Gambaran Sistem Monitoring Proyek Agroindustri Jambu Mete

32 proyek agroindustri jambu mete yang berkualitas dibutuhkan analisis yang mendalam terhadap seluruh faktor dan aktor yang ada di dalamnya dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat sasaran sebagai aktor penting dalam proyek tersebut.

5.1 Gambaran Sistem Monitoring Proyek Agroindustri Jambu Mete

Sistem monitoring dan evaluasi pada proyek agroindustri jambu mete melibatkan empat aktor dalam empat jenjang hirarki yaitu: 1 bagian proyek agroindustri jambu mete di tingkat propinsi yaitu di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2 Proyek UFDP di tingkat Pusat yaitu di Dirjen Perkebunan Deptan, 3 Dirjen perkebunan dibawah koordinator Sekditbun Sekertaris Direktorat Jenderal Perkebunan, dan 4 Sekertaris Jenderal Deptan dibawah koordinator Biro Keuangan Deptan. Pada tingkat proyek penilaian dilakukan terhadap kegiatan utama dan penunjang yang dilakukan secara rutin dengan tiga tahapan yaitu evaluasi tiap bulan, tiga bulan, enam bulan dan satu tahun. Form isian penilaian yang diberlakukan untuk sistem monitoring dan evaluasi proyek agroindustri jambu mete meliputi: 1 perkembangan pelaksanan keuangan yang dilaksanakan tiap bulan dan 2 kinerja proyek per empat bulan yaitu pada bulan April, Agustus dan Desember. Kinerja proyek ini dilaporkan berdasarkan 1 aspek masukan meliputi: dana, fisik, SDM, Teknologi, dan jasa kontraktor; 2 aspek keluaran meliputi: hasil jangka pendek kegiatan utama dalam bentuk fisik, 3 Hasil jangka menengah berupa peningkatan produksi, 4 manfaat yang diharapkan berupa peningkatan pendapatan, dan 5 dampak positif atau negatif proyek. Kelima aspek tersebut dinilai dengan membandingkan rencana kumulatif dan realisasi kumulatif. Form penilaian tercantum pada Lampiran 1. Proyek agroindustri jambu mete dirancang dalam lingkup strategis dengan tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sasaran atas dasar kelestarian. Proyek ini terdiri dari empat komponen proyek, untuk itu kegiatan evaluasi dan monitoring didasarkan pada empat komponen proyek tersebut yang dirangkum dalam Tabel 5.1 33 Tabel 5.1 Indikator Penilaian berdasarkan Komponen Proyek Komponen Proyek Indikator penilaian Kriteria Penilaian A Pengembangan sistem usaha tani yang lestari Ketersediaan lahan Luas lahan yang ditanami dalam Hektar Ketersediaan fasilitas usaha tani jambu mete Jumlah tegakan jambu mete Prosentase mortalitas dari total luas lahan Pencapaian kelas kebun Ketersediaan kelompok pengolahan dan pemasaran Jumlah kelompok pengolahan dan pemasaran Ketersediaan input Prosentase pemenuhan kebutuhan input Layanan penyuluhan sistem usaha tani jambu mete Jumlah penyelenggaraan penyuluhan. B Penelitian dan pengembangan pertanian Ketersediaan teknologi pendukung sistem usaha tani Jumlah penelitian verifikasi dan adaptif. C Prasarana pedesaan Perbaikan dan pembangunan jalan-jalan penghubung, sistem suplai air skala kecil, up-grading atau pendirian fasilitas kesehatan. Jumlah perbaikan dan pembangunan prasarana. D Penguatan kelembagaan Pelatihan untuk staf administrasi, penyuluh, dan staf pemerintah. Jumlah pelatihan Pelatihan manajemen organisasi dan kampanye informasi Jumlah pelatihan dan kampanye Pengembangan kelembagaan petani Jumlah kelompok tani yang terbentuk Sumber: Ditjenbun, 2002 Sistematika pelaporan dimulai dari kepala bagian proyek agroindustri jambu mete di propinsi NTT yang melaporkan hasil kepada Pemimpin Proyek yang ditandatangani atasan langsung sesudah diparaf pejabat yang menangani Monev dan pelaporan selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya, untuk laporan keuangan dan tiap bulan April, Agustus dan Desember untuk laporan kinerja proyek. 34 Pimpinan proyek UFDP di tingkat pusat menyampaikan tembusan hasil monitoring dan evaluasi kepada dua jenjang berikutnya yaitu Setditjenbun dan kepala biro keuangan Departemen Pertanian. Sistem evaluasi dan monitoring dan jadwal pelaporan dijelaskan pada Gambar 5.1 Keterangan: Laporan Gambar 5.1 Alur dan Jadual Pelaporan Deptan, 2000 Pengelola sistem monitoring dan evaluasi proyek agroindustri jambu mete yang digambarkan pada Gambar 5.1 adalah unit kerja yang terdiri dari: 1 Unit kerja pengelola data dan informasi Departemen Pertanian 2 Unit kerja yang membidangi monitoring dan evaluasi dan pelaporan Departemen Pertanian 3 Unit kerja yang membidangi monitoring dan evaluasi dan pelaporan Eselon I 4 Pengelola Monev dan pelaporan proyek 5 Pengelola Monev dan pelaporan bagian proyek Pola komunikasi yang diberlakukan untuk sistem monitoring dan evaluasi ini adalah satu arah belum ada komunikasi konvergen diantara satu jenjang hirarki BAPPENAS Sekjen Deptan Biro yang membidangi Monev Form-D Eselon I Ditjen BP Perkebunan Form C Proyek Form B Bagian Proyek Form A Tgl 15 Dokumen Tgl 10 Dokumen Tgl 5 Dokumen 35 dengan jenjang hirarki lainnya. Kunjungan ke lokasi untuk hirarki di atas proyek masih kurang intensif, hanya sebatas formalitas satu kali dalam satu tahun. Unsur penunjang kegiatan monitoring dan evaluasi adalah pengolah data. Proyek agroindustri jambu mete memiliki pengolah data di tingkat UPP satu orang dan di tingkat propinsi satu orang. Pengolah data ini melakukan rekap hasil kinreja kegiatan lapangan dan kinerja keuangan proyek.

5.2 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal