Pengertian Hukum Tanah Adat

2 Menyelenggarakan pendataan pertanahan melalui inventarisasi dan registrasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah secara komprehensif dansisematis dalam rangka pelaksanaan landreform. Rancangan Undang-Undang tentang Sumber Daya Agraria menyebutkan Tanah dan sumberdaya agraria selain tanah yang penguasaan dan pemilikannya melebihi batas maksimum, dikuasai oleh Pemerintah dan ditetapkan sebagai objek landreform untuk dibagikan kepada warga masyarakat yang termasuk dalam kelompok yang memperoleh hak utama. Selanjutnya pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, redistribusi tanah pun kembali diagendakan. Pembagian 8,15 delapan koma lima belas juta hektar lahan ini akan dilakukan pemerintahtahun 2007 hingga 2014. Diperkirakan, 6 enam juta hektar lahan akan dibagikan pada masyaraka miskin. Sisanya 2,15 dua koma lima belas juta hektar diberikan kepada pengusaha untuk usaha produktif yang melibatkan petani perkebunan. Tanah yang di bagian ini tersebar di Indonesia, dengan prioritas di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi Selatan. Tanah itu berasal dari lahan kritis, hutan produksi konversi, tanah telantar, tanah milik negara yang hak guna usahanya habis, maupun tanah bekas swapraja http: alhakim050181.wordpress.com...sejarah-hukum-agraria-indonesia yang di unduh tanggal 18 November 2012.

2.2.2 Pengertian Hukum Tanah Adat

Hukum tanah adat di Indonesia telah mengalami perkembangan dalam berbagai hal, karena ini disesuaikan dengan adanya perkembangan zaman tidak tertulis, tetapi keberadaannya masih tetap dipandang kuat oleh para masyarakat. Hukum tanah adat adalah hak pemilikan dan penguasaan sebidang tanahyang hidup dalam masyarakat adat pada masa lampau dan masa kini serta ada yang tidak mempunyai bukti-bukti kepemilikan secara autentik atau tertulis kemudian pula ada yang didasarkan atas pengakuan dan tidak tertulis. http:hijriyanti21.blogspot.com201104kedudukan-hukum-tanah-adat-dalam- sistem.html di unduh tanggal 18 November 2012 Tanah yang bersifat abadi mempunyai kedudukan khusus dalam hukum adat karena tanah merupakan salah satu sumber kehidupan bagi manusia. Tanah mempunyai kedudukan khusus penting dalam hukum adat karena tanah merupakan tempat tinggal, tempat untuk mengubur dan tempat untuk berlindung bagi persekutuan dan roh leluhur persekutuan Suryo Wignjodipuro, 1990: 23. Menurut Sihombing Supriadi, 2008: 40, hukum tanah adat adalah hak pemilikan dan penguasaan sebidang tanah yang hidup dalam masyarakat adat pada masa lampau dan masa kini serta ada yang tidak mempunyai bukti-bukti kepemilikan secara autentik atau tertulis, kemudian pula ada yang didasarkan atas pengakukan dan tidak tertulis. Adapun tanah adat terdiri dari 2 dua jenis, yaitu : Hukum Tanah Adat Masa Lampau dan Hukum Tanah Adat Masa Kini. Tanah adat terdiri dari: http:hijriyanti21.blogspot.com201104kedudukan-hukum- tanah-adat-dalam-sistem.html di unduh tanggal 18 November 2012 1. Tanah Ulayat; Tanah Ulayat menurut Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Negara Agraria PMNA Kepala Badan Pertanahan Nasional Ka.BPN No.5 Tahun l999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat adalah bidang tanah yang di atasnya terdapat hak ulayat dari suatu masyarakat hukum adat tertentu. Tanah Ulayat adalah tanah hak kepunyaan bersama dari suatu masyarakat hukum adat Oloan Sitorus, 2004:21. Tanah bersama tersebut merupakan pemberian dari kekuatan gaib, tidak dipandang sebagai sesuatu yang diperoleh secara kebetulankekuatan daya upaya masyarakat adat tersebut. Masyarakat hukum sebagai kesatuan dengan tanah yang didudukinya terdapat hubungan yang erat sekali yang bersumber pada pandangan yang bersifat religio magis. Hal ini menyebabkan masyarakat hukum memperoleh hak ulayat. Hak ulayat adalah hak untuk menguasai, memanfaatkan, memungut hasil dari tumbuh-tumbuhan serta berburu binatang-binatang yang hidup di tanah tersebut. 2. Tanah Perorangan; Tanah Perorangan ialah tanah yang dikuasai seorang warga persekutuan berdasarkan hak perorangan yang didapatkanya.1Hak perorangan tersebut adalah hak untuk mengumpulkan hasil-hasil hutan, memburu binatang liar, mengambil hasil dari pohon, membuka tanah. Dan memelihara ikan di kolam. Perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan seperti di atas maka akan terjadi suatu hubungan perseorangan antara seorang warga persekutuan dengan masing-masing pohon, tanah-tanah dan kolam ikan. Agar tidak diambil oleh warga persekutuan yang lain pohon, tanah dan kolam ikan diberi tanda larangan yang religio-magis. Seorang warga persekutuan berhak untuk membuka tanah, mengerjakan tanah secara terus-menerus dan menanam pohon diatas tanah tersebut sehingga ia memperoleh hak milik atas tanah. Hak milik ini hanya sampai masa 2 dua tahun panen. Hak milik artinya bahwa warga berhak sepenuhnya atas tanah, tapi ia wajib menghormati hak ulayat desanya, kepentingan-kepentingan orang lain yang memiliki tanah dan peraturan- peraturan adat lainya. Apabila tanah tersebut ditinggalkan tidak diurus oleh yang berkepentingan maka tanah tersebut akan dikuasai kembali oleh hak ulayat. 3. Tanah Gogol. Tanah Gogol adalah tanah desa yang dikuasai dengan maksud untuk digarap oleh orang-orang tertentu berdasarkan hak gogolan yang didapatkanya sedangkan Hak Gogolan yaitu hak seorang gogol atas apa yang dalam perundang-undangan Agraria dalam jaman Hindia Belanda dahulu disebut Komunal Desa.

2.2.3 Hak Atas Tanah