Derajat Putih dan Kadar Abu Pulp

menurunkan luasan tinta tertinggal dalam lembaran pulp hasil deinking. Pengurangan luasan tinta tertinggal diduga enzim dapat mengurangi proses ink redeposition pada serat. Ink redeposition adalah menempelnya kembali partikel tinta kedalam jaringan serat melalui mekanisme filtrasi. Selain itu, perlakuan pengapungan juga dapat berperan dalam proses pemisahan partikel tinta dengan serat melalui busa yang terapung diatas permukaan alat pengapung setelah tahap detachment pemisahan tinta dari serat. Faktor penghilangan tinta deinkability factor kertas daur ulang merupakan faktor yang menunjukkan sejauh mana tinta dapat dihilangkan dari kertas bekas dan tingkat residu tinta yang tertinggal dalam kertas bekas Renner 2000. Hasil derajat putih kertas tanpa dicetak yang dideinking dengan variasi waktu 5, 10 dan 20 menit masing-masing adalah 89,21 , 89,15 dan 89,03 . Pengapungan pada pH 3 dan pH 8 dengan maupun tanpa penggunaan enzim secara nyata mempengaruhi faktor penghilangan tinta seperti ditunjukkan dalam Tabel 1. Nilai DEM f 100 mempunyai arti bahwa tinta yang terdapat dalam pulp daur ulang hilang secara total. DEM f tertinggi 82,71 dicapai melalui pengapungan pH 8 selama 20 menit dengan keberadaan lipase. Efektifitas penghilangan tinta lebih dipengaruhi oleh pengapungan pada kondisi basa. Partikel tinta akan cepat diapungkan dan tidak kembali menempel pada permukaan serat karena terikat oleh minyak hidrokarbon yang berfungsi sebagai surfaktan.

4.2 Derajat Putih dan Kadar Abu Pulp

Luasan tinta tertinggal dan faktor penghilangan tinta akan berpengaruh positif terhadap derajat putih pulp yang dihasilkan. Luasan tinta tertinggal yang menurun pada perlakuan enzim, pengapungan dan pH 8 meningkatkan derajat putih pulp. Pengapungan dan perlakuan dengan lipase meningkatkan derajat putih secara nyata, sedangkan perlakuan pH tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan derajat putih. Perlakuan waktu tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap derajat putih. Hasil pengujian derajat putih dan kadar abu disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Nilai rata-rata derajat putih dan kadar abu hasil deinking Waktu menit Tanpa Enzim Dengan enzim Derajat Putih F0 F15-3 F15-8 FL0 FL15-3 FL15-8 5 75,96 a 80,24 b 81,66 b 82,86 b 83,72 c 84,95 d 10 76,75 a 80,59 b 82,24 b 83,40 c 84,11 c 85,80 d 20 77,68 a 81,20 b 82,52 b 83,53 c 84,50 c 87,09 d Kadar Abu F0 F15-3 F15-8 FL0 FL15-3 FL15-8 5 7,32 a 7,91 a 8,41 a 9,19 b 9,17 b 12,18 c 10 6,80 a 8,69 a 8,57 a 9,21 b 9,42 b 12,77 c 20 6,17 a 8,78 a 8,82 a 9,28 b 9,50 b 14,09 c Keterangan: F0, F15-3, dan F15-8 masing-masing adalah: tanpa pengapungan, pengapungan 15 menit pada pH 3, dan pengapungan 15 menit pada pH 8 tanpa menggunakan enzim. FL0, FL15-3, dan FL15-8 masing-masing adalah: tanpa pengapungan, pengapungan 15 menit pada pH 3, dan pengapungan 15 menit pada pH 8 dengan menggunakan enzim Uji statistik pada α = 95, dengan perbandingan ganda Duncan. Pada kertas alkali, CaCO 3 secara fisik berfungsi sebagai pigmen putih dan ikut serta dalam menentukan kadar abu. Penurunan kadar CaCO 3 akan membawa konsekwensi penurunan derajat putih dan penurunan kadar abu. Pada kondisi asam, CaCO 3 terdegradasi melalui persamaan reaksi Viusters et al. 1999 : 2HCl + CaCO 3 Æ CaCl 2 + H 2 CO 3 . Kalsium klorida adalah senyawa hidrofobik yang dengan mudah berinteraksi dengan minyak hidrokarbon Lassus 2000 yang ditambahkan pada saat proses pengapungan dalam penelitian ini. Kalsium klorida dan minyak hidrokarbon, keduanya dapat berfungsi sebagai surfaktan dalam proses deinking. Keberadaan dua surfaktan pada pengapungan kondisi asam dapat menghambat penghilangan tinta sehingga derajat putih pulp menurun. Pada dasarnya partikel hidrofobik sangat membantu dalam menghilangkan partikel tinta dalam pengapungan Bajpai et al. 1999. Penambahan minyak tanah sebagai surfaktan yang bersifat hidrofobik dalam proses pengapungan ini dapat meningkatkan derajat putih pulp Sengupta dan Rao 2004. Kadar abu pada perlakuan tanpa enzim tidak dipengaruhi oleh pH, sedangkan pada perlakuan dengan enzim berpengaruh pada perlakuan pengapungan pH 8. Penghilangan sebagian besar abu mempunyai pengaruh negatif derajat putih pulp. Kondisi alkali menyebabkan sebagian besar tinta terangkat kepermukaan dan diikat oleh minyak hidrokarbon yang bersifat hidropobik. Kalsium karbonat yang terdapat dalam serat tidak bereaksi dengan alkali sehingga kalsium karbonat yang diapungkan menjadi lebih sedikit dan menetap di dalam permukaan serat. Secara statistik pengapungan pH 8 pada perlakuan lipase meningkatkan derajat putih secara sangat nyata.

4.3 Distribusi Ukuran Partikel