BAB V PEMBAHASAN
Dari tabel 4.1. ini menunjukkan bahwa jumlah penderita katarak dengan diabetes melitus terbanyak dijumpai pada kelompok umur 61-70 tahun sebesar 25 orang 34,70
, dimana hanya dijumpai katarak dengan diabetes melitus pada dua mata yakni 25 orang. Distribusi umur ini sesuai dengan meningkatnya usia harapan hidup dari 55 – 65 tahun
menyebabkan peningkatan kasus mata degeneratif seperti katarak dan pasien termuda penderita katarak dengan diabetes melitus yaitu usia 41-50 tahun sebesar 8 orang 11,1
Dari tabel 4.2. ini menunjukkan bahwa jumlah penderita katarak dengan diabetes melitus lebih banyak mengenai dua mata daripada 1 mata, yaitu sejumlah 66 orang 91,66
, dan pada satu mata sebanyak 6 orang 8,33. Hal ini sesuai dengan pemeriksaaan langsung di RSUP.H.Adam Malik Medan yang dilakukan peneliti kepada 20 orang pasien
usia diatas 60 tahun dijumpai 19 orang menderita katarak pada kedua mata dan 1 orang pada satu mata.
Dari tabel 4.3. ini menunjukkan bahwa jumlah penderita katarak dengan diabetes melitus dijumpai perempuan lebih besar dari pada laki-laki yakni 38 orang 52,80 . Pada
perempuan lebih besar dua mata daripada satu mata yaitu sebanyak 36 orang 50,00 , dan satu mata sebanyak 2 orang 2,80 . Sedangkan pada laki-laki lebih besar dua mata
daripada satu mata yaitu sebanyak 30 orang 41,60 , dan satu mata sebanyak 4 orang 5,60 .Hal ini sesuai dengan penelitian prof.Dr.dr.Sjamsu Budiyono Sp.Mk tahun 2006
di RSU.Dr. Soetomo Surabaya dimana dijumpai wanita lebih besar daripada laki-laki yaitu sebesar 52,12 dan laki-laki 47,88 .
Universita Sumatera Utara
Dari tabel 4.4. ini menunjukkan bahwa jumlah penderita katarak dengan diabetes melitus yang terbanyak adalah toba ,yaitu sebesar 21 orang 29,20 dan hanya
dijumpai pada dua mata. Hal ini dimungkinkan bahwa suku Toba adalah pasien diabetes melitus dengan katarak yang lebih banyak berobat ke RSUP.Haji Adam Malik Medan yang
dirujuk dari daerah. Dari tabel 4.5. ini menunjukkan bahwa jumlah penderita katarak dengan diabetes
melitus terbanyak pada tingkat SMA sebesar 26 orang 36,1 , dimana pada dua mata lebih banyak yaitu 23 orang 31,80 . Hal ini dimungkinkan dikarenakan pasien
yang berkunjung ke RSUP.H.Adam Malik lebih banyak pada tingkat pendidikan SMA, namun demikian tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan proses terjadinya
katarak. Dari tabel 4.6. ini menunjukkan bahwa jumlah katarak dengan diabetes melitus
berdasarkan pekerjaan terbanyak pada PNS sebesar 29 orang 40,30 , lebih banyak pada dua mata sebanyak 26 orang 36,10. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian
yang menunjukkan bahwa pekerjaan yang lebih sering mengalami stres dan duduk dalam waktu yang lama dan kurang berolah raga merupakan faktor resiko besar terkena diabetes
melitus. Dari tabel 4.7. ini menunjukkan bahwa jumlah katarak dengan diabetes melitus
terbanyak dengan Tajam Penglihatan Visus 1 300-LP sebanyak 39 orang yaitu pada dua mata sebanyak 38 orang 52,80 dan satu mata 1 orang 1,40 . Hal ini
dikarenakan sebagian besar pasien yang berobat ke RSUP.H.Adam Malik adalah pasien yang berobat dari daerah dengan katarak matur.
Universita Sumatera Utara
Dari tabel 4.8. ini menunjukkan bahwa jumlah katarak dengan diabetes melitus terbanyak berdasarkan lamanya menderita diabetes melitus yaitu Tidak diketahui sebesar
25 orang 34,7 lebih besar pada dua mata sebanyak 23 orang 31,90, sedangkan pada satu mata sebanyak 2 orang 2,80. Hal ini dimungkinkan pasien sudah mengalami
gejala diabetes melitus sangat lama tetapi tidak memeriksakan dirinya kedokter disebabkan banyak faktor antara lain: biaya berobat, tempat tinggal yang jauh dari fasilitas
kesehatan, dan minimnya pengetahuan pasien tentang penyakit diabetes melitus dan lainnya.
Tabel 4.9. ini menunjukkan bahwa estimasi Prevalensi katarak dengan diabetes melitus di RSUP.H.Adam Malik Medan tahun 2012 adalah 0,88 , dimana batas bawah
0,69 sedangkan batas atas yakni 1,07. Data diperoleh dari jumlah sampel pasien 8120 didapatkan 72 orang adalah pasien katarak dengan diabetes melitus prevalensi didapatkan
dengan rumus jumlah penderita jumlah populasi dikali 100.
Universita Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN