Prosedur Kerja METODE PENELITIAN

D. Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian Tidak Mulai Studi Literatur Pengumpulan Data Memasukkan Data Simulasi PSO Hasil Kombinasi Unit Pembangkit dengan Biaya Minimum Nilai Gbest Tidak Berubah dalam Iterasi Maksimum Penyusunan Laporan Selesai Ya Gambar 3.2. Diagram Alir Penjadwalan Pembangkit menggunakan PSO. Mulai Inisialisasi parameter Inisialisasi posisi individu secara acak Inisialisasi velocity individu secara acak Evaluasi Fungsi Objektif pada Individu i Update Velocity Individu i Update posisi Individu i Update Pbest dan Gbest Stopping criteria Hasil Selesai Tidak Ya

E. Simulasi

1. Pemodelan Sistem Sistem tenaga listrik Lampung menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dari sistem tenaga listrik pulau Sumatera, sehingga dalam proses simulasi yang dilakukan perlu adanya pemodelan sehingga sistem menjadi lebih sederhana untuk mendapatkan nilai transmission losses. Gardu induk 150 kV yang berada di propinsi Lampung ada 24 bus. Pemodelan gardu induk yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Data Bus pada GI yang terdapat pada sistem Lampung. No. Nama Bus Jenis Bus 1 PLTU Bukit Asam Load Bus 2 GI Baturaja Load Bus 3 GI Gumawang Load Bus 4 GI Bukit Kemuning Load Bus 5 PLTA Way Besai Load Bus 6 GI Kotabumi Load Bus 7 GI Adijaya Load Bus 8 GI Tegineneng Regulator Bus 9 GI Sribawono Load Bus 10 GI Pagelaran Load Bus 11 PLTA Batu Tegi Load Bus 12 GI Natar Load Bus 13 GI Teluk Betung Regulator Bus 14 GI Sutami Load Bus 15 GI Kalianda Load Bus 16 GI Tarahan Regulator Bus 17 GI Metro Load Bus 18 GI Menggala Load Bus 19 GI New Tarahan Slack Bus 20 GI Seputih Banyak Load Bus 21 GI Sukarame Load Bus 22 GI Blambangan Umpu Load Bus 23 PLTU Sebalang Regulator Bus 24 PLTP Ulu Belu Regulator Bus 2. Skenario Simulasi Pada penelitian ini dibuat beberapa skenario simulasi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan. Pada penelitian ini hanya akan mengoptimasi penjadwalan pembangkit termal dengan meminimasi biaya bahan bakar, sehingga PLTA Way Besai dan PLTA Batutegi dimodelkan dalam skenario simulasi pada keadaan ideal, dalam arti kedua pembangkit ini terpasang pada daya maksimum pembangkitnya, yaitu sebesar 90 MW dan 28,6 MW. Dalam hal ini, untuk mendapatkan nilai transmission losses, PLTA Way Besai dan PLTA Batutegi dibuat menjadi bus beban, tetapi bernilai negatif untuk mereduksi total beban. Begitu pula pada skenario simulasi penjadwalan pembangkit pada PSO, di mana total kebutuhan beban selama 168 jam dikurangi dengan jumlah kedua PLTA tersebut, dan masing-masing kombinasi dari beberapa pembangkit bekerja pada range beban tertentu. Range beban untuk masing-masing kombinasi penjadwalan unit pembangkit sebagai berikut : a. Beban antara 320,6 MW – 428,6 MW PLTA Way Besai – PLTA Batutegi – PLTU New Tarahan – PLTP Ulubelu. b. Beban antara 320,6 MW – 428,6 MW PLTA Way Besai – PLTA Batutegi – PLTU Sebalang – PLTP Ulubelu. c. Beban antara 320,6 MW – 490,235 MW PLTA Way Besai – PLTA Batutegi – PLTU New Tarahan – PLTU Sebalang - PLTP Ulubelu.