Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

China dan Eropah. Obat pencahar dalam bentuk stimulan adalah yang paling banyak digunakan untuk mengawal berat badan karena jenis ini meningkatkan peristalsis usus Muller-Lissner, 1993. Di Indonesia sendiri bilangan ibu-ibu yang menggunakan obat pencahar sebagai obat pelangsing semakin meningkat. Namun data rasmi tidak didapatkan untuk populasi penggunaan obat pencahar ini. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: ‘Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan’.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah ‘Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan’. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah gambaran penggunaan obat pencahar sebagai obat pelangsing di kalangan ibu muda berumur 25-40 tahun di beberapa buah klinik pelangsingan di Kota Medan pada tahun 2011.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu mengenai penggunaan obat pencahar sebagai obat pelangsing. b. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu mengenai pengunaan obat pencahar sebagai obat pelangsing dari segi umur dan pekerjaan responden. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Memperoleh gambaran penggunaan obat pencahar sebagai obat pelangsing di di kalangan ibu-ibu di Kota Medan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan responden penelitian mengenai dampak penggunaan obat pencahar sebagai obat pelangsing. 3. Memberi kesadaran kepada responden penelitian mengenai penggunaan obat pencahar yang rasional bagi lebih memahami cara swa medikasi yang tepat dan mengelakkan penggunaan obat yang salah ‘drug misuse’ dan penyalahgunaan obat ‘drug abuse’. 4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang penelitian. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGGUNAAN UTAMA OBAT PENCAHAR 2.1.1 KONSTIPASI Laksansia atau pencahar bekerja dengan cara menstimulasi gerakan peristaltik dinding usus sehingga mempermudah buang air besar defikasi dan meredakan sembelit. Tujuannya adalah untuk menjaga agar tinja feces tidak mengeras dan defikasi menjadi normal. Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan melalui lambung, usus halus, dan akhirnya menuju usus besar kolon. Di dalam kolon inilah terjadi penyerapan cairan dan pembentukan massa feses. Bila massa feses berada terlalu lama dalam kolon, jumlah cairan yang diserap juga banyak, akibatnya konsistensi feses menjadi keras dan kering sehingga dapat menyulitkan pada saat pengeluaran feses. Konstipasi merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan defekasi akibat tinja yang mengeras, otot polos usus yang lumpuh maupun gangguan refleks defekasi Arif Sjamsudin, 1995 yang mengakibatkan frekuensi maupun proses pengeluaran feses terganggu. Frekuensi defekasi buang air besar BAB yang normal adalah 3 sampai 12 kali dalam seminggu. Namun, seseorang baru dapat dikatakan konstipasi jika ia mengalami frekuensi BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu, disertai konsistensi feses yang keras, kesulitan mengeluarkan feses akibat ukuran feses besar-besar maupun akibat terjadinya gangguan refleks defekasi, serta mengalami sensasi rasa tidak puas pada saat BAB McQuaid, 2006. Orang yang frekuensi defekasi BAB-nya kurang dari normal belum tentu menderita konstipasi jika ukuran maupun konsistensi fesesnya masih normal. Konstipasi juga dapat disertai rasa tidak nyaman pada bagian perut dan hilangnya nafsu makan. Konstipasi sendiri sebenarnya bukanlah suatu penyakit, tetapi lebih tepat disebut gejala yang dapat menandai adanya suatu penyakit atau masalah dalam tubuh Dipiro, et al, 2005, misalnya terjadi gangguan pada saluran pencernaan irritable bowel syndrome, gangguan metabolisme diabetes, maupun gangguan pada sistem endokrin hipertiroidisme. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara