Pengertian Pendidikan Jasmani Landasan Teori

2.1.2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kasatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. http:pbprimaciptautama.blogspot.com200706falsafah-pendidikan- jasmani.html. Pada kenyataannya pendidikan jasmani merupakan suatu bidang kajian yang luas. Lebih khusus lagi pendidikan jasmani berhubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya yang berhubungan dari perkembangan tubuh, fisik dengan pikiran dan jiwanya. Sejalan dengan pengertian pendidikan jasmani di atas, Rusli Lutan 1997 berpendapat bahwa: pendidikan jasmani adalah proses pendidikan via aktivitas jasmani atau cabang olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup aspek fisikal, intelektual, emosional dan moral. Pendidikan jasmani memberikan kontribusi yang berarti terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Kontribusi akan bermakna, jika proses belajar mengajar pendidikan jasmani memberikan perubahan perilaku dan pengetahuan terhadap peserta didik. Prioritas utama dalam upaya peningkatan pendidikan jasmani di sekolah yaitu dengan perwujudan secara optimal peranan dan fungsi guru dalam kegiatan belajar mengajar baik di ruangan maupun di lapangan. 2.1.2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani Tujuan pendidikan jasmani yang ingin dicapai dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, tentu harus diselesaikan dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh masing-masing negara. Meskipun demikian, tujuan pendidikan jasmani harus mengacu pada pengembangan pribadi manusia secara utuh, baik manusia sebagai makhluk individu, makhluk susila dan makhluk religius. Menurut Khomsin Bucher 1979, ada 5 tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan jasmani, yaitu: 1 organik, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa mengembangkan kekuatan otot, daya tahan kardiosvaskular, dan kelentukan, 2 neuromuskuler, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa dalam mengembangkan keterampilan lokomotor, keterampilan nonlokomotor, dan bentuk-bentuk keterampilan dasar permainan, faktor-faktor gerak, keterampilan olahraga, dan keterampilan rekreasi, 3 interperatif, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa untuk menyelidiki, menemukan, memperoleh pengetahuan dan membuat penilaian. Memahami peraturan permainan, mengukur keamanan, dan tata cara atau sopan santun. Menggunakan strategi dan teknik yang termasuk di dalam kegiatan organisasi. Mengetahui fungsi-fungsi tubuh dan hubungan dengan aktivitas fisik. Mengembangkan apreasiasi untuk penampilan individu. Menggunakan penilaian yang dihubungkan dengan jarak, waktu, ruang, tenaga, kecepatan, dan aturan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan, bola dan diri sendiri. Memahami faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan gerak. Berkemampuan memecahkan permasalahan dan berkembangan melalui permainan, 4 sosial, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa melakukan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain dengan menghubungkan individu untuk masyarakat dan lingkungannya. Kemampuan dalam membuat penilaian dalam suatu situasi kelompok. Belajar berkomunikasi dengan orang lain. Berkemampuan untuk merubah dan menilai ide-ide dalam kelompok. Pengembangan dari fase-fase sosial dari kepribadian, sikap, dan nilai-nilai agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif. Belajar untuk membangun waktu senggang yang bermanfaat. Mengembangkan sikap yang menggambarkan karakter moral yang baik, 5 emosional, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa melakukan respon terhadap kegiatan fisik melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Mengembangkan tindakan-tindakan positif dalam menonton dan keikutsertaan baik pada saat berhasil maupun kalah. Menyalurkan tekanan melalui kegiatan-kegiatan fisik yang bermanfaat. Mencari jalan keluar untuk ekspresi dan kreativitas untuk diri sendiri. Mewujudkan suatu pengalaman seni yang berasal dari kegiatan-kegiatan yang terkait. Berkemampuan untuk memiliki kegembiraan atau kesengsaraan. Pendidikan jasmani menurut Khomsin Gabbar 1975 ada tiga tujuan pokok yang harus dicapai, yaitu: a psikomotor, b kognitif, c afektif. Aspek psikomotor meliputi pertumbuhan biologis, kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan dan keterampilan, efisiensi di dalam gerakan, dan sekumpulan dari keterampilan gerak. Aspek kognitif merupakan kemampuan untuk berpikir penelitan, kreativitas, dan hubungan kemampuan perseptual, kesadaran gerak, dan dukungan atau dorongan akademik. Aspek afektif meliputi kegembiraan, konsep diri, sosialisasi hubungan kelompok, sikap dan apresiasi untuk aktivitas fisik.

2.1.3 Pengertian Aktivitas Ritmik

Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. Agus Mahendra, 2008. Sutoto dkk 1993:21 menulis bahwa aktivitas ritmik adalah “kegiatan berirama”. Kegiatan ini berbentuk gerakan-gerakan berirama yang kreatif. Aktivitas ritmik dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan, yakni kelompok pertama adalah aktivitas ritmik terstruktur baku yaitu aktivitas gerak yang baku, mengikuti irama yang baku dan dilaksanakan secara baku di seluruh Indonesia, seperti aktivitas Senam Kesegaran Jasmani, Senam Santri, Senam Pramuka, Senam Indonesia Sehat, dll. Kelompok kedua adalah kelompok aktivitas ritmik terstruktur bebas yaitu aktivitas yang dilaksanakan melalui proses kreativitas guru dan siswa dimana gerak dan musiknya bebas tidak dibakukan secara nasional, artinya setiap sekolah atau kelompok belajar atau siapapun bebas berekspresi dan kreatif menciptakannya. Menurut Satrio Ahmad Y. 2007:24, Aktivitas ritmik adalah pola gerak langkah dan olah tubuh yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan keindahan gerak beraturan dari gerakan yang satu ke gerakan yang lainnya. Unsur-unsur dasar aktivitas ritmik cenderung lebih mengutamakan pola-pola langkah, ayunan lengan dan kaki meloncat-loncat, irama dalam aktivitas ritmik dapat berupa ketukan, musik, gamelan, dan sebagainya Sumanto Y dan Sukiyo, 1992:13. Aktivitas ritmik dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengembangkan orientasi gerak tubuh, sehingga anak-anak memiliki unsur-unsur kemampuan multilateral. Menurut Sayuti Syahara dikutip F. Suharjana 2010:28, bahwa aktivitas ritmik dalam pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembentukan dasar gerak anak. Anak akan selalu tertantang bagaimana mereka dapat mengungkapkan diri melalui gerakan. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik sejauh guru mampu memberikan kegiatan ini secara tepat, maksudnya memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat mengekspresikan dirinya secara individual, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi anak. Disamping itu aktivitas ritmik dengan bimbingan dan dorongan guru dapat memberikan kepada anak-anak, kemampuan- kemampuan untuk menghasilkan dan mengontrol gerakan-gerakan indah dan harmonis. Melalui aktivitas ritmik anak-anak juga memperoleh pemahaman dan keluwesan gerak tubuhnya.

2.1.4 Keterampilan Gerak

Perkembangan keterampilan gerak merupakan salah satu tujuan dari dilaksanakannya program pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, aktivitas belajar gerak yang dikembangkan mencakup kemampuan gerak dasar. Menurut Amung Ma‟mun dan Yudha M. Saputra 2000:20 “Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang