Pelaksanaan Penghapusan Piutang Pajak

Selanjutnya, penelitian administrasi adalah penelitian terhadap piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena Wajib Pajak yang hak penagihannya telah daluwarsa berdasarkan Pasal 22 UU KUP dan hasilnya dituangkan dalam Laporan Hasil Penelitian Administrasi.

2. Pelaksanaan Penghapusan Piutang Pajak

1. Wajib PajakPenanggung Pajak badan tidak mempunyai harta kekayaan lagi dimaksudakan bahwa aktiva Wajib PajakPenanggung Pajak sudah habis terjual tetapi masih mempunyai hutang termasuk hutang pajak. Dalam hal demikian maka Wajib PajakPenanggung Pajak badan tersebut dapat dikatakan tidak mempunyai harta kekayaan lagi. Untuk mendukung keadaan Wajib Pajak badan tersebut diperlukan dokumen berupa: - Akta Pembubaran - Neraca Likuidasi - Pernyataan Kepailitan Piutang pajak yang masih tersisa harus diupayakan tindakan penagihannya kepada wakilnya atau Penanggung Pajaknya. Sebagaimana diketahui bahwa Negara mempunyai hak mendahulu untuk tagihan pajak begitu pula atas barang-barang milik wakilnya, serta orang atau badan yang menurut undang-undang perpajakan pasal 32 ayat 2 KUP dan ketentuan Undang-Undang lainnnya, bertanggung jawab secara pribadi danatau secara renteng. Universitas Sumatera Utara Pengecualian dari tanggung jawab tentang renteng pada wakil tersebut yaitu dalam hal mereka dapat membuktikan dan meyakinkan Direktorat Jenderal Pajak bahwa mereka dalam kedudukan benar-benar tidak mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas yang terhutang tersebut. Dalam hal Pratik akan dijumpai kasus-kasus dimana Wajib Pajak badan masih ada, belum dinyatakan benar atau likuidasi tetapi selalu non aktif. Apabila Wajib PajakPenanggung Pajak badan tersebut mempunyai aktiva dapat disita dan dilelang untuk membayar pajak, akan tetapi banyak Wajib Pajak badan yang diminta untuk menunjukkan neraca saja, kadang-kadang tidak memenuhi. Dalam golongan ini biasanya Wajib Pajak yang muncul sebagai rekanan- rekanan pemerintah. Dalam hal aktiva badan tidak ada lagi, maka piutang pajak ditagih lagi kepada wakilnya. Jika penagihan sampai tingkat ini piutang pajak tetap tidak mungkin ditagih karena: - Wakilnya secara nyata juga sudah jatuh miskin dan dikuatkan dengan surat keterangan dari pejabat daerah setempat Lurah atau, - Wakilnya dapat membuktikan dan meyakinkan Jenderal Pajak bahwa mereka benar-benar tidak mungkin dibebani tanggung jawab atas pajak terhutang. - Maka piutang pajak tersebut dapat dihapuskan dengan syarat wajib pajak badan yang bersangkutan harus membubarkan diri atau dalam hal Wajib Universitas Sumatera Utara Pajak tidak bersedia membubarkan diri maka penghapusan dilakukan sesudah hak untuk menagih daluwarsa. 2. Bagi Wajib PajakPenanggung Pajak Perseorangan maka untuk penghapusan pajaknya diperlukan: - Surat keterangan dari pejabat daerah setempat minimal Lurah yang menyatakan hal itu. - Surat keterangan dari pemberi kerja apabila Wajib PajakPenanggung Pajak menjadi Karyawan, tentang besarnya penghasilan yang diterima. Keterangan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan fiskus untuk meneliti apakah Wajib PajakPenanggung Pajak masih mungkin menyisihkan penghasilannya untuk tujuan mengangsur hutang pajaknya. Wajib Pajak yang hak penagihannya telah daluwarsa berdasarkan pasal 22 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa: Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 lima tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Universitas Sumatera Utara Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, sebagaimana dijelaskan dalam memori penjelasan Pasal 22 ayat 1 Undang-Undang tersebut. Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tertangguh apabila: a. diterbitkan Surat Paksa; b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung; c. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat 4; atau d. dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan. Wajib Pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena sebab lain, seperti Wajib Pajak yang tidak dapat ditemukan lagi, atau dokumen-dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak lengkap atau tidak dapat ditelusuri lagi disebabkan keadaan yang tidak dapat dihindarkan seperti bencana alam, kebakaran, dan sebagainya. 1. Penyusunan Daftar Piutang Pajak yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi. Universitas Sumatera Utara a. Sumber penyusunan daftar ini adalah tindakan STPSKPSKPT yang belum lunas. b. Dari tindakan STPSKPSKPT yang belum lunas tersebut dapat diketahui tindakan-tindakan penagihan yang telah dilakukan dicatat dalam tindakan STPSKPSKPT yang bersangkutan. c. Apabila tindakan penagihan telah mencapai tingkat paksa ataupun bahkan sita maka keterangan lebih lanjut dapat dibaca dari laporan pelaksanaan Surat Paksa atau Berita Acara Sita. d. Penyusunan daftar tersebut dilakukan antara tanggal 25 sampai akhir bulan setiap bulan. Daftar yang dipergunakan adalah: “daftar piutang pajak yang diperkirakan tidak mungkin ditagih lagi”. e. Kepala Seksi Penagihan bertanggung jawab dalam penyusunan dan menyusun daftar tersebut di atas Kepala Seksi Penerimaan dan Penagihan melakukan penelitian terhadap daftar tersebut selanjutnya ditandatangani dan kemudian diteruskan kepada Kepala KPP. f. Kepala KPP memberikan catatan atas daftar tersebut dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan. 2. Penelitian Setempat Universitas Sumatera Utara a. Untuk memastikan keadaan Wajib Pajak yang tercantum dalam daftar Wajib Pajak yang harus dilakukan penelitian setempat, maka harus dilakukan penelitian setempat terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan. b. Penelitian dilakukan oleh Jurusita Kepala KPP dapat menunjuk jurusita yang dibebani tugas penelitian setempat tersebut dengan mengeluarkan Surat Perintah Penelitian. c. Laporan hasil penelitian setempat harus menggambarkan keadaan Wajib Pajak yang bersangkutan sebagai dasar untuk menentukan piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi. Laporan hasil penelitian setempat ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menghapusan piutang pajak.Oleh karena itu selain menggambarkan keadaan Wajib Pajak harus diperkuat dengan dokumen-dokumen Surat Keterangan dari pihak ketiga.Setelah laporan hasil penelitian setempat ditandatangani oleh kepala KPP: - Asli laporan disampaikan kepada Kasi Penerimaan dan Peanagihan untuk ditatausahakan. - Tembusan ke-1 untuk Seksi Tata Usaha Perpajakn ke berkas induk Wajib Pajak. - Tembusan ke-2 sebagai arsip penelitianjurusita. 3. Penelitian Administrasi Tentang Kadaluwarsa Universitas Sumatera Utara a. Sebagaimana halnya dengan laporan hasil penelitian setempat, maka laporan hasil penelitian administrasi tentang kadaluwarsa hak untuk menagih piutang pajak ini juga merupakan syarat untuk dapat menghapuskan piutang pajak. b. Penelitian administrasi ini dilakukan sejalan dengan pasal 22 KUP dan dilaksanakan oleh Petugas Pembuat Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak. c. Setelah laporan ditandatangani oleh Kepala KPP maka: - Asli laporan disampaikan kepada Kasie Penagihan untuk ditatausahakan. - Tembusan tersebut menggambarkan secara jelas mengenai alasan kadaluwarsa tersebut. 4. Pembukuan laporan Hasil Penelitian Setempat a. Subseksi Tata Usaha Piutang Pajak menyelenggarakan Buku Register Usulan Penghapusan Piutang Pajak. b. Buku Register Usulan Penghapusan Piutang Pajak dilakukan setiap bulan dengan maksud agar pekerjaan dapat dilakukan secara teliti, berkesinambungan pada akhir bulan. Setiap bulan Kepala KPP mengirimkan Buku Register Usulan Penghapusan Piutang Pajak itu ke Kantor Wilayah atasannya untuk apabila perlu dilakukan penelitian ulang sekiranya data yang diterima tersebut meragukan. Hasil penelitian oleh Kanwil tersebut diberitahukan kepada Kepala KPP yang bersangkutan untuk dapat melakukan Universitas Sumatera Utara penyesuaian sehingga Buku Register tersebut akan memuat daftar piutang yang betul-betul tidak dapattidak mungkin ditagih lagi. Salinan SK Menteri Keuangan RI serta Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak yang berlogo diterima di KPP dan juga dicatat dalam Buku Agenda Surat Masuk, nomor dan tanggal SK tersebut dicatat pula pada Buku Register Usulan Penghapusan Piutang Pajak.

D. Mekanisme Pengusulan Dan Tindak Lanjut Keputusan Penghapusan Piutang Pajak