Responsibilitas Kinerja Polres Sukoharjo dalam Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

penanganan lapangan karena kurang ramahnya petugas kepada para pengguna layanan.

2. Responsibilitas

Responsibilitas merupakan salah satu indikator dari kinerja yang menunjukkan kesesuaian antara penanganan kecelakaan dilapangan dengan prosedur atau peraturan hukum yang berlaku, yaitu UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Jalan Raya. Responsibilitas dapat menjelaskan apakah penanganan kecelakaan yang dilakukan oleh Polres Sukoharjo telah sesuai atau kah belum. Indikator responsibilitas digunakan untuk mengetahui bagaimana pelayanan yang diselenggarakan telah sesuai dengan peratuan yang ada dan apakah dalam penanganan kecelakaan telah sesuai dengan prosedur sesuai dengan peraturan. Responsibilitas diharapkan dapat diwujudkan dalam penanganan kecelakaan lalu lintas. Peranan Polres Sukoharjo dalam penanganan kecelakaan lalu lintas, yaitu sebagai penyidik, sehingga penyidik berkewajiban melakukan serangkaian tindakan penyidikan dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti, sehingga dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Dalam penanganan kecelakaan lalu lintas di jalan, petugas harus bertindak sesuai dengan prosedur yang ada, hal ini diungkapkan melalui wawancara dengan Aiptu Jiran berikut. commit to users “Dalam menangani kecelakaan itu kami tidak hanya main-main, Non. Selalu bertindak sesuai dengan prosedur yang ada. Kami bekerja dengan prosedur yang berlaku.” wawancara dengan Aiptu Jiran, 8 Juni 2010 Prosedur penanganan masih awam bagi masyarakat umum. Masyarakat umum belum mengenal apa sajakah prosedur dalam penanganan kecelakaan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu masyarakat pengguna layanan berikut. “Saya tidak tau prosedur penanganan kecelakaannya, mbak. Saya nurut bagaimana Pak Polisinya saja. Saya kan tidak paham hal seperti itu.” wawancara dengan Narasumber 2, 10 Juni 2010 Hal yang senada juga diungkapkan oleh salah satu masyarakat pengguna layanan lain dalam kesempatan yang berbeda. “Sama sekali ga tau,mbak. Prosedurnya yang bagaimana.” wawancara dengan Narasumber 6, 18 Juni 2010 Prosedur penanganan kecelakaan tidak dikenal oleh masyarakat luas. Karena memang prosedur tersebut hanya digunakan oleh polisi untuk melakukan penanganan kecelakaan. Sehingga memang tidak diperkenalkan luas kepada masyarakat. “Prosedur penanganan kecelakaan memang tidak dikenalkan kepada masyarakat,Non. Karena prosedur tersebut digunakan sebagai dasar kami untuk bertindak.” wawancara dengan Aiptu Jiran, 8 Juni 2010 Dalam penanganan kecelakaan, Polres Sukoharjo menyelenggarakan peranan dan tugas sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal atau kondisi yang tidak sesuai ataupun yang belum di atur dalam perundangan dapat diatasi dengan baik akan tetapi tetap berpegang pada commit to users peraturan perundangan yang ada dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan atau diskresi. Diskresi yang dilakukan oleh kepolisian dalam melaksanakan tugasnya diatur oleh undang-undang UU, yaitu UU No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP. UU No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 15 Ayat 2 huruf k, “Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan lainnya berwenang melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian”. Sedangkan pada pasal 16 Ayat 1 huruf l, “Dalam rangka menyelenggarakan tugas dibidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang untuk mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab”. Tindakan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf l adalah tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan jika memenuhi syarat sebagai berikut : a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum; b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan; c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya; d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa. Diskresi tidak jarang dilakukan oleh petugas dalam mengambil suatu penyelesaian dalam suatu perkara pidana, salah satunya adalah commit to users perkara dalam penanganan kecelakaan lalu lintas. Diskresi yang dilakukan oleh petugas dipahami oleh masyarakat sebagai jalan damai yang difasilitasi oleh kepolisian. Hal tersebut juga diungkapkan oleh salah satu masyarakat pengguna layanan berikut. “Dalam menyelesaikan masalah kecelakaan kemarin, saya menempuh jalan damai, mbak, di kantor polisi dibuatkan laporan kepolisian dan surat damai yang saya sepakati dan pihak yang nabrak saya, mbak. Jadi, masalahnya tidak berbelit-belit”. wawancara dengan Narasumber 3, 14 Juni 2010 Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu masyarakat pengguna layanan lain. “Penyelesaian kecelakaan kemarin saya dibantu oleh pihak kepolisian agar bisa berdamai dengan orang yang saya tabrak, mbak. Ya, damainya mengganti kerusakan sepeda motor.” wawancara dengan Narasumber 8, 23 Juni 2010 Hal ini memang diakui oleh perwakilan yang ditunjuk dari Satlantas Polres Sukoharjo, Aiptu Jiran pada wawancara berikut ini. “Benar,Non. Kami dalam menjalankan tugas terkadang harus mengambil satu keputusan sebagai penyelesaian asalkan masih sejalan dengan peraturan dan perundang-undangan yang ada. Kenapa kami harus mengambil keputusan sendiri, itu dikarenakan bahasa undang-undang yang terlalu umum untuk bisa dijadikan petunjuk pelaksanaan sampai detail bagi petugas dilapangan” . wawancara dengan Aiptu Jiran, 8 Juni 2010 Dari hasil wawancara dan pembahasan diatas, responsibilitas pelayanan yang diberikan dalam penanganan kecelakaan yang dilakukan oleh Polres Sukoharjo belum begitu baik karena prosedur penanganan kecelakaan yang seharusnya diperkenalkan kepada masyarakat, namun commit to users tidak dipahami oleh para pengguna layanan. Diskresi telah dilakukan yang bertujuan untuk mempercepat penyelesaian masalah.

3. Akuntabilitas

Dokumen yang terkait

Studi Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai

1 55 100

Penentuan Jalur Alternatif untuk Menghindari Kemacetan Lalu Lintas dengan Menggunakan Algoritma Dijkstra (Studi Kasus: Simpang Empat Waspada Medan)

19 115 45

Analisa Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus : Doulu Kecamatan Berastagi – Ketaren Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo)

4 104 134

Penerapan Model Greenberg Untuk Arus Lalu Lintas (Studi Kasus : Jalan Ir. Juanda Medan)

6 69 44

Komunikasi Non Verbal Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar Bandung (Studi Deskriptif Tentang Pengelolaan Komunikasi Non Verbal Oleh Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar Bandung Pada Pengguna Jalan Dalam Membantu Kelancaran Arus Lalu Li

0 4 1

PELAKSANAAN DISKRESI KEPOLISIAN DALAM PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA LALU LINTAS (Studi pada Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung)

3 64 60

Peranan kepolisian dalam penyidikan kasus Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan Kematian (studi kasus di polresta Pematang siantar)

3 29 124

Peranan kepolisian dalam penyidikan kasus Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan Kematian (studi kasus di polresta Pematang siantar)

0 0 7

Peranan kepolisian dalam penyidikan kasus Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan Kematian (studi kasus di polresta Pematang siantar)

0 0 1

PERAN POLISI LALU LINTAS DALAM MENINGKATKAN KETERTIBAN DAN KELANCARAN LALU LINTAS ( Studi Kasus di Satuan Lalu Lintas Polisi Resor Kota Besar Semarang ) - Unissula Repository

0 0 12