Misalnya,pemuda tampan harus berperan sebagai pemuda tampan dengan ras, watak, dan usia yang sama.
8. Rias lokal, yaitu rias yang ditentukan oleh tempat atau hal yang
menimpa peran saat itu. Misalnya, di penjara, petani, di pasar, dan sebagainya.
Dengan demikian, tata rias digunakan untuk menciptakan wajah peran sesuai dengan tuntutan lakon. Tatarias dapat mengubah watak seseorang, baik dari
segi fisik, psikis, dan sosial bahkan dapat mengubah watak seseorang menjadi jahat. Tata rias juga membantu untuk memberikan tekanan terhadap perannya.
2.2.2.6 Tata Busana
Busana atau kostum membantu pemain untuk membawakan perannya sesuai dengan tuntutan lakon. Putra 2012: 40 menyatakan bahwa busana pentas
merupakan pakaian penunjang karakter pemain dalam menghadirkan sosok tokoh cerita. Tata busana merupakan pengatur pakaian yang dikenakan oleh pemain,
baik bahan, model, warna, maupun cara mengenakannya. Tata busana dan tatarias mempunyai hubungan yang sangat erat karena dua-duanya mempertegas
penampilan tokoh yang akan dimainkan. Berdasarkan tujuan pemberian kostum pada aktor atau aktris, Waluyo
2003:134 merumuskan tujuan tata pakaian untuk hal berikut. 1.
Membantu mengidentifikasi periode saat lakon itu dilaksanakan. Kesesuaian dengan periode ini juga diikuti dengan kesesuaian dengan
tema, karakter, dan action.
2. Membantu mengindividualisasikan pemain. Warna dan bentuk kostum
akan membedakan secara visual, tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Karena itu sebaiknya warna kostum beraneka ragam.
3. Menunjukan asal-usul atau status sosial orang tersebut. Dengan jenis
pakaiannya orang dapat menyimpulkan, apakah ia dari desa atau kota, dari golongan terpelajar atau rakyat kebanyakan, dari elit, menengah
atau rendah. 4.
Kostum juga akan menunjukan waktu peristiwa itu terjadi bagi kalangan tertentu. Misalnya, pakaian pagi hari, sore, malam, pakaian
sekolah, pakaian kerja, dan seterusnya. 5.
Kostum juga mengekspresikan usia orang itu. Jadi, dengan kostum harus diyakinkan apakah usia orang itu muda atau tua, sudah kawin
atau belum, kanak-kanak atau remaja. 6.
Kostum juga dapat mengekspresikan gaya permainan. Jika kostumnya aneh-aneh, maka ini bukan drama serius, mungkin banyolan atau
lawak. 7.
Kostum, bagaimanapun rumitnya juga harus membantu gerak-gerik pemain di pentas, dan membantu pemain mengekspresikan wataknya.
Jadi, kostum yang digunakan oleh seorang pemain haruslah relevan dengan lakonnya. Busana pentas merupakan pakaian penunjang karakter pemain
dalam menghadirkan sosok tokoh cerita ketoprak yang dibawakan.
2.2.2.7 Tata Panggung Artistik