36
menstruasi tidak teratur, dan kram otot. Pemeriksaan fisik termasuk kulit yang dingin, kasar, kulit kering, wajah dan tangan sembab, suara parau dan
kasar, refleks lambat . Menurunkan konversi karoten menjadi vitamin A dan peningkatan karoten dalam darah sehingga memberikan warna kuning pada kulit.
1. Tanda kardiovaskular-- Hipotiroidisme ditandai oleh adanya gangguan
kontraksi otot, bradikardi, dan penurunan curah jantung. EKG memperlihatkan kompleks QRS tegangan rendah dan gelombang P dan T, dengan perbaikan pada
respons terhadap terapi. Pembesaran jantung dapat terjadi; pembesaran ini bisa disebabkan oleh edema interstisial, pembengkakan miofibril non-spesifik, dan
dilatasi ventrikel kiri tapi sering karena efusi perikardial . Derajat efusi perikardial dengan mudah dapat ditentukan dengan ekokardiografi. Walau curah jantung
berkurang, jarang dijumpai gagal jantung kongestif dan edema pulmonum. Ada pertentangan apakah miksedema mendorong terjadinya penyakit arteri koronaria,
tetapi penyakit arteri koronaria lebih umum terjadi pada pasien dengan hipotiroidisme, khususnya pasien lebih tua. Pada pasien dengan angina pektoris,
hipotiroidisme dapat melindungi jantung dari stres iskemik, dan terapi penggantian dapat mencetuskan angina.
2. Fungsi paru-- Pada orang dewasa, hipotiroid ditandai dengan pernapasan
dangkal dan lambat dan gangguan respons ventilasi terhadap hiperkapnia atau hipoksia. Kegagalan pernapasan adalah masalah utama pada pasien dengan koma
miksedema.
3. Peristaltik usus jelas menurun, berakibat konstipasi kronis dan kadang-
kadang ada sumbatan feses berat atau ileus.
4. Fungsi ginjal terganggu, dengan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus
dan kegagalan kemampuan untuk mengekskresikan beban cairan. Hal ini disebabkan pasien miksedema mempunyai predisposisi terhadap intoksikasi cairan
jika cairan dalam jumlah berlebihan diberikan.
5. Anemia-- Setidaknya ada empat mekanisme yang turut berperan dalam
terjadinya anemia pada pasien hipotiroidisme: 1 gangguan sintesis hemoglobin sebagai akibat defisiensi hormon tiroksin; 2 defisiensi zat besi dari peningkatan
kehilangan zat besi akibat menoragia, demikian juga karena kegagalan usus untuk
37
mengabsorbsi besi; 3 defisiensi asam folat akibat gangguan absorbsi asam folat pada usus; dan 4 anemia pernisiosa, dengan anemia megaloblastik defisiensi
vitamin B12. Anemia pernisiosa seringkali merupakan bagian spektrum penyakit autoimun, termasuk miksedema akibat tiroiditis kronika berhubungan dengan
autoantibodi tiroid, anemia pernisiosa berhubungan dengan autoantibodi sel parietalis, diabetes melitus berhubungan dengan autoantibodi sel-sel pulau
Langerhans, dan insufisiensi adrenal berhubungan dengan autoantibodi adrenal .
6. Sistem neuromuskular-- Banyak pasien mengeluh gejala-gejala yang