Studi Deskriptif Mengenai Konsep Diri Remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu "X" Lembang.
Universitas Kristen Maranatha Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana gambaran konsep diri remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang. Pemilihan sampel menggunakan metode Purposive Sampling, dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari kuesioner konsep diri dari William H. Fitts, 1996. Tennesse Self Concept Scale. TSCS:2, manual, second edition yang terdiri dari 82 item. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, dari uji validitas alat ukur yang telah dilakukan maka diperoleh 73 item yang valid dengan nilai validitas yang berkisar 0,311 - 0,835 dengan reliabilitas 0,8621.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 87,9% remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang memiliki konsep diri positif dan 12,1% memiliki konsep diri negatif).
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa sejalan dengan aspek-aspek konsep diri, sebagian besar remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang memiliki konsep diri positif dengan aspek Physical Self, Moral Self, Social Self, Personal Self, Family Self, dan Academic/work Self yang positif. Nampak bahwa remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang menghayati bahwa keluarga sangat berperan dalam menentukan kehidupan mereka.
Peneliti mengajukan saran bagi Yayasan “X” Lembang, agar dapat memberikan suatu program terpadu, dengan mengadakan semacam pelatihan kepada para ibu asuhnya agar lebih mampu menciptakan situasi keluarga yang dapat memberikan pengalaman positif bagi remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang. Selain itu, bagi para ibu asuhnya disarankan agar dapat melakukan pendekatan interpersonal kepada remaja panti yang memiliki konsep diri negatif.
(2)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI……….………..iv
DAFTAR SKEMA ………..viii
DAFTAR TABEL……….………..…...ix
DAFTAR DIAGRAM………..…...x
DAFTAR LAMPIRAN………..………...xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..……..1
1.2 Identifikasi Masalah………..…….…….10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..……..10
1.3.1 Maksud Penelitian………..…………10
1.3.2 Tujuan Penelitian....………...………10
1.4 Kegunaan Penelitian………..…………..11
1.4.1 Kegunaan Teoritis……….…….11
1.4.2 Kegunaan Praktis……….……..11
1.5 Kerangka Pemikiran……….………...11
(3)
Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diri……….….……….26
2.1.1 Definisi Konsep Diri……….…………..26
2.1.2 Perkembangan Konsep Diri……….…...26
2.1.2.1 Teori-teori tentang Perkembangan Konsep Diri…..28
2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Konsep Diri………..…...30
2.1.3 Pembentukan Konsep Diri……….….……33
2.1.4 Dimensi-dimensi Konsep Diri……….…….…...….33
2.1.5 Konsep Diri dan Kepribadian………..….…..38
2.1.6 Konsep Diri dan Tingkah Laku…………..……….…...38
2.1.7 Pengukuran Konsep Diri………...…..40
2.2 Remaja………..………..…...43
2.2.1 Definisi dan Batasan Remaja……….………..…...43
2.2.2 Tugas-tugas Perkembangan Remaja………….…….….…...43
2.2.3 Perubahan Dasar Masa Remaja…………..…………..……..44
2.2.3.1 Perubahan biologis………..….……...44
2.2.3.2 Perubahan kognitif………..…...…...45
2.2.3.3 Perubahan sosial………....……..46
2.2.4 Perubahan dalam Kognisi Sosial……….…...……46
2.2.4.1 Impresion Formation………...………...47
(4)
Universitas Kristen Maranatha
2.2.4.3 Morality and Social Conventions………....……49
2.2.5 Perubahan dalam Konsep Diri………...……49
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………...…………58
3.2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ...58
3.2.1 Variabel Penelitian………...………58
3.2.2 Definisi Konseptual………...………...59
3.2.3 Definisi Operasional……...………...…………...59
3.3 Alat Ukur………...…....………61
3.3.1 Alat Ukur Konsep Diri………...……….61
3.3.1.1 Prosedur Pengisian………...…...….65
3.3.1.2 Sistem Penilaian………...….65
3.3.2 Data Pribadi dan Data Penunjang…………...…..……..66
3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ………....…..……..67
3.4.1 Validitas Alat Ukur ………...…..…67
3.4.2 Uji Reliabilitas ………..…..……67
3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Sampling...67
3.5.1 Populasi Sasaran………..………..….…...67
3.5.2 Karakteristik Populasi………...………....…………67
(5)
Universitas Kristen Maranatha
3.6 Teknik Analisis Data ……….69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data……….70
4.2 Pembahasan………..74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………...………...…………81
5.2 Saran………...……….82
DAFTAR PUSTAKA……….………83
(6)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR SKEMA
Skema 1.1 Kerangka Pikir...24 Skema 3.1 Prosedur Penelitian...58
(7)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 2.2.2 Tugas-tugas Perkembangan Remaja...43
Tabel 3.1 Tabel Alat Ukur TSCS...64
Tabel 4.1.1 Data Konsep Diri………..70
Tabel 4.1.2 Tabulasi Silang Antara Aspek Konsep Diri Dan Physical Self...71
Tabel 4.1.3 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Aspek Moral Ethical Self.71 Tabel 4.1.4 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Aspek Personal Self...72
Tabel 4.1.5 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Aspek Family Self...72
Tabel 4.1.6 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Aspek Social Self………73
Tabel 4.1.7 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Aspek Academic/work Self...73
(8)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR DIAGRAM
(9)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Alat Ukur Konsep Diri Lampiran 2 Data Penunjang
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 4 Kisi-kisi Alat Ukur
Lampiran 5 Data Skor Mentah Responden
Lampiran 6 Data Skor Mentah Responden Per aspek Lampiran 7 Gambaran Responden dan Tabulasi Silang Lampiran 8 Profil Yayasan “X” Lembang
(10)
Lampiran 1
KATA PENGANTAR
Saya mahasiswa Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang bermaksud untuk melakukan penelitian terhadap Remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang. Penelitian ini ditunjukan dalam rangka memenuhi syarat tugas akhir.
Agar penelitian ini dapat terlaksana, saya mengharapkan kesediaan dan bantuan dari adik-adik untuk meluangkan waktu mengisi angket ini. Data yang adik-adik berikan sangat bermanfaat bagi perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan. Oleh karenanya saya sangat mengharapkan agar adik-adik mengisi angket ini sebaik-baiknya, sesuai dengan kenyataan yang ada dengan sejujur-jujurnya, sehingga dapat diperoleh data yang objektif. Untuk itu saya akan menjaga kerahasiaan data pribadi adik-adik.
Partisipasi adik-adik sangat saya harapkan. Atas kesediaan dan bantuan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
(11)
Lampiran 1
IDENTITAS
1. Nama (Initial) : ... 2. Usia : ... 3. Jenis kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Tinggal di Yayasan sejak usia: ... 5. Lama tinggal di Yayasan : ...
(12)
Lampiran 1
Petunjuk pengisian :
Pernyataan-pernyataan berikut ini membantu adik-adik menggambarkan diri sendiri sebagaimana adik-adik melihat diri adik-adik sendiri setelah tinggal di Yayasan. Jawablah pernyataan-pernyataan itu seakan-akan adik-adik sedang menggambarkan diri adik-adik sebagaimana adanya. Jawablah dengan respon pertama dengan cara memberi tanda check list ( √ ). Jangan melewati 1 nomor pun. Bacalah setiap pernyataan baik-baik, lalu pilihlah salah satu jawaban dari 4 pilihan jawaban tersebut.
Keterangan:
S= Sesuai CS= Cukup Sesuai KS= Kurang Sesuai TS= Tidak Sesuai
No. Pernyataan S CS KS TS
1. Saya adalah orang yang jujur
2. Saya adalah anggota dari sebuah keluarga panti yang bahagia
3. Saya tidak merasa nyaman bersama orang lain 4. Matematika itu sukar bagi saya
5. Saya adalah orang yang ramah
6. Saya puas dengan kelakuan saya yang sesuai dengan moral (norma-norma)
(13)
Lampiran 1
8. Tingkah laku saya tidak memenuhi harapan keluarga di panti
9. Saya adalah orang yang taat menjalankan aturan-aturan agama
10. Saya puas dengan hubungan saya dan keluarga di panti
11. Saya bukan seperti yang saya harapkan
12. Saya mengerti keadaan keluarga di panti dengan baik
13. Saya membenci diri saya sendiri
14. Saya merasa tidak sesehat seperti yang seharusnya
15. Saya pandai dalam pelajaran matematika 16. Saya puas menjadi diri saya apa adanya 17. Saya mempunyai tubuh yang sehat
18. Saya menyadari bahwa saya orang yang kurang rapi
19. Saya adalah orang yang baik hati
20. Saya mencoba melarikan diri dari masalah yang saya hadapi
21. Saya orang yang periang
22. Saya bukanlah siapa-siapa (tidak berarti bagi orang lain)
(14)
Lampiran 1
23. Keluarga saya di panti selalu menolong saya dalam setiap masalah
24. Saya orang yang sering sakit-sakitan dan menderita
25. Saya adalah orang yang berpenyakit
26. Saya kurang dapat menghayati ajaran-ajaran agama yang saya pegang
27. Orang lain berpikir bahwa saya pandai 28. Saya adalah orang yang pendendam
29. Saya seorang yang tidak mampu mengendalikan diri
30. Saya tidak dicintai oleh keluarga di panti
31. Saya merasa keluarga di panti tidak mempercayai saya
32. Saya kurang mampu menyelesaikan tugas dengan baik
33. Saya orang yang pemarah 34. Saya sulit berteman
35. Terkadang saya berfikir mengenai hal buruk yang tidak mungkin saya ungkapkan
36. Kadang-kadang ketika saya kurang sehat (berperasaan tidak enak), saya merasa jengkel
(15)
Lampiran 1
37. Saya tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus
38. Saya tidak akan pernah secerdas orang lain 39. Saya suka bekerja tentang hal-hal yang
berhubungan dengan angka-angka 40. Saya seramah seperti yang saya inginkan
41. Saya menemukan kesulitan melakukan hal-hal yang baik
42. Saya seharusnya memiliki tubuh yang lebih menarik
43. Saya seharusnya tidak banyak berbohong 44. Saya mengalami kesulitan dalam membaca 45. Saya memperlakukan ibu yang mengasuh saya
sebaik mungkin
46. Saya mudah tersinggung oleh perkataan yang tidak enak yang disampaikan oleh keluarga di panti
47. Saya seharusnya lebih mencintai keluarga saya di panti
48. Saya puas dengan perlakuan saya terhadap orang lain
49. Saya seharusnya dapat bergaul lebih baik dengan orang lain
(16)
Lampiran 1
50. Kadang-kadang saya ingin mencaci maki orang lain
51. Saya merawat tubuh saya dengan baik
52. Saya berusaha untuk berhati-hati dalam berpenampilan
53. Saya menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
54. Kadang-kadang saya melakukan hal-hal yang buruk/salah
55. Saya selalu dapat menempatkan diri dalam segala situasi
56. Saya melakukan dengan baik apa yang saya inginkan dalam melakukan pekerjaaan saya 57. Saya merasa sehat setiap saat
58. Saya benar-benar memperhatikan keluarga saya di panti
59. Saya berusaha memahami pikiran orang lain 60. Saya lebih suka di posisi menang dibandingkan
di posisi yang kalah dalam sebuah permainan 61. Saya tidak terampil dalam permainan dan
olahraga
(17)
Lampiran 1
63. Saya tidak tahu bagaimana mengerjakan sesuatu dengan tepat
64. Saya mengalami gangguan tidur 65. Saya sering melakukan hal yang benar
66. Saya cukup mudah untuk menyelesaikan masalah-masalah saya
67. Saya adalah orang yang sering menyakiti orang lain
68. Saya merasa puas akan kehidupan agama saya 69. Saya suka bertengkar dengan keluarga di panti 70. Saya dapat melihat kebaikan orang lain yang
saya temui
71. Saya mengalami kesulitan untuk berbicara dengan orang yang tidak saya kenal
72. Saya suka menunda-nunda pekerjaan 73. Saya dapat mengendalikan diri
(18)
Lampiran 2
Di bawah ini terdapat sejumlah pertanyaan mengenai keadaan pribadi adik-adik. Cara pengisiannya adalah dengan mengisi setiap pertanyaan yang ada sesuai dengan diri adik dengan memberi tanda silang pada setiap pilihan yang adik-adik pilih ( X ). Apabila tidak ada pernyataan yang sesuai dengan diri adik-adik-adik-adik, adik-adik diminta untuk menuliskan keterangan pada tempat kosong yang telah tersedia..
1. Di lingkungan tempat tinggal, saya merasa:
a. cukup diperhatikan dan dihargai oleh teman-teman sekitar b. terlalu dilindungi oleh teman-teman sekitar
c. tidak diperhatikan dan dihargai oleh teman-teman sekitar
d. ………...……..
2. Saya mempunyai julukan yang mengganggu diri saya dari teman-teman: a. Ya b. Tidak
Jika ya, julukan seperti apa?... Mengapa julukan tersebut dirasakan mengganggu?...…... ………...……….… ……….……...
(19)
Lampiran 2
3. Saya mempunyai………. teman dekat a. 1 – 3 orang
b. 4 – 6 orang c. 7 – 10 orang d. > 10.orang e. Tidak mempunyai
4. Dalam berteman saya merasa: a. Sangat mudah untuk berteman
b. Membutuhkan waktu untuk bisa akrab dengan orang lain c. Sulit mengawali pembicaraan
d. ………..
5. Adakah masalah yang terjadi di dalam lingkungan tempat tinggal: a. Ya ada b. Tidak ada
Jika ada, masalah seperti apa?... Bagaimana cara mengatasinya?... ………..
(20)
Lampiran 2
6. Di Yayasan tempat tinggal saya, saya merasa lebih dekat dengan: a. kepala Yayasan
b. pihak-pihak Yayasan c. ibu yang mengasuh saya d. teman-teman
e. ………
7. Saya menggambarkan hubungan saya dengan anggota keluarga di asrama seperti... ...
8. Di dalam rumah asrama kami:
a. mendukung dan memperhatikan satu sama lain b. tidak peduli satu sama lain
c. bertentangan satu sama lain
d. ...
9. Dalam mendidik ibu yang mengasuh saya:
a. mengharuskan untuk mengikuti perintah tanpa memberi kesempatan untuk mengatakan keinginan saya
b. mau mendengarkan pendapat/saran saya c. memberikan kebebasan sepenuhnya pada saya
(21)
Lampiran 2
10.Jika saya memiliki masalah apa yang biasanya saya lakukan?... ... Apakah ibu ikut membantu masalah tersebut?... Menurut saya perhatian yang diberikan oleh ibu yang mengasuh saya sangat berarti:
a. Ya b. Tidak
Jika Ya, perhatian seperti apa yang diberikan?... ……….… ……….
(22)
Lampiran 3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Item Nilai Validitas Keterangan Item Nilai Validitas Keterangan
1 0,062 tidak dipakai 42 0,309 dipakai
2 0,612 dipakai 43 0,512 dipakai
3 0,661 dipakai 44 0,54 dipakai
4 0,209 tidak dipakai 45 0,577 dipakai
5 0,58 dipakai 46 0,379 dipakai
6 0,392 dipakai 47 0,192 tidak dipakai
7 0,492 dipakai 48 0,441 dipakai
8 0,384 dipakai 49 0,596 dipakai
9 0,773 dipakai 50 0,695 dipakai
10 0,584 dipakai 51 0,606 dipakai
11 0,425 dipakai 52 0,774 dipakai
12 0,2 tidak dipakai 53 0,355 dipakai
13 0,444 dipakai 54 0,312 dipakai
14 0,617 dipakai 55 0,739 dipakai
15 0,374 dipakai 56 0,202 tidak dipakai
16 0,587 dipakai 57 0,54 dipakai
17 0,677 dipakai 58 0,633 dipakai
18 0,562 dipakai 59 0,5 dipakai
19 0,332 dipakai 60 0,598 dipakai
20 0,228 tidak dipakai 61 0,547 dipakai
21 0,691 dipakai 62 0,488 dipakai
22 0,355 dipakai 63 0,381 dipakai
23 0,561 dipakai 64 0,329 dipakai
24 0,617 dipakai 65 0,58 dipakai
25 0,311 dipakai 66 0,617 dipakai
26 0,379 dipakai 67 0,482 dipakai
27 0,666 dipakai 68 0,607 dipakai
28 0,175 tidak dipakai 69 0,328 dipakai
29 0,793 dipakai 70 0,588 dipakai
30 0,631 dipakai 71 0,552 dipakai
31 0,561 dipakai 72 0,609 dipakai
32 0,742 dipakai 73 0,086 tidak dipakai
33 0,455 dipakai 74 0,536 dipakai
34 0,58 dipakai 75 0,554 dipakai
35 0,674 dipakai 76 0,319 dipakai
36 0,803 dipakai 77 0,321 dipakai
37 0,739 dipakai 78 0,529 dipakai
38 0,835 dipakai 79 0,591 dipakai
39 0,745 dipakai 80 0,755 dipakai
40 0,387 dipakai 81 0,108 tidak dipakai
41 0,493 dipakai 82 0,431 dipakai
Uji Reliabilitas = 0,8621
(23)
Lampiran 4
Tabel Kisi-kisi Alat Ukur
Aspek Item Positif Item Negatif
Physical identity
17. Saya mempunyai tubuh yang sehat 24. Saya orang yang sering sakit-sakitan dan menderita
25. Saya adalah orang yang berpenyakit
Moral ethical identity
1. Saya adalah orang yang jujur
9. Saya adalah orang yang taat menjalankan aturan- aturan agama
19. Saya adalah orang yang baik hati
26. Saya kurang dapat menghayati ajaran-ajaran agama yang saya pegang
33. Saya orang yang pemarah
67. Saya adalah orang yang sering menyakiti orang lain
Personal identity
21. Saya orang yang periang 73. Saya dapat mengendalikan diri
22. Saya bukanlah siapa-siapa (tidak berarti bagi orang lain)
28. Saya adalah orang yang pendendam 29. Saya seorang yang tidak mampu
(24)
Lampiran 4
Family identity
2. Saya adalah anggota dari sebuah keluarga panti yang bahagia
23. Keluarga saya di panti selalu menolong saya dalam setiap masalah
30. Saya tidak dicintai oleh keluarga di panti
31.Saya merasa keluarga di panti tidak mempercayai saya
Social identity 5. Saya adalah orang yang ramah 34. Saya sulit berteman
Academic/work identity
15. Saya pandai dalam pelajaran matematika 39. Saya suka bekerja tentang hal-hal yang
berhubungan dengan angka-angka
4. Matematika itu sukar bagi saya
38. Saya tidak akan pernah secerdas orang lain
Physical judging
37. Saya tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus 57. Saya merasa sehat setiap saat
62. Saya terlihat baik sebagaimana adanya
14. Saya merasa tidak sesehat seperti yang seharusnya
18. Saya menyadari bahwa saya orang yang kurang rapi
36. Kadang-kadang ketika saya kurang sehat (berperasaan tidak enak), saya merasa jengkel 42. Saya seharusnya memiliki tubuh yang lebih
(25)
Lampiran 4
Moral ethical judging
6. Saya puas dengan kelakuan saya yang sesuai dengan moral (norma-norma)
68. Saya merasa puas akan kehidupan agama saya
35. Terkadang saya berfikir mengenai hal buruk yang tidak mungkin saya ungkapkan 43. Saya seharusnya tidak banyak berbohong
Personal judging
16.Saya puas menjadi diri saya apa adanya
60.Saya lebih suka di posisi menang dibandingkan di posisi yang kalah dalam sebuah permainan
11. Saya bukan seperti yang saya harapkan 13. Saya membenci diri saya sendiri
Family judging
10.Saya puas dengan hubungan saya dan keluarga di panti
12.Saya mengerti keadaan keluarga di panti dengan baik
46. Saya mudah tersinggung oleh perkataan yang tidak enak yang disampaikan oleh keluarga di panti
47. Saya seharusnya lebih mencintai keluarga saya di panti
Social judging
40. Saya seramah seperti yang saya inginkan
48. Saya puas dengan perlakuan saya terhadap orang lain
49. Saya seharusnya dapat bergaul lebih baik dengan orang lain
(26)
Lampiran 4
Academic/work judging
27. Orang lain berpikir bahwa saya pandai 7. Saya tidak sepandai orang lain di sekitar saya
Physical behavior
51.Saya merawat tubuh saya dengan baik 52.Saya berusaha untuk berhati-hati dalam
berpenampilan
61. Saya tidak terampil dalam permainan dan olahraga
64. Saya mengalami gangguan tidur
Moral ethical behavior
53. Saya menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
65.Saya sering melakukan hal yang benar
41.Saya menemukan kesulitan melakukan hal-hal yang baik
54.Kadang-kadang saya melakukan hal-hal yang buruk/salah
Personal behavior
55.Saya selalu dapat menempatkan diri dalam segala situasi
66.Saya cukup mudah untuk menyelesaikan masalah-masalah saya
20.Saya mencoba melarikan diri dari masalah yang saya hadapi
50.Kadang-kadang saya ingin mencaci maki orang lain
Family behavior
45.Saya memperlakukan ibu yang mengasuh saya sebaik mungkin
8.Tingkah laku saya tidak memenuhi harapan keluarga di panti
(27)
Lampiran 4
58.Saya benar-benar memperhatikan keluarga saya di panti
69.Saya suka bertengkar dengan keluarga di panti
Social behavior
59. Saya berusaha memahami pikiran orang lain 70. Saya dapat melihat kebaikan orang lain yang saya
temui
3. Saya tidak merasa nyaman bersama orang lain 71. Saya mengalami kesulitan untuk berbicara
dengan orang yang tidak saya kenal
Academic/work behavior
56. Saya melakukan dengan baik apa yang saya inginkan dalam melakukan pekerjaaan saya
32. Saya kurang mampu menyelesaikan tugas dengan baik
44. Saya mengalami kesulitan dalam membaca 63. Saya tidak tahu bagaimana mengerjakan
sesuatu dengan tepat
(28)
DATA SKOR MENTAH RESPONDEN
R/I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 1 3 4 3 4 4
2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 1 2 1 3 3 1 3 2 3 3 3 4 4
3 2 4 3 1 2 3 1 2 3 3 1 3 4 3 1 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 1 4 3
5 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 1 2 4 4 3
6 2 3 4 4 3 3 1 2 2 3 1 3 4 2 1 4 2 2 2 1 3 4 4 3 4
7 3 4 1 2 3 3 3 2 3 4 2 2 1 3 3 4 4 4 3 3 1 4 2 3 4
8 2 4 4 2 3 4 2 1 3 3 2 4 4 2 2 4 3 1 3 4 3 3 4 3 1
9 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 4
10 3 4 2 2 3 3 2 2 3 4 2 3 3 1 3 4 4 2 3 3 3 2 4 2 3
11 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 4 2 2 4 2 2 3 2 1 3 1 3 2
12 2 4 4 1 2 1 2 1 2 4 3 3 1 2 3 4 2 1 1 1 3 4 4 1 1
13 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 4
14 2 3 4 2 1 4 2 1 3 4 4 3 4 2 2 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4
15 2 2 3 3 4 3 1 1 3 2 2 1 4 3 1 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4
16 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 4 1 1
17 3 3 3 2 3 4 2 3 2 4 2 4 2 2 2 4 4 1 3 2 2 2 3 3 2
18 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3 2 2 2 4 2 3 4
19 2 4 3 2 2 3 2 2 4 4 2 4 4 3 2 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4
20 3 4 3 1 3 3 1 2 4 3 3 4 4 1 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3
21 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 1 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 1 4 3
22 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3
23 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 2 1 2 1 3 2 4 4
24 3 3 2 2 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4
25 2 4 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 4 4 2 2 2 2 3 4 4 4
26 2 3 2 1 3 4 2 2 2 2 2 4 4 2 1 3 2 2 2 3 4 3 3 2 4
27 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4
28 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3
29 2 2 4 4 2 3 1 1 2 4 1 2 2 3 1 4 2 2 2 1 2 2 4 4 4
30 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3
31 3 4 4 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 4 4 4 3 3
32 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 4 1 1 4 1 4 3 3 4 2 1 4 4
(29)
DATA SKOR MENTAH RESPONDEN
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 2 3 2 3 4 3 3 2 4 2 1 3 4 2 2 2 3 3 4 3 1 2 3 3 3 1 2 1 1 3 1 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2 1 1 4 2 2 4 1 1 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 4 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 4 2 2 1 2 1 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 3 2 2 3 4 1 1 4 3 2 3 2 1 4 3 1 4 3 1 3 3 2 1 4 4 1 3 1 3 1 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 1 4 3 2 3 2 2 1 4 2 1 3 3 1 3 1 4 4 4 4 4 2 2 4 1 1 2 4 3 4 2 1 1 4 2 3 1 2 3 2 3 2 1 2 3 3 2 1 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 1 2 3 1 2 2 2 2 3 1 1 2 3 1 2 2 3 1 3 2 2 3 2 1 3 1 2 3 2 4 3 3 4 4 3 1 3 4 3 3 3 4 3 1 1 4 3 3 4 2 4 2 3 3 4
3 3 1 1 4 4 2 1 2 1 2 2 1 3 2 1 3 1 2 4 3 1 1 1 3
4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 4 4 2 1 4 2 1 4 4 1 2 3 2 1 3 3 1 1 2 1 1
3 2 2 3 2 2 2 1 4 3 1 4 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 3 1 4
2 3 3 3 2 2 2 1 2 3 1 3 3 2 3 2 2 1 3 3 1 2 4 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 3 1 3 2 1 2 2 3 3 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 3 2 4 3 2 1 2 2 2 3 3 1 1 3 1 1
4 3 3 2 4 4 3 1 4 2 2 1 3 1 2 3 4 4 4 2 4 2 2 1 1
4 4 3 3 3 3 1 3 3 2 2 4 4 2 3 3 2 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 1 4 4 1 1 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 1 3 4 4 3 2 4 2 3 3 3 2 4 1 2 2 3 4 2 2 3 1 4 2 1 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 3 1 4 2 3 3 2 4 4 2 1 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 1 1 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 4 2 1 4 3 3 2 2 1 2 3 4 1 2 2 1 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 4 1 1 4 1 2 2 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 1 3 2 4 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 1 3 4 1 1 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 1 1 3 1 2 3 3 2 4 3 2 1 3 2 3 4 3 2 2 4 4 3 2 3 2 1 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 1 4 3 2 3 1 2 2 4 4 1 1 3 1 3
(30)
DATA SKOR MENTAH RESPONDEN
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 Jumlah Kategori
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 2 206 Positif
3 2 3 1 3 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 1 1 2 169 Negatif
3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 1 2 2 189 Positif
3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 2 4 2 4 2 2 2 4 2 3 2 2 2 191 Positif
3 3 3 3 4 3 3 3 4 1 3 4 3 1 3 4 4 3 4 4 4 3 3 226 Positif
3 2 3 1 3 2 3 2 1 4 4 3 3 4 1 2 3 4 1 4 3 2 2 186 Positif
3 4 3 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 4 3 3 2 2 1 3 2 3 3 199 Positif
2 3 2 1 3 2 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 1 4 3 3 3 1 4 201 Positif
3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 1 2 3 183 Negatif
3 3 4 2 3 3 4 3 2 4 1 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 1 3 186 Positif
2 4 3 1 2 2 1 2 4 1 3 1 3 3 2 2 4 4 3 3 2 3 4 193 Positif
4 3 4 2 2 4 4 4 2 4 1 3 1 2 2 3 1 2 2 4 2 1 3 169 Negatif
4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 229 Positif
4 4 3 1 2 4 3 3 4 4 4 2 1 1 3 3 2 4 2 4 1 2 2 193 Positif
4 4 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 3 1 1 3 2 1 1 3 181 Negatif
3 3 4 2 3 3 2 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 4 2 4 1 2 4 184 Positif
4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 1 3 184 Positif
3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 2 4 2 1 3 193 Positif
4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 1 4 4 3 1 3 2 214 Positif
3 2 4 1 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 2 4 2 4 2 2 3 211 Positif
4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 4 2 4 1 3 4 213 Positif
4 3 4 1 3 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 225 Positif
2 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 4 3 3 1 1 2 188 Positif
4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3 2 4 4 2 4 1 3 4 241 Positif
4 4 4 1 4 3 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 1 3 2 2 4 208 Positif
4 3 3 2 4 1 1 2 2 1 4 2 2 3 3 4 3 4 2 3 1 2 3 184 Positif
4 4 4 2 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 2 4 230 Positif
4 3 3 2 2 2 2 3 1 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 202 Positif
4 4 3 1 3 2 2 4 1 2 4 3 3 4 1 2 4 4 4 2 3 2 4 188 Positif
4 4 4 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 1 3 211 Positif
3 3 3 1 3 3 2 4 4 2 4 3 3 1 2 2 2 4 1 4 3 2 3 206 Positif
4 4 4 1 3 3 2 2 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 204 Positif
(31)
Data Skor Mentah Responden Per Aspek
R/I 14 17 18 24 25 36 37 42 51 52 57 61 62 64 Jumlah Physical Self
1 3 2 4 4 4 1 3 3 3 3 3 2 3 4 42 Positif
2 2 3 1 4 4 1 2 2 3 2 3 3 2 3 35 Negatif
3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 38 Positif
4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 4 43 Positif
5 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 1 43 Positif
6 2 2 2 3 4 1 4 2 3 2 3 4 3 4 39 Positif
7 3 4 4 3 4 1 4 2 3 4 3 2 3 4 44 Positif
8 2 3 1 3 1 1 2 1 2 3 4 4 4 2 33 Negatif
9 3 4 2 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 42 Positif
10 1 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 1 3 2 36 Positif
11 2 2 2 3 2 3 4 3 2 4 1 3 1 3 35 Negatif
12 2 2 1 1 1 2 2 3 4 3 4 1 3 2 31 Negatif
13 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 47 Positif
14 2 4 4 4 4 1 4 2 4 4 3 4 2 1 43 Positif
15 3 4 3 4 4 1 4 2 4 4 2 3 3 3 44 Positif
16 2 2 3 1 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 31 Negatif
17 2 4 1 3 2 2 2 1 4 4 2 1 3 3 34 Negatif
18 2 3 3 3 4 2 4 2 3 2 3 3 2 3 39 Positif
19 3 4 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 3 4 47 Positif
20 1 2 3 3 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4 40 Positif
21 4 4 2 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 4 46 Positif
22 3 4 1 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 45 Positif
23 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 3 3 4 4 41 Positif
24 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 2 4 49 Positif
25 2 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 45 Positif
26 2 2 2 2 4 1 4 1 4 3 1 4 2 3 35 Negatif
27 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 50 Positif
28 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 39 Positif
29 3 2 2 4 4 2 3 2 4 4 2 4 3 4 43 Positif
30 3 2 3 3 3 1 1 3 4 4 2 3 3 1 36 Positif
31 2 3 1 3 3 1 4 3 3 3 2 4 3 1 36 Positif
32 1 1 4 4 4 1 4 2 4 4 2 4 3 3 41 Positif
(32)
Data Skor Mentah Responden Per Aspek
R/I 1 6 9 19 26 33 35 41 43 53 54 65 67 68 Jumlah Moral‐Ethical Self
1 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 38 Positif
2 3 3 3 3 1 1 1 1 1 3 1 2 1 4 28 Negatif
3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 2 3 2 3 35 Negatif
4 2 3 3 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 4 34 Negatif
5 3 3 3 3 4 3 4 1 2 3 3 3 4 3 42 Positif
6 2 3 2 2 1 1 3 3 1 3 1 1 3 4 30 Negatif
7 3 3 3 3 2 4 3 2 1 3 2 3 2 2 36 Positif
8 2 4 3 3 1 2 1 2 1 2 1 3 1 4 30 Negatif
9 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 31 Negatif
10 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 2 3 2 4 38 Positif
11 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 1 2 4 4 41 Positif
12 2 1 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 1 2 24 Negatif
13 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 44 Positif
14 2 4 3 2 2 1 2 3 1 3 1 3 2 4 33 Negatif
15 2 3 3 3 3 1 3 2 1 3 2 2 1 1 30 Negatif
16 2 2 3 3 2 1 3 2 1 4 2 3 3 4 35 Negatif
17 3 4 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 34 Negatif
18 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 4 35 Negatif
19 2 3 4 2 4 1 2 3 4 4 3 3 1 4 40 Positif
20 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 1 3 2 4 42 Positif
21 2 3 3 4 3 2 2 2 1 4 2 3 3 4 38 Positif
22 3 3 3 3 4 2 2 3 2 4 1 3 4 4 41 Positif
23 3 1 2 1 3 2 1 2 1 3 2 2 3 4 30 Negatif
24 3 4 3 4 2 4 2 2 4 4 3 3 4 4 46 Positif
25 2 3 2 2 2 1 2 2 2 4 1 3 3 4 33 Negatif
26 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 36 Positif
27 3 3 4 3 4 3 4 2 2 4 2 3 3 4 44 Positif
28 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 38 Positif
29 2 3 2 2 3 2 3 3 1 3 1 1 4 4 34 Negatif
30 3 4 3 3 4 3 2 3 2 4 2 3 3 3 42 Positif
31 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 1 2 2 4 36 Positif
32 3 3 3 3 3 2 3 1 2 4 1 3 3 3 37 Positif
(33)
Data Skor Mentah Responden Per Aspek
R/I 2 8 10 12 23 30 31 45 46 47 58 69 Jumlah Family Self
1 3 2 3 3 3 4 3 3 1 2 3 2 32 Positif
2 4 3 3 4 3 3 1 4 2 2 2 2 33 Positif
3 4 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 4 34 Positif
4 3 3 3 2 1 3 3 2 2 1 2 2 27 Negatif
5 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 41 Positif
6 3 2 3 3 4 2 3 4 1 3 2 1 31 Positif
7 4 2 4 2 2 4 3 2 1 3 2 1 30 Negatif
8 4 1 3 4 4 4 4 2 3 1 4 3 37 Positif
9 3 2 3 3 2 3 3 2 1 2 3 1 28 Negatif
10 4 2 4 3 4 1 1 3 1 2 3 3 31 Positif
11 2 2 2 3 1 3 1 2 4 2 2 3 27 Negatif
12 4 1 4 3 4 4 4 4 3 1 4 2 38 Positif
13 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 39 Positif
14 3 1 4 3 4 4 4 3 1 1 3 2 33 Positif
15 2 1 2 1 4 2 2 2 1 2 2 3 24 Negatif
16 3 2 4 4 4 2 2 3 1 2 3 2 32 Positif
17 3 3 4 4 3 2 3 3 3 1 3 2 34 Positif
18 3 3 4 2 2 4 4 3 1 1 3 2 32 Positif
19 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 40 Positif
20 4 2 3 4 4 3 3 4 2 2 4 2 37 Positif
21 2 3 2 4 1 4 3 4 1 1 3 2 30 Negatif
22 3 3 4 3 3 4 3 4 4 1 4 2 38 Positif
23 2 2 2 4 2 3 3 2 1 2 4 3 30 Negatif
24 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 3 2 39 Positif
25 4 3 4 3 4 4 4 4 1 1 4 1 37 Positif
26 3 2 2 4 3 3 3 4 1 2 2 2 31 Positif
27 4 3 4 4 4 4 3 4 1 1 4 2 38 Positif
28 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 34 Positif
29 2 1 4 2 4 4 4 4 1 1 4 4 35 Positif
30 4 3 4 3 4 4 4 3 2 1 4 3 39 Positif
31 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 1 39 Positif
32 2 2 2 4 1 3 3 4 1 1 2 3 28 Negatif
(34)
Data Skor Mentah Responden Per Aspek
RI 3 5 34 40 48 49 59 70 71 Jumlah Social Self
1 4 3 4 2 3 3 3 3 2 27 Positif
2 3 4 2 3 4 1 3 3 1 24 Positif
3 3 2 3 3 2 2 2 4 1 22 Negatif
4 3 3 3 2 2 1 3 3 2 22 Negatif
5 4 3 3 3 2 3 4 4 4 30 Positif
6 4 3 4 3 1 3 1 4 3 26 Positif
7 1 3 4 3 3 1 2 3 2 22 Negatif
8 4 3 4 4 2 3 4 3 3 30 Positif
9 3 3 3 2 3 1 3 3 1 22 Negatif
10 2 3 1 2 3 2 2 3 2 20 Negatif
11 2 3 3 1 3 3 4 3 2 24 Positif
12 4 2 2 2 1 1 2 4 2 20 Negatif
13 4 3 4 3 3 2 2 3 3 27 Positif
14 4 1 4 2 2 1 4 4 1 23 Negatif
15 3 4 4 3 3 1 1 2 1 22 Negatif
16 2 3 2 3 4 2 4 4 1 25 Positif
17 3 3 1 3 4 2 3 4 2 25 Positif
18 3 2 4 1 3 1 2 4 2 22 Negatif
19 3 2 4 2 2 1 3 3 1 21 Negatif
20 3 3 3 3 3 2 4 4 2 27 Positif
21 4 3 2 3 2 2 3 4 1 24 Positif
22 4 3 4 3 3 4 3 4 3 31 Positif
23 2 2 4 2 2 3 3 3 1 22 Negatif
24 2 3 4 4 3 1 4 4 1 26 Positif
25 3 3 3 3 3 2 3 3 2 25 Positif
26 2 3 4 2 2 1 2 3 1 20 Negatif
27 3 3 3 2 4 1 3 3 3 25 Positif
28 2 3 4 3 2 2 1 3 3 23 Negatif
29 4 2 3 3 2 2 1 2 3 22 Negatif
30 4 3 3 2 3 2 4 4 3 28 Positif
31 4 3 3 3 2 3 4 4 3 29 Positif
32 3 3 3 3 3 1 4 2 3 25 Positif
(35)
Data Skor Mentah Responden Per Aspek
R/I 4 7 15 27 32 38 39 44 56 63 72 Jumlah Academik/Work Self
1 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 2 32 Positif
2 4 3 1 2 2 1 1 1 4 2 1 22 Negatif
3 1 1 1 3 2 3 2 4 3 3 2 25 Negatif
4 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 2 29 Positif
5 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 31 Positif
6 4 1 1 1 2 3 1 4 2 3 2 24 Negatif
7 2 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 32 Positif
8 2 2 2 4 2 4 3 4 2 2 1 28 Positif
9 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 27 Negatif
10 2 2 3 2 2 1 3 1 3 2 1 22 Negatif
11 3 3 2 3 3 3 1 4 2 3 3 30 Positif
12 1 2 3 3 2 1 3 2 4 1 1 23 Negatif
13 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 33 Positif
14 2 2 2 3 2 4 1 3 4 1 2 26 Negatif
15 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 20 Negatif
16 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 26 Negatif
17 2 2 2 3 2 3 1 2 2 3 1 23 Negatif
18 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 29 Positif
19 2 2 2 3 3 3 1 4 3 3 3 29 Positif
20 1 1 2 4 1 4 2 4 3 2 2 26 Negatif
21 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 34 Positif
22 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 28 Positif
23 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2 1 30 Positif
24 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 36 Positif
25 4 2 2 3 2 3 4 4 3 2 2 31 Positif
26 1 2 1 3 2 3 3 3 1 2 2 23 Negatif
27 2 3 3 2 3 4 2 3 3 4 2 31 Positif
28 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 29 Positif
29 4 1 1 1 2 2 2 3 2 3 2 23 Negatif
30 2 3 2 3 3 3 1 4 3 3 1 28 Positif
31 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 28 Positif
32 4 3 1 2 4 3 2 4 3 2 3 31 Positif
(36)
Lampiran 7
1.1 Gambaran Responden
1.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 14 42,4% Perempuan 19 57,5%
Total 33 100%
Tabel 1.1.1 Jenis Kelamin Responden
1.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase 10-13 tahun 15 45,5% 14-18 tahun 18 54,5%
Total 33 100% Tabel 1.1.2 Usia Responden
1.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang
Lamanya Tinggal di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang
Frekuensi Persentase
< 1 tahun 1 3,0%
1-2 tahun 4 12,1%
3-4 tahun 2 6,1%
5-6 tahun 6 18,2%
> 6 tahun 20 60,6%
Total 33 100%
(37)
Lampiran 7
2.2 Tabulasi Silang
2.2.1 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Jenis Kelamin
Tabel 2.2.1 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Jenis Kelamin
2.2.2 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lamanya Tinggal di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang
Tabel 2.2.2 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lamanya Tinggal di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang
2.2.3 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Usia
Tabel 2.2.3 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Usia Jenis Kelamin Konsep Diri Total
Positif Negatif
Laki-laki 12 2 14
85,7% 14,3% 100%
Perempuan 17 2 19
89,5% 10,5% 100%
Lamanya Tinggal di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang
Konsep Diri
Total Positif Negatif
< 1 tahun 1 0 1
100% 100%
1-2 tahun 4 0 4
100% 100%
3-4 tahun 2 0 2
100% 100%
5-6 tahun 6 0 6
100% 100%
> 6 tahun 16 4 20
80% 20% 100%
Usia Konsep Diri Total
Positif Negatif
10-13 tahun 11 4 15
73,3% 26,7% 100%
14-18 tahun 18 0 18
(38)
Lampiran 7
2.2.4 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lingkungan Sosial Konsep Diri
Faktor
Konsep Diri
Total + -
Lingkungan Sosial
+ 26 2 28
92,9% 7,1% 100%
- 3 2 5
60% 40% 100% Tabel 2.2.4 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Lingkungan Sosial
2.2.5 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Situasi Keluarga Konsep Diri
Faktor
Konsep Diri
Total + -
Situasi Keluarga
+ 27 2 29
93,1% 6,9% 100%
- 2 2 4
50% 50% 100% Tabel 2.2.5 Tabulasi Silang Antara Konsep Diri Dan Situasi Keluarga
(39)
Lampiran 8
PROFIL YAYASAN “X” LEMBANG
Deskripsi Yayasan “X” Lembang
Yayasan “X” Lembang pertama kali didirikan oleh Hermann Gmeiner pada tahun 1949 di kota Imst, Austria, dengan tujuan untuk menolong anak-anak yang membutuhkan bantuan, anak-anak yang telah kehilangan tempat tinggal, rasa aman, dan keluarganya, yang disebabkan oleh meletusnya Perang Dunia II.
Yayasan “X” Lembang adalah sebuah organisasi sosial independen non-pemerintah yang berkarya bagi anak-anak dengan pola pengasuhan anak jangka panjang berbasis keluarga. Konsep Yayasan “X” Lembang adalah membantu, mengasuh dan memberi masa depan yang cerah bagi anak-anak yatim piatu dan kurang beruntung, yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama dan ras. Kami memberikan kasih sayang melalui rumah tinggal, keluarga, dan kehidupan yang memadai agar kelak mereka memiliki kehidupan yang mandiri. Saat ini terdapat 5 Yayasan “X” yang terletak di Lembang, Semarang, Jakarta, Bali dan Flores. 3 Yayasan “X” yang sedang dalam proses pendirian adalah Yayasan “X” Banda Aceh, Meulaboh dan Medan.
(40)
Lampiran 8
Visi Yayasan “X” Indonesia
Setiap Anak Dibesarkan dalam Keluarga dengan Kasih Sayang, Rasa Dihargai, dan Rasa Aman. Keluarga adalah jantung masyarakat. Di dalam sebuah keluarga, setiap anak dilindungi dan merasakan menjadi bagian dari keluarga. Di sini, anak-anak belajar tentang nilai, saling berbagi tanggung jawab dan membentuk hubungan yang langgeng sepanjang hidup.
• Setiap anak tumbuh dalam kasih sayang dan cinta
Melalui cinta serta rasa diterima, luka-luka batin disembuhkan dan rasa percaya diri, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, dibangun. Dengan keyakinan diri ini, setiap anak dapat mengenal dan mengembangkan bakatnya.
• Setiap anak tumbuh dalam rasa dihargai
Suara setiap anak didengar dan diperhatikan secara serius. Mereka turut ambil bagian dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan mereka dan dibimbing untuk mengambil peranan utama dalam perkembangan diri mereka sendiri, sehingga mereka tumbuh dengan rasa dihargai dan bermartabat sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
• Setiap anak tumbuh dalam rasa aman
Anak-anak dilindungi dari perlakuan kejam, ditelantarkan dan eksploitasi, dan diselamatkan dari bencana alam dan perang. Mereka memiliki tempat berlindung, makanan, mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Hal-hal dasar ini merupakan syarat bagi perkembangan utuh semua anak.
(41)
Lampiran 8
Misi Yayasan “X” Indonesia
Mendirikan Keluarga bagi Anak yang Kurang Beruntung, Membantu Mereka Membentuk Masa Depannya, dan Memberi Mereka Kesempatan Untuk Berkembang dalam Masyarakat.
• Kami membangun keluarga-keluarga bagi anak-anak yang kurang beruntung
Kami memberikan kesempatan bagi anak-anak yatim piatu, kurang beruntung atau yang keluarganya tidak mampu mengasuh mereka, untuk membangun hubungan yang langgeng dalam sebuah keluarga. Pendekatan melalui keluarga di Yayasan “X” ini didasarkan pada empat prinsip, yaitu: setiap anak membutuhkan seorang Ibu, dan tumbuh secara alamiah dengan kakak dan adik, di dalam rumah mereka sendiri, dan di dalam lingkungan desa yang mendukungnya
IBU : Setiap anak memiliki Ibu Asuh tetap
Dalam keluarga, Ibu Asuh berperan sebagai kepala keluarga yang menjalankan kegiatan rumah tangga bersama anak-anaknya secara mandiri, membangun hubungan yang mesra dengan setiap anak yang dipercayakan kepadanya, memberikan rasa aman, kasih sayang dan keseimbangan yang diperlukan oleh setiap anak.
(42)
Lampiran 8
KAKAK ADIK : Ikatan Keluarga tumbuh secara alamiah
Anak laki-laki dan perempuan dari berbagai tingkat usia hidup bersama-sama sebagaimana layaknya kakak beradik, dan saudara sekandung yang tinggal dalam keluarga yang sama. Anak-anak ini dan Ibu Asuh mereka membangun ikatan emosional yang sangat kuat seumur hidup.
RUMAH : Setiap keluarga menciptakan suasana rumah yang nyaman
Rumah merupakan tempat tinggal, lengkap dengan keadaannya yang unik, ritme serta rutinitasnya masing-masing. Di bawah atap rumah ini, anak-anak benar-benar menikmati rasa aman dan rasa memiliki. Mereka tumbuh dan belajar bersama-sama, saling berbagi tanggung jawab dan kegembiraan serta kesedihan.
DESA : Keluarga merupakan bagian dari masyarakat
Keluarga tinggal bersama, membentuk lingkungan desa yang mendukung anak-anak menikmati kegembiraan masa kanak-kanak. Mereka juga hidup sebagai anggota yang berintegrasi dan memberikan sumbangsih bagi masyarakat setempat.
• Kami membantu mereka membentuk masa depannya sendiri
Kami memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk hidup sesuai dengan budaya dan agama yang mereka anut dan untuk menjadi anggota masyarakat yang aktif. Membantu anak-anak untuk mengenali dan mengekspresikan kemampuan individualnya, minat dan bakatnya. Kami menjamin bahwa
(43)
anak-Lampiran 8
anak menerima pendidikan dan latihan ketrampilan yang mereka perlukan untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang berhasil dan berguna.
• Kami memberi mereka kesempatan untuk berkembang dalam masyarakat
Kami berbagi dalam kehidupan bermasyarakat dan merespon perkembangan kebutuhan masyarakat bagi anak-anak dan remaja pada usia yang rawan. Kami menyediakan fasilitas dan program-program yang bertujuan untuk memperkuat ikatan kekeluargaan dan mencegah penelantaran anak-anak. Kami bekerja sama dengan anggota masyarakat dalam penyediaan pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta merespon keadaan darurat.
Yayasan “X” adalah mitra yang dapat diandalkan
Sejak tahun 1949 kami telah membangun pondasi kepercayaan dengan para donatur, kalangan pemerintahan dan rekanan lain yang mendukung misi kami. Tanggung jawab kami yang terbesar adalah memberikan jaminan kesejahteraan bagi anak-anak dengan jalan memastikan pemberian standar pengasuhan yang tinggi. Dalam pelaksanaan pengasuhan ini, kami berkomitmen untuk menggunakan seluruh dana dan sumber daya secara bijaksana, didasari oleh rasa saling menghargai dan bertanggung jawab. Sejak awal didirikan Yayasan “X” selalu diaudit oleh akuntan publik ternama.
(44)
Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupannya, individu sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri. Ia selalu berinteraksi dengan orang lain. Hubungan antar manusia ini terjadi dalam keluarga, masyarakat, sekolah, maupun lingkungan bermain. Dalam menjalin hubungan, individu perlu melakukan penyesuaian dengan lingkungan-lingkungannya sesuai situasi dan lingkungan tempat individu tersebut tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan lingkungan tempat berinteraksi dan dibesarkan itu, individu akan memiliki pengalaman dan penghayatan tersendiri, termasuk konsep diri. Konsep diri terbentuk melalui proses panjang yang bahkan telah bermula sejak individu dilahirkan. Di lingkungan keluarga, individu akan membandingkan keberadaan dirinya dengan saudara-saudara yang lainnya. Lalu konsep tentang bagaimana perannya, aspirasi-aspirasinya banyak ditentukan atas dasar didikan ataupun tekanan dan harapan yang datang dari orang tuanya. Setelah anak bertambah besar, ia mempunyai hubungan yang lebih luas, yang tidak hanya terbatas pada hubungannya dalam lingkungan keluarga. Mempunyai lebih banyak teman, memiliki kenalan-kenalan baru, akan menyebabkan seseorang membina
(45)
Universitas Kristen Maranatha lebih banyak pengalaman. Akhirnya, anak akan memperoleh suatu konsep dalam dirinya yang baru dan berbeda dari apa yang sudah terbentuk dalam lingkungan tempat tinggalnya. Melalui interaksi individu dengan lingkungannya, individu akan semakin mengenal dirinya berdasarkan reaksi dan penilaian yang diberikan orang lain pada dirinya. Saat individu mengenali, memahami bahkan dapat menentukan tingkah laku apa yang akan dilakukan maka dari situlah muncul yang dinamakan suatu konsep diri.
Keluarga merupakan agen yang paling berpengaruh terhadap terbentuknya konsep diri seseorang. Keluarga adalah lingkungan awal seseorang pertama kali berinteraksi. Dari keluarga, seseorang memperoleh dasar konsep tentang dirinya, yang akan semakin berkembang sejalan dengan meluasnya interaksi. Remaja yang tinggal bersama orangtua dan anggota keluarga dalam suatu lingkungan keluarga, memiliki kesempatan luas untuk mendapatkan, merasakan dan mengalami bentuk perlakuan berupa perhatian dan kasih sayang. Dalam pergaulan dengan teman sebaya, remaja yang tinggal bersama dalam keluarga yang utuh memiliki pengetahuan dasar yang kuat tentang suatu relasi interpersonal (Benson, Sharma dan Roehlkeparatin, 1994).
Tidak semua remaja mampu memenuhi tuntutan dan harapan akan kebutuhan fisik seperti misalnya remaja dapat merawat kesehatan tubuhnya, berpenampilan menarik maupun dalam hal psikis seperti halnya remaja mampu mengendalikan dan mengontrol emosinya. Dapat dilihat juga bahwa remaja terkadang kurang mendapatkan kasih sayang dari salah satu atau kedua orangtuanya atau significant person dari remaja tersebut, yang disebabkan karena
(46)
Universitas Kristen Maranatha kesibukan kedua orangtua ataupun perceraian sehingga mereka terabaikan. Perceraian, kematian atau lemahnya perekonomian keluarga menyebabkan remaja tidak dapat dididik dan diasuh selayaknya oleh lingkungan keluarga. Kondisi ini menjadikan remaja yatim, piatu, yatim piatu, fakir miskin atau anak tertelantar, seringkali dititipkan di lembaga sosial untuk diasuh dan dididik. Salah satu lembaga sosial yang dimaksud yaitu Panti Asuhan. Panti Asuhan merupakan alternatif tempat pengasuhan bagi mereka yang keluarganya kurang mampu secara ekonomi serta mereka yang sudah tidak memiliki sanak keluarga untuk merawat, mendidik dan membesarkannya.
Kekhasan dari Yayasan Panti Asuhan “X” Lembang adalah suatu panti asuhan yang berbentuk keluarga. Setiap keluarga memiliki sebuah rumah sendiri, lengkap dengan ruang keluarga, kamar tidur dan dapur. Rumah ini merupakan tempat tinggal permanen bagi setiap anak panti. Yayasan Panti Asuhan “X” Lembang memiliki 15 rumah keluarga yang terdiri atas lima rumah Muslim, lima rumah Katholik dan lima rumah Protestan. Meskipun pembagian rumah tersebut berdasarkan agama, namun bukan dimaksudkan untuk membeda-bedakan agama atau diskriminasi, melainkan agar penyaluran dan pembinaan agama lebih mudah diterapkan kepada setiap anaknya.
Yayasan Panti Asuhan “X” Lembang adalah sebuah organisasi sosial independen non-pemerintah yang melayani anak-anak dengan pola pengasuhan jangka panjang berbasis keluarga. Konsep Yayasan Panti Asuhan “X” ini adalah membantu, mengasuh dan memberi masa depan yang cerah bagi anak-anak yatim
(47)
Universitas Kristen Maranatha piatu dan anak-anak yang kurang beruntung, berasal dari berbagai latar belakang suku, agama dan ras.
Yayasan ini memberikan kasih sayang melalui rumah tempat tinggal, keluarga asuh, dan kehidupan yang memadai agar kelak mereka memiliki kehidupan yang mandiri. Pimpinan Yayasan atau orang dewasa di lingkungan ini menjadi orangtua pengganti, sehubungan dengan tidak berfungsinya orangtua yang mendidik dan mengasuh anak. Setiap anak memiliki Ibu Asuh tetap yang mengemban peran keibuannya dengan menyayangi, memperhatikan, dan membahagiakannya sebagaimana layaknya seorang ibu kandung. Dalam rumah di Yayasan, ibu asuh berperan sebagai kepala keluarga yang menjalankan kegiatan rumah tangga bersama anak-anaknya secara mandiri, membangun hubungan yang harmonis dengan setiap anak yang dipercayakan kepadanya, memberikan rasa aman, kasih sayang dan keseimbangan yang diperlukan oleh setiap anak. Anak laki-laki dan perempuan dari berbagai tingkat usia hidup bersama-sama sebagaimana layaknya kakak beradik, dan saudara sekandung tinggal dalam keluarga yang sama. Anak-anak dan ibu asuh membangun ikatan emosional yang sangat kuat seumur hidup. Setiap keluarga menciptakan suasana rumah yang nyaman. Rumah merupakan tempat tinggal, lengkap dengan keadaannya yang unik, ritme serta rutinitasnya masing-masing. Di bawah atap rumah ini, anak-anak benar-benar menikmati rasa aman dan rasa memiliki. Mereka tumbuh dan belajar bersama-sama, saling berbagi tanggung jawab dan kegembiraan serta kesedihan (Profil Yayasan “X”).
(48)
Universitas Kristen Maranatha Mereka yang tinggal di Yayasan “X” mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari ibu asuhnya, kepala pimpinan Yayasan juga pihak-pihak lain di Yayasan, tetapi perhatian ibu asuh tersebut tidak dapat terpusat pada satu anak saja, masih banyak anak lain yang harus ia perhatikan. Jadi anak cenderung menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari teman sepantinya. Jika teman-temannya memberikan sikap yang positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga seperti memiliki kesadaran akan diri dan lebih menerima kenyataan diri kehilangan salah satu/kedua orangtuanya serta tetap dapat bertindak dalam berbagai situasi kehidupan kearah yang positif sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.
Konsep diri penting dimiliki bagi seseorang karena konsep diri ini akan menentukan bagaimana seseorang bertindak dalam berbagai situasi kehidupan Fitts (1971), seperti seorang individu jika berinteraksi dengan lingkungannya ia tahu bagaimana kemampuan bersosialisasinya yaitu berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Melalui pemahaman mengenai konsep diri maka remaja mampu menilai akan kemampuan yang dimilikinya dan lebih percaya diri dalam bertindak atau berperilaku dalam menyesuaikan diri di lingkungan. Remaja yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan daripada kegagalan, akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang akhirnya memberikan konsep diri yang lebih baik. Konsep diri perkembangannya sejak individu mulai memiliki kemampuan untuk mempersepsikan dan membedakan dirinya dengan orang lain, atau dimulai dari dari kemampuan mengenali keadaan fisiknya sendiri.
(49)
Universitas Kristen Maranatha Pada awal masa remaja anak laki-laki dan perempuan sudah memahami mengenai kekuatan dan kelemahannya, dan mereka menilai kekuatan dan kelemahannya ini sesuai dengan teman-teman mereka. Banyak remaja menggunakan standar kelompok sebagai dasar konsep mereka mengenai kepribadian yang “ideal”. Tidak banyak yang merasa dapat mencapai gambaran yang ideal ini dan mereka yang tidak berhasil ingin mengubah kepribadian mereka. Konsep diri akan ditampilkan melalui perilaku, misalnya dapat berpikir optimistis, mempunyai penilaian akan masa depannya bahwa dirinya akan sukses, merasa diterima, berharga dan dicintai oleh lingkungan sekitar terhadap kehadiran dirinya serta mampu menilai dirinya secara objektif. Jadi jika remaja tersebut masuk dalam suatu situasi tertentu maka lingkungan akan menerima dirinya sebagai bagian dari kelompok tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 orang, terdapat remaja panti yang mempersepsikan dirinya bangga dan puas atas kemampuan dalam mengerjakan tugasnya meskipun telah ditinggal orangtua. Di sisi lain, ada juga yang menunjukkan sikap kurang mampu memahami diri sendiri dan bertingkah laku menghindar dari lingkungan. Ada remaja panti yang memandang bahwa keadaan fisiknya kurang mendapatkan perawatan sehingga menjadi rendah diri dan malas untuk bergaul. Selain itu, di antara mereka ada yang mempermasalahkan keadaan fisik yang kurang sempurna sampai mengatakan “sudah kami anak panti, tubuhku seperti ini”.
Terdapat remaja panti yang merasa bahwa dirinya malas untuk mengerjakan tugas dan merasa kecewa atas kemampuan yang dimilikinya. Selain
(50)
Universitas Kristen Maranatha itu ada juga yang cenderung menyesal atas keadaan atau jalan hidupnya yang harus dilalui tanpa kehadiran kedua orangtua, dan menyalahkan Tuhan karena keadaannya itu. Adapun salah satu diantara mereka mampu menjalin hubungan harmonis dengan keluarga dan saudara-saudaranya tetapi ada juga remaja panti yang cenderung menarik diri sehingga membuatnya sulit berinteraksi. Setiap kali mereka menghadapi suatu kegagalan, ada juga diantara mereka enggan untuk memperbaikinya dan cenderung bersikap pesimis. Bahkan diantara mereka berkata “buat apa aku hidup”, mereka seperti tidak berdaya dalam menghadapi kenyataan hidup yang mereka jalani sekarang ini. Hal ini sebenarnya dapat diperbaiki apabila ada kesadaran diri, dukungan sosial, kemampuan membuat penilaian yang realistik mengenai kekuatan dan kelemahannya sehingga akan berdampak positif bagi perkembangan konsep diri individu yang bersangkutan.
Konsep diri adalah keseluruhan kesadaran atau persepsi tentang diri yang diobservasi, dialami dan dinilai oleh individu yang bersangkutan. Diri yang dilihat, dipersepsikan dan dialami oleh seseorang itulah yang kemudian menjadi konsep diri orang tersebut. Rogers, (dalam Fitts 1971) menambahkan bahwa pada umumnya mereka yang memiliki konsep diri positif dapat mengatur dan mengarahkan diri, flexibel atau mampu menyesuaikan diri terhadap situasi. Fitts membagi konsep diri kedalam dua dimensi pokok, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal terdiri atas Identity Self, Judging Self, dan Behavior Self sedangkan dimensi eksternal terdiri atas Physical Self, Moral Self, Personal Self, Family Self, Social Self, dan Academic/work Self. Dimensi internal dan dimensi eksternal berinteraksi menjadi satu keseluruhan yang dinamis dan
(51)
Universitas Kristen Maranatha menyatu. Aspek-aspeknya membentuk 18 kombinasi dan dapat dilihat melalui perilaku yang ditunjukkan remaja panti dilihat melalui Physical identity, Physical judging, Physical behavior, Moral ethical identity, Moral ethical judging, Moral ethical behavior, Personal identity, Personal judging, Personal behavior, Family identity, Family judging, Family behavior, Social identity, Social judging, Social behavior, Academic/work identity, Academic/work judging dan Academic/work behavior.
Remaja panti mempersepsikan bahwa dirinya mempunyai tubuh yang sehat meskipun telah ditinggal oleh orangtua (Physical identity), remaja panti menyadari bahwa dirinya orang yang sehat (Physical judging), remaja panti juga berusaha untuk berhati-hati dalam menjaga kesehatan tubuhnya (Physical behavior). Remaja panti mempersepsikan bahwa dirinya orang yang taat dalam menjalankan aturan-aturan agama (Moral ethical identity), juga merasa puas akan kehidupan agamanya (Moral ethical judging), dapat menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari (Moral ethical behavior). Remaja panti mempersepsikan bahwa dirinya dapat mengendalikan diri (Personal identity), merasa puas menjadi diri apa adanya (Personal judging), selalu dapat menempatkan diri dalam segala situasi (Personal behavior). Remaja panti ada juga yang mempersepsikan bahwa dirinya tidak dicintai oleh keluarga di panti (Family identity), mereka menghayati seharusnya lebih mencintai keluarganya di panti (Family judging), berusaha untuk memperhatikan keluarga saya di panti (Family behavior). Remaja panti ada juga yang sulit berteman (Social identity), diantara mereka menghayati seharusnya dapat bergaul lebih baik dengan orang
(52)
Universitas Kristen Maranatha lain (Social judging), mereka juga berusaha memahami pikiran orang lain (Social behavior). Diantara mereka mempersepsikan bahwa dirinya tidak akan pernah secerdas orang lain (Academic/work identity), mereka menghayati tidak sepandai orang lain di sekitarnya (Academic/work judging) dan diantara mereka pun ada yang mengalami kesulitan dalam membaca (Academic/work behavior).
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang remaja panti serta pengurus Yayasan diperoleh gambaran, 40% remaja panti mempersepsikan dirinya mampu menerima keadaan secara realistis dan menyadari akan kemampuan atau kelebihan yang dimilikinya. Mereka mempersepsikan bahwa dirinya memiliki prestasi yang dapat dibanggakan, merasa puas atas kemampuan yang dimilikinya, dan menilai dirinya sering terlibat dalam kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya. Hal-hal tersebut menunjukkan adanya konsep diri yang positif dalam diri mereka. Sedangkan 60% remaja panti, mempersepsikan bahwa dirinya lemah, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak menarik, tidak disukai, mempersepsikan bahwa dirinya tidak mampu, baik itu mengerjakan persoalan ataupun dalam menghadapi kehidupan, menilai diri sebagai orang yang gagal dan mudah menyerah dalam menghadapi hambatan dan menyalahkan diri sendiri bila mengalami kegagalan memiliki prestasi yang kurang memuaskan. Merasa rendah diri dibandingkan dengan teman-temannya, bahkan diantara mereka ada yang menyembunyikan identitas dirinya sebagai anak panti sehingga membuat mereka menarik diri. Hal-hal tersebut menandakan adanya konsep diri negatif yang muncul dalam diri mereka.
(53)
Universitas Kristen Maranatha Dengan keadaan merasa dirinya tidak nyaman, lemah, menilai diri orang yang gagal, maka hubungan mereka menjadi terganggu karena merasa tidak sesuai dengan keadaan ideal pada umumnya. Remaja panti yang demikian lebih memilih untuk menghindari lingkungan sosialnya yang mereka anggap tidak sesuai, tetapi di dalam yayasan mereka merasa nyaman karena mereka memiliki persamaan nasib. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti ingin melihat bagaimana gambaran konsep diri remaja di Yayasan Panti Asuhan “X” Lembang.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui:
Bagaimana gambaran konsep diri remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai konsep diri remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang. 1.3.2Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai konsep diri beserta aspek-aspeknya pada remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang.
(54)
Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoretis
• Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam bidang Psikologi Perkembangan mengenai konsep diri pada remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang.
• Sebagai sumbangan informasi atau ide kepada peneliti lain yang tertarik untuk menggali lebih jauh tentang konsep diri.
1.4.2 Kegunaan Praktis
• Memberikan informasi mengenai konsep diri bagi para remaja panti sehingga dapat menjadi masukan dan diharapkan juga remaja panti dapat melihat hal-hal positif dalam dirinya yang dapat dikembangkan walaupun mereka tinggal di yayasan panti asuhan.
• Memberikan informasi bagi orangtua, khususnya ibu asuhnya di Yayasan Panti Asuhan “X” Lembang dan secara umum bagi Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu lainnya tentang konsep diri agar dapat membantu proses pembinaan khususnya bagi remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang.
1.5 Kerangka Pikir
Pada masa anak-anak konsep diri yang dimiliki seseorang biasanya berbeda dengan konsep yang dimilikinya ketika memasuki usia remajanya. Konsep diri seorang anak mungkin masih bersifat tidak realistis, hanya didasarkan
(55)
Universitas Kristen Maranatha atas imajinasi-imajinasi tertentu dalam dirinya. Menurut John Hill (dalam Steinberg, 2002), ada tiga ciri perkembangan remaja yang membuat masa ini menjadi penting dan istimewa, yaitu dimulainya masa pubertas, berkembangnya kemampuan berpikir yang lebih kompleks, dan transisi memasuki peran baru dalam masyarakat. Berkembangnya individu secara intelektual ingin mendapat pengakuan, membuat mereka membayangkan dirinya secara lebih kompleks dan berbeda. Para remaja jauh lebih mampu daripada anak-anak dalam berpikir tentang konsep abstrak dan lebih lancar dalam mengolah informasi yang banyak. Keunggulan intelektual ini mempengaruhi cara individu bersikap. Dibandingkan dengan anak-anak, yang cenderung menunjukkan jati diri dengan cara relatif sederhana dan seadanya, remaja cenderung menggunakan sikap pribadi yang lebih kompleks, abstrak dan psikologis Harter, 1999 (dalam Steinberg, 2002).
Dilihat dari perkembangan kognitifnya, kemampuan berpikir remaja menjadi lebih kompleks dibandingkan pada masa kanak-kanak. Remaja lebih mampu berpikir sesuatu yang abstrak dan hipotesis. Remaja mampu berpikir lebih baik daripada anak-anak sebagai ganti pembatasan pikiran terhadap hal-hal yang nyata. Remaja mulai berpikir mengenai proses berpikir itu sendiri (Keating, 1990 dalam Steinberg, 2002). Dalam perubahan kognisi sosial seperti aktivitas berpikir termasuk berpikir mengenai orang-orang, hubungan sosial dan institusi sosial. Bukanlah hal yang sukar untuk remaja menggunakan pemikiran tentang kemungkinan-kemungkinan dan berpikir dalam berbagai dimensi dan abstrak. Bila dibandingkan dengan anak-anak, remaja memiliki konsep pengertian hubungan interpersonal yang lebih matang, ide mengenai institusi sosial dan
(56)
Universitas Kristen Maranatha organisasi sosial yang lebih kompleks dan mampu menggambarkan sesuatu yang dipikirkan orang lain dengan lebih akurat (Lapsey, 1989 dalam Steinberg, 2002).
Konsep diri menetap di akhir masa remaja namun masih dapat mengalami revisi atau perkembangan akibat pengalaman, aktualisasi diri, dan kompetensi. Konsep diri individu merupakan struktur kognitif yang terdiri atas berbagai kognisi mengenai diri individu dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan diri individu. Kognisi tersebut dinamakan isi dari konsep diri (Engel dalam Fitts 1971). Fitts (1971) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan kesadaran atau persepsi tentang diri yang diobservasi, dialami dan dinilai oleh individu yang bersangkutan. Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia menjadi merasa “bodoh”, namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.
Fitts membagi konsep diri ke dalam dua dimensi pokok, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal terdiri atas Identity Self, Judging Self, dan Behavior Self. Pertama, diri sebagai objek (Identity Self) yaitu bagian dimensi internal dari diri yang merupakan konsep diri yang paling mendasar. Konsep ini mempertanyakan “siapa saya?” yang di dalamnya tercakup label-label atau simbol-simbol yang diberikan pada diri oleh individu yang bersangkutan untuk mengambarkan dirinya dan membangun identitasnya.
(57)
Universitas Kristen Maranatha Kedua, diri sebagai pengamat dan penilai (Judging Self) yaitu manusia cenderung untuk memberikan penilaian terhadap apa yang dipersepsikan. Selanjutnya, diri penilai ini lebih berperan menentukan apakah tindakan seseorang akan ditampilkan. Diri penilai pada seseorang menentukan kepuasan seseorang akan dirinya dan seberapa jauh seseorang menerima dirinya. Ketiga dari dimensi internal, diri sebagai pelaku (Behavior Self) yaitu persepsi seseorang terhadap tingkah lakunya atau caranya bertindak.
Dimensi kedua yaitu dimensi eksternal adalah persepsi yang timbul sebagai akibat interaksi individu dengan dunia luarnya, khususnya dalam hubungan interpersonal. Diri eksternal terdiri atas Physical Self, Moral Self, Personal Self, Family Self, Social Self, dan Academic/work Self. Pertama, diri fisik (Physical Self) menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan fisik, kesehatan, penampilan diri dan gerak motoriknya. Kedua diri moral-etika (Moral-Ethical Self), hal ini menyangkut persepsi seseorang tentang dirinya ditinjau dari standar pertimbangan nilai-nilai moral dan etika yang meliputi batasan baik dan buruk, dan kepuasan seseorang dalam hubungannya dengan Tuhan. Ketiga diri personal (Personal Self) merupakan perasaan individu terhadap nilai-nilai pribadi, terlepas dari keadaan fisik dan hubungannya dengan orang lain dan sejauhmana merasa adekuat sebagai pribadi. Keempat diri keluarga (Family Self) merupakan perasaan dan harga diri individu sebagai anggota keluarga dan teman-teman dekatnya. Kelima diri sosial (Social Self) yaitu bagian diri ini merupakan penilaian individu terhadap dirinya dalam berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan yang
(58)
Universitas Kristen Maranatha lebih luas. Keenam adalah diri Academic/work Self yaitu penilaian yang berkaitan dengan penilaian keterampilan dan prestasi akademik.
Dimensi internal dan dimensi eksternal berinteraksi menjadi satu keseluruhan yang dinamis dan menyatu. Aspek-aspeknya membentuk 18 kombinasi yaitu Physical identity, Physical judging, Physical behavior, Moral ethical identity, Moral ethical judging, Moral ethical behavior, Personal identity, Personal judging, Personal behavior, Family identity, Family judging, Family behavior, Social identity, Social judging, Social behavior, Academic/work identity, Academic/work judging dan Academic/work behavior.
Physical identity merupakan persepsi mengenai gambaran remaja panti terhadap keadaan dirinya secara fisik. Remaja panti yang memiliki physical identity yang positif mempersepsikan bahwa dirinya mempunyai tubuh yang sehat meskipun telah ditinggal oleh orangtua sebaliknya yang negatif mempersepsikan bahwa dirinya orang yang sakit-sakitan. Physical judging merupakan persepsi mengenai penilaian remaja panti terhadap penampilan dirinya yang akan menentukan kepuasan seseorang akan dirinya dan seberapa jauh seseorang akan menerima dirinya. Remaja panti dengan physical judging positif menyadari bahwa dirinya orang yang sehat sedangkan yang negatif menyadari bahwa dirinya orang yang kurang rapi. Physical behavior merupakan persepsi mengenai perilaku remaja panti terhadap apa yang dilakukan untuk menjaga penampilan dan kesehatan. Remaja panti dengan physical behavior yang positif berusaha untuk berhati-hati dalam menjaga kesehatan tubuhnya sebaliknya untuk yang negatif kurang peduli dalam merawat tubuhnya. Remaja yang berada di yayasan yatim
(59)
Universitas Kristen Maranatha piatu “X” Lembang telah mengalami masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Ia akan menghayati bahwa penampilan fisik merupakan hal yang penting untuk remaja. Selain itu bila ibu asuh dan teman-temannya memberikan perhatian, maka remaja panti akan menghayati gambaran fisiknya seperti tubuh saya menarik kemudian, ia akan menilai mengenai penampilan dirinya dengan mempertanyakan apakah saya seseorang yang berpenampilan menarik yang selanjutnya ia ingin menjaga penampilan dan kesehatan fisiknya. Remaja panti yang mempersepsi bahwa dirinya lebih menerima dan berusaha merawat keadaan fisiknya karena didukung juga oleh ibu asuh dan teman-temannya menunjukkan konsep diri yang cenderung positif. Sedangkan remaja panti yang mempersepsi keadaan fisiknya seperti tubuhnya kurang mendapatkan perawatan, dapat menjadi rendah diri dan malas untuk bergaul hal tersebut menunjukkan konsep diri yang cenderung negatif.
Moral ethical identity merupakan persepsi mengenai gambaran remaja panti terhadap nilai-nilai moral dan etika yang dipegangnya. Remaja panti dengan moral ethical identity positif mempersepsikan bahwa dirinya orang yang taat dalam menjalankan aturan-aturan agama sebaliknya yang negatif mempersepsikan bahwa dirinya kurang dapat menghayati ajaran-ajaran agama. Moral ethical judging merupakan persepsi mengenai penilaian remaja panti terhadap nilai-nilai moral dan etika yang dipegangnya, yang akan menentukan seberapa jauh seseorang akan menerima dirinya. Ada juga remaja panti dengan moral ethical judging positif merasa puas akan kehidupan agamanya sedangkan yang negatif menyadari bahwa dirinya sering berbohong. Moral ethical behavior merupakan
(60)
Universitas Kristen Maranatha persepsi mengenai perilaku remaja panti terhadap apa yang diri lakukan untuk menjaga nilai-nilai moral dan etika yang dipegangnya. Remaja panti moral ethical behavior yang positif dapat menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari sebaliknya yang negatif sering melakukan hal-hal yang buruk. Remaja panti akan menghayati bahwa nilai-nilai moral penting untuk ia pegang. Selain itu bila ibu asuh dan teman-temannya memberikan contoh nilai-nilai moral, maka remaja panti akan menghayati gambaran nilai-nilai moral dan etika yang ia pegang kemudian, akan menilai moral yang dimilikinya, selanjutnya berusaha memperbaiki semua perbuatan yang dianggapnya salah atau tidak baik. Remaja yang berada di yayasan yatim piatu ”X” Lembang yang mempersepsi bahwa dirinya dapat menunjukkan sikap berusaha mengambil hikmah dari musibah yang dialaminya cenderung menunjukkan konsep diri yang positif, sedangkan remaja panti yang mempersepsi bahwa dirinya tidak diajarkan mengenai nilai-nilai moral dan etika oleh ibu asuh atau lingkungan sekitarnya serta kurang memahami akan pentingnya nilai-nilai moral dan etika cenderung akan memiliki konsep diri yang negatif.
Personal identity merupakan persepsi mengenai gambaran remaja panti terhadap keadaan kepribadiannya. Remaja panti dengan personal identity positif mempersepsikan bahwa dirinya dapat mengendalikan diri sebaliknya yang negatif mempersepsikan bahwa dirinya tidak mampu mengendalikan diri dalam kehidupan sehari-hari. Personal judging merupakan persepsi mengenai penilaian remaja panti terhadap keadaan kepribadiannya yang akan menentukan kepuasan seseorang akan dirinya dan seberapa jauh seseorang akan menerima dirinya.
(61)
Universitas Kristen Maranatha Remaja panti dengan personal judging positif merasa puas menjadi diri apa adanya sebaliknya yang negatif membenci terhadap dirinya sendiri. Personal behavior merupakan persepsi mengenai perilaku remaja panti terhadap apa yang ia lakukan untuk dapat mengendalikan dirinya. Remaja panti dengan personal behavior positif selalu dapat menempatkan diri dalam segala situasi sebaliknya yang negatif mencoba melarikan diri dari setiap masalah. Remaja panti akan menghayati bahwa keadaan kepribadian merupakan hal yang penting. Selain itu bila ibu asuh dan teman-temannya turut memperhatikannya, maka remaja panti akan menghayati gambaran kepribadiannya kemudian, ia akan menilai mengenai pribadinya yang selanjutnya ia ingin dapat mengendalikan diri dan menjaga dalam segala situasi. Remaja yang berada di yayasan yatim piatu ”X” Lembang yang mempersepsi bahwa dirinya dapat menunjukkan kelebihannya dan mengimbangi kekurangan dirinya, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan cenderung memiliki konsep diri positif, sebaliknya remaja yang berada di yayasan yatim piatu ”X” Lembang yang sulit menerima kekurangan diri setelah ditinggal oleh orangtuanya cenderung memiliki konsep diri negatif.
Family identity merupakan persepsi mengenai gambaran remaja panti terhadap dirinya sebagai anggota keluarga. Remaja panti dengan family identity positif mempersepsikan bahwa dirinya merupakan anggota dari sebuah keluarga yang bahagia sebaliknya ada juga yang mempersepsikan bahwa dirinya tidak dicintai oleh keluarga di panti. Family judging merupakan persepsi mengenai penilaian remaja panti terhadap dirinya sebagai anggota keluarga yang akan menentukan kepuasan seseorang akan dirinya dan seberapa jauh seseorang akan
(62)
Universitas Kristen Maranatha menerima dirinya. Mereka dengan family judging positif menghayati bahwa dirinya puas dengan hubungan saya dan keluarga di panti sebaliknya yang negatif seharusnya lebih mencintai keluarganya. Family behavior merupakan persepsi mengenai perilaku remaja panti terhadap apa yang diri lakukan untuk mencintai dan menjaga keluarganya. Remaja panti dengan family behavior positif berusaha untuk memperhatikan keluarga di panti sebaliknya ada juga yang mempersepsikan bahwa tingkah lakunya tidak memenuhi harapan keluarga di panti. Remaja panti akan menghayati bahwa dirinya sebagai suatu anggota keluarga itu merupakan hal yang penting. Selain itu bila ibu asuh dan teman-temannya menerima dirinya sebagai anggota suatu keluarga, maka remaja panti akan menghayati dirinya sebagai anggota suatu keluarga di asrama kemudian, ia akan menilai dirinya diterima sebagai anggota keluarga selanjutnya ia ingin mencintai dan menjaga keluarganya. Remaja yang berada di yayasan yatim piatu “X” Lembang yang mempersepsi bahwa dirinya dapat menjalin hubungan harmonis dengan keluarga dan saudara-saudaranya, juga merasa dirinya tetap berharga dalam keluarga walaupun memiliki banyak kekurangan cenderung menunjukkan konsep diri positif. Sedangkan remaja panti yang mempersepsi bahwa dirinya kurang menciptakan, membina hubungan yang harmonis, cenderung menarik diri bahkan menjauhi keluarganya, dan merasa malu menjadi bagian dari keluarganya cenderung memiliki konsep diri negatif.
Social identity merupakan persepsi mengenai gambaran remaja panti terhadap dirinya dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Remaja panti dengan social identity positif mempersepsikan mudah bergaul dengan
(63)
teman-Universitas Kristen Maranatha teman di lingkungan sekitarnya sedangkan ada juga yang sulit berteman. Social judging merupakan persepsi mengenai penilaian remaja panti terhadap dirinya dalam berinteraksi dengan lingkungan yang akan menentukan kepuasan seseorang akan dirinya dan seberapa jauh seseorang akan menerima dirinya. Diantara mereka dengan social judging positif merasa puas dengan perlakuannya terhadap orang lain sebaliknya yang negatif seharusnya dapat bergaul lebih baik dengan orang lain Social behavior merupakan persepsi mengenai perilaku remaja panti terhadap apa yang ia lakukan untuk mampu memahami orang lain dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Mereka juga dengan social behavior positif berusaha memahami pikiran orang lain sedangkan yang negatif merasa tidak nyaman dengan orang lain. Remaja panti akan menghayati dirinya dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial. Selain itu bila ibu asuh dan teman-temannya mendukung untuk bergabung dan menyuruhnya untuk tidak mengurung diri, maka remaja panti akan menghayati dirinya sebagai bagian dari lingkungannya kemudian, ia akan menilai mengenai seberapa jauh kedudukan dirinya dalam lingkungan sosialnya yang selanjutnya ia ingin dapat memahami orang lain dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Remaja panti yang mempersepsi bahwa dirinya tidak mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungannya cenderung menunjukkan konsep diri positif, sebaliknya remaja panti yang rendah diri dan membuatnya sulit berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya cenderung memiliki konsep diri negatif.
Academic/work identity merupakan persepsi mengenai gambaran remaja panti terhadap dirinya dalam bidang akademik/kerja. Diantara mereka dengan
(64)
Universitas Kristen Maranatha academic/work identity negatif mempersepsikan bahwa dirinya tidak akan pernah secerdas orang lain sedangkan yang positif mempersepsikan dirinya dapat lebih pintar dari orang lain. Academic/work judging merupakan persepsi mengenai penilaian remaja panti terhadap kemampuan dirinya dalam bidang akademik yang akan menentukan kepuasan seseorang akan dirinya dan seberapa jauh seseorang akan menerima dirinya. Mereka dengan academic/work judging negatif menghayati tidak sepandai orang lain di sekitarnya sedangkan yang positif menghayati dapat lebih pandai dari orang lain. Academic/work behavior merupakan persepsi mengenai perilaku remaja panti terhadap apa yang ia lakukan untuk menyesuaikan diri dalam bidang akademik. Diantara mereka pun dengan academic/work behavior negatif ada yang kurang mampu menyelesaikan tugas dengan baik sebaliknya yang positif dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Remaja panti akan menghayati kemampuan dirinya dalam bidang akademik adalah sesuatu yang penting. Selain itu bila ibu asuh dan teman-temannya mendukung dan memberikan penghargaan, maka remaja panti akan menghayati dirinya mampu dalam bidang akademik kemudian, ia akan menilai mengenai seberapa jauh dirinya mampu dalam bidang akademik yang selanjutnya mempersepsikan ingin dapat menyesuaikan diri dan meningkatkan prestasi dalam bidang akademik. Remaja yang berada di yayasan yatim piatu “X” Lembang yang mempersepsi bahwa dirinya yakin akan kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya menunjukkan konsep diri positif. Sedangkan bagi remaja panti yang mempersepsikan kurang yakin diri dan tidak mampu dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya cenderung menunjukkan konsep diri negatif.
(1)
Universitas Kristen Maranatha Secara singkat kerangka pikir ini dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Skema 1.1 Kerangka Pemikiran Eksternal Internal Physical self Moral-ethical self Personal
self Family self Social self
Academic/ work self Identity self Physical Identity Moral-ethical Identity Personal Identity Family Identity Social Identity Academic/ work Identity Judging self Physical Judging Moral-ethical Judging Personal Judging Family Judging Social Judging Academic/ work Judging Behavioral self Physical Behavioral Moral-ethical Behavioral Personal Behavioral Family Behavioral Social Behavioral Academic/ work Behavioral Remaja di Yayasan
Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang
Konsep Diri
Negatif Positif 1. usia
2. situasi keluarga atau kehidupan orangtua 3. lingkungan sosial
(2)
Universitas Kristen Maranatha I.6 Asumsi
1. Konsep diri tidak dibawa oleh individu sejak lahir melainkan dipengaruhi oleh usia, situasi keluarga atau kehidupan orang tua, dan lingkungan sosial.
2. Konsep diri pada remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang ini terdiri atas dimensi internal (Identity Self, Behavioral Self,
Judging Self) dan dimensi eksternalnya (Physical Self, Moral Ethical Self, Personal Self, Family Self, Social Self, dan Academic/work self ). Dimensi
internal dan dimensi eksternal berinteraksi menjadi satu keseluruhan yang dinamis dan menyatu.
3. Remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang dapat memiliki konsep diri positif atau negatif.
(3)
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui data konsep diri terhadap 33 remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebagian besar remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang memiliki konsep diri positif dengan aspek Physical Self, Moral
Self, Social Self, Personal Self, Family Self, dan Academic/work Self yang
positif.
2. Remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang yang memiliki konsep diri positif ternyata terdapat sebagian remaja panti yang memperlihatkan aspek moral ethical self, social self dan academic/work
self yang negatif.
3. Seluruh remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang yang memiliki konsep diri negatif memperlihatkan aspek moral ethical self,
social self dan academic/work self yang negatif.
4. Nampak bahwa remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang menghayati bahwa keluarga sangat berperan dalam menentukan kehidupan mereka.
(4)
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu:
1. Penelitian Lanjutan
Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian untuk melihat hubungan konsep diri dengan aspek family self.
2. Guna Laksana
1) Disarankan bagi remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang agar dapat menyalurkan hobinya sesuai dengan bakat dan minatnya, juga dapat ikut serta untuk mengikuti perlombaan-perlombaan dalam bidang academic maupun non academic baik yang diadakan di sekolah maupun di lingkungan Yayasan.
2) Bagi Yayasan “X” Lembang, disarankan agar dapat memberikan suatu program terpadu, diberikan semacam pelatihan kepada para ibu asuhnya agar lebih mampu menciptakan situasi keluarga yang dapat memberikan pengalaman positif bagi remaja di Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu “X” Lembang.
3) Selain itu, bagi para ibu asuhnya disarankan agar dapat melakukan pendekatan interpersonal kepada remaja panti yang memiliki konsep diri negatif. Dapat menanamkan nilai-nilai moral dan etika serta memberikan pembinaan mengenai masalah keagamaan. Juga saudara-saudara yang tinggal dalam satu rumah dapat saling memberikan dukungan dan semangat satu sama lainnya.
(5)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Burns, R.B.1979.The Self Concept: Theory, Measurement, Development And
Behavior. London: Longman Group UK Ltd.
Fitts, William.H. 1971. The Self Concept and Self Actualization. LA, California : Western Psychological Service Publishing & Distribution.
_____________.1996. Tennesse Self Concept Scale. TSCS:2, manual, second
edition. California: Western Psychological Services.
Friedenberg, Lisa.1995. Psychological Testing Design, Analysis and Use. USA: Allyn&Bacon.
Guilford, JP. 1959/1973. Fundamental Statistic in Psychology and Education. Tokyo: Mc. Graw-Hill, Kogakusha Company, Ltd.
Gullo, W. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
(6)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Benson, Sharma dan Roehlkeparatin. 1994. Journal Developmental, hal 20.
Gunawan, Gianti. 2004. Studi Deskriptif Mengenai Konsep Diri Pada Tunanetra
Di Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna Bandung. Skripsi Fakultas
Psikologi, Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Shinta, Trifiena Arta Purwantari. 2003. Studi Deskriptif Mengenai Konsep Diri
Pada Remaja Akhir di Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Jakarta. Skripsi
Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha Bandung.
SOS Desa Taruna Indonesia. 2006.Profil Yayasan. Bandung.
Yennih. 2005. Studi Deskriptif Mengenai Konsep Diri Pada Siswa/i yang
kegemukan di SMU “X” Bandung. Skripsi Fakultas Psikologi, Universitas
Kristen Maranatha Bandung.
http:/www.sos-kd.org, diakses 25 September 2006.
www.lembang@sos.or.id, diakses 25 September 2006.
www.nco@sos.or.id, diakses 25 September 2006.