7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pidana, Perbuatan Pidana, TujuanPemidanaan
1. Pengertian Pidana
Istilah pidana dan istilah hukuman sering dipakai saling bergantian sebagai kata yang mempunyai makna yang sama atau sinonim.
Kedua arti istilah tersebut adalah sanksi yang mengakibatkan nestapa, penderitaan ataupun sengsara Martiman, 1997: 57. Namun cakupan
kedua istilah ini mempunyai perbedaan. “Istilah “hukuman” yang merupakan istilah umum dan konvensional dapat
mempunyai arti yang luas dan berubah-ubah karena istilah ini dapat berkonotasi dengan bidang yang cukup luas. Istilah tersebut tidak hanya
digunakan dalam bidang hukum, tapi juga dalam istilah sehari-hari dalam bidang pendidikan, moral, agama dan sebagainya.
Oleh karena “pidana” merupakan istilah yang lebih khusus, maka perlu ada pembatasan pengertian atau makna sentral yang dapat menunjukkan
ciri-ciri atau sifat-sifatnya yang khas” Muladi, 1998: 2.
Ciri atau sifatnya yang khas disini maksudnya adalah bahwa istilah pidana ditujukan hanya untuk perbuatan-perbuatan yang melanggar
hukum pidana. Jadi istilah pidana mempunyai pengertian yang lebih sempit atau spesifik jika dibandingkan dengan istilah hukuman yang
mempunyai cakupan pengertian yang lebih luas. Beberapa ahli telah memberikan definisi tentang pengertian pidana Martiman, 1997: 57:
Roeslan Saleh Pidana adalah reaksi atas delik dan ini berwujud nestapa yang
dengan sengaja ditimpakan negara kepada pembuat delik. Van Bemmelen
“Arti pidana atau straf menurut hukum positif dewasa ini adalah suatu penderitaan yang bersifat khusus yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan
yang berwenang untuk menjatuhkan pidana atas nama negara sebagai penanggung jawab dari ketertiban umum bagi seorang pelanggar,
yaitu semata-mata karena orang itu telah melanggar suatu peraturan hukum yang harus ditegakkan oleh negara”.
Algra Jansen “Bahwa pidana adalah alat yang digunakan oleh penguasa hakim
untuk memperingati mereka yang telah melakukan suatu perbuatan yang tidak dibenarkan, reaksi dari penguasa tersebut telah mencabut
kembali sebagian dari perlindungan yang seharusnya dinikmati oleh terpidana atas nyawa, kebebasan, dan harta kekayaan, yaitu
seandainya ia telah tidak melakukan suatu tindak pidana”.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pidana mengandung unsur-unsur atau ciri-ciri sebagai berikut :
1 Pidana itu pada hakekatnya merupakan suatu pengenaan
penderitaan atau nestapa atau akibat-akibat lain yang tidak menyenangkan.
2 Pidana itu diberikan dengan sengaja oleh orang atau badan yang
mempunyai kekuasaan oleh yang berwenang. 3
Pidana itu dikenakan kepada seseorang yang telah melakukan tindak pidana menurut UU.
Muladi, 1998: 4 Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP
pasal 10, pidana terdiri atas: 1
Pidana Pokok, terdiri atas: a
pidana mati b
pidana penjara c
pidana kurungan d
denda
1 Pidana Tambahan:
a pencabutan hak-hak tertentu
b perampasan barang tertentu
c pengumuman putusan hakim
2. Pengertian Perbuatan Pidana