basis data dapat disimpan dalam beberapa struktur yaitu struktur data hierarkis, struktur data jaringan network dan struktur data relasional. Struktur data relasional lebih banyak
digunakan karena meminimumkan kelebihan data data redundancy dan menjamin integritas data, sehingga pemakaian ruangan penyimpanan lebih efisien dan pemeliharaan data lebih
sederhana. 2.
Struktur Data Relasional Teknologi basis data database relasional adalah yang paling menarik saat ini karena
mudah digunakan dan kemungkinan aplikasinya begitu luas. Menurut Kort and Silberschatz 1986 in Santoso 2000, model data relasional adalah model basis data yang disajikan
dalam bentuk kumpulan tabel-tabel atau relasi-relasi, yang masing-masing tabel atau relasi ditandai dengan nama yang unik. Sebuah model data relasional akan dapat memperlihatkan
semua relasi antarbentukan atau entitas entitydata, sehingga data relatif lebih mudah dipahami. Setiap tabel atau relasi terdiri dari sekumpulan kolom dan jumlah baris. Setiap
kolom di dalam suatu tabel atau relasi disebut juga atribut dari relasi tersebut. Setiap baris pada suatu relasi disebut juga record yang mengandung nilai data.
Manajemen database dengan menggunakan bahasa pemrograman memiliki beberapa kemampuan yaitu Kurniadi, 1999:
a. Memiliki sarana pengembangan yang bersifat grafis visual. b. Berorientasi objek object oriented programming.
c. Dapat bekerja didalam sistem operasi Windows. d. Dapat menghasilkan program aplikasi berbasis Windows.
e. Mampu memanfaatkan kemampuan Windows seperti grafis, multimedia, internet, multitasking dan sebagainya.
B. Sumberdaya Udang
Perairan laut dan perairan estuari memiliki berbagai jenis sumberdaya alam salah satunya adalah udang. Udang merupakan salah satu komoditas utama subsektor perikanan yang
memberikan kontribusi paling besar dalam hal penerimaan devisa negara dari subsektor perikanan. Di Indonesia terdapat lebih dari 83 jenis udang yang termasuk familia Penaeidae
yang menyebar hampir di sepanjang perairan pantai Indonesia. Menurut Naamin dan Unar 1981 in Zairion 1990, kelompok terbesar yang menyokong perikanan udang berasal dari
udang jenis Penaeid. Terdapat sekitar 42 jenis yang menyebar hampir di sepanjang pantai yang landai, perairan dekat payau dan bakau.
C. Pola Penyebaran Udang
Penyebaran udang Penaeid luas secara ekologis karena habitatnya berbeda-beda tergantung dari spesies dan stadia atau fase dalam daur hidupnya. Pada fase juvenil, udang
penaeid banyak terdapat di estuaria, yang dimanfaatkan sebagai daerah asuhan nursery ground. Estuaria merupakan daerah subur, kaya akan detritus dan bahan organik, karena
bersifat sebagai perangkap zat hara nutrient trap sehingga menyebabkan produktivitas primernya tinggi Clark, 1974 in Zairion, 1990.
Dalam hal distribusi, Krebs 1972 in Zairion 1990 menyatakan bahwa distribusi organisme merupakan suatu realisasi tingkah laku dalam memilih habitat yang disukainya
sesuai dengan kebutuhan hidup sehingga menimbulkan perbedaan jumlah dan spesies di setiap tempat yang berbeda sumberdaya habitatnya.
Menurut Racek 1972 in Zairion 1990, di wilayah “Indo-West Pasific” yang juga termasuk Indonesia, distribusi udang penaeid yang bernilai ekonomis penting ditemukan
mulai dari perairan estuaria sampai ke perairan lepas pantai dengan kedalaman 200 m. Kemudian distribusinya di perairan Indonesia meliputi perairan laut yang dangkal dengan
terkonsentrasi di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera, pantai Utara dan sebagian pantai Selatan Pulau Jawa, perairan Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya Naamin, 1984 in
Zairion, 1990. Pola penyebaran udang Penaeid di perairan Indonesia didasarkan kepada wilayah
pengelolaan perairan laut Indonesia yang disusun oleh Forum Koordinasi Pengendalian dan Pengelolaan Sumber Daya Ikan – FKPPS. yaitu sebagai berikut Sumber: FKPPS Potensi dan
Penyebaran SDI Laut di Perairan Indonesia:
Tabel 1. Wilayah Pengelolaan Perikanan-FKPPS
Wilayah Pengelolaan Perikanan
Batas Wilayah
1. Selat Malaka Utara : Garis batas ZEEI
Selatan : Garis lintang 01
o
LU Timur : Garis batas ZEEI
Barat : Pantai Timur Sumatera 2. Laut Cina Selatan
Utara : Garis batas ZEEI Selatan : Garis yang menghubungkan posisi 04
o
LS 106
o
BT dengan 03
o
LS 111
o
BT Timur : Garis batas ZEEI, Pantai Barat Kalimantan
Barat : Garis batas ZEEI, Pantai Timur Sumatera 3. Laut Jawa
Utara : Berbatasan dengan garis batas selatanWPP 2 Selatan : Pantai Utara Jawa
Timur : Garis bujur 125
o
30’BT, garis lintang 01
o
15’LU dari Pantai Timur Kalimantan sampai Sulawesi; Garis lintang 03
o
10’LS dari Sulawesi sampai garis bujur 116
o
55’BT Barat : Pantai Timur Sumatera
4. Selat Makassar Utar : Garis yang menghubungkan batas paling
utara Kalimantan Timur dengan batas Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah
Selatan : Garis dari titik posisi 08
o
10’LS -115
o
20’BT ke titik posisi 08
o
15’LS -116
o
15’BT; Garis dari titik posisi 08
o
15’LS - 116
o
40’BT ke titik posisi 08
o
17’LS - 117
o
10’BT Timur : Pantai Barat dan Selatan Sulawesi serta
garis 125
o
30’BT dan lintang 03
o
10’ sampai 08
o
30’LS Barat : Pantai Timur Kalimantan dan batas timur
WPP 3. 5. Laut Banda
Utara : Garis Lintang 03
o
10’LS Selatan : Garis lintang 08
o
30’LS dari garis bujur 125
o
30’BT sampai Pulau Selaru; Garis yang menghubungkan posisi 08
o
30’LS 130
o
50’BT dengan posisi 07
o
50’LS 132
o
30’BT Timur : Garis bujur 132
o
30’BT Barat : Garis bujur 125
o
30’BT 6. Laut Seram sampai
Teluk Tomini Utara : Perbatasan Laut Sulawesi dan Samudera
Pasifik Selatan : Garis lintang 03
o
10’LS dari Sulawesi Tenggara sampai dengan Papua
Timur : Pantai Barat Papua
Barat : Pantai Timur Sulawesi 7. Laut Sulawesi dan
Samudera Pasifik Utara : Garis batas ZEEI
Selatan : Garis lintang 101
o
5’LU; Pantai Utara Sulawesi Utara
Timur : Garis batas ZEEI Barat : Batas Utara WPP 4 yaitu garis yang
menghubungkan batas paling utara Kalimantan Timur dengan batas Sulawesi
Utara dan Sulawesi Tengah
8. Laut Arafura Utara : Pantai Barat Papua
Selatan : Garis batas ZEEI Timur : Garis batas ZEEI
Barat : Batas timur WPP 9 atau garis bujur
132
o
30’BT 9. Samudera Hindia
Utara : Pantai Barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan batas selatan
WPP5 Selatan : Garis batas ZEEI
Timur : Batas barat WPP 8 atau garis bujur 132
o
30’BT Barat : Garis batas ZEEI
11
III. METODE PENELITIAN