Arya Roland 1977 dalam: “ciri-ciri karya budaya dibalik tabir keagungan

bangunan-bangunan yang karena fungsinya berhubungan dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Bangunan-bangunan seperti ini dapat berfungsi sebagai landmark. h. Keistimewan Sebuah banguandapat berfungsi sebagai landmark bila dapat mempunyai keistimewaan tertentu, seperti ; yang tinggi, yang besar, dan sebagainya.

C. TEORI PINTU GERBANG

C.1. Pengertian pintu gerbang Pengertian pintu gerbang S. Yuliue, 1984 “pintu adalah jalan untuk keluar masuk ruangan. Gerbang adalah: - bagian paling depanmuka - gapurapintu besar dihalaman Jadi pintu gerbang bias diartikan sebagai gapurapintu besar dibagian muka yang selalu dilewati oleh kegiatan keluar masuk dari suatu ruang ke ruang lain. Adapun pendapat bebarapa tokoh tentang pintu gerbang, adalah:

1. Arya Roland 1977 dalam: “ciri-ciri karya budaya dibalik tabir keagungan

rumah jawa”, memberikan pengertian regol atau pintu masuk adalah tempat tinggal sementara yang menyatu dengan kepentingan manusia menjaga rumah tinggalnya, penyediaan tempat untuk menyambut tamu dan peristirahatan orang yang lelah karena melakukan perjalanan jauh. Penjelasan Arya Roland 1977:72-76, tentang tata cara hidup simbolis dan sistem komunitas masyarakat jawa yang penuh kembang, lambang, dan sinamuning samudana, maksudnya bahwa segala sesuatunya akan disampaikan dalam bentuk kiasan, yang harus dibahas atau dikupas dengan perasaan yang dalam, untuk maksud yang tersembunyi . Dalam pengertian lain terdapat kategori pintu, tempatruang dengan kriteria: - arah masuk - untuk menjaga - menyambut - istirahat Dari penelitian ini terlihat aspek nilai fungsional dari suatu pintu gerbang regol. 2. Ikaputra 1996 dalam: “A Study on The Contemporary Utilization of Javanese Urban Heritage and Its Effect on History” memberikan pengertian regol adalah pintu gerbang dengan atau tanpa atap padurekso. Umum terdapat empat ruang dipisahkan oleh dinding dalam 2 pasangan. Sepasang diluar dalem dan sepasang dihalaman dalem. Tiap pasang dipisahkan oleh jalan masuk melalui pintu besar. Tiap ruang batasi pagar setinggi 70-90 inci, kadang perbedaan batas lantai dengan muka tanah halaman berupa perbedaanselisih ketinggian. Karena pintu masuk merupakan titik lemah maka diadakan penjagaan caos, memfungsikan regol dan ruang regol juga berfungsi sebagai ruang tunggu. Penampilan ornamen atau estetika dimaksudkan sebagai landmark lingkungan yang tidak saja menarik perhatian orang lewat tetapi juga menggugah rasajiwa. Variasi bentuk atap regol adalah variasi bentuk atap rumah jawa. Dari penelitian ini terlihat aspek fungsi, pola dan estetika sebagai fungsi penanda terhadap lingkungannya. 3. Darsiti Soeratman 1989: 43: 207; 215 dalam : “kehidupan dunia Kraton Surakarta 1830-1939” memberikan pengertian kori adalah ‘kromoinggil’ dari “lawang”, regol adalah pintu halaman depan pada rumah tradisional jawa dengan atap diatasnya dan gapura yang disamakan Candi Bentar. Darsiti mengungkapkan aspek ‘style’ dan setting’ dari kori dan regol, melalui ciri-ciri pintu, halamn, rumah, atap dan parameter ; depan rumah jawa.

4. I Gusti Ngoerah dkk 1981 dalam “Arsitektur tradisional Bali”