Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Jenis Kelamin Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lamanya Tinggal di Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lingkungan Sosial Konsep Diri Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Situasi Keluarga

Lampiran 7

2.2 Tabulasi Silang

2.2.1 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Jenis Kelamin

Tabel 2.2.1 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Jenis Kelamin

2.2.2 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lamanya Tinggal di

Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang Tabel 2.2.2 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lamanya Tinggal di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang 2.2.3 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Usia Tabel 2.2.3 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Usia Jenis Kelamin Konsep Diri Total Positif Negatif Laki-laki 12 2 14 85,7 14,3 100 Perempuan 17 2 19 89,5 10,5 100 Lamanya Tinggal di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang Konsep Diri Total Positif Negatif 1 tahun 1 0 1 100 100 1-2 tahun 4 0 4 100 100 3-4 tahun 2 0 2 100 100 5-6 tahun 6 0 6 100 100 6 tahun 16 4 20 80 20 100 Usia Konsep Diri Total Positif Negatif 10-13 tahun 11 4 15 73,3 26,7 100 14-18 tahun 18 0 18 100 100 Lampiran 7

2.2.4 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lingkungan Sosial Konsep Diri

Faktor Konsep Diri Total + - Lingkungan Sosial + 26 2 28 92,9 7,1 100 - 3 2 5 60 40 100 Tabel 2.2.4 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lingkungan Sosial

2.2.5 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Situasi Keluarga

Konsep Diri Faktor Konsep Diri Total + - Situasi Keluarga + 27 2 29 93,1 6,9 100 - 2 2 4 50 50 100 Tabel 2.2.5 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Situasi Keluarga Lampiran 8 PROFIL YAYASAN “X” LEMBANG Deskripsi Yayasan “X” Lembang Yayasan “X” Lembang pertama kali didirikan oleh Hermann Gmeiner pada tahun 1949 di kota Imst, Austria, dengan tujuan untuk menolong anak-anak yang membutuhkan bantuan, anak-anak yang telah kehilangan tempat tinggal, rasa aman, dan keluarganya, yang disebabkan oleh meletusnya Perang Dunia II. Yayasan “X” Lembang adalah sebuah organisasi sosial independen non- pemerintah yang berkarya bagi anak-anak dengan pola pengasuhan anak jangka panjang berbasis keluarga. Konsep Yayasan “X” Lembang adalah membantu, mengasuh dan memberi masa depan yang cerah bagi anak-anak yatim piatu dan kurang beruntung, yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama dan ras. Kami memberikan kasih sayang melalui rumah tinggal, keluarga, dan kehidupan yang memadai agar kelak mereka memiliki kehidupan yang mandiri. Saat ini terdapat 5 Yayasan “X” yang terletak di Lembang, Semarang, Jakarta, Bali dan Flores. 3 Yayasan “X” yang sedang dalam proses pendirian adalah Yayasan “X” Banda Aceh, Meulaboh dan Medan. Lampiran 8 Visi Yayasan “X” Indonesia Setiap Anak Dibesarkan dalam Keluarga dengan Kasih Sayang, Rasa Dihargai, dan Rasa Aman. Keluarga adalah jantung masyarakat. Di dalam sebuah keluarga, setiap anak dilindungi dan merasakan menjadi bagian dari keluarga. Di sini, anak-anak belajar tentang nilai, saling berbagi tanggung jawab dan membentuk hubungan yang langgeng sepanjang hidup. • Setiap anak tumbuh dalam kasih sayang dan cinta Melalui cinta serta rasa diterima, luka-luka batin disembuhkan dan rasa percaya diri, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, dibangun. Dengan keyakinan diri ini, setiap anak dapat mengenal dan mengembangkan bakatnya. • Setiap anak tumbuh dalam rasa dihargai Suara setiap anak didengar dan diperhatikan secara serius. Mereka turut ambil bagian dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan mereka dan dibimbing untuk mengambil peranan utama dalam perkembangan diri mereka sendiri, sehingga mereka tumbuh dengan rasa dihargai dan bermartabat sebagai anggota keluarga dan masyarakat. • Setiap anak tumbuh dalam rasa aman Anak-anak dilindungi dari perlakuan kejam, ditelantarkan dan eksploitasi, dan diselamatkan dari bencana alam dan perang. Mereka memiliki tempat berlindung, makanan, mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Hal-hal dasar ini merupakan syarat bagi perkembangan utuh semua anak. Lampiran 8 Misi Yayasan “X” Indonesia Mendirikan Keluarga bagi Anak yang Kurang Beruntung, Membantu Mereka Membentuk Masa Depannya, dan Memberi Mereka Kesempatan Untuk Berkembang dalam Masyarakat. • Kami membangun keluarga-keluarga bagi anak-anak yang kurang beruntung Kami memberikan kesempatan bagi anak-anak yatim piatu, kurang beruntung atau yang keluarganya tidak mampu mengasuh mereka, untuk membangun hubungan yang langgeng dalam sebuah keluarga. Pendekatan melalui keluarga di Yayasan “X” ini didasarkan pada empat prinsip, yaitu: setiap anak membutuhkan seorang Ibu, dan tumbuh secara alamiah dengan kakak dan adik, di dalam rumah mereka sendiri, dan di dalam lingkungan desa yang mendukungnya IBU : Setiap anak memiliki Ibu Asuh tetap Dalam keluarga, Ibu Asuh berperan sebagai kepala keluarga yang menjalankan kegiatan rumah tangga bersama anak-anaknya secara mandiri, membangun hubungan yang mesra dengan setiap anak yang dipercayakan kepadanya, memberikan rasa aman, kasih sayang dan keseimbangan yang diperlukan oleh setiap anak. Lampiran 8 KAKAK ADIK : Ikatan Keluarga tumbuh secara alamiah Anak laki-laki dan perempuan dari berbagai tingkat usia hidup bersama-sama sebagaimana layaknya kakak beradik, dan saudara sekandung yang tinggal dalam keluarga yang sama. Anak-anak ini dan Ibu Asuh mereka membangun ikatan emosional yang sangat kuat seumur hidup. RUMAH : Setiap keluarga menciptakan suasana rumah yang nyaman Rumah merupakan tempat tinggal, lengkap dengan keadaannya yang unik, ritme serta rutinitasnya masing-masing. Di bawah atap rumah ini, anak-anak benar-benar menikmati rasa aman dan rasa memiliki. Mereka tumbuh dan belajar bersama-sama, saling berbagi tanggung jawab dan kegembiraan serta kesedihan. DESA : Keluarga merupakan bagian dari masyarakat Keluarga tinggal bersama, membentuk lingkungan desa yang mendukung anak-anak menikmati kegembiraan masa kanak-kanak. Mereka juga hidup sebagai anggota yang berintegrasi dan memberikan sumbangsih bagi masyarakat setempat. • Kami membantu mereka membentuk masa depannya sendiri Kami memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk hidup sesuai dengan budaya dan agama yang mereka anut dan untuk menjadi anggota masyarakat yang aktif. Membantu anak-anak untuk mengenali dan mengekspresikan kemampuan individualnya, minat dan bakatnya. Kami menjamin bahwa anak- Lampiran 8 anak menerima pendidikan dan latihan ketrampilan yang mereka perlukan untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang berhasil dan berguna. • Kami memberi mereka kesempatan untuk berkembang dalam masyarakat Kami berbagi dalam kehidupan bermasyarakat dan merespon perkembangan kebutuhan masyarakat bagi anak-anak dan remaja pada usia yang rawan. Kami menyediakan fasilitas dan program-program yang bertujuan untuk memperkuat ikatan kekeluargaan dan mencegah penelantaran anak-anak. Kami bekerja sama dengan anggota masyarakat dalam penyediaan pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta merespon keadaan darurat. Yayasan “X” adalah mitra yang dapat diandalkan Sejak tahun 1949 kami telah membangun pondasi kepercayaan dengan para donatur, kalangan pemerintahan dan rekanan lain yang mendukung misi kami. Tanggung jawab kami yang terbesar adalah memberikan jaminan kesejahteraan bagi anak-anak dengan jalan memastikan pemberian standar pengasuhan yang tinggi. Dalam pelaksanaan pengasuhan ini, kami berkomitmen untuk menggunakan seluruh dana dan sumber daya secara bijaksana, didasari oleh rasa saling menghargai dan bertanggung jawab. Sejak awal didirikan Yayasan “X” selalu diaudit oleh akuntan publik ternama. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupannya, individu sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri. Ia selalu berinteraksi dengan orang lain. Hubungan antar manusia ini terjadi dalam keluarga, masyarakat, sekolah, maupun lingkungan bermain. Dalam menjalin hubungan, individu perlu melakukan penyesuaian dengan lingkungan- lingkungannya sesuai situasi dan lingkungan tempat individu tersebut tumbuh dan berkembang. Berdasarkan lingkungan tempat berinteraksi dan dibesarkan itu, individu akan memiliki pengalaman dan penghayatan tersendiri, termasuk konsep diri. Konsep diri terbentuk melalui proses panjang yang bahkan telah bermula sejak individu dilahirkan. Di lingkungan keluarga, individu akan membandingkan keberadaan dirinya dengan saudara-saudara yang lainnya. Lalu konsep tentang bagaimana perannya, aspirasi-aspirasinya banyak ditentukan atas dasar didikan ataupun tekanan dan harapan yang datang dari orang tuanya. Setelah anak bertambah besar, ia mempunyai hubungan yang lebih luas, yang tidak hanya terbatas pada hubungannya dalam lingkungan keluarga. Mempunyai lebih banyak teman, memiliki kenalan-kenalan baru, akan menyebabkan seseorang membina