13 Dalam pembuatan komposit, resin yang banyak digunakan adalah dari jenis
polimer thermosetting yang terdiri dari: 1.
Resin Poliester Resin poliester adalah bahan matrik polimer yang paling luas penggunaanya
sebagai matrik pengikat, dari proses pengerjaan yang sederhana sampai hasil produksi yang dikerjakan dengan proses cetakan mesin. Sebagai resin
thermosetting, poliester memiliki kekuatan mekanis yang cukup bagus, ketahanan terhadap bahan kimia, selain itu harganya relatif cukup murah.
Resin jenis ini banyak digunakan dalam fiber reinforced plastic karena jika diperkuat dengan serat gelas maka ketahanan panas akan lebih baik, tetapi
kurang kuat. Resin poliester dapat mengalami proses curing dalam suhu kamar dan dapat dipercepat dengan menambahkan katalis. Bahan poliester
banyak dipergunakan untuk komposit berpenguat serat gelas, contohnya: kapal, tangki penyimpan air dan perlengkapan bangunan.
2. Resin Epoksi
Resin ini harganya sedikit mahal, tetapi resin jenis ini memiliki keunggulan dalam hal kekuatan yang tinggi dan penyusutan yang relatif kecil setelah
proses curing. Resin ini banyak dipakai sebagai matrik pada komposit polimer dengan penguatnya serat karbon atau Kevlar.
Tabel 2.2 Sifat Epoksi dan Resin Poliester Sifat
Poliester Epoksi
Kekuatan tarik MPa 40-90
55-130 Modulus elastis GPa
2,0-4,4 2,8-4,2
Kekuatan impak Jm 10,6-21,2
5,3-53 Kerapatan gcm
3
1,10-1,46 1,2-1,3
2.1.7 Orientasi serat
Orientasi serat dapat menentukan suatu bahan komposit, secara umum penyusun serat pada komposit dapat dibedakan sebagai berikut :
14 a.
Unidirectional : Serat disusun secara paralel satu sama lain. Kekuatan tarik yang paling tinggi
terdapat pada bahan yang sejajar dengan arah serat, sedangkan kekuatan yang paling rendah pada bahan yang tegak lurus.
b. Pseudoisotropic :
Serat disusun secara acak, pada susunan serat ini kekuatan yang terjadi pada satu titik pengujian mempunyai nilai yang sama
c. Bidirectional :
Serat disusun secara tegak lurus satu dengan yang lain. Pada susunan serat ini kekuatan tarik yang paling tinggi terdapat pada arah 0
dan 90 , sedangkan
kekuatan paling rendah pada serat dengan arah 45 .
Gambar 2.2 Orientasi serat a dan b Sumber: James F.Shackelford., Introduction to Materials
Science for Engineers. c. Mel M Schwartz Sifat mekanik dari pemasangan serat satu arah ini adalah yang paling
proporsional, karena pemasangan serat satu arah ini dapat memberikan kontribusi pemakaian serat yang paling banyak. Hal ini disebabkan karena pemasangan serat
acak kontribusi serat yang dipasang akan semakin sedikit fraksi volume sedikit, hal ini mengakibatkan kekuatan pada komposit akan menurun, seperti pada Gambar
2.3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 Gambar 2.3 Diagram hubungan antara kekuatan,fraksi volume dan susunan serat
Sumber: Adiyono 1996 Jumlah serat pada bahan komposit serat sering dinyatakan dalam fraksi
volume serat Vf, yaitu perbandingan volume serat terhadap volume bahan Vc. Semakin besar kandungan volume serat pada komposit akan mengakibatkan
meningkatnya kekuatan dari komposit tersebut.
2.1.8 Jenis serat
Pengelompokkan komposit dapat dilihat dari bahan penguat pada matrik atau dapat juga dilihat dari bahan yang menjadi matrik pengikat. Untuk komposit yang
dilihat dari bahan penguat dibagi menjadi komposit dengan bahan penguat serat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Komposit tradisional komposit alam yang biasa berupa serat kayu, jerami,
kapas, wol, sutera, serat enceng gondok, serat pisang, dll. 2.
Komposit sintesis, yaitu komposit yang mempunyai bahan penguat serat yang diproduksi dengan industri manufaktur, dimana komponen-
komponennya diproduksi secara terpisah, kemudian digabungkan dengan teknik tertentu agar diperoleh struktur, sifat dan geometri yang diinginkan.
Serat sintesis ini dapat berupa serat gelas karbon, nilon dan polyester.
2.1.9 Pencampuran komposit