Proses produksi II proses pembuata

PROSES PRODUKSI
II
FLOWCHART PEMBUATAN BAN MOBIL BY ILHAM KUSUMA R/162153018

FLOW CHART

1.    MIXING / BANBURY
Dalam pembuatan produk ban unggulan, baik untuk
kendaraan mobil maupun motor, Tire Manufacturing
 menggunakan beberapa material sebagai bahan baku
utama dan beberapa bahan kimia sebagai bahan
pelengkap produksi. Material yang digunakan antara
lain Natural dan Synthetic Rubber, Carbon Black, Silica,
Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa material kimia lain.
Pada tahap awal, proses yang dilakukan adalah
pencampuran Natural &Synthetic
Rubber dengan Ingredient yang sebelumnya sudah
ditimbang sesuai dengan berat yang ditentukan pada
spesikasi produk yang ingin dibentuk. Kemudian
diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material
tersebut masuk

kedalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat
alat yang berfungsi untuk menggiling campuran menjadi
lapisan yang disebut compound.
Sebelum compound tersebut disusun pada rak, terlebih
dahulu melewati proses pendinginan dan diberi
cairan adhesive agar compound tersebut tidak lengket

2.  EXTRUDING 
Adonan hasil mixing  tadi dibuat menjadi tread 
dan sidewall.  Prosesnya adalah injeksi dan
extruding hingga terbentuk profil.
Hasil akhir dari tahapan ini adalah side
wall, tread dan filler. Side wall merupakan
salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap benturan dari arah
samping atau serempetan, bahan untuk
menambah fleksibilitas ban, lapisan karet
pembungkus carcass dari shoulder area ke rim
cushion dan bead area, berfungsi untuk
fashion jika dihias dengan white

ribbon atau white letter, penahan tekukan
untuk beban berat, daya tahan lama dan tahan
retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan
dan keempukan radial.

3.  CALENDER
Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan
material ply & steel belt, JLB & cap ply.
Aplikasi tersebut dibentuk oleh
mesin Calender dengan bahan dasar
benang (polyester dan nylon) juga steel
cord. Polyester maupun nylon yang akan
diproses, sebelumnya harus melalui proses
pelebaran terlebih dahulu agar material
tersebut terbuka untuk kemudian di
masukan ke dalam oven dengan suhu
160°C agar pada saat
diberikan compound dan bahan-bahan
seperti polyester, nylon, dan steel cord
dapat merekat dengan sempurna.


4.   BEAD 
Sementara proses calender  berjalan, di bagian
lain ada pembuatan bead wire  yaitu melapisi
kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan
otomatis dan begitu keluar dari mesin, bead
wire  sudah berbentuk lingkaran sesuai dengan
ukuran rim.

5.  CUTTING 
• Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir  dari
proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material
yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang telah diproses sebelumnya
dalam bentuk gulungan panjang di mesin Calender yang kemudian di potong –
potong untuk merubah arah atau sudut benang dari 0° menjadi 90°. Ply berfungsi
sebagai carcass atau kerangka untuk menahan, membentuk sistem suspensi dan
beban ban.Sedangkan Cap Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon
dan compound yang dipotong – potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap
Ply berfungsi sebagai bahan untuk mempertahankan bundar ban waktu berjalan,
meredam suara bising dari steel belt, membuat nyaman, dan untuk

memperkecil rolling resistance.

6.  BUILDING
Kemudian sampailah pada tahap perakitan
semua komponen-komponen  aplikasi yang
telah dibuat pada proses semi manufaktur.
Semua komponen seperti rakitan bead,
lembaran ply yang telah di potong dengan
sudut 90°, steel
belts, innerliner, tread dan side wall semua di
rakit menjadi satu kesatuan utuh sebagai
bagian dari ban setengah jadi atau biasa
disebut dengan Green Tire (GT). Proses
perakitan (Tire Building) terdiri dari 2 tahap,
tahap pertama sering disebut dengan
istilah 1st stage yang kemudian menghasil
produk berupa carcass, kemudian carcass
diproses kembali di tahap kedua atau 2nd
stagedengan menambahkan steel belt, cap
ply dan tread menjadi GT. Tahap ini dilakukan

dengan menggunakan mesin yang

7.    CURING 
Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses
pembentukan ban. GT yang dihasilkan dari proses
perakitan kemudian di kirim ke area Curing untuk
dimasak. Proses Curing sendiri terdiri dari beberapa
tahap. Pertama GT datang dari bagian Perakitan,
sebelum masuk ke proses curing, GT harus
diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari
adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai diperiksa
diambil 4 ban setiap 1 rak GT untuk dilakukan
proses painting Chem Trend yaitu pengolesan
cairan tire-lubricant pada bagian dalam GT yang
bertujuan agar GT tidak menempel di bagian karet
bladder pada saat proses curing berlangsung.
Kemudian GT dikirim ke masing-masing operator
untuk di proses di mesin press curing.

Proses curing sendiri merupakan pemasakan atau vulkanisasi yaitu penyatuan

polimer (rubber) dengan carbon black dan sulphur dengan dibantu oleh
persenyawaan bahan kimia untuk mendapatkan beberapa
karakteristik compound yang diperlukan dari bagian-bagian ban.
Proses curing (pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan sejumlah
tekanan steam yang sangat tinggi, GT akan ditempatkan pada cetakan (mold)
dengan temperatur sesuai dengan yang diinginkan untuk produksi. Setelah
cetakan tertutup, GT akan melebur ke dalam cetakan tread dan side wall. Cetakan
tersebut tidak dapat dibuka sampai proses curing selesai secara keseluruhan.
Setelah proses pemasakan selesai, mold akan terbuka secara otomatis. Ban yang
sudah jadi akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk kemudian sampai di
bagian Pemeriksaan (Finishing).

8.    FINISHING / QUALITY CONTROL
Setelah selesai, ban diperiksa secara visual
apakah ada cacat atau tidak. Proses ini
tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi
ketelitian pekerja sangat dibutuhkan.
Selain visual, kontrol juga dilakukan
dengan pemeriksaan balance  dan
menggunakan sinar X. 

Ban tidak mungkin bisa 100% balance 
seperti pelek, namun ada batasannya. Jika
melebihi batas, berarti ada kesalahan pada
proses produksi. Selain itu, kami juga
memiliki laboratorium untuk memeriksa
sampel ban yang diambil secara acak demi
menjaga kualitas.

9. WRAPPING/PACKAGING
Proses Wrapping / Packaging
Merupakan proses terakhir.
Setelah dinyatakan OK, setiap
ban dibungkus seluruh
permukaannya dengan lilitan
plastik secara mekanis, berikut
vidio processnya 

ISTILAH ISTILAH  UMUM
• 1. Tread, adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan
obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut Pattern.

• 2. Breaker dan Belt , adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil,
sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan diantara tread dan casing.
Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak
langsung diserap oleh Casing.
• 3. Casing , adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang
menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
• 4. Bead , adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti
angkur yang melekat pada Pelek

CARA MEMBACA KODE BAN MOBIL
• Banyak sebagian orang yang tidak tahu bahwa yang terpenting dari
sebuah Ban adalah kode waktu Pemroduksian Ban Tersbut. Ban akan
kedaluwarsa (expired) dalam kurun waktu tiga tahun (3 tahun) setelah
ban tersebut diproduksi. Nah untuk membaca kode ban Mobil adalah
sebagai berikut:

Kode produksi dicetak bi bagian ban (sisi ban) lihat pada gambar, dengan penandaan
unik seperti peneng. Setiap pabrik ban (Seperti PT gajah Tunggal) memiliki jumlah kode
digit tersendiri untuk menandai ban hasil produksinya, ada yang 5 digit, ada pula yang 7
digit. Akan tetapi kode 4 Digitdari belakang adalah sebuah standard  international yang

menunjukkan dari Produksi pada Minggu (Week) dan Tahun (YEAR) ban tersebut
diproduksi.
Untuk mengetahui kode dari ban tersebut kita bisa membacanya. Misalnya, X2001. Kode
Angka tersebut menginformasikan periode produksi ban. Dua kode angka pertama
menunjukan minggu, dua kode angka terakhir itu berarti tahun pembuatan. Jadi apabila
dibaca, kode tersebut berarti, Ban dibuat pada minggu ke-20 di tahun 2001. Kode angka
pada Ban ini penting, Sebab semakin lama ban yang sudah diproduksi  tersimpan,
semakin rentan pula terhadap kerusakan yang di akibatkan kekerasan pada kompon ban.
Kompon Ban yang kerasa sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya cengkram ban
pada alur jalan ketika direm. Kompon yang keras atau telah berusia lama bisa
mengakibatkan ban tidak mencengkram dengan sempurna dan ini berarti akan berakibat
fatal pada pengemudi dan kendaraan. 

ADA TIGA UNSUR YANG HARUS KITA
DIKETAHUI SEBELUM MEMBELI BAN TERBAIK :
• 1. Ukuran BanApabila Bila kita perhatikan, pada sisi luar ban tertulis kode 175/70R13 82H. itu maksudnya adalah :
• "175" menunjukkan kode lebar telapak ban menggunakan satuan milimeter, jadi bukan diameter ban. Semakin
besar kode angkanya, maka kian lebar telapaknya.
• "70" menandakan kode tinggi ban dalam satuan % persen dari telapak ban. Mudahnya, tinggi yang dimaksud bisa
Anda cermati mulai dari bibir pelek sampai telapak ban menempel ke permukaan aspal. Jadi, semakin kecil

angkanya , semisal 50, maka jarak telapak ban dengan bibir pelek kian dekat.
• "R" menunjukkan kode konstruksi Ban Radial.
• "13" merupakan kode diameter dari pelek yang sesuai. Berarti, pelek yang dipakai berukuran 13 inci.
• "82" mewakili kode beban maksimum yang bisa ditopang setiap ban. Angka tersebut memiliki load index sebesar
475 kg. Semakin besar, beban maksimumnya bertambah pula. Begitu sebaliknya.
• "H" melambangkan kode batas kecepatan maksimum yang dicapai ban ini. Kode H ini ban boleh menembus
kecepatan maksimum sampai 210 km/jam.

2. Usia ban
Seperti halnya pada Produk makanan, Ban juga memiliki waktu kadaluarsa. Standarnya
adalah 3 tahun dari tanggal pembuatan atau menempuh jarak sekitar 60.000 Km. Setiap
pabrik ban punya pengkodean serta jumlah digit yang berbeda-beda. Itu bisa Anda temui
bibir ban (dekat pelek) semisal 1709, berarti diproduksi minggu ke-17 tahun 2009.

3. Treadwear Indicator
Treadwear Indicator Adalah Tanda atau ciri fisik yang terletak tepat diantara kedua sisi
bunga ban. Diperkuat dengan garis tebal yang melintang di antara kedua belah sisi ban
yang mengindikasikan kondisi penggunaan ban. Apabila ketebalan ban menyentuh garis
itu, maka menandakan Ban harus sudah diganti. Bahayanya apabila ban tidak diganti
pada saat hujan akan menyebabkan gejala aquaplaning ( ban mengambang), tentu ini

akan sangat berbahaya untuk keselamatan anda atau pengemudi.

BAN VULKANISIR

• Vulkanisir System Dingin (precure), dan System Panas (mouldcure) kedua system ini
pada dasarnya, sama sama menghasilkan ban yang telah habis ketika di gunakan
menjadi kembali baru. namun hanya proses pengerjaan nya saja yang berbeda.
• untuk system dingin dan panas sama sama melewati tahap demi tahap dari proses
tersebut, seperti:
1. Inspeksi awal (pemeriksaan awal ban sebelum masuk ruang produksi), kemudian
2. Proses Buffing (yaitu proses pemarutan/ pembuangan sisa telapak lama),
3. Proses repairing (proses penambalan pada ban yang terdapat lubang/ kerusakan kecil
yang masih layak untuk di perbaiki),
4. Proses building (yaitu proses pemasangan tapak karet baru pada ban yang telah di
parut)
dan langkah terakhir adalah proses pemasakan / proses inti, disini lah beda nya antara
proses panas dan dingin.

Proses dingin: menggunakan semacam
lapisan karet yang disebut envelopes yang
digunakan untuk menutupi casing/ badan
ban yang akan dicetak sistem dingin, dan
tentunya setelah melewati proses bulding,
kemudian setelah itu ban yang telah di
lapisi envelopes tersebut dimasukan
kedalam ruangan mesin/ chamber yang
berbentuk seperti kapsul besar, dan di
press dengan tekanan dan suhu yang telah
di sesuaikan dan dalam waktu yang telah di
program, sehingga menghasilkan produk
yang bermutu.

Pada Proses panas ban tidak di lapisi oleh
envelopes, tetapi setelah ban melewati proses
building dengan baik, maka ban tersebut
dimasukkan ke dalam chamber / mesin yang
berberntuk seperti kerang yang terbuka, dan
kemudian ban tersebut akan di press dan di
cetak melalui mesin tersebut pada waktu dan
suhu yang telah ditentukan pula, sehigga
mendapatkan hasil akhir yang baik. (untuk
vulkanisir dingin tapak vulkanisir tidak dicetak
di dalam mesin seperti proses panas, karena
tapak vulkanisir itu telah tercetak pada
awalnya/ karet jadi, karena itu di dalam
chamber dingin, ban hanya di press dan
disatukan dengan badan ban dengan cara
peningkatan suhu uap dalam mesin, sedangkan
proses panas tapak dicetak di dalam mesin,
karena karet tapak nya masih merupakan karet
mentah, sehingga ketika proses pemasakan
system panas, karet akan memuai dan
mengikuti alur dari cetakan tersebut )

THANK YOU