Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek Parahyangan Medan

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK PARAHYANGAN MEDAN

ELSY MALINDA, S. Farm. 063202050

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTIK PARAHYANGAN MEDAN

Oleh:

Elsy Malinda, S. Farm 063202075

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh: Pembimbing,

(Dra. Namaken Sembiring, Apt.)

Apoteker Pengelola Apotek Parahyangan Medan

Disahkan Oleh:

Dekan Fakultas Farmasi USU Medan

(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.) NIP 131 283 716


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan shalawat beriring salam kepada Nabi besar Muhammad SAW, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek Parahyangan. Penulisan laporan ini berdasarkan teori dan hasil pengamatan dan pengembangan apotek.

Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Namaken Sembiring, Apt. sebagai pembimbing sekaligus Apoteker Pengelola Apotek.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan.

3. Bapak Drs. Muchlisyam, MSi, Apt, selaku Wakil Dekan Fakultas Farmasi USU Medan.

4. Bapak Drs. Syafruddin, MS, Apt. selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.

5. Teman-teman penulis Program Profesi Apoteker 2006, para senior dan junior Fakultas Farmasi

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang berguna untuk menyempurnakan laporan ini. Pada akhirnya, penulis berharap Laporan Praktek


(4)

kerja Profesi ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan terutama dalam bidang perapotekan.

Medan, Agustus 2007


(5)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3

2.1 Apotek ... 3

2.2 Peranan dan Tanggung Jawab Apoteker Pengelola Apotek 4 2.3 Studi Kelayakan Membuka Apotek... 6

2.4 Pengelolaan Sumber Daya Apotek ... 10

2.4.1 Sumber Daya Manusia... 10

2.4.2. Sarana dan Prasarana ... 10

2.4.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya ... 10

2.4.4 Administrasi... 11

2.5 Kewajiban Apotek ... 12

BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK PARAHYANGAN ... 14

3.1 Pendirian Apotek Parahyangan ... 14

3.2 Struktur Organisasi Apotek ... 14

3.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya ... 15


(6)

3.3.1 Perencanaan... 15

3.3.2 Pengadaan ... 15

3.3.3 Penyimpanan ... 16

3.4 Pelayanan Farmasi... 17

3.4.1 Pelayanan Resep... 17

3.4.2 Pelayanan Penjualan Bebas... 18

3.5 Administrasi... 18

3.6 Kewajiban-kewajiban Apotek Parahyangan ... 20

BAB IV PEMBAHASAN... 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 24

5.1 Kesimpulan... 24

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN... 27


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Formulir Surat Pesanan ... 27

Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika ... 28

Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika ... 29

Lampiran 4. Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika ... 30


(8)

BAB I PENDAHULUAN

Apotek termasuk salah satu sarana kesehatan. Apotek, dalam menjalankan fungsinya bersifat dwifungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Fungsi ekonomi menuntut agar apotek dapat memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan usaha sedangkan fungsi sosialnya adalah untuk pemerataan distribusi obat dan sebagai salah satu tempat pelayanan informasi obat kepada masyarakat. Dalam mengelola apotek dibutuhkan seorang apoteker pengelola apotek (APA) yang tidak hanya mampu dari segi teknis kefarmasian tapi harus mampu menguasai aspek manajemennya (Anief, 2000).

Beberapa definisi apotek menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain :

• PP 25 Tahun 1980, apotek adalah tempat pengabdian profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian dan tempat menyalurkan obat dan perbekalan farmasi kepada masyarakat.

• KepMenKes RI No.1332/MenKes/SK/X/2002, apotek adalah tempat melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, yaitu obat, bahan obat, obat asli Indonesia/obat tradisional, alat kesehatan, dan kosmetika.

• KepMenKes RI No.1027/MenKes/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.


(9)

Pelayanan kefarmasian di apotek pada saat ini telah bergeser orientasinya, yang semula hanya berorientasi pada pelayanan produk (product oriented) menjadi pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien (patient oriented). Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut maka diperlukan seorang apoteker yang profesional. Dalam mengelola apotek, apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, serta kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang waktu, dan membantu memberikan pendidikan dan peluang untuk mengembangkan pengetahuan (Depkes, 2004).

Untuk mempersiapkan apoteker yang profesional yang dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat dengan baik, khususnya di apotek, maka Fakultas Farmasi USU Medan menyelenggarakan Latihan Kerja Profesi (LKP) di apotek swasta bagi mahasiswa program pendidikan apoteker.

Pelatihan kerja profesi ini bertujuan agar calon apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung pengelolaan suatu apotek dalam rangka memberikan pengalaman dan menumbuhkan motivasi kepada calon apoteker agar mampu memimpin, mengelola apotek, serta menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan dapat melaksanakan pengabdian profesi sebagai apoteker.


(10)

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Apotek

Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat, tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Tugas dan fungsi apotek menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980, yaitu:

1. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.

2. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau bahan obat.

3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

Menurut Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002, pengelolaan apotek meliputi:

1. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.


(11)

a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat. b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya

suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya. Pelayanan informasi tersebut di atas wajib didasarkan kepada kepentingan masyarakat.

2.2. Peranan dan Tanggung Jawab Apoteker Pengelola Apotek

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yang dimaksud dengan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker. Apoteker pengelola apotek adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (S.I.A.) (Anief, 2000).

Surat Izin Apotek (S.I.A.) diberikan oleh Menkes kepada Apoteker atau Apoteker bekerjasama dengan Pemilik Sarana Apotek (P.S.A.) untuk mendirikan apotek di suatu tempat tertentu. Selama apoteker pengelola apotek masih aktif dan dapat melaksanakan tugasnya dan masih memenuhi persyaratan, surat izin apotek masih berlaku seterusnya (Anief, 2000).

Menurut Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Ijasahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan. b. Telah mengucapkan sumpah/janji sebagai Apoteker. c. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri.


(12)

d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker.

e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker Pengelola Apotek di apotek lain.

Tanggung jawab Apoteker di Apotek adalah : 1. Tanggung jawab atas obat dengan resep

Apoteker harus mampu menjelaskan tentang obat kepada pasien tentang bagaimana obat tersebut diminum, dosisnya, efek samping obat yang mungkin ada, stabilitas obat dengan berbagai macam kondisi penyimpanannya, efek toksis obat dan juga rute pemakaian obat.

2. Tanggung jawab untuk memberi informasi pada pasien dalam menggunakan obat bebas dan bebas terbatas (OTC). Apoteker mempunyai tanggung jawab penuh dalam menghadapi kasus self medication atau mengobati sendiri dan menentukan apakah self medication dari penderita dapat dibenarkan dan diberi obatnya atau disuruh periksa terlebih dahulu ke dokter (Anief, 1995).

Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk mencapai tujuan organisasi (Nita, Seto dan Triana, 2004).

Menurut Jakfar dan Kasmir (2003), adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen adalah sebagai berikut:

• PLANNING

Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


(13)

Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan.

• ORGANIZING

Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.

• ACTUATING

Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan/manajer harus menggerakkan bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi.

• CONTROLLING

Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan segera dikendalikan.

2.3. Studi Kelayakan Membuka Apotek

Pendirian apotek harus didahului dengan suatu perencanaan yang baik, di antaranya dengan membuat studi kelayakan. Studi kelayakan adalah kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan investasi yang mengandung resiko yang belum jelas. Studi kelayakan pendirian apotek meliputi:


(14)

a. Survei dan Pemilihan Lokasi

Penentuan lokasi sebaiknya mempertimbangkan hal-hal berikut : ¬ Kepadatan penduduk

¬ Tingkat kemampuan sosial ekonomi masyarakat

¬ Jumlah sarana kesehatan yang tersedia meliputi jumlah praktek dokter, klinik, dan rumah sakit

¬ Tempat yang ramai, daerah perbelanjaan dan lalu lintas yang tersedia ¬ Adanya apotek lain

b. Analisa Keuangan

Analisa keuangan diperlukan untuk mengetahui untung rugi suatu usaha, mengukur likuiditas apotek dan mengukur efektifitas penggunaan dana. Analisis keuangan dilakukan dengan menilai biaya-biaya apa saja yang akan dihitung dan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan, meliputi biaya gedung, peralatan dan biaya lain yang berhubungan dengan usaha, yang perlu diperhatikan juga adalah sumber modal dan break even point (Ibrahim, 1998).

Analisa keuangan dapat dilakukan dengan menentukan: 1. Modal minimal

Modal minimal adalah jumlah modal minimum yang dibutuhkan untuk mendirikan apotek serta melengkapi sarana dan prasarana sebagai syarat untuk memperoleh izin apotek dan mampu melayani masyarakat dengan baik.

2. Sumber modal

Modal untuk mendirikan apotek dapat berasal dari modal pribadi atau kredit. Sumber-sumber kredit yang dapat dimanfaatkan oleh Apoteker Pengelola Apotek antara lain : Bank, Investor yaitu seseorang yang bekerjasama dengan cara


(15)

menginvestasikan modal, Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang memberikan kredit sediaan farmasi atau alat-alat kesehatan yang sifatnya fast moving dan dari teman sejawat yang telah sukses lebih dahulu mengelola apotek.

Berdasarkan pada penggunaannya modal dibagi atas :

a. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap.. Misalnya : gedung, tanah, mesin-mesin, kenderaan.

b. Modal lancar (aktiva lancar), yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat berubah. Misalnya yang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang muka.

3. Titik impas

Analisa titik impas dalam mendirikan apotek merupakan suatu alat untuk menetapkan suatu titik yang menentukan dimana hasil penjualan akan menutupi biaya operasional maupun biaya tetap. Rumus umum untuk titik impas adalah :

omzet HPP 1 BT impas Titik −

= atau

Penjulan BV -1 BT impas

Titik =

Keterangan :

BT = Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak tergantung jumlah barang yang dijual.

HPP = Harga Pokok Penjualan adalah harga pokok /nilai pembelian dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu.


(16)

BV = Biaya variabel yaitu biaya yang besarnya tergantung pada jumlah barang yang terjual. Untuk apotek, BV adalah nilai pembelian dari barang yang terjual.

Penjualan = Nilai penjualan yaitu nilai pembelian + margin 4. Target yang akan dicapai

Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita dalam suatu usaha maupun sasaran (target) yang akan dicapai. Pencapaian target ditentukan oleh kebijakan Apoteker dalam melakukan upaya-upaya pengelolaan apotek, sebab ini akan berhubungan dengan kelangsungan hidup apotek selanjutnya. Beberapa usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai target yang diingini :

- Perbaikan manajemen personal

- Pengadaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pasien - Menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin

- Memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan.

c. Sumber Daya Manusia

Dalam mengelola suatu usaha diperlukan kesiapan dari sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut (Jakfar dan Kasmir, 2003).


(17)

2.4. Pengelolaan Sumber Daya Apotek 2.4.1. Sumber Daya Manusia

Apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier (Depkes, 2004).

2.4.2. Sarana dan Prasarana

Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Apotek sebaiknya memiliki suplay listrik yang konstan, terutama untuk lemari pendingin, memiliki ruang tunggu yang nyaman bagi pasien, tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur, dan sebaiknya apotek juga memiliki ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien (Depkes, 2004).

Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun rapi, terlindung dari debu, kelembaban dan cahaya yang berlebihan (Depkes, 2004).

2.4.3. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya meliputi: perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire first out).


(18)

̇ Perencanaan

Dalam membuat perencanaan pengadaaan sediaan farmasi perlu diperhatikan pola penyakit, kemampuan masyarakat dan budaya masyarakat.

̇ Pengadaan

Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi.

̇ Penyimpanan

1. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor batch dan tanggal kadaluarsa.

2. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan menjamin kestabilan bahan.

2.4.4 Administrasi

Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang dilakukan oleh suatu persahaan. Menurut Anief (2000) administrasi yang biasa dilakukan di apotek meliputi:

• Administrasi pembukuan yaitu pencatatan uang masuk dan uang yang keluar. • Administrasi penjualan yaitu pencatatan pelayanan resep, penjualan bebas dan

pembayaran secara tunai atau kredit.

• Administrasi pergudangan yaitu pencatatan penerimaan dan pengeluaran barang. • Administrasi pembeliaan yaitu pencatatan pembelian harian secara tunai atau


(19)

• Administrasi piutang yaitu pencatatan penjualan kredit, pelunasan piutang dan penagihan sisa piutang.

• Administrasi kepegawaian yaitu pencatatan absensi karyawan dan gaji.

2.5 Kewajiban Apotek

Sebagaimana usaha-usaha lainnya, apotek mempunyai kewajiban kepada negara untuk membayar pajak, melaporkan kepada Dinkes Kab/Kota setempat tentang penggunaan narkotika.

Pajak merupakan alat bagi pemerintah di dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung dan tidak langsung dari masyarakat, guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Pajak dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban warga negara berupa pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat untuk membiayai berbagai keperluan negara yang berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang untuk tujuan kesejahteraan bangsa (Prabowo, 2002).

1. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan atau sebagai imbalan atas jasa. 2. Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan Pasal 25)

Pajak penghasilan badan menurut pasal 25 adalah pajak yang dipungut dari perusahaan atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan pada penghasilan bersih.


(20)

3. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)

Menurut Undang-undang PPn tahun 1984 bahwa pajak secara umum adalah 10% untuk semua Barang Kena Pajak (BKP). PPn yang harus disetor ke kas negara oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) merupakan selisih dari pajak masukan dan pajak keluaran.

4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2000. Yang menjadi subjek Wajib Pajak PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Yang menjadi objek PBB adalah Bumi dan Bangunan. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa tambak perairan) serta laut Wilayah Republik Indonesia. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan untuk tempat tinggal, tempat usaha.


(21)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS APOTEK PARAHYANGAN

3.1. Pendirian Apotek Parahyangan

Apotek Parahyangan berdiri tanggal 11 Agustus 1986 dengan nomor SIA : No. 1792/SIA/85/1990, yaitu di Jl. W. R. Mongonsidi No. 46, Medan. Sebagai Apoteker Pengelola Apotek adalah Ibu Dra. Namaken Sembiring, Apt. yang juga merupakan pemilik dari sarana apotek tersebut. Apotek Parahyangan berada di daerah pemukiman penduduk yang cukup padat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, berada di pinggir jalan besar, aman, mudah dijangkau dengan kendaraan dan tersedia tempat parkir. Pada jarak ± 500 m terdapat Rumah Sakit Boloni. Apotek lain berada pada jarak ± 600 m yaitu apotek Polonia. Di dekat apotek Parahyangan sudah dibangun suatu perumahan mewah.

Dalam melaksanakan kegiatannya Apotek Parahyangan memiliki 7 orang karyawan yang bekerja rutin terdiri dari 2 orang asisten apoteker yang bekerja sesuai shift (1 orang shift pagi dan 1 orang shift sore), 1 orang di bagian kasir dan 4 orang di bagian penjualan yang juga bertugas sesuai shift.

3.2. Struktur Organisasi Apotek

penjualan Asisten Apoteker Kasir

Apoteker Pengelola Apotek (APA)


(22)

3.3. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya 3.3.1. Perencanaan

Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jumlah barang yang akan dibeli dengan memperhatikan kebutuhan pada ruang peracikan dan penjualan bebas, menentukan pemasok dengan mempertimbangkan legalitasnya, kondisi pembelian, potongan harga yang tinggi, waktu pembayaran yang lama dan kecepatan pengiriman barang.

3.3.2. Pengadaan

Pengadaan sediaan farmasi di apotek Parahyangan melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang resmi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Pengadaan sediaan farmasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Petugas setiap hari melakukan pemeriksaan rutin terhadap resep dan penjualan bebas. Setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis dicatat dalam buku tertentu.

2. Item dan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan sifat barang apakah slow moving atau fast moving.

3. Barang yang sudah ditetapkan untuk dibeli, diperiksa dan disetujui oleh APA, selanjutnya dicatat dalam buku pesanan.

4. Keesokan harinya pesanan barang dapat diberikan pada salesman yang bersangkutan agar segera dapat dipenuhi.

5. Bila ada barang yang tidak dapat disediakan salesman, maka apotek akan menghubungi pemasok lain melalui telepon.

Obat/barang yang telah dipesan oleh petugas pembelian akan masuk pada siang atau sore harinya.


(23)

Prosedur penerimaan barang sebelum disimpan adalah berikut:

1. Petugas pembelian menerima barang dari pemasok disertai dengan surat pengantar barang atau faktur rangkap dua atau lebih

2. Menyesuaikan faktur dengan barang yang diterima meliputi jumlah, jenis, kebenaran harga obat, memeriksa secara visual kondisi fisik barang dan expire date obat.

3. Meminta penjelasan pemasok apabila keadaan barang tidak sesuai dengan yang diinginkan sebagaimana tertulis dalam faktur agar segera dikoreksi.

4. Jika telah sesuai petugas menandatangani faktur dan membubuhkan stempel apotek. Satu lembar copy faktur sebagai pertinggal untuk apotek dan sisanya dikembalikan kepada petugas pengantar barang.

5. Membukukan pembelian yang telah dilakukan.

3.3.3 Penyimpanan

Apotek Parahyangan mempunyai gudang yang berfungsi untuk menyimpan perbekalan farmasi sebelum disalurkan ke tempat peracikan dan penjualan obat bebas. Penyimpanan barang dalam gudang berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis. Barang dagangan yang tedapat di etalase depan adalah obat-obat yang dapat dijual bebas tanpa resep dokter, obat tradisional, sediaan kosmetik dan alat-alat kesehatan. Pada ruang peracikan obat-obat ditempatkan pada lemari obat dimana tertulis nama dan harga obat.

Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus yang berkunci sedangkan serum, vaksin, hormon dan suppositoria disimpan dalam lemari pendingin. Bahan baku obat disimpan dalam wadah tertutup rapat, diberi label dan etiket yang jelas.


(24)

3.4. Pelayanan Farmasi

Pelayanan dilakukan melalui layanan resep dokter, layanan swamedikasi, layanan informasi dan konseling serta layanan komoditas lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti kosmetik, alat-alat kesehatan, suplemen makanan, dan lain-lain.

3.4.1. Pelayanan Resep

Pelayanan resep dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : 1. Penerimaan resep dari pasien

2. Pengecekan keabsahan dan kelengkapan resep. 3. Pengecekan ketersediaan obat.

4. Penetapan harga, kemudian harga diinformasikan kepada pasien, dan dilakukan perjanjian pengambilan obat sebagian atau seluruhnya. Setelah terjadi kesepakatan resep diberi nomor.

5. Obat disiapkan atau diracik, dikemas dan diberi etiket. Bila dibutuhkan dilakukan pembuatan salinan resep dan kuitansi.

6. Pemeriksaan akhir sebelum obat diserahkan meliputi nomor resep, nama pasien, jenis dan jumlah obat, dosis dan cara pakai pada etiket, kesesuaian salinan resep dengan resep serta kebenaran kuitansi.

7. Penyerahan obat dan pemberian informasi meliputi jumlah obat, cara pakai, cara penyimpanan, dan lain-lain yang dianggap perlu.

8. Pembayaran.

9. Resep asli disimpan dan diarsipkan, untuk resep mengandung narkotika diarsipkan tersendiri dan diberi tanda garis merah untuk memudahkan


(25)

pembuatan laporan pemakaian narkotika setiap bulannya, sedangkan untuk resep yang mengandung psikotropika diberi tanda garis biru.

10. Layanan purnajual berupa konseling dan informasi mengenai obat setiap saat dan penggantian obat bila tidak sesuai.

3.4.2. Pelayanan Penjualan Bebas

Pelayanan penjualan bebas dilakukan sebagai berikut :

1. Penjualan bebas dapat terjadi melalui 2 cara berikut :

a. Petugas atau asisten apoteker meminta permintaan obat (bebas atau bebas terbatas) atau alat-alat kesehatan tertentu dari pasien dan menginformasikan harganya.

b. Pasien datang dengan keluhan tertentu, apoteker atau AA melakukan konseling dan menganjurkan obat tertentu pada pasien, dan menginformasikan harganya (khusus untuk obat wajib apotek, konseling dilakukan oleh apoteker).

2. Jika pasien setuju, obat atau barang diserahkan dan dibayar.

3. Barang yang dijual dicatat pada kertas khusus untuk didokumentasikan.

3.5 Administrasi

Kegiatan administrasi di apotek Parahyangan meliputi: a. Administrasi pembelian dan penjualan

Yaitu pencatatan pembelian dan penjualan yang terdiri dari:

• Buku pembelian mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor dengan faktur yang disertai pajak pertambahan nilai (PPn).


(26)

• Buku pemesanan barang, yaitu buku yang mencatat barang yang diperlukan untuk dipesan ke distributor.

• Buku laporan penjualan, yaitu buku yang mencatat semua penjualan barang setiap hari baik dari penjualan resep ataupun penjualan bebas sehingga dapat diketahui jumlah totalnya setiap hari.

• Buku nomor resep, yaitu buku yang mencatat nomor resep yang dilakukan secara berurut.

• Buku pencatatan psikotropika, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan pengeluaran psikotropika.

• Buku pencatatan Narkotika, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan pengeluaran narkotika.

• Buku pencatatan barang kadaluarsa, yaitu buku yang mencatat barang-barang yang sudah kadaluarsa.

• Buku kepegawaian, yaitu buku yang mencatat absen dan daftar gaji pegawai setiap bulannya.

b. Administrasi Pelaporan

Yaitu administrasi untuk narkotika dan psikotropika, pelaporan dilakukan sekali sebulan, selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya. Sedangkan untuk psikotropika, pelaporan dilakukan sekali dalam enam bulan/persemester dan laporan ditandatangani oleh APA dan ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan, dengan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumut.

3.6 Kewajiban-kewajiban Apotek Parahyangan

Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh apotek Parahyangan adalah sebagai berikut:


(27)

• Kewajiban membayar Pajak Penghasilan (PPh)

Apotek Parahyangan berkewajiban membayar pajak penghasilan (PPh) sesuai pasal 21 yaitu pajak atas gaji atau upah honorium, imbalan jasa dan kenikmatan lain yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang oleh pemberi pajak sehubungan dengan pekerjaan, jabatan dan hubungan kerja lainnya yang dilakukan di Indonesia.

• Kewajiban membayar Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan)

Apotek Parahyangan berkewajiban membayar pajak penghasilan badan sesuai PPh pasal 25 yang dipungut dari perusahaan atas laba yang diperoleh oleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak didasarkan pada penghasilan bersih. • Kewajiban membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPn)

Apotek Parahyangan juga membayar pajak pertambahan nilai (PPn) yang merupakan selisih dari pajak keluaran yang disetor ke kas Negara selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya dan dilaporkan ke kantor pelayanan pajak setempat.

• Kewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Apotek Parahyangan juga berkewajiban membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) setiap tahunnya.

• Kewajiban terhadap karyawan

Kewajiban apotek Parahyangan terhadap karyawan meliputi: membayar upah/gaji, memberi cuti, dan lain-lain sesuai kesepakatan kerja dan perundang-undangan tenaga kerja.


(28)

BAB IV PEMBAHASAN

Letak apotek Parahyangan berada di daerah yang strategis, yaitu berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat yang cukup ramai, di pinggir jalan besar, dekat dengan sarana kesehatan yang lainnya, seperti klinik dan rumah sakit. Ini merupakan suatu potensi yang besar untuk kelangsungan kegiatan apotek Parahyangan. Ruangan gedung tertata dengan baik sehingga pelaksanaan fungsi dan tugas apotek berjalan dengan baik.

Apoteker Pengelola Apotek (APA) melakukan pengelolaan sumber daya manusia di apotek Parahyangan dengan cara adanya pembagian kerja bagi para karyawannya sesuai dengan pendidikan, kemampuan, pengalaman, bakat dan ketrampilan, sehingga setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan terkoordinasi. Jumlah pegawai yang cukup dan dibagi dalam dua shift menyebabkan pembagian kerja pada setiap bagian di apotek Parahyangan dapat dilakukan, setiap pegawai mengetahui tugasnya dan dapat melakukannya dengan baik dan pelayanan pada pasien dapat berjalan optimal. Hubungan yang baik antar karyawan dan Apoteker Pengelola Apotek sangat menunjang kegiatan apotek dimana karyawan bekerja dengan kesadaran yang cukup tinggi untuk memajukan apotek dan meningkatkan pelayanan kepada pasien/pelanggan.

Apoteker Pengelola Apotek (APA) dibantu oleh Asisten apoteker mengatur dan melaksanakan semua kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya di apotek Parahyangan. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya ini dilakukan menurut prosedur yang telah ditetapkan,


(29)

yang terdiri dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan penjualan. Pelaksanaan pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan dengan memperhatikan sifat sediaan farmasi tersebut, yaitu slow moving atau fast moving. Pelaksanaan penyimpanan dan penyaluran sediaan farmasi dilakukan dengan menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan sistem FEFO (First Expired First Out). Apotek Parahyangan telah melakukan pembelian berencana yaitu berdasarkan kebutuhan pada ruang racikan dan penjualan bebas sehingga dapat mengurangi terjadinya obat-obat kadaluarsa. Administrasi yang ada di apotek Parahyangan meliputi administrasi pembeliaan, administrasi penjualan, administrasi pencatatan psikotropika dan administrasi pencatatan narkotika.

Pelayanan yang diberikan di apotek Parahyangan berupa pelayanan resep, pelayanan obat bebas, pelayanan sediaan farmasi lainnya, dan pelayanan perbekalan kesehatan. Apoteker Pengelola Apotek berperanan penting dalam setiap pelayanan ini, terutama dalam pemberian informasi mengenai obat yang diperlukan oleh pasien yang bertujuan untuk mewujudkan penggunaan obat yang tepat, aman, dan rasional, sehingga dapat meningkatkan kesehatan pasien.

Apotek Parahyangan telah melakukan fungsinya sebagai sarana pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien. Dalam peranannya ini, apotek juga tetap mengusahakan untuk memperoleh keuntungan demi kelangsungan hidup apotek.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Apotek Parahyangan dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang sekaligus sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang aktif dalam pelayanan farmasi.

2. Apotek Parahyangan berada di daerah yang strategis, yaitu berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat yang cukup ramai, dekat dengan sarana kesehatan yang lainnya, seperti klinik dan rumah sakit.

3. Apotek Parahyangan telah dapat melaksanakan fungsinya sebagai fungsi sosial dan fungsi ekonomi dengan baik.

4. Apoteker Pengelola Apotek (APA) dibantu oleh Asisten apoteker telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan lainnya, pengelolaan administrasi, dan pelayanan di apotek Parahyangan dengan baik. 5. Peranan Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek Parahyangan telah

terlaksana secara baik dalam mengkoordinasi Asisten apoteker untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek.

6. Hubungan antar karyawan, apotek relasi dengan Apoteker Pengelola Apotek (APA) sudah terjalin dengan baik sehingga pengadaan dan pelayanan obat kepada pasien/pelanggan lebih efektif dan efisien.


(31)

5.2. Saran

Sebaiknya apotek Parahyangan menyediakan ruang khusus untuk tempat konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pasien.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (1995). Manajemen Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 4, 113, 116.

Anief, M. (2000). Prinsip dan Dasar Manajemen Pemasaran Umum dan Farmasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 44, 51.

Depkes. R.I. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 992/Menkes/SK/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.

Depkes. R.I. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.

Ibrahim, Y. (1998). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Hal. 135-136.

Jakfar dan Kasmir. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenada Media. Hal. 10-12, 246.

Nita, Y., Seto, S., dan Triana, L. (2004). Manajemen Farmasi: Lingkup Apotek, Farmasi Rumah Sakit, PBF, dan Industri Farmasi. Surabaya: Air Langga University Press. Hal. 93, 122-123.

Prabowo, Y. (2002). Akuntansi Perpajakan Terapan. Jakarta: Penerbit P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal. 1, 31, 98, 124, 163-165.


(33)

Lampiran 1. Formulir Surat Pesanan

APOTEK PARAHYANGAN

Jl. W. R. Mongonsidi No 46 Telp : (061) 4142810 Medan

Kepada Yth: ...

di Medan

SURAT PESANAN

No: ... Mohon dikirimkan kepada kami barang sebagai berikut:

No Produk Kemasan Banyaknya Keterangan

Medan,...

Apoteker Pengelola Apotek

Dra. Namaken Sembiring Apt No. SIK 349 / SU


(34)

Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika

Nomor:

SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dra. Namaken Sembiring, Apt Alamat : Jl. W. R. Mongonsidi No. 46 Medan. Jabatan : Apoteker Pengelola Apotek

Mengajukan permohonan kepada:

Nama Perusahaan : ... Alamat : ... Jenis Psikotropika sebagai berikut:

Untuk keperluan :

Nama : Apotek Parahyangan

Alamat : Jl. W. R. Mongonsidi No. 46 Medan

Medan, ...

Penanggung Jawab

Apoteker Pengelola Apotek

Dra. Namaken Sembiring, Apt.


(35)

Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika

Model N.9

Rayon : Lembar ke 1/2/3/4

No. S.P. :

SURAT PESANAN NARKOTIKA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... Jabatan : ...

Alamat Rumah : ... Mengajukan pesanan narkotika kepada :

Nama Distributor : ... Alamat & No. Telp. : ... ...

Jenis narkotika sebagai berikut :

Narkotika tersebut akan digunakan untuk keperluan Apotik ...

Lembaga

Medan, ...200 Pemesan


(36)

Lampiran 5. Copy Resep

APOTIK “PARAHYANGAN”

Jl. W. R. Mongonsidi No. 46 Medan Telp. 061-4142810

Apoteker: Dra. Namaken Sembiring, Apt SIPA No. 2248/SIPA/1983

SALINAN RESEP

Resep Dokter : ... Tgl. : ... Nama : ... No.R. : ...

/

Medan,...,... p.c.c


(37)

RESEP DAN SWAMEDIKASI I. RESEP

Resep I


(38)

R/ Sirup Amoxan 250 mg fl I

S 3 dd cth

R/ Sirup Panadol fl I

S 3 dd cth II

R/ Sirup Sanadryl fl I

S 3 dd cth

Pro: Risa

I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana kandungannya terdiri atas amoxicillin, parasetamol dan difenhidramin HCl dapat disimpulkan pasien menderita batuk berdahak yang disertai demam.

II. Spesialite Obat pada Resep

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1. Amoxsan®

(Sanbe Farma) Amoxil® (SmithKline Beecham) Arcamox® (Armoxindo) Bellacid® (Soho)

Amoksisilin G Antibiotik

2 Panadol® (Sterling) Ottopan® (Otto) Nufadol® (Nufarindo) Paramol® (Bernofarm)

Parasetamol B Antipiretik

2. Sanadryl® (Sanbe Farma) Samcodryl ekspt® (Samco Farma) Sakadryl ekspt® (Saka Farma) Difenhidramin HCl, ammonium klorida, K-sulfoguaiakolat, Na-sitrat, menthol W Antitusif dan ekspektoran


(39)

III. Rasionalitas Resep

Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk pengobatan batuk berdahak dan demam.

IV. Pelayanan Informasi

A. Amoxsan®

1. Khasiat : Infeksi pada saluran pernafasan. 2. Bentuk Obat : Sirup kering

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh. 4. Hal yang harus diinformasikan:

• Dikocok baik-baik agar obat terbagi rata dalam pelarutnya

• Jangan hentikan pemakaian obat sebelum habis, walaupun telah merasa sembuh.

• Obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan

• Kadang-kadang obat ini akan menyebabkan diare, dan bila diarenya berkepanjangan pergilah ke dokter.

• Dapat terjadi reaksi alergi pada orang-orang tertentu. • Dapat menyebabkan terjadinya kolitis berat.

B. Panadol®

1. Khasiat : Untuk menurunkan demam (antipiretik), meredakan sakit kepala dan nyeri (analgetik).

2. Bentuk Obat : Sirup

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 2 sendok teh 4. Hal yang harus diinformasikan:


(40)

• Jangan digunakan dalam jangka waktu yang lama.

• Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan ginjal dan hati. • Obat disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

C. Sanadryl®

1. Khasiat : Untuk pengobatan batuk berlendir yang disebabkan alergi

2. Bentuk Obat : Sirup

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh 4. Hal yang harus diinformasikan:

• Selama menggunakan obat sebaiknya tidak menjalankan kendaraan dan mesin.

• Tutup botol rapat-rapat, simpan pada suhu kamar, hindari dari cahaya langsung.


(41)

(42)

Resep dari drg. Tina Wijaya

R/ Cefat 500 mg No. X

S 3 dd cap I

R/ Flamar 50 mg No. X

S 2 dd tab I

R/ Kalnex 500 No. IV

S 2 dd tab I

Pro: Juli

I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana kandungannya terdiri atas sefadroksil, Na-diklofenak dan asam tranexamat, maka dapat disimpulkan pasien menderita radang pasca pencabutan gigi.

II. Spesialite Obat pada Resep

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1. Cefat®

(Sanbe Farma) Kelfex® (Combiphar) Bidicef® (Medikon) Grafacef® (Graha Farma) Sefadroksil monohidrat G Antibiotik

2. Flamar®

(Sanbe Farma) Flamenac® (Hexpharm) Inflasic® (Indofarma) Klofaren® (Kimia Farma Natrium diklofenak

G Analgetik dan antiinflamasi

3. Kalnex® (Kalbe Farma) Transamin® (Daiichi Seiyaku, Otto) Ditranex® (Daiichi, Dipa Pharmalab) Asam Tranexamat G Hemostatikum


(43)

III. Rasionalitas Resep

Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk pengobatan dan pencegahan infeksi pendarahan pasca pencabutan gigi.

IV. Pelayanan Informasi A. Cefat®

1. Khasiat : Untuk pengobatan infeksi mikroorganisme yang sensitif (terutama gram positif) pada saluran pencernaan, infeksi kulit dan jaringan lunak.

2. Bentuk Obat : Kapsul

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 kapsul 4. Hal yang harus diinformasikan:

• Makanlah obat sampai habis sesuai dengan anjuran dokter, jangan dihentikan sebelum obat habis meskipun sudah merasa sembuh.

• Gunakan sesuai dengan petunjuk dan aturan pakai serta jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

• Dapat menimbulkan gangguan pencernaaan dan reaksi hipersensitif pada orang-orang tertentu.

• Obat disimpan di tempat yang gelap, sejuk, dan terlindung dari cahaya.

B. Flamar®

1. Khasiat : Untuk menghilangkan rasa sakit dan nyeri (analgetik), juga sebagai anti radang (antiinflamasi).


(44)

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal yang harus diinformasikan:

• Efek samping yang ditimbulkan kadang mual, muntah, diare, sakit kepala.

• Hati-hati penggunaan obat pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati, dan gangguan saluran pencernaan.

• Obat disimpan pada tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

C. Kalnex®

1. Khasiat : Untuk pendarahan abnormal setelah operasi dan pendarahan setelah ekstraksi gigi pada pasien.

2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet 4. Hal yang harus diinformasikan:


(45)

(46)

Resep dari dr. Ny. H. L. Tobing

R/ Claneksi Forte sirup fl I S 3 dd cth I a.c

R/ Tab sistenol No. X

S 1-3 dd t I kalau panas

Pro: David

Umur : 11 tahun (51 kg)

I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat pada resep, dimana kandungannya amoxicillin, asam klavulanat, parasetamol, dan asetilsistein, maka dapat diketahui bahwa obat-obat tersebut digunakan untuk mengobat-obati batuk, dan demam yang dialami oleh pasien.

II. Spesialite Obat pada Resep

NO Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat 1. Claneksi Forte® (Sanbe Farma) Clabat® (Interbat) Clacomb® (Erlimpex) Amoxicillin, asam klavulanat G Antibiotik 2. Sistenol (Dexamedica) - Parasetamol, N-asetilsistein B Antipiretik dan meringankan batuk berdahak

III. Rasionalitas Resep

Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk pengobatan batuk berdahak yang disertai demam.


(47)

IV. Pelayanan Informasi A. Claneksi®

1. Khasiat : Untuk pengobatan infeksi saluran nafas atas dan bawah.

2. Bentuk Obat : Sirup

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok teh 4. Hal yang harus diinformasikan:

• Jangan hentikan pemakaian obat sebelum habis, walaupun telah merasa sembuh.

• Obat diminum sesuai dosis yang dianjurkan

• Kadang-kadang obat ini akan menyebabkan diare, dan bila diarenya berkepanjangan pergilah ke dokter.

• Dapat terjadi reaksi alergi pada orang-orang tertentu.

B. Sistenol®

1. Khasiat : Sebagai antipiretik dan meringankan batuk. 2. Bentuk obat : Tablet

3. Cara pemakaian : 1-3 kali sehari 1 tablet kalau panas 4. Hal- hal yang perlu diinformasikan :

• Pemakaian dapat dihentikan jika demam sudah turun. • Jangan digunakan dalam jangka waktu yang lama. • Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan hati.

• Simpanlah obat ini pada tempat kering dan terhindar dari cahaya langsung.


(48)

• Segera beritahu dokter bila timbul warna kuning pada mata dan kulit (reaksi alergi).


(49)

(50)

Resep dari dr. Rudy Darwin

R/ Zypraz 0,25 mg No. X

S malam tab I

R/ Tanakan No. X

S pagi tab I

Pro: Mariana

I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, maka dapat disimpulkan pasien menderita gangguan sirkulasi darah (menurunnya daya ingat dan konsentrasi, vertigo) yang disertai dengan rasa takut dan gejala kecemasan.

II. Spesialite Obat pada Resep

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1. Zypraz®

(Kalbe Farma) Xanax® (Pharmacia) Alganax® (Guardian Pharmatama) Alviz® (Pharos)

Alprazolam G Antiansietas

2. Tanakan®

(Beaufour Ipsen) Tebokan® (Phapros) Ginkgo biloba ekstrak, ginkgo glikosida, ginkgolides bilobalide B Memperlancar sirkulasi darah di SSP dan system saraf tepi

III. Rasionalitas Resep

Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk pengobatan gangguan sirkulasi darah (menurunnya daya ingat dan konsentrasi, vertigo) yang disertai dengan rasa takut dan gejala kecemasan.


(51)

IV. Pelayanan Informasi A. Zypraz®

a. Khasiat : Mengatasi gangguan kecemasan atau gejala kecemasan. b.Bentuk obat : Tablet

c. Cara pakai : 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari d.Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Gunakan sesuai dosis.

• Jangan mengendarai kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin selama menggunakan obat.

• Hindari pemakaian jangka panjang.

• Hati-hati untuk pemakaian pada penderita penyakit hati dan ginjal kronik, kelemahan otot, dan riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol, serta penderita kelainan kepribadian yang nyata.

B. Tanakan®

1. Khasiat : Memperlancar sirkulasi darah di SSP dan sistem saraf tepi, mengatasi gangguan sirkulasi darah seperti: menurunnya daya ingat dan konsentrasi, vertigo

2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet pada pagi hari 4. Hal yang harus diinformasikan:

• Tidak dianjurkan untuk digunakan pada orang normal untuk pemakaian rutin.


(52)

(53)

Resep dari drg. Dwi Arti Sulistiyani

R/ Lapimox caps 500 mg No. X

S 3 dd caps I

R/ Lapistan tab 500 mg No. X

S 3 dd tab I

Pro: Miranti (19 tahun)

I. Kasus

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana kandungannya terdiri atas amoksisilin dan asam mefenamat dapat disimpulkan pasien menderita radang gigi dan gusi.

II. Spesialite Obat pada Resep

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat 1. Lapimox®

(Lapi) Amoxil® (SmithKline Beecham) Arcamox® (Armoxindo) Bellacid® (Soho)

Amoksisilin G Antibiotik

2. Lapistan® (Lapi) Ponstan® (Pfizer) Mectan® (Prafa) Lapistan® (Lapi) Asam Mefenamat

G Analgetik dan antiinflamasi

III. Rasionalitas Resep

Komposisi resep diatas rasional karena semua obat yang diberikan telah sesuai dengan indikasinya, yaitu untuk pengobatan radang gigi dan gusi.


(54)

IV. Pelayanan Informasi A. Lapimox®

1. Khasiat : Infeksi pada saluran pernafasan, urogenital, kulit dan jaringan lunak

2. Bentuk Obat : Kapsul

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 kapsul 4. Hal yang harus diinformasikan:

• Makanlah obat sampai habis sesuai dengan anjuran dokter, jangan dihentikan sebelum obat habis meskipun sudah merasa sembuh. • Dapat terjadi reaksi alergi pada orang-orang tertentu.

• Dapat menyebabkan terjadinya kolitis berat.

B. Lapistan®

1. Khasiat : Untuk menghilangkan rasa sakit dan nyeri (analgetik), juga sebagai anti radang (antiinflamasi).

2. Bentuk Obat : Tablet

3. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet 4. Hal yang harus diinformasikan:

• Pemakaian dapat dihentikan jika rasa sakit dan nyeri telah hilang. • Obat digunakan setelah makan, karena sifat obat yang asam dapat

mengiritasi lambung.

• Obat jangan diberikan terus-menerus selama lebih dari sepuluh hari tanpa rekomendasi dokter, ini dapat mengakibatkan kerusakan hati dan lambung.


(55)

• Segera hubungi dokter jika terjadi rasa mendengung pada telinga, ruam kulit, sakit perut atau kotoran menjadi kehitam-hitaman.


(56)

II. SWAMEDIKASI KASUS 1

Seorang remaja pria datang ke apotek dengan keluhan tenggorokannya sakit dan sukar menelan, maka obat yang diberikan adalah Degirol®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Degirol® (Darya-Varia)

Decamedin® (Tanabe Indonesia)

Dequalinium Cl B Sakit tenggorokan, faringitis, tonsilitis, antiseptik oral.

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Sakit tenggorokan, infeksi rongga mulut dan faring b. Bentuk obat : Tablet

c. Cara Pemakaian : 1 loz diatas lidah, 3-4 kali sehari. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Simpan ditempat sejuk dan kering. • Jauhkan dari jangkauan anak-anak.


(57)

KASUS 2

Seorang wanita datang ke apotek dan mengeluh karena noda-noda hitam di wajahnya yang sukar hilang, maka diberikan Melanox®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Melanox® (SDM Lab)

Mediquin® (SDM Lab)

Hidroquinon B Hiperpigmentasi kulit: kloasma, melasma, noda hitam, dan

hiperpigmentasi karena melanin akibat

pemakaian kontrasepsi oral

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Hiperpigmentasi kulit b. Bentuk obat : Krim

c. Cara pemakaian : Dioleskan pada kulit 1 kali sehari pada malam hari. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Bila timbul bercak-bercak merah dan rasa gatal, hentikan pemakaian dan segera pergi ke dokter.

• Hindari kontak dengan mata.

• Gunakan krim pelindung matahari pada siang hari. • Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

• Simpan pada temperatur kamar. • Hanya untuk pemakaian luar.


(58)

KASUS 3

Seorang lelaki paruh baya datang ke apotek dengan keluhan badannya sering pegal-pegal sehabis bekerja. Obat yang diberikan adalah Counterpain®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Counterpain® (Bristol-Myers Squibb) Molakrim® (Molex Ayus) Painkila® (Mugi) Nufasic® (Nufarindo) Metil Salisilat Eugenol Menthol

B Meringankan sakit pinggang, otot kaku, pegal dan nyeri punggung, kaku leher, capek, pegal akibat olahraga atau terkilir

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk meringankan sakit pinggang, otot kaku, pegal dan nyeri punggung, linu karena capek, kaku leher, pegal akibat olahraga atau terkilir.

b. Bentuk obat : Krim

c. Cara Pemakaian : Gosokkan 1-3 kali sehari pada bagian yang sakit. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Jangan digunakan pada luka yang terbuka. • Hanya untuk pemakaian luar.


(59)

KASUS 4

Seorang bapak datang dengan keluhan batuk berdahak selama 3 hari, obat yang diberikan Wood Peppermint Expectorant®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Wood Peppermint Expectorant ® (Kalbe Farma)

Probat ® (Tanabe Abadi)

Bromheksin Hidroklorida 4 mg Guafenesin 100 mg

B Meringankan batuk,

mengencerkan sekresi dahak yang kental

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Meringankan batuk berdahak b. Bentuk obat : Sirup.

c. Cara pemakaian : Dewasa dan anak-anak > 12 tahun 2 sendok teh (10 ml) 3 x sehari.

d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Jangan menggunakan obat lebih dari 7 hari.

• Selama menggunakan obat sebaiknya tidak menjalankan kendaraan dan mesin.

• Tutup botol rapat-rapat, simpan pada suhu kamar, hindari dari cahaya langsung.


(60)

KASUS 5

Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan gatal-gatal di lipatan paha, maka obat yang diberikan Fungiderm®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Fungiderm® (Konimex)

Kanesol® (Bernofarm) Medisten® (Medikon)

Klortrimazole W Pengobatan

infeksi pada kulit yang disebabkan jamur, ragi, dan kapang

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk pengobatan infeksi pada kulit, kuku, sela jari, lipatan kulit dan tubuh.

b. Bentuk sediaan : Salep

c. Cara pemakaian : Oleskan pada daerah yang sakit 2-3 kali sehari d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Pengobatan dihentikan bila terjadi iritasi atau sensitivitas. • Hanya untuk pemakaian luar.

• Hindari kontak dengan mata dan mucus. • Sedapat mungkin hindari kontak dengan air.


(61)

KASUS 6

Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan demam, sakit kepala, dan pilek maka obat yang diberikan adalah Decolgen®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Decolgen® (Westmont, Medifarma) Ultraflu® (Henson Farma) Procold® (Kalbe Farma) Asetaminofen Fenilpropanolamina Klorfeniramin maleat W Meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek dan bersin-bersin.

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek dan bersin-bersin.

b. Bentuk obat : Taplet.

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Jangan memakai obat ini secara terus-menerus tanpa seizin dokter karena dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hati.

• Apabila demam sudah sembuh segera hentikan pemakaian obat ini. • Jangan menjalankan kendaraan dan mesin, karena obat ini menyebabkan

kantuk.

• Simpan pada tempat kering dan sejuk.

• Hentikan pemakaian obat jika terjadi susah tidur, jantung berdebar-debar dan pusing.

• Jauhkan dari jangkauan anak-anak. •


(62)

KASUS 7

Seorang ibu mengeluhkan anaknya yang berumur 4 tahun sangat susah makan sehingga berat badannya menurun, maka obat yang diberikan adalah Curvit®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Curvit® (Soho)

Curcuma plus® (Soho)

Vitamin B1

Vitamin B2

Vitamin B6

Vitamin B12

-karoten Ca glukonat Dexpanthenol Curcuminoid

W Merangsang nafsu makan dan stamina, serta

pertumbuhan anak

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Suplemen vitamin untuk merangsang nafsu makan dan stamina, serta pertumbuhan anak

b. Bentuk Obat : Sirup.

c. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 sendok teh. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:


(63)

KASUS 8

Seorang gadis remaja datang ke apotek dengan keluhan perutnya sering terasa kembung dan kadang-kadang nyeri, maka obat yang diberikan adalah Lagesil®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Lagesil® (Lapi) Lambucid® (Hexpharm) Magasida® (Kimia Farma) Mg(OH)2 Al(OH)3 Simetikon

W Nyeri ulu hati dan lambung, kembung, hiperasiditas, gastritis, tukak lambung dan usus 12 jari

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Mengatasi perut kembung dan kelebihan asam lambung.

b. Bentuk Obat : Suspensi.

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 2 sendok teh. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Kocok terlebih dahulu sebelum diminum.

• Diminum 1 jam setelah makan dan sebelum tidur. • Jangan digunakan terus-menerus lebih dari 2 minggu.

• Bila digunakan bersama simetidin dan tetrasiklin, diberikan interval penggunaannya 1-2 jam.


(64)

KASUS 9

Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan kepala anaknya gatal-gatal karena banyak kutu di rambutnya maka di beri peditox., diduga pasien menderita kutuan maka obat yang dianjurkan adalah Peditox®.

1. SPESIALITE OBAT

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Peditox® (Combiphar)

Head lotion® (Mutifa) Pedicutox® (Endo) Fimedtox ® (First Medifarma)

Hexa chloro cyclo hexana

B Anti kutu

2. PELAYANAN INFORMASI

1. Khasiat : Anti kutu 2. Bentuk Sediaan : Cairan.

3. Cara Pemakaian : Di gosok pada rambut. 4. Hal yang harus diinformasikan :

• Oleskan obat dikulit kepala dan rambut sampai rata sambil digosokkan, kemudian di tutup kepala dengan kain, biarkan 1 – 2 jam.

• Hanya untuk bagian luar badan, hindari terkena mata. • Kocok dahulu obat


(65)

KASUS 10

Seorang remaja pria datang ke apotek dengan keluhan mata merah, terasa gatal dan perih setelah mengendarai sepeda motor, maka obat yang dianjurkan adalah Visine®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Visine® (Pfizer)

Rex®

(Global Multi Pharmalab) Rohto® (Rohto Lab)

Tetrahidrozoline HCL

B Meredakan mata merah karena iritasi ringan.

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk mengatasi mata merah karena iritasi ringan yang disebabkan oleh debu, asap, pemakaian lensa kontak, dan iritasi setelah berenang.

b. Bentuk obat : Tetes mata.

c. Cara Pemakaian : 2-3 kali sehari 1-2 tetes pada mata yang sakit. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Jangan digunakan bila larutan berubah warna atau keruh.

• Untuk mencegah kontaminasi, jagalah agar ujung botol tidak kena dengan tangan, atau benda-benda lain. Tutup kembali botol setelah digunakan. • Efek samping yang mungkin terjadi adalah mata terasa pedih dan panas • Simpan di tempat yang sejuk dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. • Segera hubungi dokter jika iritasi tidak mereda dalam waktu 3 hari.


(1)

Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan gatal-gatal di lipatan paha, maka obat yang diberikan Fungiderm®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Fungiderm®

(Konimex)

Kanesol® (Bernofarm) Medisten® (Medikon)

Klortrimazole W Pengobatan

infeksi pada kulit yang disebabkan jamur, ragi, dan kapang

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk pengobatan infeksi pada kulit, kuku, sela jari, lipatan kulit dan tubuh.

b. Bentuk sediaan : Salep

c. Cara pemakaian : Oleskan pada daerah yang sakit 2-3 kali sehari d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Pengobatan dihentikan bila terjadi iritasi atau sensitivitas. • Hanya untuk pemakaian luar.

• Hindari kontak dengan mata dan mucus. • Sedapat mungkin hindari kontak dengan air.


(2)

Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan demam, sakit kepala, dan pilek maka obat yang diberikan adalah Decolgen®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Decolgen® (Westmont, Medifarma)

Ultraflu® (Henson Farma) Procold® (Kalbe Farma)

Asetaminofen Fenilpropanolamina Klorfeniramin maleat

W Meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, pilek dan bersin-bersin.

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk meredakan gejala flu seperti demam, sakit

kepala, pilek dan bersin-bersin.

b. Bentuk obat : Taplet.

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

• Jangan memakai obat ini secara terus-menerus tanpa seizin dokter karena dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hati.

• Apabila demam sudah sembuh segera hentikan pemakaian obat ini. • Jangan menjalankan kendaraan dan mesin, karena obat ini menyebabkan

kantuk.


(3)

Seorang ibu mengeluhkan anaknya yang berumur 4 tahun sangat susah makan sehingga berat badannya menurun, maka obat yang diberikan adalah Curvit®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Curvit® (Soho)

Curcuma plus® (Soho)

Vitamin B1

Vitamin B2

Vitamin B6

Vitamin B12

-karoten Ca glukonat Dexpanthenol Curcuminoid

W Merangsang nafsu makan dan stamina, serta

pertumbuhan anak

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Suplemen vitamin untuk merangsang nafsu makan

dan stamina, serta pertumbuhan anak

b. Bentuk Obat : Sirup.

c. Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 sendok teh. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:


(4)

Seorang gadis remaja datang ke apotek dengan keluhan perutnya sering terasa kembung dan kadang-kadang nyeri, maka obat yang diberikan adalah Lagesil®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Lagesil® (Lapi)

Lambucid® (Hexpharm) Magasida® (Kimia Farma)

Mg(OH)2

Al(OH)3

Simetikon

W Nyeri ulu hati dan lambung, kembung, hiperasiditas, gastritis, tukak lambung dan usus 12 jari

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Mengatasi perut kembung dan kelebihan asam

lambung.

b. Bentuk Obat : Suspensi.

c. Cara Pemakaian : 3 kali sehari 2 sendok teh. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Kocok terlebih dahulu sebelum diminum.

• Diminum 1 jam setelah makan dan sebelum tidur. • Jangan digunakan terus-menerus lebih dari 2 minggu.


(5)

Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan kepala anaknya gatal-gatal karena banyak kutu di rambutnya maka di beri peditox., diduga pasien menderita kutuan maka obat yang dianjurkan adalah Peditox®.

1. SPESIALITE OBAT

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Peditox® (Combiphar)

Head lotion® (Mutifa) Pedicutox® (Endo) Fimedtox ® (First Medifarma)

Hexa chloro cyclo hexana

B Anti kutu

2. PELAYANAN INFORMASI

1. Khasiat : Anti kutu 2. Bentuk Sediaan : Cairan.

3. Cara Pemakaian : Di gosok pada rambut. 4. Hal yang harus diinformasikan :

• Oleskan obat dikulit kepala dan rambut sampai rata sambil digosokkan, kemudian di tutup kepala dengan kain, biarkan 1 – 2 jam.

• Hanya untuk bagian luar badan, hindari terkena mata. • Kocok dahulu obat


(6)

Seorang remaja pria datang ke apotek dengan keluhan mata merah, terasa gatal dan perih setelah mengendarai sepeda motor, maka obat yang dianjurkan adalah Visine®.

I. Spesialite Obat

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Visine® (Pfizer)

Rex®

(Global Multi Pharmalab) Rohto® (Rohto Lab)

Tetrahidrozoline HCL

B Meredakan mata merah karena iritasi ringan.

II. Pelayanan Informasi

a. Kegunaan : Untuk mengatasi mata merah karena iritasi ringan

yang disebabkan oleh debu, asap, pemakaian lensa kontak, dan iritasi setelah berenang.

b. Bentuk obat : Tetes mata.

c. Cara Pemakaian : 2-3 kali sehari 1-2 tetes pada mata yang sakit. d. Hal-hal yang perlu diinformasikan:

• Jangan digunakan bila larutan berubah warna atau keruh.

• Untuk mencegah kontaminasi, jagalah agar ujung botol tidak kena dengan tangan, atau benda-benda lain. Tutup kembali botol setelah digunakan. • Efek samping yang mungkin terjadi adalah mata terasa pedih dan panas