Hipertensi Esensial Primer BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hipertensi 2.1.1 Definisi Hipertensi

2.1.2 Tanda Gejala dan Gambaran Klinis Hipertensi

Gambaran klinis hipertensi biasanya asimtomatis, sampai kerusakan organ- organ tertentu Silent Killer Baradero dkk., 2008. Kenaikan tekanan darah baru diketahui sewaktu pemeriksaan skrining kesehatan. Gejala umum hipertensi sakit kepala, pusing, tinitus, dan pingsan hampir sama dengan kebanyakan orang normotensi Gray, et al, 2005. Namun, sebagain besar nyeri kepala pada hipertensi ternyata tidak berhubungan dengan tekandan darah. Fase hipertensi yang berbahaya bisa ditandai oleh nyeri kepala dan hilangnya penglihatan papiledema Gray, et al, 2005 Davy, 2006.

2.1.3 Faktor Resiko dan Etiologi

Berdasarkan Etiologinya, hipertensi dibagi menjadi dua macam, yaitu hipertensi esensial primer dan hipertensi skunder. Baradero dkk., 2008.

a. Hipertensi Esensial Primer

Sembilan puluh liam persen dari semua kasus hipertensi adalah primer Esensial. Tidak ada penyebab yang jelas tentang hipertensi primer, meskipun ada beberapa teori yang menunjukkan adanya faktor-faktor genetik, perubahan hormon, dan perubahan simpatis yang berhubungan dengan hipertensi. Baradero, Dayrit, Siswadi, 2008. Grey, et al 2005 menyebutkan hipertensi dapat disebabkan oleh bebrapa faktor yaitu : 1. keturunan sekitar 70-80 penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita yang monozigot satu telur apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran terjadinya hipertensi. 2. Jenis kelamin Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki-laki daripada perempuan. Hal ini karena laki-laki banyak memiliki faktor pendoerong terjadinya hipertensi, seperti stres, kelelahan, merokok, dan makan tidak terkontrol. Adapun pada perempuan peningkatan risiko terjadi setelah masa menopose sekitar 45 tahun. 3. Umur Pada umumnya, hipertensi menyerang pria di atas 31 tahun, sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun. Tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Ini disebabkan karena dengan bertambahnya umur, dinding pembuluh darah mengalami perubahan struktur dan fungsi. Jumlah sel otot polos berkurang dan elasitas berkurang sehingga tahanan tepi meningkat yang dapat menyebabkan jantung bekerja lebih untuk memompa darah yang berakibat peningkatan pembuluh dara Grey, et al 2005. Insiden hipertensi meningkat dengan bertambahnya uisa. Prevalensi hipertensi ringan sebesar 2 pada usia 25 tahun atau kurang, meningkat menjadi 25 pada usia 50 tahun dan 50 pada usai 70 tahun Davy, 2006. 4. Obesitas Berdasarkan penelitian, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Obesitas sangat berperan terhadap kejadian penyakti tidak menular seperti stroke, diabetes, dan penyakit kadiovaskular. 5. Konsumsi garam berlebih. Garam mempunyai sifat menahan air. Konsumsi garam berlebihan dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah Grey et al, 2005. Garam yang mempunyai fungsi sebagai osmolalitas plasma berperan penting terhadap hemodinamik darah Corwin, 2009. Secara fisiologis jika kadar garam dalam tubuh berlebih, maka tubuh akan mengeluarkannya melalui urin atau keringat, namun hal ini tida terjadi pada pasien hipertensi, tubuh tidak mamu mengeluarkan kelebihan garam dalam tubuh, sehingga volme retensi cairan meningkat dan berakibat pada kenaikan tekanan darah Soenardi Soetarjo, 2005. 6. Kurang Olahraga Olahraga seperti bersepeda, jogging, dan aerobik yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Orang yang kurang aktif berolah raga pada umunya cenderung mengalami kegemukan. Degnan berolah raga akan mencegah obesitas, serta mengurangi asupan garam, dengan mengeluarkannya dari tubuh bersama keringat. 7. Merokok dan konsumsi alkohol Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang rokok yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah. Selain itu, nikotin juga dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah. Efek dari konsumsi alkohol juga merangsang hipertensi karena adanya peningkatan sintesis katekolamin yang dalam jumlah besar dapat memicu kenaikan tekanan darah Grey et al, 2005.

b. Hipertensi Sekunder