain dalam bentuk laporan penelitian baik dalam berupa angka maupun catatan tertulis yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Arikunto (2002) mengatakan bahwa teknik dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Nawawi (2005) menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan


(43)

tertulis terutama berupa arsip – arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dari berbagai informasi atau instansi terkait yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian, yaitu : Kantor Kecamatan Kota Medan Belawan, Kantor Kelurahan Medan Belawan, Badan Pusat Statistik (BPS), PT. Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan, serta hasil penelitian terdahulu dan literatur yang dianggap relevan dalam mendukung penelitian ini. Data primer diperoleh dari kuisioner dan observasi (pengamatan). Penggunaan metode kuisioner dimaksudkan untuk menghimpun informasi atau keterangan mengenai hal – hal yang diketahui responden menurut apa yang ia alami atau ia ketahui. Sedangkan observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yaitu cara pengumpulan data berdasarkan pengamatan terhadap kelurahan – kelurahan yang menjadi lokasi penelitian.

3.7Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari penelitian dilapangan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Metode deskriptif, yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis, menganalisis dan menginterpretasikan data dengan melalui gambar – gambar sehingga mendapatkan kesimpulan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini.


(44)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis Kecamatan Medan Belawan

Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang terletak pada 03º - 48º Lintang Utara dan 98º - 42º Bujur Timur. Luas wilayahnya adalah 21,82 Km² dan memiliki batas – batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara dengan Selat Malaka;

2. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Medan Labuhan; 3. Sebelah Barat dan Timur dengan Kabupaten Deli Serdang.

Gambar 4.1

Peta Kecamatan Medan Belawan

Secara Pemerintahan, Kecamatan Medan Belawan dipimpin oleh seorang

camat yang terdiri dari 6 kelurahan, yaitu Kelurahan/Desa Belawan I, Kelurah an/Desa Belawan II, Kelurahan/Desa Belawan Sicanang, Kelurahan/Desa Bagan


(45)

Deli, Kelurahan/Desa Belawan Bahari dan Kelurahan/Desa Belawan Bahagia, yang terbagi atas 143 lingkungan dan 243 blok sensus.

Gambar 4.2

Luas Wilayah dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan Kelurahan Belawan Pulau Sicanang yang memiliki luas wilayah sebesar 15,10 Km² dan berpenduduk sebanyak 14.728 jiwa dengan kepadatan penduduk 975 jiwa/Km². Kelurahan ini menempati 69,20 persen dari seluruh total wilayah Kecamatan Medan Belawan. Kelurahan Belawan Deli memiliki luas wilayah sebesar 2,30 Km² dan berpenduduk sebanyak 15.892 jiwa dengan kepadatan penduduk 6.910 jiwa/Km². Kelurahan ini menempati 10,54 persen dari seluruh total wilayah. Kelurahan Belawan II memiliki luas wilayah sebesar 1,75 Km² dan berpenduduk sebanyak 20.947 jiwa dengan kepadatan penduduk 11.970 jiwa/Km². Kelurahan ini menempati 8,02 persen dari seluruh total wilayah. Kelurahan Belawan I memiliki luas wilayah sebesar 1,10 Km² dan berpenduduk sebanyak 20.208 jiwa dengan kepadatan penduduk 18.731 jiwa/Km². Kelurahan ini menempati 5,04 persen dari seluruh wilayah. Dan luas wilayah terkecil adalah kelurahan Belawan Bahagia sebesar 0,54 Km² dan berpenduduk sebanyak 11.915 jiwa dengan kepadatan penduduk 22.065 jiwa/Km². Kelurahan ini menempati 2,47

69% 2,47%

4,72% 8,02%

10,54% 5,04% Kelurahan Belawan Sicanang

Kelurahan Belawan Bahagia Kelurahan Belawan Bahari Kelurahan Belawan II Kelurahan Bagan Deli Kelurahan Belawan I


(46)

persen dari seluruh total wilayah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kelurahan Medan Belawan Tahun 2013

Kelurahan Luas Wilayah (Km²) Persentase (%)

Belawan Pulau Sicanang 15,10 69,20

Belawan Bahagia 0,54 2,47

Belawan Bahari 1,03 4,72

Belawan II 1,75 8,02

Belawan Deli 2,30 10,54

Belawan I 1,10 5,04

Jumlah 21,82 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam angka, 2013 4.1.2 Kependudukan

4.1.2.1Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk per Km dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan Kecamatan Medan Belawan dihuni oleh 95.709 orang penduduk dimana penduduk terbanyak berada di Kelurahan Belawan II, yakni sebanyak 20.947 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kelurahan Belawan Bahagia, yakni sebanyak 11.915 jiwa. Bila dibandingkan antara penduduk serta luas wilayahnya, maka Kelurahan Belawan Bahagia merupakan kelurahan terpadat, yaitu 22.065 jiwa tiap Km². Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.2.


(47)

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk per Km dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan Kelurahan Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Luas Wilayah (Km²)

Kepadatan Penduduk (Km²)

Belawan Pulau Sicanang 14.728 15,10 975

Belawan Bahagia 11.915 0,54 22.065

Belawan Bahari 12.020 1,03 11.670

Belawan II 20.947 1,75 11.970

Bagan Deli 15.892 2,30 6.910

Belawan I 20.208 1,10 18.731

Medan Belawan 95.709 21,82 4.386

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam angka, 2013

4.1.2.2 Struktur Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013

Berdasarkan kelompok umur penduduk di Kecamatan Medan Belawan, distribusi penduduk Kecamatan Medan Belawan relatif lebih banyak penduduk usia produktif sebanyak 46.871 jiwa. Penduduk usia produktif antara usia 15 – 44 tahun sebanyak 24.218 jiwa adalah laki – laki dan penduduk usia produktif sebanyak 22.653 jiwa adalah perempuan. Usia antara 5 – 14 tahun sebanyak 20.226 jiwa adalah 10.345 jiwa laki – laki dan 9.881 jiwa perempuan. Usia antara 45 – 64 tahun sebanyak 14.757 jiwa adalah 7.421 jiwa laki – laki dan 7.336 jiwa perempuan. Sedangkan usia antara 0 – 4 tahun sebanyak 11.109 jiwa adalah 5.737 jiwa laki – laki dan 5.372 jiwa perempuan. Dan usia diatas 65 tahun sebanyak 2.746 jiwa adalah 1.196 jiwa laki – laki dan 1.550 jiwa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.3.


(48)

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah

(Jiwa) Laki – laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa)

0 – 4 5.737 5.372 11.109

5 – 14 10.345 9.881 20.226

15 – 44 24.218 22.653 46.871

45 – 64 7.421 7.336 14.757

> 65 1.196 1.550 2.746

Medan Belawan 48.917 46.792 95.709

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan Tahun 2013

4.1.2.3 Mutasi dan Mutandis Penduduk Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013

Mutasi dan mutandis penduduk Kecamatan Medan Belawan tahun 2013 tercatat diantaranya yang lahir sebanyak 958 jiwa, sedangakan yang telah meninggal sebanyak 296 jiwa. Mobilitas penduduk di Kecamatan Medan Belawan cukup ramai yakni selama tahun 2013 tercatat pendatang sebanyak 651 dan pindah sebanyak 756 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4

Mutasi dan Mutandis Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013

Kelurahan Lahir (Jiwa) Mati (Jiwa) Datang (Jiwa) Pindah (Jiwa)

Belawan Pulau Sicanang 163 64 102 128

Belawan Bahagia 88 18 98 106

Belawan Bahari 115 45 87 93

Belawan II 185 45 98 177

Bagan Deli 165 42 88 83

Belawan I 242 82 178 169

Medan Belawan 958 296 651 756


(49)

4.1.2.4 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Medan Belawan

Adapun berbagai macam profesi mata pencaharian masyarakat Kecamatan Medan Belawan diantaranya adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 939 jiwa, pegawai swasta sebanyak 7.732 jiwa, polri sebanyak 366 jiwa, nelayan sebanyak 5.066 jiwa, Pedagang sebanyak 3.786 jiwa, pensiunan sebanyak 405 jiwa dan lainnya sebanyak 8.067 jiwa. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5

Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013

Kelurahan Pegawai Petani

(Jiwa) Nelayan (Jiwa) Pedagang (Jiwa) Pensiunan (Jiwa) Lainnya (Jiwa) Negeri (Jiwa) Swasta (Jiwa) Polri (Jiwa)

Belawan Pulau Sicanang 86 1.348 8 0 223 299 18 1.232

Belawan Bahagia 143 881 12 0 793 591 61 1.375

Belawan Bahari 97 1.046 14 0 895 272 26 1.293

Belawan II 293 1.994 13 0 213 1.385 26 1.588

Belawan Deli 87 1.127 8 0 1.528 306 26 942

Belawan I 233 1.336 311 0 1.414 932 248 1.638

Medan Belawan 939 7.732 366 0 5.066 3.786 405 8.067

Sumber : Kantor Lurah se Kecamatan Medan Belawan

4.1.2.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Banyaknya Rumah Tangga, Jenis Kelamin dan Rata – rata Anggota Rumah Tangga di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013

Penduduk Kecamatan Medan Belawan sampai tahun 2013 berjumlah 95.709 jiwa yang terdiri dari 48.917 jiwa laki – laki dan 46.792 jiwa perempuan, dan yang telah berumah tangga sebanyak 21.282 jiwa. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.6.


(50)

Tabel 4.6

Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013

Kelurahan

Jumlah Rata – rata Anggota RT Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Rumah Tangga Penduduk (jiwa)

Laki – laki (jiwa)

Perempuan (jiwa) Belawan Pulau

Sicanang 3.297 14.728 4,47 7.556 7.172 14.728

Belawan Bahagia 2.660 11.915 4,48 6.049 5.865 11.915 Belawan Bahari 2.675 12.020 4,49 6.109 5.910 12.020

Belawan II 4.827 20.947 4,34 10.531 10.415 20.947

Belawan Deli 3.355 15.892 4,74 8.278 7.614 15.892

Belawan I 4.468 20.208 4,52 10.392 9.815 20.208

Medan Belawan 21.282 95.709 4,50 48.917 46.792 95.709 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan Tahun 2013

4.1.3 Aktivitas Masyarakat Kecamatan Medan Belawan

Secara fisik, pelabuhan merupakan kawasan terbangun di pesisir yang terletak saling berdekatan dari pemukiman penduduk, yang meluas dari pusatnya hingga ke pinggiran kota. Pelabuhan dapat berperan dalam merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi, perdagangan, dan industri dari wilayah pengaruhnya. Namun pelabuhan tidak menciptakan kegiatan tersebut, melainkan hanya melayani tumbuh dan berkembangnya kegiatan tersebut. Adapun dampak dari keberadaan aktivitas pelabuhan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar diantaranya ditandai dengan semakin bertumbuhnya berbagai jenis kegiatan aktivitas seperti pertokoan, perdagangan dan sebagainya. Aktivitas tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.7.


(51)

Tabel 4.7

Aktivitas Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan

Jenis Kegiatan Jumlah Persentase (%)

Pasar 2 0,71

Pertokoan 1 0,35

Swalayan/Mini Market 8 2,86

Bengkel Motor/Mobil 23 8,24

SPBU 2 0,71

Warnet 5 1,79

Restoran/Rumah Makan 27 9,67

Warung/Kedai 162 58,06

Panti Pijat/Massege 2 0,71

Dukun Patah 4 1,43

Toko Pangkas 13 4,65

Hotel/Losmen 3 1,07

Salon 27 9,70

Total 279 99,95

Sumber : Kantor Lurah se Kecamatan Medan 2013

Berdasarkan tabel diatas, jenis kegiatan masyarakat terbanyak adalah warung/kedai sebanyak 162 jenis atau sebesar 58,06 persen. Jenis kegiatan masyarakat terbanyak kedua adalah restoran/rumah makan dan salon sebanyak 27 jenis atau sebesar 9,70 persen. Jenis kegiatan terbanyak ketiga adalah bengkel motor/mobil sebanyak 23 jenis atau 8,24 persen. Jenis kegiatan terbanyak selanjutnya adalah toko pangkas sebanyak 13 jenis atau 4,65 persen. Kemudian jenis kegiatan swalayan/mini market sebanyak 8 jenis atau 2,86 persen. Jenis kegiatan usaha warnet sebanyak 5 jenis atau sebesar 1,79 persen. Jenis kegiatan praktek dukun patah sebanyak 4 jenis atau sebesar 1,43 persen. Jenis kegiatan hotel/losmen sebanyak 3 jenis atau sebesar 1,07 persen. Pasar, SPBU dan panti pijat masing – masing sebanyak 2 jenis atau sebesar 0,71 persen. Dan jenis kegiatan pertokoan sebanyak 1 jenis atau sebesar 0,35 persen.


(52)

4.2 Aktivitas di Pelabuhan

4.2.1 Pelabuhan dalam Sistem Transportasi dan Perdagangan

Dalam jaringan transportasi, pelabuhan memiliki fungsi pelabuhan sebagai perhubungan meliputi (link), fungsi perantara antara dua kawasan (interface) pintu gerbang arus barang (gateway) dan kawasan perdagangan bebas (Free-port) dalam area kawasan industri (industrial estate). Pelabuhan dipandang sebagai salah satu mata rantai dalam proses transportasi dan Node asal barang sampai ke tujuan Node tujuan barang. Pelabuhan mempunyai fungsi sebagai link, maksudnya unit kerja yang menjadi bagian suatu sistem transportasi laut dan moda transportasi lainnya yaitu, udara, darat, kereta api dan sistem perpipaan khususnya sebagai terminal penerimaan minyak dan gas untuk operasi bangunan lepas pantai/offshore.

Dalam kawasan pesisir, pelabuhan memiliki fungsi sebagai perantara (interface) maksud pelabuhan menyediakan berbagai fasilitas dan pelayaran jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan moda angkut darat ke kapal atau sebaliknya dalam kegiatan perpindahan barang antar kapal (transhipment) secara skematis fungsi interface. Aktivitas Pelabuhan Belawan yang terlihat dalam kurun waktu 4 tahun (2010 – 2014) menunjukkan bahwa tingginya volume aktivitas pelabuhan berdampak langsung terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar. Hal ini dapat terlihat dengan jelas dalam tabel 4.8.


(53)

Tabel 4.8

Data Operasional Pelabuhan Belawan

(Traffik Kapal, Barang dan Penumpang Tahun 2010 s/d 2014)

KEGIATAN SAT TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014 s/d Agus

Arus Pelayaran Kapal (dalam dan luar negeri)

Call 3,312 2,871 2,926 2,751 1,775 Grt 15,015,230 14,495,694 15,741,234 15,210,294 9,506,445 Total 15,018,542 14,498,565 15,744,160 15,213,045 9,508,220 Ekspor

Impor Total

Ton 2,366,489 2,381,953 2,046,223 2,883,075 1,955,251 Ton 3,266,983 3,624,578 3,458,999 3,705,050 2,353,273 5,633,472 6,006,531 5,505,222 6,588,125 4,308,524 Bongkar

Muat Total

Ton 5,464,217 5,960,521 6,200,242 6,255,232 3,646,059 Ton 669,900 748,427 648,833 484,452 292,684 6,134,117 6,708,948 6,849,075 6,739,684 3,938,743 Penumpang Naik

Penumpang Turun (dalam dan luar negeri)

Total

Org 73,009 81,344 81,665 83,783 60,074

Org 54,154 70,123 65,654 59,909 54,580 127,163 151,467 147,319 143,692 114,654 Sumber Data : PT. Pelabuhan Indonesia I

Adapun ruang lingkup pelaksanaan bongkar muat yang dilakukan oleh Perusahaan Bongkar Muat (PMB) adalah perusahaan yang secara khusus berusaha di bidang bongkar muat dari dan ke kapal, baik dari dan ke gudang maupun langsung ke alat angkutan. Arus bongkar muat barang Pelabuhan Belawan pada tahun 2010 sebesar 6.134.117 ton, tahun 2011 sebesar 6.708.948 ton, tahun 2012 sebesar 6.849.075 ton, tahun 2013 sebesar 6.739.684 dan tahun 2014 hingga bulan Agustus sebesar 3.938.743. Aktivitas pelabuhan lainnya yang terjadi adalah dilakukannya perdagangan internasional (ke luar negeri) setiap tahunnya tercatat yakni arus ekspor dan impor pada tahun 2010 sebesar 5.633.472 ton, tahun 2011 sebesar 6.006.531 ton, tahun 2012 sebesar 5.505.222 ton, tahun 2013 sebesar 6.588.125 ton sedangkan tahun 2014 hingga bulan Agustus sebesar 4.308.524 ton, atau


(54)

dengan kata lain peningkatan ekspor impor yang dilakukan oleh pelabuhan adalah mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun tidak begitu tinggi.

4.2.2 Kinerja Pelayanan Barang

Tingkat tercapai pelayanan kegiatan atau atribut kerja dalam kegiatan operasional pelabuhan dapat diukur dan diberikan pedoman dalam pemberian pelayanan jasa di pelabuhan. Secara universal, kinerja operasional pelabuhan di seluruh dunia hampir sama diterapkan dengan mengikuti ketentuan – ketentuan yang dilakukan oleh UNCTAD. Kinerja operasional tersebut secara keseluruhan dapat dikelompokkan dan terdiri dari : (a) Kinerja pelayanan kapal, (b) Kinerja pelayanan barang/produktifitas bongkar muat, dan (c) Ultilisasi fasilitas dan peralatan.

Untuk menggambarkan tingkat pelayanan barang yang telah dicapai oleh pelabuhan secara rata – rata, digunakan suatu pengukur (tolak ukur) yang dijadikan pedoman atau standar dalam menentukan kebijakan pelayanan jasa pelabuhan. Tolak ukur tersebut diperoleh dari hasil yang dicapai di lapangan melalui pengamatan yang cukup lama dan dapat pula diperoleh melalui suatu penelitian di lapangan untuk jangka waktu tertentu. Setiap kapal yang masuk ke pelabuhan akan di check terlebih dahulu melalui instansi yang berwenang dengan masing – masing kategori pengecekan. Adapun tim checking kapal terdiri dari : Imigrasi (passport asing), Bea Cukai (menyangkut dokumen barang) dan Syahbandar (menyangkut kelayakan).


(55)

4.3 Karakteristik Responden Penelitian

Untuk keperluan analisis data penelitian, pada bagian ini dijelaskan mengenai karakteristik responden (masyarakat sekitar), terutama yang berkaitan dengan umur, pendidikan, pendapatan serta jumlah tanggungan dalam keluarga responden.

4.3.1 Umur Responden

Setelah dilakukan pengumpulan data, diperoleh informasi mengenai umur responden seperti yang terlihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Kelompok Umur Responden No. Kelompok Umur (tahun) Jumlah Responden

(orang)

Persentase (%)

1 26 – 30 5 12,5

2 31 – 35 4 10

3 36 – 40 4 10

4 41 – 45 10 25

5 46 – 50 6 15

6 51 – 55 2 5

7 56 – 60 4 10

8 61 – 65 3 7,5

9 66 – 70 1 2,5

10 71 - 75 1 2,5

Total 40 100

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015

Hasil olahan statistik deskriptif, menyimpulkan bahwa umur terendah responden adalah 26 tahun, umur tertinggi responden 71 tahun. Responden terbanyak pertama adalah yang berusia antara 41 tahun sampai dengan 45 tahun yakni sebesar 25 %. Disusul kemudian responden terbanyak kedua berusia antara 46 tahun sampai dengan 50 tahun yakni sebesar 15 %. Sedangkan responden terbanyak ketiga berusia 26 tahun sampai dengan 30 tahun yakni sebesar 12,5 %


(56)

dan responden berusia 31 tahun sampai dengan 35 tahun, responden berusia 36 tahun sampai dengan 40 tahun dan responden berusia 56 tahun sampai dengan 60 tahun yakni sama – sama sebesar 10 %. Responden berusia 61 tahun sampai dengan 65 tahun yakni sebesar 7,5 %, kemudian responden berusia 51 tahun sampai dengan 55 tahun yakni sebesar 5 %. Dan responden berusia 66 tahun sampai dengan 70 tahun serta responden berusia 71 tahun sampai dengan 75 tahun memiliki persentase yang terkecil yakni sebesar 2,5 %.

4.3.2 Pendidikan Responden

Pendidikan responden terdiri dari lima tingkatan, yaitu Sekolah Dasar/Sekolah Rakyat, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sarjana dan Diploma/Akademi. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Jenjang Pendidikan Responden No. Jenjang Pendidikan Jumlah Responden

(orang)

Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 5 12,5

2 SD/SR 8 20

3 SLTP 10 25

4 SLTA 17 42,5

5 DIPLOMA - -

6 SARJANA (S-1) - -

Total 40 100

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015

Berdasarkan olahan statistik deskriptif diperoleh keterangan bahwa rata – rata tingkat pendidikan responden adalah SLTA. Jenjang pendidikan mayoritas responden adalah tamat SLTA sederajat yang mencapai 42,5 %. Disusul kemudian responden yang menamatkan SLTP mencapai 25 %, sedangkan yang menamatkan SD/SR berjumlah 20 persen dan yang tidak bersekolah sebesar 12,5


(57)

%. Pada tingkat pendidikan Sarjana dan Diploma, tingkat pendidikan responden tidak sampai pada tingkat pendidikan Sarjana dan Diploma.

4.3.3 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga

Yang dimaksud dengan tanggungan dalam keluarga adalah keluarga inti yakni seorang kepala keluarga (bapak/ayah) menanggungjawabi anggota keluarganya (istri dan anak) dalam segala kebutuhan primer sehari – hari. Jumlah tanggungan responden dalam keluarga terdiri dari 1 hingga 10 orang. Rata – rata jumlah tanggungan responden dalam keluarga adalah 3 – 4 orang. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel 4.11.

Tabel 4.11

Jumlah Tanggungan Responden No. Tanggungan dalam Keluarga

(orang)

Jumlah Responden (orang)

Persentase (%)

1 1 - 2 9 22,5

2 3 – 4 14 35

3 5 – 6 10 25

4 7 – 8 4 10

5 9 – 10 3 7,5

Total 40 100

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015

Jumlah tanggungan responden terbanyak adalah 3 – 4 orang yang berjumlah 35 %. Jumlah tanggungan responden terbanyak kedua adalah 5 – 6 orang mencapai 25 %. Jumlah tanggungan responden terbanyak ketiga adalah 1 – 2 orang yakni sebesar 22,5 %, umlah tanggungan responden terbanyak keempat adalah 7 – 8 orang mencapai 10 %. Dan yang terakhir jumlah tanggungan responden dalam keluarga adalah 9 – 10 orang yakni sebesar 7,5 %.


(58)

4.3.4 Pekerjaan Responden

Pekerjaan responden untuk mencari pencaharian dalam memenuhi kebutuhan keluarga yang ditanggung sehari – hari adalah seperti nelayan, petani, supir, buruh pelabuhan dan lainnya. Berdasarkan olahan statistik deskriptif diperoleh keterangan bahwa pekerjaan sehari – hari responden adalah sebagai buruh pelabuhan.

Pekerjaan responden terbanyak adalah buruh pelabuhan yakni sebanyak 10 orang atau sebesar 25 %. Pekerjaan responden terbanyak kedua adalah nelayan dan wiraswasta sebanyak 9 orang atau sebesar 22,5 %. Kemudian pekerjaan responden yang bekerja sebagai supir sebanyak 7 orang atau sebesar 17,5 %. Pekerjaan responden yang bekerja lainnya (tukang becak, ibu rumah tangga, satpam) sebanyak 4 orang atau sebesar 10 %. Dan yang terakhir responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 1 orang atau sebesar 2,5 %. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel 4.12.

Tabel 4.12 Pekerjaan Responden

No. Pekerjaan Responden Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

1 Buruh Pelabuhan 10 25

2 Nelayan 9 22,5

3 Wiraswasta 9 22,5

4 Supir 7 17,5

5 Petani 1 2,5

6 Lainnya 4 10

Total 40 100


(59)

4.4Dampak Keberadaan Pelabuhan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dengan adanya kegiatan aktivitas Pelabuhan Belawan, digunakan pendekatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat Kecamatan Medan Belawan.

4.4.1 Pendapatan Responden

Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh keterangan bahwa pendapatan masyarakat Kecamatan Medan Belawan perbulan sangat bervariasi. Pendapatan responden yang dimiliki berdasarkan profesi masing – masing adalah rata – rata pendapatan responden perbulan adalah sebanyak Rp1.000.000 sampai dengan Rp2.500.000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.13.

Tabel 4.13 Pendapatan Responden No. Pendapatan Responden Per

Bulan (Rp)

Jumlah Responden (orang)

Persentase (%)

1 0 – 1.000.000 15 37,5

2 1.000.000 – 2.500.000 22 55

3 2.500.000 – 5.000.000 3 7,5

4 5.000.000 – 10.000.000 - -

5 > 10.000.000 - -

Total 40 100

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015

Pendapatan responden yang terbanyak pertama adalah pada rentang penghasilan Rp1.000.000 – 2.500.000,- sebanyak 55 %. Pendapatan responden yang terbanyak kedua adalah pada rentang penghasilan Rp0 – 1.000.000,- sebanyak 37,5%. Sedangkan pendapatan responden dengan rentang penghasilan sebesar Rp2.500.000 – 5.000.000,- adalah sebanyak 7,5 %. Penghasilan responden dengan penghasilan diatas Rp2.500.000 dari segi pekerjaannya adalah wiraswasta


(60)

(toke tambak ikan). Berdasarkan hasil deskripsi maka dapat disimpulkan bahwa penghasilan masyarakat Kecamatan Medan Belawan masih tergolong rendah dengan penghasilan perbulannya sebesar Rp1.000.000 dengan tanggungan keluarga sebanyak 4 – 5 orang per KK.

4.4.2 Sarana Transportasi

Sistem transportasi erat kaitannya dengan keadaan sosial ekonomi dari suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi pembangunan transportasi di wilayah tersebut dan untuk jangka panjang pertumbuhan transportasi memberikan dampak terhadap pertumbuhan tata ruang dan sosial ekonomi wilayah. Pembangunan transportasi yang baik dapat mempermudah masyarakat untuk dapat mengakses ke kota dan ke pelabuhan dan untuk kepentingan sehari – hari. Dengan demikian transportasi berfungsi mendorong peningkatan aktifitas masyarakat. Penataan transportasi yang baik akan membentuk karakteristik wilayah sesuai pergerakan masyarakat.

Sistem transportasi dikatakan baik apabila; Pertama, waktu perjalanan cukup cepat. Kedua, frekuensi pelayanan cukup. Ketiga, aman (bebas dari kemungkinan kecelakaan) dan kondisi pelayanan yang nyaman. Untuk mencapai kondisi ideal yang seperti ini, sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi komponen transportasi, antara lain kondisi jaringan jalan dan sarana kendaraan.

Menurut responden, sarana transportasi angkutan umum untuk mengakses menuju Pelabuhan Belawan sebagian besar 57,5 % mengatakan mudah, yang menjawab biasa/sedang sekitar 22,5 %, yang menjawab susah berjumlah 12,5 % dan yang menjawab sangat mudah hanya 7,5 %. Berdasarkan jawaban responden


(61)

tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana transportasi yang telah tersedia sudah cukup baik, namun bila dilihat dari sarana – sarana lainnya seperti halte masih jauh dari harapan. Untuk itu masyarakat Kecamatan Medan Belawan berharap kepada pemerintah Kota Medan untuk dapat meningkatkan sarana transportasi menjadi lebih baik lagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.14.

Tabel 4.14

Tanggapan Responden tentang Sarana Transportasi No. Tanggapan Responden Jumlah Responden

(orang)

Persentase (%)

1 Sangat Mudah 3 7,5

2 Mudah 23 57,5

3 Biasa/Sedang 9 22,5

4 Susah 5 12,5

5 Sangat Susah - -

Total 40 100

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015 4.4.3 Sarana Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat pisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan di daerah tentu harus mendapat perhatian serius, karena faktor terbesar yang dihadapai pembangunan selama ini adalah buruknya kualitas pembangunan infrastruktur khususnya di daerah. Berbagai upaya untuk mengatasi kondisi tersebut terus dilakukan, salah satunya adalah dengan akselerasi pembangunan infrastruktur daerah guna mengejar ketertinggalan daerah dengan pusat dan daerah yang


(62)

tertinggal dengan daerah lain. Daerah tertinggal dimaknai sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional yang penentuannya menggunakan enam kriteria dasar, yaitu: perekonomian masyarakat, sumberdaya manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan daerah, aksesibilitas, dan karakteristik khusus daerah (bencana alam, konflik, dan perbatasan negara).

Ada beberapa indikator daerah tertinggal. Pertama, pertumbuhan ekonomi dengan acuan penghasilannya belum layak. Kedua, infrastruktur dasar meliputi, jalan, irigasi, dan listrik. Ketiga, kualitas SDM terdiri dari tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat yang masih di bawah standar rata-rata. Selain itu, daya beli masyarakat terhadap pasar masih rendah. Untuk mempercepat pembangunan daerah tertinggal, pemerintah membutuhkan fokus pembangunan, tentunya tetap dengan pendekatan pembangunan yang holistik atau menyeluruh. Hal ini penting mengingat disparitas antara daerah non-tertinggal dan daerah tertinggal yang relatif besar.

Secara umum, kondisi infrastruktur daerah tertinggal masih menghadapi berbagai kendala, di antaranya belum optimalnya pelayanan infrastruktur dasar sesuai standar pelayanan minimal (SPM), seperti rendahnya tingkat keselamatan transportasi dan akses terhadap pelayanan transportasi untuk masyarakat miskin dan masyarakat di kawasan terpencil dan perbatasan. Kemudian, rendahnya akses masyarakat terhadap informasi dan teknologi lainnya, banyaknya penduduk yang belum memiliki hunian yang layak, serta terjadinya krisis listrik di berbagai daerah dan masih rendahnya rasio elektrifikasi nasional maupun pedesaan. Dalam kebijakan pembangunan infrastruktur, sebagaimana tertuang dalam Rencana


(1)

Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2013

Kelurahan

Jumlah Rata – rata Anggota

RT

Jenis Kelamin

Jumlah (Jiwa) Rumah Tangga

(Jiwa)

Penduduk (Jiwa)

Laki – laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Belawan Pulau Sicanang 3.297 14.728 4,47 7.556 7.172 14.728

Belawan Bahagia 2.660 11.915 4,48 6.049 5.865 11.915

Belawan Bahari 2.675 12.020 4,49 6.109 5.910 12.020

Belawan II 4.827 20.947 4,34 10.531 10.415 20.947

Belawan Deli 3.355 15.892 4,74 8.278 7.614 15.892

Belawan I 4.468 20.208 4,52 10.392 9.815 20.208

Medan Belawan 21.282 95.709 4,50 48.917 46.792 95.709


(2)

Data Operasional Pelabuhan Belawan (Traffik Kapal, Barang dan Penumpang Tahun 2010 s/d 2014)

KEGIATAN SAT

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014 s/d Agus

Arus Pelayaran Kapal (dalam dan luar negeri)

Total

Call 3,312 2,871 2,926 2,751 1,775 Grt 15,015,230 14,495,694 15,741,234 15,210,294 9,506,445 15,018,542 14,498,565 15,744,160 15,213,045 9,508,220 Ekspor

Impor

Total

Ton 2,366,489 2,381,953 2,046,223 2,883,075 1,955,251 Ton 3,266,983 3,624,578 3,458,999 3,705,050 2,353,273 5,633,472 6,006,531 5,505,222 6,588,125 4,308,524 Bongkar

Muat

Total

Ton 5,464,217 5,960,521 6,200,242 6,255,232 3,646,059 Ton 669,900 748,427 648,833 484,452 292,684 6,134,117 6,708,948 6,849,075 6,739,684 3,938,743 Penumpang Naik

Penumpang Turun (dalam dan luar negeri)

Total

Org 73,009 81,344 81,665 83,783 60,074 Org 54,154 70,123 65,654 59,909 54,580

127,163 151,467 147,319 143,692 114,654


(3)

Luas Wilayah Kelurahan Medan Belawan Tahun 2013

Kelurahan Luas Wilayah (Km²) Persentase (%)

Belawan Pulau Sicanang 15,10 69,20

Belawan Bahagia 0,54 2,47

Belawan Bahari 1,03 4,72

Belawan II 1,75 8,02

Belawan Deli 2,30 10,54

Belawan I 1,10 5,04

Jumlah 21,82 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam angka, 2013

Lampiran 7

Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan dan Kepadatan Penduduk Per Km

dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan

Kelurahan

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Luas Wilayah (Km²)

Kepadatan Penduduk (Km²) Belawan Pulau Sicanang 14.728 15,10 975

Belawan Bahagia 11.915 0,54 22.065

Belawan Bahari 12.020 1,03 11.670

Belawan II 20.947 1,75 11.970

Bagan Deli 15.892 2,30 6.910

Belawan I 20.208 1,10 18.731

Medan Belawan 95.709 21,82 4.386


(4)

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur

Jenis Kelamin Jumlah

(Jiwa) Laki – laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa)

0 – 4 5.737 5.372 11.109

5 – 14 10.345 9.881 20.226

15 – 44 24.218 22.653 46.871

45 – 64 7.421 7.336 14.757

> 65 1.196 1.550 2.746

Medan Belawan 48.917 46.792 95.709

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan Tahun 2013

Lampiran 9

Mutasi dan Mutandis Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan

Belawan Tahun 2013

Kelurahan

Lahir (Jiwa)

Mati (Jiwa)

Datang (Jiwa)

Pindah (Jiwa)

Belawan Pulau Sicanang 163 64 102 128

Belawan Bahagia 88 18 98 106

Belawan Bahari 115 45 87 93

Belawan II 185 45 98 177

Bagan Deli 165 42 88 83

Belawan I 242 82 178 169

Medan Belawan 958 296 651 756


(5)

Aktivitas Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan

Jenis Kegiatan Jumlah Persentase (%)

Pasar 2 0,71

Pertokoan 1 0,35

Swalayan/Mini Market 8 2,86

Bengkel Motor/Mobil 23 8,24

SPBU 2 0,71

Warnet 5 1,79

Restoran/Rumah Makan 27 9,67

Warung/Kedai 162 58,06

Panti Pijat/Massege 2 0,71

Dukun Patah 4 1,43

Toko Pangkas 13 4,65

Hotel/Losmen 3 1,07

Salon 27 9,70

Total 279 99,95

Sumber : Kantor Lurah se Kecamatan Medan 2013

Lampiran 11

Laporan Realisasi Program Bina Lingkungan PT. Pelindo I Cabang

Pelabuhan Belawan Tahun 2010 – 2014 di Kecamatan Medan Belawan

(dalam jutaan)

No. URAIAN Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Korban Bencana Alam - - - - -

2. Pendidikan dan atau Pelatihan 25.000 - 19.365 30.818 - 3. Pengembangan Sarana/Prasaranan Umum 55.000 3.100 - - - 4. Bantuan Sarana Ibadah 106.307 127.705 163.674 20.351 -

5. Peningkatan Kesehatan - - - - -

6. Pelestarian Alam, Seni dan Budaya - - - 24.310 - 7. Peningkatan Prestasi Olah Raga - - - - - 8. Peningkatan Keamanan Lingkungan - - - - - Total 186.307 130.805 183.039 75.479 -


(6)

Penyaluran Tahapan Dana Mitra Binaan PT. Pelindo I Cabang Pelabuhan

Belawan Tahun 2014 di Kecamatan Medan Belawan

No. Penyaluran Tahapan Mitra Binaan

(orang) Jumlah

1. Tahap I 4 237.000.000

2. Tahap II 8 633.500.000

3. Tahap III 6 502.500.000

4. Tahap IV 5 174.000.000

5. Tahap V 8 698.000.000

6. Tahap VI 9 760.000.000

7. Tahap VII 23 2.270.000.000

Total 63 5.275.000.000

Sumber Data : Laporan Keuangan PT. Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan