Studi Kelayakan Membuka Apotek

Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan. • ORGANIZING Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing. • ACTUATING Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatanpekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinanmanajer harus menggerakkan bawahannya para karyawan untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi. • CONTROLLING Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan segera dikendalikan.

2.3. Studi Kelayakan Membuka Apotek

Pendirian apotek harus didahului dengan suatu perencanaan yang baik, di antaranya dengan membuat studi kelayakan. Studi kelayakan adalah kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan investasi yang mengandung resiko yang belum jelas. Studi kelayakan pendirian apotek meliputi: Elsy Malinda : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Parahyangan Medan, 2007 USU Repository © 2008 a. Survei dan Pemilihan Lokasi Penentuan lokasi sebaiknya mempertimbangkan hal-hal berikut : ¬ Kepadatan penduduk ¬ Tingkat kemampuan sosial ekonomi masyarakat ¬ Jumlah sarana kesehatan yang tersedia meliputi jumlah praktek dokter, klinik, dan rumah sakit ¬ Tempat yang ramai, daerah perbelanjaan dan lalu lintas yang tersedia ¬ Adanya apotek lain b. Analisa Keuangan Analisa keuangan diperlukan untuk mengetahui untung rugi suatu usaha, mengukur likuiditas apotek dan mengukur efektifitas penggunaan dana. Analisis keuangan dilakukan dengan menilai biaya-biaya apa saja yang akan dihitung dan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan, meliputi biaya gedung, peralatan dan biaya lain yang berhubungan dengan usaha, yang perlu diperhatikan juga adalah sumber modal dan break even point Ibrahim, 1998. Analisa keuangan dapat dilakukan dengan menentukan: 1. Modal minimal Modal minimal adalah jumlah modal minimum yang dibutuhkan untuk mendirikan apotek serta melengkapi sarana dan prasarana sebagai syarat untuk memperoleh izin apotek dan mampu melayani masyarakat dengan baik. 2. Sumber modal Modal untuk mendirikan apotek dapat berasal dari modal pribadi atau kredit. Sumber-sumber kredit yang dapat dimanfaatkan oleh Apoteker Pengelola Apotek antara lain : Bank, Investor yaitu seseorang yang bekerjasama dengan cara Elsy Malinda : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Parahyangan Medan, 2007 USU Repository © 2008 menginvestasikan modal, Pedagang Besar Farmasi PBF yang memberikan kredit sediaan farmasi atau alat-alat kesehatan yang sifatnya fast moving dan dari teman sejawat yang telah sukses lebih dahulu mengelola apotek. Berdasarkan pada penggunaannya modal dibagi atas : a. Modal tetap aktiva tetap, yaitu modal yang keadaannya relatif tetap.. Misalnya : gedung, tanah, mesin-mesin, kenderaan. b. Modal lancar aktiva lancar, yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat berubah. Misalnya yang tunai kasbank, piutang, barang dagangan, uang muka. 3. Titik impas Analisa titik impas dalam mendirikan apotek merupakan suatu alat untuk menetapkan suatu titik yang menentukan dimana hasil penjualan akan menutupi biaya operasional maupun biaya tetap. Rumus umum untuk titik impas adalah : omzet HPP 1 BT impas Titik − = atau Penjulan BV - 1 BT impas Titik = Keterangan : BT = Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak tergantung jumlah barang yang dijual. HPP = Harga Pokok Penjualan adalah harga pokok nilai pembelian dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu. Omzet = Nilai penjualan dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu. Elsy Malinda : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Parahyangan Medan, 2007 USU Repository © 2008 BV = Biaya variabel yaitu biaya yang besarnya tergantung pada jumlah barang yang terjual. Untuk apotek, BV adalah nilai pembelian dari barang yang terjual. Penjualan = Nilai penjualan yaitu nilai pembelian + margin 4. Target yang akan dicapai Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita dalam suatu usaha maupun sasaran target yang akan dicapai. Pencapaian target ditentukan oleh kebijakan Apoteker dalam melakukan upaya-upaya pengelolaan apotek, sebab ini akan berhubungan dengan kelangsungan hidup apotek selanjutnya. Beberapa usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai target yang diingini : - Perbaikan manajemen personal - Pengadaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pasien - Menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin - Memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan. c. Sumber Daya Manusia Dalam mengelola suatu usaha diperlukan kesiapan dari sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut Jakfar dan Kasmir, 2003. Elsy Malinda : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Parahyangan Medan, 2007 USU Repository © 2008 2.4. Pengelolaan Sumber Daya Apotek 2.4.1. Sumber Daya Manusia