BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK PARAHYANGAN
3.1. Pendirian Apotek Parahyangan
Apotek Parahyangan berdiri tanggal 11 Agustus 1986 dengan nomor SIA : No. 1792SIA851990, yaitu di Jl. W. R. Mongonsidi No. 46, Medan. Sebagai
Apoteker Pengelola Apotek adalah Ibu Dra. Namaken Sembiring, Apt. yang juga merupakan pemilik dari sarana apotek tersebut. Apotek Parahyangan berada di
daerah pemukiman penduduk yang cukup padat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, berada di pinggir jalan besar, aman, mudah dijangkau dengan kendaraan
dan tersedia tempat parkir. Pada jarak ± 500 m terdapat Rumah Sakit Boloni. Apotek lain berada pada jarak ± 600 m yaitu apotek Polonia. Di dekat apotek Parahyangan
sudah dibangun suatu perumahan mewah. Dalam melaksanakan kegiatannya Apotek Parahyangan memiliki 7 orang
karyawan yang bekerja rutin terdiri dari 2 orang asisten apoteker yang bekerja sesuai shift 1 orang shift pagi dan 1 orang shift sore, 1 orang di bagian kasir dan 4 orang
di bagian penjualan yang juga bertugas sesuai shift.
3.2. Struktur Organisasi Apotek
penjualan Asisten Apoteker
Kasir Apoteker Pengelola
Apotek APA
Elsy Malinda : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Parahyangan Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.3. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya 3.3.1. Perencanaan
Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jumlah barang yang akan dibeli dengan memperhatikan kebutuhan pada ruang peracikan dan penjualan
bebas, menentukan pemasok dengan mempertimbangkan legalitasnya, kondisi pembelian, potongan harga yang tinggi, waktu pembayaran yang lama dan kecepatan
pengiriman barang.
3.3.2. Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi di apotek Parahyangan melalui Pedagang Besar Farmasi PBF yang resmi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Pengadaan sediaan farmasi dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1.
Petugas setiap hari melakukan pemeriksaan rutin terhadap resep dan penjualan bebas. Setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis dicatat dalam
buku tertentu. 2.
Item dan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan sifat barang apakah slow moving atau fast moving.
3. Barang yang sudah ditetapkan untuk dibeli, diperiksa dan disetujui oleh APA,
selanjutnya dicatat dalam buku pesanan. 4.
Keesokan harinya pesanan barang dapat diberikan pada salesman yang bersangkutan agar segera dapat dipenuhi.
5. Bila ada barang yang tidak dapat disediakan salesman, maka apotek akan
menghubungi pemasok lain melalui telepon. Obatbarang yang telah dipesan oleh petugas pembelian akan masuk pada siang atau
sore harinya.
Elsy Malinda : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Parahyangan Medan, 2007 USU Repository © 2008
Prosedur penerimaan barang sebelum disimpan adalah berikut: 1.
Petugas pembelian menerima barang dari pemasok disertai dengan surat pengantar barang atau faktur rangkap dua atau lebih
2. Menyesuaikan faktur dengan barang yang diterima meliputi jumlah, jenis,
kebenaran harga obat, memeriksa secara visual kondisi fisik barang dan expire date obat.
3. Meminta penjelasan pemasok apabila keadaan barang tidak sesuai dengan yang
diinginkan sebagaimana tertulis dalam faktur agar segera dikoreksi. 4.
Jika telah sesuai petugas menandatangani faktur dan membubuhkan stempel apotek. Satu lembar copy faktur sebagai pertinggal untuk apotek dan sisanya
dikembalikan kepada petugas pengantar barang. 5.
Membukukan pembelian yang telah dilakukan.
3.3.3 Penyimpanan
Apotek Parahyangan mempunyai gudang yang berfungsi untuk menyimpan perbekalan farmasi sebelum disalurkan ke tempat peracikan dan penjualan obat
bebas. Penyimpanan barang dalam gudang berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis. Barang dagangan yang tedapat di etalase depan adalah obat-obat yang dapat
dijual bebas tanpa resep dokter, obat tradisional, sediaan kosmetik dan alat-alat kesehatan. Pada ruang peracikan obat-obat ditempatkan pada lemari obat dimana
tertulis nama dan harga obat. Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus yang
berkunci sedangkan serum, vaksin, hormon dan suppositoria disimpan dalam lemari pendingin. Bahan baku obat disimpan dalam wadah tertutup rapat, diberi label dan
etiket yang jelas.
Elsy Malinda : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Parahyangan Medan, 2007 USU Repository © 2008
3.4. Pelayanan Farmasi
Pelayanan dilakukan melalui layanan resep dokter, layanan swamedikasi, layanan informasi dan konseling serta layanan komoditas lain yang berhubungan
dengan kesehatan seperti kosmetik, alat-alat kesehatan, suplemen makanan, dan lain- lain.
3.4.1. Pelayanan Resep
Pelayanan resep dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : 1.
Penerimaan resep dari pasien 2.
Pengecekan keabsahan dan kelengkapan resep. 3.
Pengecekan ketersediaan obat. 4.
Penetapan harga, kemudian harga diinformasikan kepada pasien, dan dilakukan perjanjian pengambilan obat sebagian atau seluruhnya. Setelah terjadi
kesepakatan resep diberi nomor. 5.
Obat disiapkan atau diracik, dikemas dan diberi etiket. Bila dibutuhkan dilakukan pembuatan salinan resep dan kuitansi.
6. Pemeriksaan akhir sebelum obat diserahkan meliputi nomor resep, nama pasien,
jenis dan jumlah obat, dosis dan cara pakai pada etiket, kesesuaian salinan resep dengan resep serta kebenaran kuitansi.
7. Penyerahan obat dan pemberian informasi meliputi jumlah obat, cara pakai, cara
penyimpanan, dan lain-lain yang dianggap perlu. 8.
Pembayaran. 9.
Resep asli disimpan dan diarsipkan, untuk resep mengandung narkotika diarsipkan tersendiri dan diberi tanda garis merah untuk memudahkan
Elsy Malinda : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Parahyangan Medan, 2007 USU Repository © 2008
pembuatan laporan pemakaian narkotika setiap bulannya, sedangkan untuk resep yang mengandung psikotropika diberi tanda garis biru.
10. Layanan purnajual berupa konseling dan informasi mengenai obat setiap saat dan
penggantian obat bila tidak sesuai.
3.4.2. Pelayanan Penjualan Bebas
Pelayanan penjualan bebas dilakukan sebagai berikut : 1.
Penjualan bebas dapat terjadi melalui 2 cara berikut : a.
Petugas atau asisten apoteker meminta permintaan obat bebas atau bebas terbatas atau alat-alat kesehatan tertentu dari pasien dan
menginformasikan harganya. b.
Pasien datang dengan keluhan tertentu, apoteker atau AA melakukan konseling dan menganjurkan obat tertentu pada pasien, dan
menginformasikan harganya khusus untuk obat wajib apotek, konseling dilakukan oleh apoteker.
2. Jika pasien setuju, obat atau barang diserahkan dan dibayar.
3. Barang yang dijual dicatat pada kertas khusus untuk didokumentasikan.
3.5 Administrasi
Kegiatan administrasi di apotek Parahyangan meliputi: a.
Administrasi pembelian dan penjualan Yaitu pencatatan pembelian dan penjualan yang terdiri dari:
• Buku pembelian mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor dengan faktur yang disertai pajak pertambahan nilai PPn.
Elsy Malinda : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Parahyangan Medan, 2007 USU Repository © 2008
• Buku pemesanan barang, yaitu buku yang mencatat barang yang diperlukan untuk dipesan ke distributor.
• Buku laporan penjualan, yaitu buku yang mencatat semua penjualan barang setiap hari baik dari penjualan resep ataupun penjualan bebas sehingga dapat
diketahui jumlah totalnya setiap hari. • Buku nomor resep, yaitu buku yang mencatat nomor resep yang dilakukan secara
berurut. • Buku pencatatan psikotropika, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan
pengeluaran psikotropika. • Buku pencatatan Narkotika, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan
pengeluaran narkotika. • Buku pencatatan barang kadaluarsa, yaitu buku yang mencatat barang-barang
yang sudah kadaluarsa. • Buku kepegawaian, yaitu buku yang mencatat absen dan daftar gaji pegawai
setiap bulannya. b.
Administrasi Pelaporan Yaitu administrasi untuk narkotika dan psikotropika, pelaporan dilakukan
sekali sebulan, selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya. Sedangkan untuk psikotropika, pelaporan dilakukan sekali dalam enam bulanpersemester dan laporan
ditandatangani oleh APA dan ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan, dengan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumut.
3.6 Kewajiban-kewajiban Apotek Parahyangan