Uji Normalitas Uji Multikolinieritas

ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan nilain statistik Durbin-Watson. � − = ∑ e t − e t− ∑ � � Sumber: Husein Umar 2011:184 Dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan secara umum adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada auto korelasi positif Tolak 0dCl Tidak ada auto korelasi positif No Decision dl≤d≤du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4dld4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4du≤d≤4dl Tidak ada auto korelasi positif atau negatif Tidak ditolak dud4du Sumber: Gurajati 2003:470

2. Analisis Korelasi

Pearson Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi hubungan linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Yang dimaksud analisis korelasi pearson menurut Nanang Martono 2014:214 adalah alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif uji hubungan dua variabel bila datanya berskala interval atau rasio. Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisisi korelasi dapat diuraikan sebagai berikut :  Koefisien Korelasi Secara Parsial Untuk mengukur kekuatan hubungan masing-masing komponen variabel bebas secara parsial, yaitu faktor dana pihak ketiga dan suku bunga kredit terhadap variabel tidak bebas yaitu penyaluran kredit dapat diketahui dengan menggunakan korelasi parsial.     2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 . rx x rx y rx x rx y rx y rx y     Sumber: Nazir 2003: 464  Koefisien Korelasi Secara Simultan Untuk mengukur kekuatan hubungan komponen variabel bebas secara simultan, yaitu faktor dana pihak ketiga dan suku bunga kredit terhadap variabel tidak bebas yaitu penyaluran kredit.   2 12 12 2 1 2 2 2 1 12 1 . 2 r r r ry ry ry ry y     Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : A Apabila - berarti terdapat hubungan negatif. B Apabila + berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi : a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan jika X naik maka Y turun atau sebaliknya. b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Rasio Risk Based Bank Rating terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 48 139

Pengaruh dana pihak ketiga dan tingkat suku bunga terhadap kredit yang diberikan : (studi kasus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

8 49 75

Pengaruh Suku Bunga Kredit dan Kredit Bermasalah (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 2 1

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Rasio Risk Based Bank Rating terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 139

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,SUKU BUNGA KREDIT, INFLASI TERHADAP PENYALURAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI SURABAYA.

0 0 129

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, RETURN ON ASSET, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Rasio Risk Based Bank Rating terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Rasio Risk Based Bank Rating terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Rasio Risk Based Bank Rating terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,SUKU BUNGA KREDIT, INFLASI TERHADAP PENYALURAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI SURABAYA

0 0 20