TINJAUAN KRIMINOLOGI TENTANG PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENGEDARAN UANG PALSU OLEH KEPOLISIAN (Studi Di Polres Kota Batu)

(1)

TINJAUAN KRIMINOLOGI TENTANG PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENGEDARAN UANG PALSU OLEH KEPOLISIAN

(Studi Di Polres Kota Batu)

Oleh :

SYUKRI GAZALI ASYATHRI 201010110311129

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS HUKUM


(2)

PENULISAN HUKUM PENULISAN HUKUM

TINJAUAN KRIMINOLOGI TENTANG PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENGEDARAN UANG PALSU OLEH KEPOLISIAN

(Studi Di Polres Kota Batu)

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu hukum.

Oleh :

SYUKRI GAZALI ASYATHRI 201010110311129

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS HUKUM


(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur alhamdulilahi robbil al-amienpenulis hanturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan yang tidak ada henti-hentinya dari zaman ke zaman. Tidak lain ini semua berkat hidayah dan inayah-Nyapenulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul“Tinjauan Kriminologi Tentang Penanggulangan Tindak Pidana Pengedaran Uang Palsu Oleh Kepolisian (Studi Di Polres Kota Batu)”.Dengan ini penulis menyadari bahwa karena Dia-lah semua ini dapat terlaksana dengan sempurna.

Taklupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan junjungan kepada Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga, yang senantiasa memberikan perjuangan untuk menegakkan Islam dimuka bumi ini.

Dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rangkaian terimakasih yang sedalam-dalamnya dan dengan ketulusan hati kepada orang-orang yang telah berjasa dan senatiasa memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, diantaranya yakni:

1. Bapak Zawawi Asyathri dan Ibunda Berkah Asyathri tercinta serta keluarga besar yang berada di Kota Tual, dan Ambon (MALUKU), yang tidak ada henti-hentinya memberikan Do’a dan pembiayaan yang cukup besar selama punulis menempuh studi.

2. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang berserta jajaran Pembantu Rektor untuk segala bimbingan, nasehat


(6)

serta pesan-pesan positif agar penulis dapat menjadi lebih baik selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

3. Bapak Dr. Sulardi, SH.,M.Si selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang beserta jajaran Pembantu Dekan atas segala pengabdiannya selama penulis menjadi mahasiswa.

4. Kepada Bapak Surya Anoraga, Dr., S.H., M.Hum. selaku Dosen Wali yang tanpa mengenal lelah memberikan pengawalan dan nasehat kepada penulis mulai dari awal perkuliahan sehingga penulis dapat mengakhiri perkuliahan di Fakultas Hukum.

5. Kepada yang terhormat, Bapak Dr. Mokhammad Najih, SH,.MHdan Bapak Haris Thofly, SH,M.Humselaku pembimbing I dan II, yang penuh kesabaran memberikan waktu dan tenaga dalam membimbing penulis, hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. Semoga Allah dapat memberikan balasan yang setimpal kepada beliau. Amin.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, jasa dan pengabdian beliau-beliau, tidak terlupakan dibenak penulis sampai dengan akhir hayat penulis.

7. Pihak Satuan Reskrim Polres Kota Batu, Bapak AKP. Bambang Suprianto, SH. selaku Kepala Satuan Reskrim, Bapak BRIPTU. Martha Subagiyo Selaku BAMI Reskrim, dan BapakBripka Joko Pranomo, SH. selaku Penyidik Unit Pidana Khusus, Terima Kasih atas segala bantuan selama penulis melakukan penelitian di Polres Kota Batu. semoga ALLAH SWT membalas segala budi baik bapak.


(7)

8. Semua teman-teman angkatan 2010 dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu dimana mereka telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap bahwa skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya, dan rekan-rekan di fakultas hukum khusunya.

BillahittaufiqwalHidayah, Wassalamu’allaikumWr.Wb

Malang, 8 Agustus 2015 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Sampul Dalam ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pengesahan Setelah Ujian ... iii

Surat Pernyataan... iv

Lembar Persembahan ... v

Ungkapan Pribadi/Motto ... vii

Abstraksi ... viii

Abstract ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I :PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumuan Masalah ... 11

C.Tujuan Penelitian ... 11

D.Manfaat Penelitian ... 11

E. Metode Penelitian ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II :Tinjauan Umum Tentang Tindak Pengedaran Uang Palsu Dan Penanggulangan Kejahatan…………... 19

A. Pengertian, Jenis, Fungsi Ciri-Ciri Uang Dan Tindak Pidana Pengedaran Uang Palsu………... .... 19

1. Pengertian Uang ... 19

2. Jenis Uang ... 20

3. Fungsi Uang ... 24

4. Ciri Uang ... 25

5. Tindak Pengedaran Uang Palsu ... 28

B. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor PenyebabKejahatan ... 37


(9)

2. Teori Faktor-Faktor Kejahatan.. ... 38

C. Tinjauan Umum Tentang Penanggulangan Kejahatan ... 45

1. Penanggulangan Kejahatan Melalui Jalur Non Penal Sebagai Upaya Pencegahan (Preventife) ... 48

2. Penanggulangan Kejahatan Melalui Jalur Penal Sebagai Upaya Pemberantasan (Repressife) ... 51

BAB III:HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Analisis Terhadap Faktor Penyebab Terjadinya Pengedaran Uang Palsu ... 59

1. PerkembanganPengedaranUangPalsu... 58

2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pengedaran Uang Palsu ... 62

B. Upaya Penanggulangan Tindak Kejahatan Pengedaran Uang Palsu……….. 76

1. Penanggulangan Terhadap Tindak Pengedaran Uang Palsu Yang Dilakukan Oleh Kepolisian Resort Kota Batu Dengan Cara Represif (Penindakan) ... 77

2. Penanggulangan Terhadap Tindak Kejahatan Pengedaran Uang Palsu Yang Dilakukan Oleh Kepolisian Resort Kota Batu Dengan Cara Preventif (Pencegahan) ... 93

BAB IV PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DaftarPustaka ... 106

Indeks ... 108 Lampiran-Lampiran


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Literatur Buku :

Adami Chazawi, 2005, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, Rajawali Pers, Bandung, Andi Matalata, 1987, “Santunan Bagi Korban”, dalam J.E. Sahetapy. Viktimologi

Sebuah Bunga Rampai. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

A.S. Alam. 2010. Pengantar Kriminologi. Pustaka Refleksi, Makassar.

Barda Nawawi Arief. 2011, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana

Perkembangan Penyusunan Konsep Kuhp Baru. Kencana, Semarang.

__________.2010. Kebijakan Legislatif Dalam Penaggulangan Kejahatan

Dengan Pidana Penjara,.Genta Publishing, Yogyakarta.

Boediono, 1990. Ekonomi Moneter. BPFE. Yogyakarta,

C.S.T. Kansil, 1984, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Eko Suprayitno, 2005, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan

Konvensional, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Fakultas Hukum. 2012. Pedoman Penlisan Hukum. UMM Press. Malang.

Frank. E Hagan, 2013. Pengantar Kriminologi: Teori, Metode, Perilaku

Kriminal.Kencana Pranadamedia Group. Jakarta.

I.S. Susanto. 2010. Statistik Kriminal Sebagai Konstruksi Sosial. Genta Publishing. Yogyakarta.

Sahetapy, J.E. 1992. Teori kriminologi: suatu pengantar. Citra Aditya Bakti. Bandung.


(11)

J. Sahetapy. 2009. Ancaman Pidana Mati Terhadap Pembunuhan Berencana. Setara Press. Malang

Satjipto Rahardjo & Anton Tabah. 1993. Polisi Pelaku dan Pemikir. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Sawaldjo Puspopranoto, 2004. Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan, Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia,Jakarta

Sudarto, 1981, Kapita Selekta Hukum Pidana. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Topo Santoso, Eva Achjhani Zulfa, 2003, Kriminologi, Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

W.A. Bonger, 1981 Pengantar Tentang Kriminologi. PT Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta.

Waluyadi. 1999. Pengetahuan Dasar Hukum Acara Pidana..Mandar Maju. Bandung.

Tesis :

Fitriana Murniati. 2007. Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Administrasi Dalam

Bidang Kesehatan di Indonesia. Tesis. Program Magister Ilmu Hukum

Universitas Dipeonegoro. Semarang. Peraturan Perundang-undangan :

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana

Undang-undang Nomor 8 tahun 1961 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia


(12)

Peraturan Presiden No 123 tahun 2012 tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1971 tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu

Surat Keputusan Kapolri No. Pol : SKEP / 249 / IV / 2004 tentang Buku Petunjuk Kegiatan tentang Patroli

Internet :

Tempo, http://www.tempo.co/read/news/2015/01/26/058637797/Terbesar-Uang-Palsu-Rp-122-M-Disita-di-Jember(diakses 26 maret 2015)

Hukum Online, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl294/definisi-kejahatan-dan-jenis-jenis-kejahatan-internet(diakses 28 maret 2015)

BI, http://www.bi.go.id/id/iek/mengenal-rupiah/Contents/Default.aspx (diakses tanggal 9 juli 2015)

Ray Pratama. Upaya Penanggulangan Kejahatan, http://raypratama.blogspot.com

(Diakses Tanggal 11 Mei 2015)


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan nasional khususnya dibidang ekonomi diperlukan upaya-upaya untuk antara lain terus meningkatkan, memperluas, memantapkan dan mengamankan perekonomian baik perdagangan barang dan jasa maupun hal-hal yang berkaitan dengan bidang moneter, serta meningkatkan dan mempertahankan kestabilan perekonomian nasional. Bertolak dari prinsip-prinsip tersebut diatas, adalah semestinya apabila segala perkembangan, perubahan dan kecenderungan global lainnya yang diperkirakan akan dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian perkembangan dunia bisnis dan ekonomi telah mendorong terjadinya berbagai tindak pidana yang baru dan inovatif, seperti terjadinya kejahatan cyber crime, money

laundering, uang palsu, kejahatan perbankan dan lain sebagainya.

Dampak dalam kerangka pembangunan nasional seperti yang di atas, menyita perhatian bidang hukum yang sekarang sedang giat-giatnya berlangsung di Indonesia, maka masyarakat Indonesia makin disadarkan pada peran penting hukum sebagai sarana pengendali tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di berbagai kulturalnya.

Kedudukan hukum sangat begitu dekat dengan kehidupan bermasyarakat, khususnya hukum pidana. Hukum pidana yang bersifat istimewa karena hukum pidana ini mengatur perhubungan antara individu dengan masyarakat. sebagai


(14)

2

masyarakat. Hukum pidana dijalankan dalam hal kepentingan bagi masyarakat.yang betul-betul memerlukannya1.

Kewenangan negara untuk memberikan sanksi pidana kemudian didelegasikan kepada para penegak hukum yang bekerja dalam suatu sistem yang dikenal dengan nama sistem peradilan pidana. Dengan kata lain, dalam penerapan hukum pidana oleh negara, maka hal ini tidak akan terlepas dari adanya sistem peradilan pidana tersebut. ada pendapat dari Mardjono Reksodiputro, berpendapat bahwa system peradilan (criminal justice system) adalah sistem yang ada dalam masyarakat untuk menanggulangi masalah kejahatan. Komponen-komponen yang bekerjasama dalam sistem peradilan pidana adalah instansi atau badan yang dikenal seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan dan lembaga pemasyarakatan2.

Peran hukum sebagai sarana pengendalian sosial (social engineering) dan hukum sebagai sarana integratif bermasyarakat berfungsi sebagai pelindung akan kepentingan manusia3. Banyak kep.entingan hukum dalam masyarakat yang dilindungi oleh undang-undang, yang pada umumnya dapat di kelompokkan menjadi 3, yakni:

1. Kepentingan hukum perorangan (individuale belangen)

2. Kepentingan hukum masyarakat (sociale of maatschappelijke belangen) 3. Kepentingan hukum Negara (staatbalangen)

1 Utrecht, E. 1987, Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana 1: Pustaka Tintamas, Surabaya.

Hal. 57-58

2 Mardjono Reksodiputro, 2007, Hak Asasi Manusia Dalam Sistem Peradilan Pidana,

Kumpulan Karangan Buku Kelima, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia, Hal. 84.


(15)

3

Walaupun dapat dibedakan dalam 3 kepentingan hukum, namun adakalanya suatu kepentingan hukum dapat dimasukkan ke lebih dari sutu golongan kepentingan hukum tersebut. Seperti pada tindak pengedaran uang palsu. Perkosaan atau pelanggaran terhadap kepentingan hukum atas kepercayaan pada uang dan penggunaan uang sebagai alat pembayaran yang sah, tidak saja berupa pelanggaran/penyerangan terhadap kepentingan hukum masyarakat tetap juga sekaligus terhadap kepentingan hukum Negara.4

Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, seharusnya dapat diimbangi dengan tingkat produktivitas. Tingkat produktivitas harus disesuaikan dengan jumlah angkatan kerja. Kenyataannya jumlah pengangguran di Indonesia masih tinggi sehingga tingkat produktivitas rendah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen, mengalami peningkatan dibanding Februari 2013 sebesar 5,92 persen dan Agustus 2012 sebesar 6,14 persen.5 Tingkat pengangguran yang tinggi berdampak pada roda perekonomian Indonesia yang cenderung terus menurun, sehingga masih banyak penduduk yang tergolong miskin. Banyaknya jumlah penduduk miskin menyebabkan angka kriminalitas meningkat.

Terkadang sering kita dengar bahwa seseorang tidak bisa hidup tanpa uang. uang memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Uang yang dimiliki oleh masyarakat dipergunakan untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Oleh

4 Adami Chazawi, 2005, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, Rajawali Pers, Bandung, Hal. 2


(16)

4

karena itu, masyarakat yang tergolong miskin cenderung melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya merampok, mencuri, dan menjambret. Salah satu kejahatan yang menarik perhatian adalah tindak pidana pengedaran uang palsu.

Menurut Suprayitno, “Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sejak peradaban kuno, mata uang logam sudah menjadi alat pembayaran biasa walaupun belum sesempurna sekarang. Kebutuhan menghendaki adanya alat

pembayaran yang memudahkan pertukaran barang agar pekerjaan lebih mudah”.6

Definisi uang yang paling universal adalah sesuatu (benda) yang diterima secara umum dalam pertukaran barang dan jasa. Sebagaimana Puspopranoto

mengatakan bahwa “Uang didefinisikan sebagai barang atau benda yang diterima secara umum sebagai alat pembayaran untuk barang dan jasa”.7 Dengan demikian

uang adalah suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dalam berbagai teransaksi dan berlaku di dalam wilayah tertentu.

Uang kartal terdiri dari mata uang logam dan uang kertas. Mata uang logam adalah berupa uang yang terdiri dari bahan logam seperti emas, tembaga, perak, dan lain sebagainya, sedangkan uang kertas adalah uang yang terbuat dari lembaran kertas. Adapun fungsi dari uang, yaitu :8

a. Sebagai Satuan Hitung;

6 Eko Suprayitno, 2005, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan

Konvensional, Graha Ilmu, Yogyakarta, Hal 187

7 Sawaldjo Puspopranoto, 2004, Loc,cit


(17)

5

b. Sebagai Alat Transaksi; c. Sebagai Penyimpan Nilai;

d. Standar Pembayaran di Masa Depan.

Namun pada kesempatan kali ini penulis menitik fokuskan uang palsu dalam bentuk kertas. Menurut pengamat ekonomi Syarkawi Rauf, bahwa tindak pidana pengedaran uang palsu memiliki siklus tahunan. Tindak pidana pengedaran uang palsu marak terjadi menjelang Ramadhan, pemilihan umum (pemilu) dan tahun baru. Karena menjelang masa-masa tersebut kebutuhan orang untuk bertransaksi tinggi, sehingga pengedaran uang meningkat. Hal ini yang dimanfaatkan oknum tertentu secara sengaja untuk mengedarkan uang palsu.

Untuk dampak dari pengedaran uang palsu dapat dilihat dalam sudut pandangan ekonomi yang mana besarnya jumlah uang palsu yang beredar dalam masyarakat akan membawa pengaruh yang cukup signifikan bagi kestabilan perekonomian negara. Semakin besar jumlah uang palsu yang beredar akan sangat mempengaruhi daya beli dan perekonomian masyarakat. Keberadaan uang palsu dapat mendorong terjadinya inflasi karena jumlah uang yang beredar menjadi tidak terkontrol dan melebihi batas. Yaitu karena pencetakan uang asli dilakukan oleh percetakan negara atas permintaan Bank Indonesia melalui perencaan dan pengaturan secara cermat sehingga tepat sasaran. Sehingga diperlukan peran-peran dari Bank Indonesia yang lebih signifikan untuk dapat menekan pengedaran uang palsu di


(18)

6

Indonesia. Dengan demikian beredarnya uang palsu dalam masyarakat tidak bisa dilepaskan dengan kondisi stabilitas perekonomian negara.9

Lebih lanjut melihat dampak pengedaran uang palsu dalam kacamata hukum Kejahatan peniruan dan pemalsuan mata uang dan uang kertas, yang kadang disingkat dengan pemalsuan uang adalah berupa penyerangan terhadap kepentingan hukum atas kepercayaan terhadap uang sebagai alat pembayaran yang sah. Sebagai alat pembayaran, kepercayaan terhadap uang harus dijamin. Kejahatan ini diadakan berhubungan untuk melindungi masyarakat terhadap uang sebagai alat pembayaran tersebut.

Sedemikian pentingnya uang menyebabkan sebagian orang berusaha untuk memiliki uang sebanyak-banyaknya, walaupun dengan cara yang melawan hukum. Wujud dari cara-cara yang melawan hukum itu dapat berupa kejahatan terhadap mata uang itu sendiri, salah satunya tindakan pemalsuan mata uang. Menurut pembentuk undang-undang perbuatan meniru atau memalsukan mata uang, uang kertas negara atau uang kertas bank itu merupakan perbuatan yang dapat menimbulkan berkurangnya kepercayaan umum terhadap mata uang kertas negara atau uang kertas bank tersebut.

Seperti belum lama ini terjadi di Pujon Aparat Kepolisian Polsek Batu, Jawa Timur, berhasil menangkap Tomo Jemi’an seorang pelaku pengedaran uang palsu senilai Rp 1.000.000. lelaki 47 tahun warga Dusun Maron Sebelah, Rt. 46 Rw. VI Desa Pandan sari Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Polisi meringkus Tomo

9Ibid.hal.12.


(19)

7

Jemi’an pada Rabu 6 Agustus 2014, pukul 09.00 wib, di Dusun Gesingan, Rt. 12 Rw. vi Desa Pujon Hor, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Penangkapan itu dilakukan polisi berdasarkan informasi bahwa dari salah seorang warga yang sebagai korban dan yang mengadakan khajatan, bermula pada saat itu korban yang mengadakan khajatan dan di hadiri oleh pelaku peredar uang tersebut, kemudian korban diberikan uang sejumlah korban diberi uang Rp 1.000.000. yang di kemas

dalam amplop yang oleh pelaku di serahkan sebagai “seserahan atau dalam budaya jawa di sebut Saweran”. kemudian korban yang diberikan uang menyadari bahwa

uang yang di berikan pelaku tersebut palsu ternyata uang palsu dan kemudian korban melaporkan kepada pihak Kepolisisan. Pukul 11.45 wib polisi mendatangi rumah si korban yang pada saat itu masih terdapat pelaku yang masih menikmati rangkaian kajatan di kediaman korban dan langsung melakukan penagkapan pelaku. Dan kemudian dilakukan proses penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut oleh pihak Kepolisian Polsek Batu10

Fenomena pengedaran uang palsu tersebut juga di temukan di daerah Batu yang di liris oleh salah satu surat kabar lokal. M Rafi (42) warga Bangil, Pasuruan, harus mendekam dalam penjara, akibat coba-coba mengedarkan uang palsu (upal) di Kota Batu. Modusnya, tersangka menghabiskan hari libur di karaoke After me, Oro-Oro Ombo. Minggu (7/12) sekitar pukul 11.00, Rafi menikmati live musik, ia memesan beberapa minuman menggunakan upal dan nyawer penyanyi. “Tersangka ketahuan nyawer dengan uang palsu, sang penyanyi pun melapor ke manajemen


(20)

8

karaoke dan dilaporkan kepada petugas,” kata Kasubag Humas Polres Batu, AKP Waluyo, kemarin. Tersangka mengaku uang palsu itu sengaja digunakan untuk pesta pora, ia mendapatkan dari temannya, Samik, yang kini masih buron. Total ada Rp 3.450.000 berhasil diamankan aparat, terdiri dari pecahan Rp 50 ribu sebanyak 49

lembar, dan Rp 100 ribuan sebanyak 10 lembar. “Saya dikasih cuma-cuma sama teman, makanya saya buat karaoke. Saat itu posisinya gak pegang uang sama sekali,” akunya tanpa penyesalan. Lelaki ini juga mempunyai rencana yang lain, yakni mau bayar purel pakai uang palsu. Namun, rencana itu tinggal rencana. “Rencananya habis karaoke mau ngajak beberapa purel (wanita penghibur) ke vila, tapi kadung

ketangkap basah,” ungkapnya. Atas perbuatannya, tersangka dituntut Undang Undang

Nomor 7 Tahun 211 pasal 36 tentang mata uang dengan ancaman 15 tahun penjara.11 Ketika masyarakat menerima uang palsu maka tidak ada yang mengganti kerugian sebagai akibat menerima uang palsu, mereka tidak dapat menggunakan uang palsu tersebut untuk bertransaksi. Uang palsu juga dapat melemahkan kepercayaan terhadap sistem pembayaran, yang mengakibatkan masyarakat umum tidak merasa yakin saat menerima uang tunai dalam transaksi. Kejahatan uang palsu tidak hanya terjadi pada saat sekarang, hal tersebut sudah terjadi dari beberapa waktu lalu dan akan terus berlanjut sampai ke masa datang. Para pelaku hanya mementingkan keuntungan pribadi tanpa memperdulikan kerugian dan resiko yang dihadapi masyarakat sekitar.


(21)

9

Setiap tahun memang mudah kita temukan kejahatan uang palsu. Selain itu, setiap Bank Indonesia mengeluarkan jenis uang baru, tidak lama kemudian para pelaku tampaknya tidak mau ketinggalan, merekapun segera meniru uang baru yang sah tersebut. Kecanggihan para pelaku pembuat dan pengedar uang palsu saat melakukan aksinya itu, terkadang membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam hal membedakan uang yang asli dan uang yang palsu sehingga masyarakat banyak yang tertipu dan menjadi korban kasus pengedaran uang palsu.

Usaha penanggulangan pengedaran uang palsu pada hakekatnya merupakan bagian usaha penegakan hukum pidana. Pengaturan kejahatan terhadap mata uang dan sanksi pidananya diatur dalam KUHP yakni pada Bab X pasal 244 sampai pasal 252, pasal-pasal tersebut memuat unsur-unsur untuk dapat dipidananya suatu kejahatan terhadap mata uang dan sekaligus memuat sanksi pidana. Pengaturan tindak pidana pengedaran uang palsu juga terdapat dalam Undang-undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang yang tercantum dalam pasal 24 dan ditegaskan dengan sanksi nya pada pasal 34, yang berbunyi sebagai berikut :

1) Setiap orang yang meniru Rupiah, kecuali untuk tujuan pendidikan dan promosi dengan memberi kata spesimen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

2) Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan Rupiah Tiruan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) dipidana dengan pidana


(22)

10

kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

KUHP memberikan ancaman sanksi pidana yang tinggi terhadap pelaku pembuat dan pengedar uang palsu, hal ini dapat diketahui berdasarkan pasal 245 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), yang berbunyi sebagai berikut :

“Barang siapa dengan sengaja mengedarkan mata uang atau uang kertas yang

dikeluarkan oleh negara atau bank sebagai mata uang atau uang kertas asli dan tidak dipalsu, padahal ditiru atau dipalsu olehnya sendiri atau waktu diterima diketahuinya bahwa tidak asli atau dipalsu, ataupun barangsiapa menyimpan atau memasukkan ke Indonesia mata uang dan uang kertas yang demikian, dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan sebagai uang asli dan

tidak dipalsu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.

Sanksi pidana yang tinggi ternyata tidak membuat pelaku tindak pidana pengedaran uang palsu jera. Tindak pidana pengedaran uang palsu terus berlangsung di Indonesia. Berbagai peraturan melalui Undang-undang sudah dikeluarkan untuk menekan jumlah pengedaran uang palsu, akan tetapi kejahatan ini selalu terjadi. Oleh karena itu peneliti ingin mengkaji terkait dengan TINJAUAN KRIMINOLOGI TENTANG PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENGEDARAN UANG PALSU OLEH KEPOLISIAN (Studi Di Polres Kota Batu). Dengan harapan bahwa adanya pengkajian terkait penanggulangan dari Kepolisian diharapkan dapat memberantas pengedaran uang palsu di Kota Batu.


(23)

11

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari deskripsi penulis yang disajikan dalam latarbelakang, terdapat dua rumusan masalah yang menjadi pokok bahasan yaitu :

1. Apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya pengedaran uang palsu ?

2. Bagaimana upaya represif terkait kejahatan pengedaran uang palsu oleh Kepolisian di Batu ?

3. Bagaimana upaya preventif terkait kejahatan pengedaran uang palsu oleh Kepolisian di Batu ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya pengedaran uang palsu

2. Untuk mengetahui upaya represif kasus pengedaran uang palsu oleh Kepolisian di Batu.

3. Untuk mengetahui upaya preventif kasus pengedaran uang palsu oleh Kepolisian di Batu.

D. Manfaat Penelitian

Bedasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penelitian diklasifikasikan sebagai berikut:


(24)

12

Hasil penelitian ini akan menambah manfaat keilmuan dan pengetahuan mengenai upaya-upaya kepolisian dalam menindak lanjuti pengedaran uang palsu. 2. Secara praktis

a. Bagi masyarakat

Agar masyarakat mempunyai pandangan terhadap langkah mengenali kejahatan uang palsu dan lebih mengerti tentang analisa bentuk-bentuk upaya kepolisian dalam menindak lanjuti tindak pidana pengedaran uang palsu. b. Bagi aparat penegak hukum

Mampu lebih memperhatikan indikasi adanya modus-modus operandi tindak pidana pengedaran uang palsu dalam lingkungan masyarakat.

c. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini digunakan oleh peneliti sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang bentuk-bentuk upaya kepolisian dalam menindak lanjuti tindak pidana pengedaran uang palsu serta syarat untuk penulisan Tugas Akhir dan menyelesaikan studi S1 di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian berfungsi sebagai alat atau cara untuk melakukan penelitian, sedangkan Penelitian adalah suatu cara yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah


(25)

13

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penetlitian ini adalah yuridis sosiologis, yaitu pendekatan penelitian yang mengkaji persepsi dan perilaku hukum orang (manusia dan badan hukum) dan masyarakat serta efektivitas berlakunya hukum positif di masyarakat. Dengan tetap berpegangan pada peraturan yang dapat dijadikan arahan untuk menganalisa permasalahan yang telah ditentukan oleh penulis.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis untuk melakukan penelitian guna mendapatkan bahan-bahan hukum yang akurat adalah Penulis melakukan penelitian di Kepolisian Resort Batu, karena di Batu merupakan tempat kejadian tindak kejahatan (Locus Delictie) dalam kasus yang akan diteliti oleh karena itu menjadi wilayah hukum dari Polres Batu, sehingga memudahkan penulis untuk mencari data yang diperlukan dalam penelitian. Disamping itu seperti yang kita ketahui sebagai kota destinasi wisata yang marak di kunjungi oleh orang-orang pada umumnya, hal ini juga strategis dikarenakan wilayah yang notebene nya sebagai destinasi wisata merupakan tempat yang mempunyai tingkat transaksi ekonomi yang cenderung tinggi sehingga hal tersebut dipandang kerapkali menjadi daerah sasaran pengedaran uang palsu.


(26)

14

3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini meliputi : a. Data Primer

Pengambilan data primer ini dilakukan dengan cara memperoleh data dari wawancara dengan bagiam Satreskrim Polres Kota Batu yakni Bripka Joko Pramono, Unit Pidana Khusus Polres Kota Batu selaku narasumber satu (1) dan Briptu Martha Subagiyo Bami Satreskrim Polres Kota Batu selaku narasumber dua (2), dokumen tertulis berupa LP/23/viii/2014/Polsek Pujon, yang diperoleh dari sumber informasi utama/pertama dan diperoleh langsung dari lokasi penelitian atas kasus yang diteliti serta informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang memberikan penjelasan atau keterangan lanjutan mengenai data primer, data sekunder terdiri dari :

1) Berbagai bahan pustaka atau literatur.

2) Peraturan perundang-undangan yakni di antaranya Undang-Undang Nomor 1 tahun 1946 tentang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006 tentang Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERUM PERURI),Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002


(27)

15

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Presiden No 123 tahun 2012 tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu, Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1971 tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu, Surat Keputusan Kapolri No. Pol : SKEP / 249 / IV / 2004 tentang Buku Petunjuk Kegiatan tentang Patroli, Laporan Penangkapan LP/23/viii/2014/Polsek Pujon. 3) Bahan-bahan dari hasil seminar, artikel, media massa yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti seperti Koran Tempo dan memo arema. 4) Bahan-bahan dari hasil penelitian sebelumnya yakni Tesis Fitriana

Murniati. 2007. Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Administrasi

Dalam Bidang Kesehatan di Indonesia. Tesis. Program Magister Ilmu

Hukum Universitas Dipeonegoro. Semarang.. c. Data Tersier

Data tersier yang terdiri dari kamus Hukum, kamus besar bahasa Indonesia, yang dapat memberikan penjelasan maupun petunjuk terhadap data primer maupun data sekunder.

1. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan yang disesuaikan dengan kebutuhan jenis data, teknik pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut :


(28)

16

a. Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada pihak yang berkompeten dalam masalah ini antara lain dengan pihak Kepolisian bagian Satreskrim Polres Kota Batu yakni Bripka Joko Pramono, Unit Pidana Khusus Polres Kota Batu selaku narasumber satu (1) dan Briptu Martha Subagiyo Bami Satreskrim Polres

Kota Batu selaku narasumber dua (2).

b. Studi Kepustakaan

Yaitu pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas, serta diterbitkan dalam penulisan. Kepustakaan yang dimaksud dalam penulisan ini adalah berupa buku-buku yang berkaitan dengan bidang ilmu hukum, artikel hukum, karya ilmiah hukum, media cetak dan atau media elektronik yang berkaitan dengan penanggulangan pengedaran uang palsu oleh Kepolisian.

2. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, baik yang berasal dari studi lapangan maupun studi kepustakaan dipandang cukup, maka data akan diolah dengan mempergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian kualitatif menggambarkan atau melukiskan fenomena yang


(29)

17

diteliti secara sistematis, faktual dan akurat. Melalui metode ini peneliti menganalisis obyek penelitian dalam bentuk uraian, pengertian ataupun penjelasan. Analisa data secara kualitatif terhadap data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan data sekunder dijabarkan secara deskriptif dan normatif didasarkan dari kondisi di lapangan tentang kejahatan tindak pengedaran uang palsu.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memahami keseluruhan isi dari skripsi ini, maka sistematika penulisan terdiri dari : 12

Bab I : Pendahuluan

Bab ini merupakan kerangka awal penulisan. Dalam bab pertama ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini merupakan kerangka dasar teori penulisan dalam menganalisa pembahasan pada bab berikutnya. Bab ini berpangkal pada kerangka pemikiran atau teori-teori yang ada, pendapat para ahli dan berbagai sumber yang mendukung dalam penelitian ini, bab ini secara umum berisi hal yang berhubungan dengan hukum tentang Penanggulangan pengedaran Uang Palsu Oleh Kepolisian.


(30)

18

Bab III : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini merupakan pembahasan atas permasalahan pokok yang ada dalam penulisan skripsi ini. Menguraikan tentang hasil penelitian pembahasan dan wawancara mengenai bagaimana upaya kepolisian dalam menyikapi terjadinya kejahatan pengedaran uang palsu dan bagaimana upaya Kepolisan dalam pencegahan kejahatan pengedaran uang palsu sebagai bentuk penanggulangannya.

Bab IV : Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan hukum ini dimana berisikan saran penulisan dalam menanggapi permasalahan yang telah diangkat penulis yaitu mengenai analisa tentang upaya penanggulangan pengedaran uang palsu yang dilakukan oleh Kepolisian.


(1)

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penetlitian ini adalah yuridis sosiologis, yaitu pendekatan penelitian yang mengkaji persepsi dan perilaku hukum orang (manusia dan badan hukum) dan masyarakat serta efektivitas berlakunya hukum positif di masyarakat. Dengan tetap berpegangan pada peraturan yang dapat dijadikan arahan untuk menganalisa permasalahan yang telah ditentukan oleh penulis.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis untuk melakukan penelitian guna mendapatkan bahan-bahan hukum yang akurat adalah Penulis melakukan penelitian di Kepolisian Resort Batu, karena di Batu merupakan tempat kejadian tindak kejahatan (Locus Delictie) dalam kasus yang akan diteliti oleh karena itu menjadi wilayah hukum dari Polres Batu, sehingga memudahkan penulis untuk mencari data yang diperlukan dalam penelitian. Disamping itu seperti yang kita ketahui sebagai kota destinasi wisata yang marak di kunjungi oleh orang-orang pada umumnya, hal ini juga strategis dikarenakan wilayah yang notebene nya sebagai destinasi wisata merupakan tempat yang mempunyai tingkat transaksi ekonomi yang cenderung tinggi sehingga hal tersebut dipandang kerapkali menjadi daerah sasaran pengedaran uang palsu.


(2)

3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini meliputi : a. Data Primer

Pengambilan data primer ini dilakukan dengan cara memperoleh data dari wawancara dengan bagiam Satreskrim Polres Kota Batu yakni Bripka Joko Pramono, Unit Pidana Khusus Polres Kota Batu selaku narasumber satu (1) dan Briptu Martha Subagiyo Bami Satreskrim Polres Kota Batu selaku narasumber dua (2), dokumen tertulis berupa LP/23/viii/2014/Polsek Pujon, yang diperoleh dari sumber informasi utama/pertama dan diperoleh langsung dari lokasi penelitian atas kasus yang diteliti serta informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang memberikan penjelasan atau keterangan lanjutan mengenai data primer, data sekunder terdiri dari :

1) Berbagai bahan pustaka atau literatur.

2) Peraturan perundang-undangan yakni di antaranya Undang-Undang Nomor 1 tahun 1946 tentang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006 tentang Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERUM PERURI),Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002


(3)

tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Presiden No 123 tahun 2012 tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu, Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1971 tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu, Surat Keputusan Kapolri No. Pol : SKEP / 249 / IV / 2004 tentang Buku Petunjuk Kegiatan tentang Patroli, Laporan Penangkapan LP/23/viii/2014/Polsek Pujon. 3) Bahan-bahan dari hasil seminar, artikel, media massa yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti seperti Koran Tempo dan memo arema. 4) Bahan-bahan dari hasil penelitian sebelumnya yakni Tesis Fitriana

Murniati. 2007. Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Administrasi

Dalam Bidang Kesehatan di Indonesia. Tesis. Program Magister Ilmu

Hukum Universitas Dipeonegoro. Semarang.. c. Data Tersier

Data tersier yang terdiri dari kamus Hukum, kamus besar bahasa Indonesia, yang dapat memberikan penjelasan maupun petunjuk terhadap data primer maupun data sekunder.

1. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan yang disesuaikan dengan kebutuhan jenis data, teknik pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut :


(4)

a. Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada pihak yang berkompeten dalam masalah ini antara lain dengan pihak Kepolisian bagian Satreskrim Polres Kota Batu yakni Bripka Joko Pramono, Unit Pidana Khusus Polres Kota Batu selaku narasumber satu (1) dan Briptu Martha Subagiyo Bami Satreskrim Polres Kota Batu selaku narasumber dua (2).

b. Studi Kepustakaan

Yaitu pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas, serta diterbitkan dalam penulisan. Kepustakaan yang dimaksud dalam penulisan ini adalah berupa buku-buku yang berkaitan dengan bidang ilmu hukum, artikel hukum, karya ilmiah hukum, media cetak dan atau media elektronik yang berkaitan dengan penanggulangan pengedaran uang palsu oleh Kepolisian.

2. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, baik yang berasal dari studi lapangan maupun studi kepustakaan dipandang cukup, maka data akan diolah dengan mempergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian kualitatif menggambarkan atau melukiskan fenomena yang


(5)

diteliti secara sistematis, faktual dan akurat. Melalui metode ini peneliti menganalisis obyek penelitian dalam bentuk uraian, pengertian ataupun penjelasan. Analisa data secara kualitatif terhadap data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan data sekunder dijabarkan secara deskriptif dan normatif didasarkan dari kondisi di lapangan tentang kejahatan tindak pengedaran uang palsu.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memahami keseluruhan isi dari skripsi ini, maka sistematika penulisan terdiri dari : 12

Bab I : Pendahuluan

Bab ini merupakan kerangka awal penulisan. Dalam bab pertama ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini merupakan kerangka dasar teori penulisan dalam menganalisa pembahasan pada bab berikutnya. Bab ini berpangkal pada kerangka pemikiran atau teori-teori yang ada, pendapat para ahli dan berbagai sumber yang mendukung dalam penelitian ini, bab ini secara umum berisi hal yang berhubungan dengan hukum tentang Penanggulangan pengedaran Uang Palsu Oleh Kepolisian.


(6)

Bab III : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini merupakan pembahasan atas permasalahan pokok yang ada dalam penulisan skripsi ini. Menguraikan tentang hasil penelitian pembahasan dan wawancara mengenai bagaimana upaya kepolisian dalam menyikapi terjadinya kejahatan pengedaran uang palsu dan bagaimana upaya Kepolisan dalam pencegahan kejahatan pengedaran uang palsu sebagai bentuk penanggulangannya.

Bab IV : Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan hukum ini dimana berisikan saran penulisan dalam menanggapi permasalahan yang telah diangkat penulis yaitu mengenai analisa tentang upaya penanggulangan pengedaran uang palsu yang dilakukan oleh Kepolisian.