146
Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia V
Unsur-unsur cerita pendek cerpen yang berupa penokohan dan latar sudah kamu pelajari pada Bab 6. Kamu masih ingat, bukan? Pada kesempatan ini, kamu akan diajak belajar menen-
tukan tema dan amanat yang terkandung dalam cerita. Ayo, kita simak uraiannya berikut ini
Kata Kunci: Mengajukan Pertanyaan Isi Cerita – Menentukan Tema dan Amanat
1. Mengajukan Pertanyaan tentang Isi Cerita
Dalam mendengarkan cerita ada beberapa hal yang perlu dicatat. Misalnya, tentang tokoh cerita, tempat terjadinya peristiwa, rangkaian peristiwa atau alur,
tema, dan amanat. Sebagai pelatihan, dengarkan cerita yang akan dibacakan guru berikut ini
1. Mengajukan pertanyaan tentang isi cerita pendek.
2. Menentukan tema dan amanat cerita.
Menentukan Unsur Cerita Pendek
Percayai Aku, Bunda . . .
Karya: Aat Danamihardja
”Hampir sampai, nih” Jingga menepuk bahu Galih yang dari tadi
bengong. ”Astaga” Galih menepuk dahi-
nya. ”Kenapa, Lih?” Jingga heran.
”Aku lupa minta ongkos pada Bunda,” Galih kebingungan.
”Ya sudah, pakai uangku saja,” Jingga memutuskan.
Begini jadinya kalau terlambat bangun, batin Galih. Pergi terburu-buru, tanpa sarapan, dan yang paling parah, ya itu, lupa minta uang pada Bunda. Bunda juga
lupa sepertinya.
Gambar 8.2 Galih berkeluh kesah pada Jingga. Gambar 8.1 Belajar menentukan tema cerita yang dide-
ngarkan. Wah, tema
cerita nenek tentang budi pekerti.
Di unduh dari : Bukupaket.com
147
Kasih Sayang
Tadi malam Galih memang susah tidur. Dia terus memikirkan sikap Bundanya yang tidak percaya padanya. Bunda menganggap Galih pemboros, tak pandai
mengatur uang, dan banyak lagi julukan lain. ”Bunda payah, Ga Tidak mau memberiku uang saku bulanan. Padahal kan,
repot, kalau kejadian seperti ini terjadi. Untung ada kamu.” Galih melontarkan kekesalannya saat mereka turun dari bus kota. Jingga tersenyum.
”Masih untung kamu dapat uang saku harian. Coba kalau tidak dapat sama sekali, kan lebih parah,” goda Jingga. ”Eh, Lih Mungkin Bundamu punya
pertimbangan lain,” sambung Jingga. ”Pertimbangan apa? Pertimbangan pelit?”
”Ya… siapa tahu kamu pernah melakukan kesalahan, sehingga Bundamu menganggap kamu pemboros. Coba ingat-ingat.”
”Mmm, aku memang pernah melakukan kesalahan. Dulu Bunda selalu memberiku uang saku untuk seminggu. Tapi baru hari keempat uang itu sudah
habis. Sejak itu Bunda memberiku uang saku harian.” ”Nah, itu kamu tahu penyebabnya. Jadi memang ada alasannya, kan,
Bundamu tidak memberi uang bulanan.” ”Ya… tapi itu kan dulu, Ga Masa sekarang Bunda masih belum bisa me-
mercayai aku.” Jingga tersenyum. ”Galih, kamu harus berusaha mengembalikan kepercayaan
Bunda dengan melakukan sesuatu.” Galih mengernyit, ”Melakukan apa?”
”Coba kamu sisihkan sebagian uang sakumu setiap hari. Tunjukkan pada Bunda bahwa kamu bisa mengatur uang saku. Mudah-mudahan Bundamu akan
berubah pikiran tentang kamu.” Galih pun mulai menyisihkan uang sakunya. Tanpa terasa dua minggu pun
berlalu. ”Ah....” Galih menarik napas
lega memandangi lembaran ribuan di kotak bekas cokelat di atas meja
belajarnya. ”Coba dari dulu aku menabung,” Galih bergumam lirih.
”Tak perlu menyesal. Tak ada kata terlambat untuk melakukan ke-
baikan, sayang....” suara merdu ber- bisik di telinga Galih. Galih menoleh.
”Bunda….” Bunda tersenyum sambil mengusap rambut Galih. ”Bunda tahu kamu sedang
berusaha berubah. Diam-diam Bunda selalu mengikuti apa yang kamu lakukan.” ”Terima kasih, Bunda.” Galih menggaruk-garuk kepalanya.
Gambar 8.3 Galih memeluk bundanya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
148
Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia V
Cerita yang menarik, bukan? Pada saat mendengarkan cerita, kamu tentu membuat catatan. Berdasarkan catatanmu, cobalah kerjakan kegiatan berikut ini
Selanjutnya, ayo belajar menentukan tema dan amanat yang terkandung di dalam cerita.
2. Tema dan Amanat