Prosedur Pengujian dan Analisa Pengaruh Daya dan Waktu Pemanasan Microwave Oven Terhadap

19 kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstraksi dengan metode maserasi satu tahap Melawati 2006. Maserasi satu tahap merupakan metode maserasi dengan pelarut etanol dan air yang ditambahkan secara bersama-sama. Melawati 2006 membuat ekstrak single fold dengan bahan ekstrak buah vanili setengah kering. Komposisi ekstrak terdiri dari buah vanili 10 g, 70 etanol, 30 air, 7 g sukrosa dan 4.7 ml gliserin. Maserasi dilakukan selama 12 hari pada suhu ruang. Diagram alir masersi satu tahap Melawati 2006 dapat dilihat pada Gambar 6.

3. Prosedur Pengujian dan Analisa

Pengujian yang dilakukan terhadap ekstrak vanili terdiri dari analisis kadar vanillin dan kadar gula pereduksi dengan spektrofotometer, total asam dengan metode titrasi, kadar abu dengan metode tanur, alkalinitas abu dengan metode titrasi, abu terlarut dengan metode oven, dan lead number dengan metode titrasi chelotometric. Untuk membandingkan data terbaik menggunakan software SPSS Versi 13. 20 Gambar 4. Proses Kuring Buah vanili segar 2 kg, ka ± 86 Perendaman dalam aktivator butanol 0.3 M dan sistein 0.1 mM 10 menit Tekanan vacum 5 kPa Pencucian Penirisan, ±15 menit Penirisan, ± 15 menit Pelayuan, 40 o C, 30 menit Penirisan, ± 1 jam Pemeraman, 24 jam Pengeringan, 40 o C, 3 jam Siklus 5 kali Buah vanili ½ kering 1.4 kg, ka ± 80 21 Gambar 5. Proses Ekstraksi Buah vanili ½ kering dipotong 0.2-0.5 cm 10 g • Gelombang mikro • Gelombang ultrasonik Air 30 ml Etanol 60 70 ml Sukrosa 7 g Gliserin 99.6, 4.7 ml Maserasi Penyaringan Ekstrak vanili single fold 100 ml Ampas 22 s Gambar 6. Maserasi satu tahap Melawati, 2006 Buah vanili ½ kering dipotong 0.2-0.5 cm 10 g Maserasi 12 hari Air 30 ml Etanol 60 70 ml Sukrosa 7 g Gliserin 48, 4.7 ml Penyaringan Ekstrak vanili single fold 100 ml Ampas 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 1 2 3 Waktu m enit K a d a r va n illi n b a s is k e ri ng Daya 1000 W Daya 700 W Daya 500 W 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 Waktu m enit K a d a r G u la b a sis ker in g Daya 1000 W Daya 700 W Daya 500 W IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN

1. Pengaruh Daya dan Waktu Pemanasan Microwave Oven Terhadap

Kadar Vanillin dan Kadar Gula Tahap pertama yang dilakukan pada penelitian pendahuluan dengan microwave oven adalah mencari kombinasi daya dan waktu pemanasan yang menghasilkan ekstrak yang baik dengan kadar vanillin dan kadar gula paling tinggi. Sharma et al. 2006 menyatakan bahwa Microwave Assisted Extraction MAE yaitu ekstraksi yang mamanfaatkan energi gelombang mikro dari microwave dapat membantu mengekstrak vanillin. Microwave oven yang digunakan pada penelitian ini mempunyai daya total 1000 W. Power level yang terpasang pada microwave oven adalah 10 100 watt, 30 300 watt, 50 500 watt, 70 700 watt dan 100 1000 watt. Semakin tinggi power level dan semakin lama waktu pemanasan, maka panas yang dihasilkan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena daya yang digunakan semakin besar. Gambar 7. Pengaruh waktu terhadap kadar vanillin dan kadar gula pada daya 500, 700, dan 1000 watt 24 Daya dan waktu pemanasan berpengaruh terhadap kadar vanillin dan kadar gula. Pengaruh waktu terhadap kadar vanillin dan kadar gula pada daya 500, 700, dan 1000 watt dapat dilihat pada Gambar 7. Semakin tinggi daya dan semakin lama waktu pemanasan menyebabkan kadar vanillin dan kadar gula semakin naik. Pada penelitian ini, baik penelitian pendahuluan maupun penelitian utama, parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas ekstrak vanili adalah kondisi ekstrak, kadar vanillin dan kadar gula pereduksi. Kadar vanillin dan kadar gula pereduksi dinyatakan dalam basis kering. Enzim β-glukosidase bekerja menghidrolisis senyawa prekursor vanillin yaitu glukovanillin menjadi glukosa dan vanillin. Vanillin atau 4-hidroksi- 3-metoksibenzaldehida merupakan senyawa penyusun flavor vanili yang terpenting, sedangkan glukosa merupakan monosakarida yang terdiri dari 6 atom C. Pada atom karbon anomerik glukosa terdapat atom H dan OH bebas. Adanya gugus OH bebas pada atom karbon anomeriknya, maka glukosa termasuk gula pereduksi. Penentuan kadar gula pereduksi dilakukan dengan metode dinitrosalisillic acid DNS. Gula-gula pereduksi akan bereaksi dengan larutan DNS membentuk senyawa kompleks yang berwarna oranye sampai coklat tua dalam suasana asam. Kepekatan warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi gula pereduksi yang ada dalam sampel. Suhu berpengaruh terhadap kadar vanillin dan kadar gula pereduksi. Semakin tinggi daya dan semakin lama waktu pemanasan, maka suhu yang dihasilkan semakin tinggi. Kadar vanillin dan kadar gula tertinggi serta suhu ekstrak yang dihasilkan dalam waktu 3 menit oleh daya 500, 700 dan 1000 watt dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Suhu, kadar vanillin dan kadar gula Daya Watt Suhu o C Kadar vanillin basis kering Kadar Gula basis kering 500 80-90 0.26 7.26 700 55-85 0.38 4.81 1000 50-80 0.71 3.78 25 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu menit Ka da r gul a ba s is k e ri ng Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi ekstrak yang dihasilkan, daya 500, 700, dan 1000 watt tidak sesuai untuk pemanasan ekstraksi. Daya-daya tersebut manghasilkan panas yang terlalu tinggi sehingga merusak ekstrak. Daya 1000 watt pada menit pertama sudah menyebabkan pelarut mendidih dan keruh, sedangkan pada menit kedua, pelarut menjadi sangat kental dan tercium bau hangus. Daya 700 watt pada menit pertama, kondisi ekstrak masih baik tetapi pada menit kedua pelarut mendidih kemudian menjadi keruh dan sangat kental serta tercium bau hangus. Daya 500 watt pada menit pertama kondisi ekstrak masih baik, pada menit kedua pelarut mendidih tetapi belum keruh, pada menit ketiga pelarut menjadi keruh dan sangat kental. Pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi menyebabkan kerusakan pada ekstrak vanili dan menyebabkan pelarut banyak yang teruapkan. Pemanasan dapat mempercepat proses ekstraksi, tetapi hal ini dapat menyebabkan beberapa komponen flavor yang bersifat volatil menjadi hilang Anonim, 2007. Gambar 8. Pengaruh waktu terhadap kadar vanillin dan kadar gula pada daya 300 watt 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu menit K a d a r v a n illin b a s is ker in g 26 Daya 300 watt dan 100 watt dicoba untuk mendapatkan kombinasi daya dan waktu pemanasan yang menghasilkan ekstrak yang baik dengan kadar vanillin dan kadar gula paling tinggi. Semakin kecil daya yang digunakan maka suhu yang dihasilkan semakin rendah, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan semakin lama. Ekstraksi dengan suhu yang lebih rendah diharapkan tidak merusak ekstrak. Sofiah et al. 1986 di dalam Melawati 2006 menyatakan bahwa hasil ekstrak terbaik diperoleh dengan maserasi pada suhu 50 o C. Berdasarkan Gambar 8, pemanasan dengan daya 300 watt dilakukan mulai dari 1 menit sampai dengan 8 menit. Hal ini disebabkan karena ekstrak mendidih setelah pemanasan 9 menit. Pemanasan selama 9 menit menyebabkan ekstrak mendidih sehingga pelarut menjadi keruh, kental dan tercium bau hangus. Berdasarkan hasil pengukuran, daya 300 watt dalam waktu 8 menit menghasilkan ekstrak dengan suhu yang berkisar antara 45-65 o C. Daya 300 watt menghasilkan ekstrak dengan kadar vanillin dan kadar gula tertinggi pada pemanasan selama 6 menit, yaitu 0.31 dan 3.88. Kadar vanillin dan kadar gula hasil ekstraksi dengan daya 300 watt secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada menit ke-7 kadar vanillin dan kadar gula mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena mulai menit ke-7 panas yang dihasilkan terlalu tinggi lebih dari 50 o C sehingga menyebabkan vanillin teroksidasi. Teroksidasinya vanillin mnyebabkan penurunan kadar vanillin. Pemanasan yang terlalu tinggi juga menyebabkan terjadinya reaksi mailard. Reaksi mailard merupakan reaksi antara gugus amino protein dengan gugus karbonil gula pereduksi. Reaksi mailard ini menyebabkan gula pereduksi mengalami penurunan. Pemanasan dengan daya 100 watt membutuhkan waktu yang lama. Pengujian kadar vanillin dan kadar gula dilakukan dalam selang waktu 5 menit. Pengaruh waktu terhadap kadar vanillin dan kadar gula pada daya 100 watt dapat dilihat pada Gambar 9. Pemanasan dengan daya 100 watt menghasilkan kadar vanillin dan kadar gula tertinggi dengan waktu pemanasan selama 30 menit, yaitu 0.64 dan 6.26. Kadar vanillin dan 27 1 2 3 4 5 6 7 5 10 15 20 25 30 35 40 Waktu m enit K a da r gul a ba s is k e ri ng kadar gula hasil ekstraksi dengan daya 100 watt secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Gambar 9. Pengaruh waktu terhadap kadar vanillin dan kadar gula pada daya 100 watt Berdasarkan hasil pengukuran, daya 100 watt selama pemanasan 40 menit menghasilkan ekstrak dengan suhu yang berkisar antara 40-60 o C. Sampai waktu pemanasan 40 menit kondisi ekstrak masih baik tetapi pengamatan dihentikan sampai 40 menit karena setelah pemanasan 35 menit kadar vanillin dan kadar gula mengalami penurunan. Penurunan kadar vanillin dan kadar gula ini diduga disebabkan karena terdegradasinya vanillin dan glukosa akibat pemanasan yang terlalu lama. Rahayu 2006 menyatakan bahwa pemanasan dengan suhu dan waktu yang tidak tepat menyebabkan terdegradasinya vanillin dan glukosa sehingga kadar vanillin dan kadar gula mengalami penurnan. Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi ekstrak, kadar vanillin dan kadar gula hasil pemanasan microwave oven dengan daya 100, 300, 500, 700, dan 1000 watt, maka diambil kesimpulan bahwa daya yang sesuai untuk pemanasan ekstrak sebelum maserasi adalah 100 dan 300 watt. Daya 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 5 10 15 20 25 30 35 40 Waktu m enit K a da r v a ni ll in ba s is k e ri ng 28 200 watt tidak dicoba karena pada microwave oven sudah ditetapkan daya yang bisa digunakan yaitu 100, 300, 500, 700, dan 1000 watt. Kadar vanillin dan kadar gula tertinggi hasil pemanasan microwave oven dengan daya 100 dan 300 watt dibandingkan untuk menentukan daya dan waktu pemanasan yang paling tepat. Dalam hal ini, daya 100 watt yang menghasilkan kadar vanillin dan kadar gula paling tinggi adalah waktu pemanasan selama 30 menit, sedangkan daya 300 watt yang menghasilkan kadar vanillin dan kadar gula paling tinggi adalah waktu pemanasan selama 6 menit. Analisis sidik ragam kadar vanillin hasil ekstraksi dengan microwave oven Lampiran 18 menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar vanillin. Meskipun demikian kadar vanillin tertinggi juga dihasilkan dari daya 100 watt dalam waktu 30 menit. Daya 100 watt dengan waktu pemanasan 30 menit menghasilkan kadar vanillin 2.1 kali dan kadar gula 1.6 kali lebih tinggi bila dibandingkan pemanasan dengan daya 300 watt dengan waktu pemanasan 6 menit. Pada penelitian utama pemanasan dengan daya 100 watt selama 30 menit digunakan untuk memanaskan ekstrak sebelum maserasi. Pada umumnya kadar gula pereduksi meningkat seiring dengan meningkatnya kadar vanillin, tetapi kadar gula yang dihasilkan tidak sebanding dengan kadar vanillin yang dihasilkan. Pengaruh aktivator enzim terhadap kadar gula pereduksi berbeda dengan kadar vanillin. Gula pereduksi seperti glukosa yang dihasilkan selama pengolahan vanili tidak dihasilkan dari hidrolisis glukovanillin oleh β-glukosidase saja tetapi juga oleh aktivitas enzim lainnya. Seperti yang dinyatakan oleh Dignum 2002, α-glukosidase, α-monosidase dan β-monosidase juga terdapat pada vanili, selain itu fruktosa juga terdapat sebagai gula pereduksi dalam vanili.

2. Pengaruh Daya, Frekuensi dan Waktu Getaran Gelombang