seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat diciptakan auksin sintesis, seperti Amiben
atau Kloramben Asam3-amino2, 5–diklorobenzoat, Hidrazil atau 2,4-D asam-Nattalenasetat, Bonvel Da2, 4-Diklorofenolsiasetat,
PikloramTordon asam4–amino–3,5,6–trikloro–pikonat, dan NAA asam asam 3,6-Dikloro-O-anisatdikambo.
Fungsi auksin dalam pertumbuhan tanaman
Pemberian auksin pada biji atau benih akan memecah
dormansi dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman bijibenih dengan auksin juga dapat
meningkatkan kuantitas hasil panen.
Memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar
dengan lebih baik.
Auksin akan merangsang dan mempertinggi prosentase
timbulnya bunga dan buah.
Merangsang terjadinya proses Partenokarpi. Partenokarpi
adalah suatu kondisi dimana tumbuhan mampu membentuk buah tanpa proses fertilisasi atau penyerbukan, sehingga
dengan pemberian hormon auksin dapat menghasilkan buah tanpa biji.
Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
Memecah dormansi pucukapikal, yaitu suatu kondisi dimana
pucuk tumbuhan atau akar tidak mau berkembang.
2. SITOKININ
Hormon sitokinin berperan penting dalam merangsang pembelahan sel tumbuhan. Sitokonin berasal dari kata cytokinin
yang berarti terkait dengan pembelahan sel. Senyawa dari hormon sitokinin yang pertama kali ditemukan adalah kinetin.
Pada awalnya, kinetin diperoleh dari ekstrak sperma burung bangkai, namun kemudian diketahui bahwa kinetin juga bisa
ditemukan pada manusia dan tumbuhan. Selain kinetin, senyawa lain yang dapat berfungsi sebagai hormon sitokinin adalah zeatin.
Zeatin bisa diperoleh dari ekstrak biji jagung yang masih muda. Kemudian pada perkembangan berikutnya, zeatin juga diketahui
sebagai komponen aktif utama pada air kelapa. Dengan demikian, air kelapa juga memiliki kemampuan untuk merangsang
pembelahan sel. Sitokinin alami lain misalnya adalah 2iP. Sitokinin alami merupakan turunan dari purin. Sitokinin sintetik
kebanyakan dibuat dari turunan purin pula, seperti N6- benziladenin N6-BA dan 6-benzilamino-9-2-tetrahidropiranil-9H-
purin PBA.
Fungsi sitokinin bagi pertumbuhan tanaman
Memacu pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
dengan merangsang proses pembelahan dan pembesaran sel.
Merangsang perkecambahan dengan memecah fase
dormansi pada biji, sehingga pertumbuhan bibit dapat berlangsung dengan cepat.
Memacu pertumbuhan tunas-tunas baru.
Hormon sitokinin dapat menunda penuaan pada hasil panen,
sehingga daya tahan hasil panen lebih lama.
Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tumbuhan.
Sintesis pembentukan protein akan meningkat dengan
pemberian hormon sitokinin.
3. GIBERELIN
Jenis hormon yang mempunyai kemiripan sifat dengan auksin ini merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat ditemukan pada
hampir semua siklus hidup tumbuhan. Giberelin sering disebut dengan GA gibberellic acid atau asam giberelat.
Dalam tumbuhan, melalui xilem dan floem hormon giberelin GA ditransportasikan ke seluruh bagian tumbuhan. Giberelin banyak
dijumpai pada tumbuhan paku, jamur, lumur, gymnospermae, dan angiospermae terdapat pada biji muda, pucuk batang, ujung
akar, dan daun muda.
Zat pengatur tumbuh ini dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif GA Bioaktif dan giberelin nonaktif. GA
bioaktif inilah yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan seluruh tumbuhan baik akar, daun maupun batang tanaman,
seperti pengembangan benih, perkecambahan biji, pertumbuhan tunas, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan,
perkembangan buah, perpanjangan batang, serta deferensiasi akar.
Pemberian giberelin di bawah tajuk tumbuhan dapat meningkatkan laju fotosintesis. Daun tumbuhan berkembang
secara signifikan karena hormon ini memacu pertumbuhan daun, terjadi peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang
mengarah pada perkembangan daun. Selain itu juga memacu pemanjangan batang tumbuhan.
4. ETILENAETENAGAS ETILEN