Analisis Logam Transisi Dalam Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Setelah Perlakuan Land Application

Jurnal Sains Kimia
Vol.8, No.1, 2004: 15-18

ANALISIS LOGAM TRANSISI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK
KELAPA SAWIT SETELAH PERLAKUAN
LAND APPLICATION
Tini Sembiring
Jurusan Kimia FMIPA

Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi Kampus USU – Medan 20155

Abstrak
Telah dilakukan penelitian terhadap analisis kandungan logam transisi (Fe dan Cu) dalam
limbah cair pabrik kelapa sawit setelah perlakuan land application . Sampel berupa tanah
disekitar parit long bed dan sludge di dalam long bed itu sendiri. Kandungan logam Fe dan Cu
diukur dengan alat Spektrometer Serapan Atom (AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kandungan logam Fe dalam tanah maupun dalam sludge berkisar 20 ppm , sedangkan
kandungan logam Cu dalam sludge berkisar 1,7 ppm dan dalam tanah berkisar 1,05 ppm.
Mengingat karakter logam berat yang bersifat kumulatif dan toksik maka keberadaannya
berpotensi menimbulkan dampak negatip terhadap lingkungan sehingga perlu pengelolaan.

Kata Kunci : Logam Transisi, Limbah Cair

PENDAHULUAN
Salah satu cara penaganan limbah cair
kelapa sawit yang berwawasan lingkungan
adalah dengan cara land application ,
setelah
terlebih dahulu melalui
pengkajian yang teliti sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor : 28 Tahun 2003 tentang
Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan
Air Limbah dari Industri Minyak Kelapa
Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa
Sawit dan disamping itu telah mendapat
izin dari Instansi yang berwenang.
Namun karena limbah cair tersebut
berasal dari proses pengolahan kelapa
sawit yang menggunakan beberapa
peralatan yang terbuat dari bahan logam

ditambah lagi dengan penggunaan suhu
yang relatif tinggi dikhawatirkan limbah
cair tersebut mengandung logam-logam
transisi terutama Fe dan Cu yang dapat
mencemari lingkungan yaitu yang
bersumber dari wadah ataupun peralatan
20

yang digunakan. Tujuan dari analisis ini
adalah untuk mengetahui kandungan
logam Fe dan Cu pada limbah cair kelapa
sawit setelah pemanfaatannya pada land
application.
BAHAN DAN METODA
Sampling
Limbah cair pabrik kelapa sawit yang
telah dimanfaatkan sebagai pupuk melalui
cara land application diambil dari areal
kebun kelapa sawit milik PT PP London
Sumatera Kebun Turangi. Limbah cair

tersebut berasal dari Pabrik Kelapa Sawit
Turangi Oil Mill yang jaraknya lebih
kurang 1 km dari areal kebun. Sistim
pengolahan limbah cair di Turangi Oil
Mill adalah sistim anaerob. Setelah sludge
terpisah dari cairan maka cairan dialirkan
melalui pipa ke areal. Sistim land
application yang dipakai adalah sistim
parit atau long bed.

Analisis logam transisi dalam limbah cair
(Tini Sembiring)

Sampel ada 2 jenis masing-masing
berbeda dalam hal lamanya land
application telah dihentikan.
Sampling dilakukan dengan cara
komposit, sebagai berikut:
Tanah A : Tanah dengan kedalaman 20 cm
dan jarak 5 m dari parit yang

telah
3
tahun
berhenti
mengalami land application
limbah cair.
Tanah B : Tanah dengan kedalaman 20
cm dan jarak 5 m dari parit
yang telah 4 bulan berhenti
mengalami land application
limbah cair.
Sludge A : Sludge yang ada di dalam
parit long bed yang telah 3
tahun berhenti mengalami
land application limbah cair.
Sludge B : Sludge yang ada di dalam
parit long bed yang telah 4
bulan berhenti mengalami
land application limbah cair.
Preparasi Dan Pengukuran Sampel

Preparasi sampel dilakukan dengan
cara destruksi kering. Sebanyak 20 g
sampel yang telah dihilangkan kandungan
airnya didestruksi dalam Furnace pada
suhu 500 oC selama 6 jam. Abu yang
diperoleh dilarutkan dalam 20 ml HNO3
pekat, larutan yang diperoleh setelah
filtrasi diencerkan samapai volume 50 ml
di dalam sebuah labu takar.
Pengukuran sampel baik terhadap Fe
maupun Cu dilakukan dengan alat
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS),
setelah terlebih dahulu dibuat kurva
kalibrasi menggunakan masing-masing
larutan standar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengukuran dengan AAS
diperoleh hasil kandungan Fe dan Cu yang
terdapat dalam 20 g sampel yang masingmasing terdapat dalam 50 ml larutan
adalah sebagai berikut :


Dari hasil perhitungan diperoleh
kandungan masing-masing logam Fe dan
Cu dalam sampel tanah maupun sludge
adalah seperti pada tabel 1 :
Tabel 1. Data kandungan logam Fe
dan Cu pada tanah dan sludge
Sampel

Kadar Fe
(mg/kg)

Kadar Cu (mg/kg)

Tanah A

20,5075

1,0503


Tanah B

20,3995

1,0188

Sludge A

22,1077

Dari
Sludge B
kandungan

hasil

analisis

21,6560


1,7966

ternyata
1,6295

logam baik Fe maupun Cu dalam limbah
cair kelapa sawit yang telah dimanfaatkan
pada land application masih cukup
bermakna.
Disamping itu serapan limbah oleh
tanah cukup baik dan waktu tidak begitu
berpengaruh terhadap kandungan logam
tersebut.
Sayangnya dalam Peraturan Memteri
Pertanian
No.K3.
310/452/MENTAN/XII/95
tentang
standarisasi pengolahan limbah PKS dan
Karet terutama untuk land application

sebagai sumber pupuk dan air, belum ada
tercantum parameter untuk kandungan
logam-logam berat .
Namun dalam Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor : 29
Tahun 2003 Tentang Pedoman Syarat Dan
Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air
Limbah Industri Minyak Sawit Pada
Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit pada
pemantauan air limbah yang keluar dari
kolam terakhir sebelum dibuang ke lahan
dicantumkan Pb, Cu, Cd dan Zn termasuk
parameter yang harus dianalisis.
Penelitian ini sebenarnya baru
merupakan penelitian awal, namun sudah
diperoleh gambaran bahwa penelitian ini
perlu ditindaklanjuti
Untuk medapatkan data yang akurat
semestinya jumlah sampel yang dianalisis
21


Jurnal Sains Kimia
Vol.8, No.1, 2004: 19-21

sedemikian
sehingga
betul-betul
representatif. Juga kandungan logam
dalam outlet dari IPAL sebelum dialirkan
ke areal. perlu dianalisis. Disamping itu
untuk mengetahui rona awal sebagai
kontrol, perlu dianalisis sampel tanah
yang samasekali belum terkontaminasi
oleh proses land application.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kandungan logam Fe dan Cu pada
limbah cair kelapa sawit setelah
mengalami perlakuan land application

cukup berarti dalam arti berpotensi
menimbulkan dampak negatip.
2. Waktu hanya berpengaruh sedikit
terhadap kandungan logam berat dalam
lahan yang telah dihentikan kegiatan
land application
3. Pada musim hujan, dampak ke
lingkungan
dari
kegiatan
land
application lebih sulit ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
Adams Dean,V.
1990., “Water and
wastewater Examination Manual”,
Lewis Publishers. INC, 59-67.
KEPMEN
LH
No.51/MENLH/10/1995
tentang “Baku Mutu Limbah Cair bagi
Kegiatan Industri”.
KEPMEN LH No.28 Tahun 2003 tentang
“Pedoman
Teknis
Pengkajian
Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri
Minyak Sawit Pada Tanah Di
Perkebunan Kelapa Sawit”.
KEPMEN LH No.29 Tahun 2003 tentang
“Pedoman Syarat Dan Tata Cara
Perizinan Pemanfaatan Air Limbah
Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di
Perkebunan Kelapa Sawit”.

22

Naibaho, P.M. 1996., “Teknologi Pengolahan
Kelapa Sawit”, Pusat Penelitian Kelapa
Sawit. Medan. 129-151.
Peraturan Pemerintah R.I. No. 82 tahun 2001
tentang “Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air”.
Tobing, P.L. & Naibaho, P. 1993.,
“Peningkatan Efisiensi Pengolahan
Limbah Pabrik Kelapa Sawit dengan
Sistim Kebun”, Kumpulan Makalah
Forum Konsiliasi Kelapa Sawit I. Pos
Perkebunan Kelapa Sawit. Medan. 71 –
81.