UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENAMBANGAN BATU ILEGAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA (Studi Pada Polres Lampung Utara) Jurnal Penelitian

  

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN

TINDAK PIDANA PENAMBANGAN BATU ILEGAL

DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

(Studi Pada Polres Lampung Utara)

Jurnal Penelitian

  

Oleh

M. ARIF KURNIAWAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  

2017

  

ABSTRAK

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN

TINDAK PIDANA PENAMBANGAN BATU ILEGAL

DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

(Studi Pada Polres Lampung Utara)

Oleh

  

M. Arif Kurniawan, Diah Gusniati, Firganefi

   Aksi penambangan batu ilegal di wilayah Kabupaten Lampung Utara (Lampura) menjadi persoalan yang harus ditangani serius oleh Pemerintah Kabupaten setempat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah upaya Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara dan apa faktor penghambat upaya Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara yuridis normatif. Metode analisis secara kualitatif dan disimpulkan dengan cara pikir induktif. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan upaya Kepolisian dalam menangggulangi penambangan batu ilegal melalui 2 upaya, yaitu upaya secara

  

preventif yaitu melalui beberapa faktor seperti faktor penegak hukum

  dengan berkoordinasi bersama satuan kepolisian Polres Lampung Utara untuk melaksanakan patroli, razia, operasi keamanan yang dilakukan secara rutin dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat Lampung Utara dalam rangka menciptakan keamanan serta cara mengatasi penambangan batu illegal. Sedangkan upaya represif yaitu dengan mengoptimalkan upaya penindakan serta menghimpun bukti-bukti guna menindak secara hukum pelaku kejahatan tersebut dengan pemberian sanksi tegas dan berefek jera. Faktor penghambat upaya kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara yaitu pertama faktor Penegak Hukum seperti masih kurang maksimal dalam menjalankan programnya contohnya program penyuluhan Polres Lampung Utara yang belum menjangkau seluruh masyarakat sehingga mengakibatkan peningkatan penambangan batu ilegal. Saran, upaya utama dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal pihak kepolisian khususnya Polres Lampung Utara sebaiknya harus mengutamakan upaya preventif guna menekan angka pertumbuhan kejahatan ini yaitu dengan meningkatkan kinerja kepolisian seperti razia, patroli dan pengawasan daerah pertambangan, perbaikan sarana dan prasarana serta melakukan pendekatan kepada masyarakat.

  Kata Kunci: Kepolisian, penanggulangan tindak pidana, penambangan batu illegal

  

ABSTRACT

POLICE MEASURES IN THE FALLING OF ILLEGAL STREAMS IN THE

DISTRICT OF THE NORTH LAMPUNG DISTRICT

(Study At Lampung North Police)

  By

  

M. Arif Kurniawan, Diah Gusniati, Firganefi

  

  

Illegal stone mining actions in Lampung Utara (Lampura) area become an issue

that must be handled seriously by local government. The problem in this research

is how is the Police effort in handling illegal stone mining activity in North

Lampung Regency and what is the factor of inhibiting Police effort in handling

illegal stone mining activity in North Lampung Regency.

The method of research conducted in this study is the normative juridical. After

obtained the data and then analyzed by qualitative method of analysis that is after

the data obtained systematically described and concluded by inductive thought

The results of research and discussion shows the Police effort in tackling illegal

stone mining through two efforts, i.e. efforts are preventive through several

factors such as factors Law enforcement by coordinating with Police Unit of

North Lampung Police to carry out patrol, raid, routine security operation and

give socialization to North Lampung society in order to create security and how

to overcome illegal stone mining. While repressive efforts that are by optimizing

the efforts of prosecution and collect evidence to prosecute the perpetrators of

these crimes with the provision of sanctions firm and deterrent effect. The

inhibiting factor of police effort in handling illegal stone mining crime in North

Lampung Regency is the first factor of Law Enforcement as it is still not maximal

in running its program for example North Lampung Police extension program

which has not reached all society causing increase of illegal stone mining.

Suggestion, the main effort in handling illegal logging crime by the police

especially North Lampung Polres should prioritize preventive effort to reduce the

growth rate of this crime by improving the performance of police such as raid,

patrol and supervision of mining area, improvement of facilities and

infrastructure and approach to Community. Keywords: Police, crime prevention, illegal stone mining A.

  Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa sumber daya alam dikuasai oleh negara atau dapat dikatakan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi dan air wilayah Indonesia merupakan hak bangsa Indonesia dan kekayaan nasional. Bangsa Indonesia sesuai

  Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 memberikan kekuasaan kepada negara untuk mengatur, memelihara dan menggunakan kekayaan nasional tersebut sebaik- baiknya agar tercapai masyarakat Indonesia yang sejahtera. Sepanjang sejarah manusia, kejahatan selalu mengikuti perkembangan zaman. Dunia manusia yang masih tradisional maka dalam melakukan suatu kejahatan pun masih tradisional, seperti kejahatan terhadap kemerdekaan orang masih sangat tradisional yang dimuat dalam Pasal 324 di dalamnya terdapat unsur perniagaan budak. Sedangkan era semakin modern, maka manusia dalam melakukan kejahatan semakin modern dan berani, ketika perbudakan sudah dihapus di muka dunia, maka perniagaan budak pun sudah berbeda, yang dulu yang namanya budak disamakan seperti hewan peliharaan yang di eksploitasi, kerja paksa tanpa upah, huma sekedar makan, tetapi budak zaman modern diberi kesempatan kerja, sekolah, pendidikan, yang budak sekarang Cuma sebagai obyek pemuas nafsu, obyek seksual. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) membagi semua tindak pidana, baik yang termuat di dalam maupun di luar KUHP, menjadi dua golongan besar, yaitu golongan kejahatan (midrivjen) yang teramat di dalam buku

  II dan golongan pelanggaran (overtredingen) yang termuat dalam Buku III KUHP.

  Adapun terdapat penggolongan kualitatif dalam Buku II KUHAP perihal kejahatan. Di antara bentuk- bentuk kejahatan itu adalah: Kejahatan terhadap keamanan negara, pemalsuan surat, kejahatan terhadap nyawa orang, kejahatan terhadap kemerdekaan orang, kejahatan terhadap lingkungan, dll.

A. Latar Belakang Masalah

  1 Unit Kriminal Khusus (Krimsus)

  Satuan Reskrim Polres Lampung Utara, amankan lokasi penambangan batu ilegal yang diduga telah merusak alam dan lingkungan di Kelurahan Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi, Kecamatan Kotabumi Jumat

  21 Oktober 2016. Menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya operasi penambangan batu liar di desa Kotabumi Tengah Barat, anggota unit Kriminal Khusus Polres Lampung Utara yang dipimpin langsung Kanit Krimsus IPTU. Andri Gustami SIK, mendatangi lokasi penambangan batu liar tersebut. Namun sayang, saat anggota melakukan penggerbekan para pelaku sedang tidak berada di lokasi tambang, hanya terdapat alat berat Eksavator yang digunakan untuk mengeruk batu dari aliran sungai. Akhirnya petugas mengamankan lokasi tambang liar itu dengan memasang Police Line. Menurut Andri Gustami, oknum yang mengelola tambang tersebut berinisial AK warga Kotabumi. Sedangkan pemilik lahan sekaligus sebagai pengawas di lapangan berinisial MW warga Kelurahan Kelapa Tujuh. “Kami menindak lanjuti laporan dari warga bahwa di sini ada kegiatan tambang batu ilegal, untuk sementara lokasi ini dipasang garis polisi guna penyelidikan lebih lanjut,” ujar Andi. Selain itu Andri juga menyatakan, 1 Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana

  Tertentu di Indonesia . Refika Aditama, Bandung, 2003, hlm. 114. penambanagan batu ini diduga tidak dilengkapi surat Ijin usaha pertambangan (IUP) dan Ijin Pertambangan Rakyat (IPR). Sebagaimana terdapat dalam Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, setiap orang yg melakukan usaha penambangan wajib dilengkapi IUP dan IPR.

2 Aksi penambangan batu ilegal di

  wilayah Kabupaten Lampung Utara (Lampura) menjadi persoalan yang harus ditangani serius oleh Pemerintah Kabupaten setempat. Keberadaan tambang ilegal milik perseorangan tersebut tersebar di wilayah Kecamatan Abung Tengah, Abung Pekurun, Tanjung Raja, Abung Tinggi dan Bukit Kemuning. Di Bukit Kemuning sendiri dampak yang muncul akibat penambangan liar itu sendiri adalah adanya pendangkalan sungai akibat sedimen yang berasal dari lokasi pengerukan batu yang dilakukan oleh sejumlah orang atau perusahaan yang belum megantongo izin resmi dan terjadinya longsor di beberapa daerah.

  Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian dalam skripsi ini, pada garis besarnya adalah untuk menjawab permasalahan, yaitu:

  2) Kegunaan Praktis

  1) Kegunaan Teoritis

  Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut:

  b.

  2) Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis faktor penghambat upaya Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara.

  1) Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis upaya Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara.

  C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a.

   Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Permasalahan Penelitian

  Agar tidak terjadi kerancuan dalam pembahasan sehingga memungkinkan penyimpangan dari judul, maka peneliti membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada hukum pidana, khususnya yang membahas tentang upaya dan faktor penghambat upaya Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara, lokasi penelitian adlaah di Unit Kriminal Khusus (Krimsus) Satuan Reskrim Polres Lampung Utara serta penelitian dilakukan pada tahun 2017.

   Ruang Lingkup Penelitian

  Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara? 2.

  2) Apa faktor penghambat upaya

3 B.

   diakses tanggal 30 Oktober 2016, Pukul 15.45 WIB 3 diakses tanggal 30 Oktober 2016, Pukul 15.45 WIB

  Bagaimanakah upaya Kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara? 2

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat permasalahan sebagai berikut: 1)

  D. Pendekatan Masalah 1.

  Pendekatan Yuridis Normatif 2. Pendekatan Empiris E.

   Sumber dan Jenis Data 1.

  Data Primer 2. Data Sekunder F.

   Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Studi Pustaka (Library Research) b. Studi Lapangan (Field Research) 2.

   Prosedur Pengolahan Data a.

  Editing Data b. Klasifikasi Data c. Sistematika Data G.

   Analisis Data

  Setelah diperoleh data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis secara kualitatif yaitu setelah data didapat diuraikan secara sistematis dan disimpulkan dengan cara pikir induktif sehingga menjadi gambaran umum jawaban permasalahan berdasarkan hasil penelitian.

  H. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Upaya Kepolisian dalam Penanggulangan Tindak Pidana Penambangan Batu Ilegal di Kabupaten Lampung Utara

  Upaya kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku di Indonesia pada saat ini belum mengenal hal yang dinamakan pedoman pemidanaan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka yang sering menimbulkan masalah dalam praktik ialah mengenai kebebasan hakim dalam menentukan berat ringannya pidana yang diberikan. Hal ini disebabkan undang-undang hanya menentukan batas maksimum dan minimum pidananya saja. Sebagai konsekuensi dari masalah tersebut, akan terjadi hal yang disebut dengan disparitas pidana.

  Sumber daya mineral dan batubara sebagai salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, apabila dikelola dengan baik akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi negara. Dalam hal ini, pemerintah sebagai penguasa sumber daya tersebut, sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, harus mengatur tingkat penggunaannya untuk mencegah pemborosan potensi yang dikuasainya dan dapat mengoptimalkan pendapatan dari pengusahaan sumber daya tersebut, sehingga dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

  Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa sumber daya alam dikuasai oleh negara atau dapat dikatakan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi dan air wilayah Indonesia merupakan hak bangsa Indonesia dan kekayaan nasional. Bangsa Indonesia sesuai

  Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 memberikan kekuasaan kepada negara untuk mengatur, memelihara dan menggunakan kekayaan nasional tersebut sebaik- baiknya agar tercapai masyarakat Indonesia yang sejahtera. Pertambangan mempunyai potensi yang begitu besar bagi kehidupan. Sangat beralasan jika pemimpin negara ini pernah memutuskan untuk memandang pertambangan yang ada sebagai salah satu andalan pembangunan. Pertambangan sebagai pokok pembiayaan pembangunan di negara ini. Untuk mewujudkan kemajuan dalam sektor pertambangan, maka pemerintah dalam hal ini membuka kegiatan pertambangan dalam bentuk perusahaan. Adapun pelaksanaan kegiatan pertambangan digolongkan menjadi tiga. Pertama, tambang terbuka (surface minning) adalah metode penambangan yang segala aktivitas penambangan dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi dan tempat kerja berhubungan dengan udara luar yang bebas. Contohnya penambangan pasir, penambangan semen, emas, perak, dan sebagainya. Kedua, tambang dalam/bawah tanah/tertutup (underground mining) adalah metode penambangan dan segala aktivitas penambangan dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar contohnya penambangan minyak, gas bumi, batu bara dan lain sebagainya. Ketiga, tambang bawah air adalah metode penambangan yang segala aktivitas penggalian di lakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral berharganya di bawah permukaan air. Contohnya, minyak dan gas bumi. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa kejahatan penambangan liar merupakan masalah yang sangat serius mengingat kejahatan pertambangan tanpa izin dapat merusak lingkungan hidup dan mengancam kemaslahatan masyarakat sekitar.

  Bentuk penegakan hukum yang dilakukan untuk masalah lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai supremacy

  of law dengan penerapan sanksi

  administrasi, sanksi perdata dan sanksi pidana. Salah satu kasus pertambangan yang terjadi di Indonesia adalah pertambangan tanpa izin. pertambangan tanpa izin diawali oleh keberadaan para penambang tradisional, yang kemudian berkembang karena adanya faktor kemiskinan, keterbatasan lapangan kerja dan kesempatan usaha, keterlibatan pihak lain yang bertindak sebagai cukong dan becking, ketidakharmonisan hubungan antara perusahaan dengan masyarakat setempat serta krisis ekonomi yang berkepanjangan. Disisi lain, kelemahan dalam penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan yang menganaktirikan pertambangan rakyat juga ikut mendorong maraknya pertambangan tanpa izin. Pencegahan atau atau menanggulangi kejahatan harus dilakukan pendekatan integral yaitu antara sarana penal dan non penal. Dalam usaha untuk menanggulangi kejahatan mempunyai dua cara yaitu preventif dan tindakan represif . Berikut diuraikan masing- masing upaya tersebut:

  1. Tindakan Preventif Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau menjaga kemungkinan akan terjadinya kejahatan.

  2. Tindakan Represif Tindakan represif adalah segala tindakan yang dilakukan oleh aparatur penegak hukum sesudah terjadinya tindakan pidana.

  4 Pertambangan tanpa izin disebabkan

  oleh lemahnya penerapan hukum dan kurang baiknya sistem perekonomian, sehingga mendorong masyarakat mencari mata pencaharian yang cepat menghasilkan. Masyarakat setempat mendulang emas di sepanjang tepian sungai dengan peralatan tradisional. 4 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai

  Kebijakan Hukum Pidana , Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1996, hlm. 152-153. Penambangan yang tidak memiliki izin merupakan pelanggaran terhadap undang-undang dan aturan lainnya. Hal ini dapat dituntut secara hukum. Selain itu, tidak dibenarkan melakukan penambangan yang merusak kelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk itu, semua kegiatan penambangan yang merusak lingkungan harus dihentikan dan bagi yang telah terlanjur diberikan izin akan ditinjau ulang kembali. Menurut hasil wawancara dengan Supriyanto Husin selaku Kasat Reskrim Polres Lampung Utara menyatakan bahwa terkait upaya penanggulangan maraknya pertambangan tanpa izin di Kabupaten Lampung Utara, yakni: a.

  Kepolisian melakukan sosialisasi/penyuluhan hukum mengenai ketentuan pidana tentang kejahatan pertambangan tanpa izin dalam Undang-Undang Nomor: 4 Tahun 2009.

  Penyitaan alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan illegal

  Menurut hasil wawancara dengan Erna Dewi selaku dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung menyatakan bahwa penambang liar batu di Kabupaten Lampung Utara terancam ditutup dan akan dikenai sanksi pidana. tambang batu itu selain diduga telah melanggar 2 (dua) Undang-Undang, yakni Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan serta Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), maka tidak ada izin untuk penambang di wilayah kecamatan kota. Jika penambang tidak dilengkapi IUP, IPR atau IUPK sama saja telah melanggar Undang-Undang Nomor tahun

  4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pemasangan spanduk/pamflet akan bahaya kejahatan pertambangan batu ilegal, dan melakukan operasi rutin pada setiap kegiatan pertambangan di Kabupaten Lampung Utara. Sedangkan upaya represif (penindakan), yaitu menindak tegas pelaku kejahatan pertambangan batu ilegal dan memproses sesuai dengan hukum yang berlaku, menyita alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan pertambangan tanpa izin, baik pompa maupun alat berat seperti excavator dan lowder. Ketentuan pidana terhadap kejahatan pertambangan tanpa izin/illegal mining diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang terdiri atas pidana penjara, pidana kurungan, dan denda.

  Kabupaten Lampung Utara adalah upaya preventif (pencegahan), yaitu melakukan sosialisasi/ penyuluhan hukum mengenai ketentuan pidana kejahatan pertambangan batu ilegal dalam Undang-Undang Nomor

  Supriyanto Husin, S.H., M.H selaku Kasat Reskrim Polres Lampung Utara, pada tanggal 5 Mei 2017 Pukul 10.30 WIB

  aparat penegak hukum dan Dinas terkait mengenai maraknya kejahatan pertambangan batu ilegal di 5 Berdasarkan wawancara dengan AKP.

  mining.

  e.

  b.

  mining berupa pidana penjara dan denda.

  Menindak pelaku kejahatan illegal

  d.

  Melakukan operasi secara rutin terhadap aktivitas pertambangan di setiap kecamatan di Kabupaten Lampung Utara.

  c.

  Pemasangan spanduk atau pampflet tiap kecamatan akan bahaya kegiatan pertambangan tanpa izin.

5 Upaya-upaya yang dilakukan oleh

  2009. Sebagaimana tertuang dalam Pasal 33 izin pertambangan, maka ancaman penjara 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10 Miliar.

6 Untuk adanya pertanggungjawaban

  pidana harus jelas terlebih dahulu siapa yang dinyatakan sebagai pembuat untuk suatu tindak pidana tertentu. Masalah ini menyangkut tentang “Subjek tindak pidana” yang sudah dirumuskan oleh pembuat undang- undang tindak pidana yang bersangkutan.

  Adaya Pasal 163 yang mengisyaratkan bahwa badan hukum juga termasuk subjek hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Seharusnya pula ada Pasal yang mengatur bagaimana atau kapan korporasi itu dapat dipertanggungjawabkan pidana. Hal tersebut tentu pada gilirannya akan menghambat proses penegakan hukum.

  Berdasarkan uraian di atas, maka diketahui bahwa upaya Kepolisian dalam menangggulangi penambangan batu ilegal di wilayah hukum Polres Lampung Utara melalui 2 upaya, yaitu melalui upaya preventif yaitu melaksanakan patroli, razia, operasi keamanan yang dilakukan secara rutin dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat Lampung Utara tentang pentingnya menciptakan keamanan serta cara mengatasi penambangan batu ilegal. Selanjutnya, faktor masyarakat yaitu dengan melakukan pendekatanantara warga sekitar, polisi, dan masyarakat seperti rembuk pekon untuk menciptakan keamanan dan ketertiban pada setiap dusun- dusun di Lampung Utara. 6 Berdasarkan wawancara dengan Dr. Erna

  Dewi, S.H., M.H selaku Dosen Fakultas Hukum Univsersitas Lampung, pada tanggal 4 Mei 2017 Pukul 10.00 WIB

  Sedangkan upaya represif yaitu dengan mengoptimalkan upaya penindakan serta menghimpun bukti-bukti guna menindak secara hukum pelaku kejahatan penambangan batu liar tersebut dengan pemberian sanksi tegas dan berefek jera. Selain menempuh upaya penindakan melalui jalur hukum, dapat dilakukan juga upaya non litigasi yakni penyelesaian perkara di luar pengadilan atau tanpa harus melalui peradilan pidana seperti dengan melalui upaya mediasi terhadap para pihak yang berperkara sehingga pelaku tidak perlu di proses melalui sanksi pidana

  2. Faktor Penghambat Upaya Kepolisian dalam Penanggulangan Tindak Pidana Penambangan Batu Ilegal di Kabupaten Lampung Utara.

  Penambang liar batu di Kabupaten Lampung Utara terancam ditutup dan Akan dikenai sanksi pidana. tambang batu itu selain diduga telah melanggar

  2 Undang-Undang, yakni Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan serta Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), maka tidak ada izin untuk penambang di wilayah kecamatan kota. Sekitar Kecamatan Kota bukan wilayah pertambangan, kecuali jka penambang mau merubah tata ruang, maka kata dia, setiap pertambangan itu izinnya banyak dari Izin Lingkungan dan Izin Usaha Pertambangan (IUP).

  Jika penambang tidak dilengkapi IUP,

  IPR atau IUPK sama saja telah melanggar Undang-Undang Nomor tahun 2009. Sebagaimana tertuang dalam Pasal 33 izin pertambangan, maka ancaman penjara 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10 Miliar. Pertambangan batu liar di Kabupaten Lampung Utara memang seolah-olah sudah menjadi umum atau budaya, penanganannya pertambangan itu sendiri tidak hanya mengandalkan Peraturan Daerah saja, hal ini karena pandangan masyarakat Lampung Utara yang masih menganggap aktifitas pertambangan adalah sangat membahayakan masyarakat, karena mayoritas masyarakatnya itu adalah sebagai petani dan lagipula lokasi pertambangan berlokasi dekat dengan pemukiman warga, maka dari itu warga menganggap pertambangan itu sangat mengganggu aktifitas mereka. Budaya tersebut membuat masyarakat Kabupaten Lampung Utara menjadi mengkhawatirkan, pernerbitan Peraturan Daerah mungkin bukan solusi utama walaupun bisa mengurangi tingkat pertambangan. Akan lebih baiknya apabila dalam usaha pemberantasan penambangan secara ilegal tersebut disertai dengan solusi pemecahan masalah seperti membuka pelatihan bagi masyarakat atau perusahaan yang melakukan penambangan secara ilegal di Kabupaten Lampung Utara jadi mereka mengetahui bagaimana bahayanya dari dampak melakukan penambangan secara ilegal tanpa mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.

  Peranan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara sangatlah penting seperti, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Karena Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Lampung Utara dalam upaya mengurangi jumlah penambangan ilegal di Kabupaten Lampung Utara secara konsekuen dan logis melakukan upaya dan langkah-langkah dalam memberikan pelayanan kepada masyakat.

  Kejahatan penambangan liar merupakan kejahatan dalam usaha pertambangan yang dilakukan oleh perseorangan, sekelompok orang atau perusahaan/ yayasan berbadan hukum yang dalam operasinya tidak memiliki izin dari instansi pemerintah sesuai peraturan yang berlaku, yang ancaman sanksi pidana bagi barangsiapa yang karena kesalahannya melanggar larangan tersebut. Ketentuan pidana terhadap kejahatan penambangan liar diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang diatur dalam

  Pasal 158, Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2), Pasal161, Pasal 163 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 164.

  Menurut hasil wawancara dengan Supriyanto Husin selaku Kasat Reskrim Polres Lampung Utara menyatakan bahwa kejahatan penambangan liar merupakan hal yang sangat serius untuk dihadapi mengingat masalah ini semakin merajalela dari tahun ke tahun yang dapat berdampak besar bagi lingkungan dan mengancam kemaslahatan masyarakat sekitar.

  Kejahatan pertambangan tanpa izin juga harus mendapat perhatian serius dari pihak aparat kepolisian, mengingat tugas dari Dinas Pertambangan dan Energi hanya sebatas melakukan pengawasan. Sedangkan yang melakukan penindakan adalah aparat kepolisian.

  7 7 Berdasarkan wawancara dengan AKP.

  Supriyanto Husin, S.H., M.H selaku Kasat Reskrim Polres Lampung Utara, pada tanggal 5 Mei 2017 Pukul 10.30 WIB Menurut hasil wawancara dengan Erna Dewi selaku dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung menyatakan bahwa kejahatan pertambangan tanpa izin di Kabupaten Lampung Utara ini dalam

  3 (tiga) tahun terakhir mengalami trend peningkatan yang sangat signifikan dan merupakan masalah serius yang harus mendapat penanganan khusus dari aparat Kepolisian.

  di Kabupaten Lampung Utara tentunya didorong atau disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor- faktor penyebab maraknya penambangan liar di Kabupaten Lampung Utara yang berhasil dihimpun oleh penulis dalam penelitian, sebagai berikut: 1.

  Faktor ekonomi Faktor ekonomi adalah hal yang paling rentan memicu timbulnya kejahatan. Salah satu faktor penyebab maraknya kejahatan pertambangan tanpa izin/ illegal

  mining di Kabupaten Lampung Utara adalah faktor ekonomi.

  Sulitnya mendapatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang sesuai dengan tingkat keahlian atau keterampilan masyarakat kalangan bawah. Faktor ekonomi merupakan faktor utama seseorang melakukan pertambangan tanpa izin di Kabupaten Lampung Utara.

  2. Pelaku ingin menghindari kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan.

  Salah satu faktor maraknya penambangan liar di Kabupaten 8 Berdasarkan wawancara dengan Dr. Erna

  Dewi, S.H., M.H selaku Dosen Fakultas Hukum Univsersitas Lampung, pada tanggal 4 Mei 2017 Pukul 10.00 WIB

  Lampung Utara adalah karena pelaku ingin menghindari kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi serta pemerintah setempat, antara lain: pajak produksi dan pajak pengangkutan (retribusi), LKMD, dll. Faktor penghindaran pajak merupakan faktor penyebab maraknya penambangan liar di Kabupaten Lampung Utara. Perlu kita ketahui bahwa kewajiban dan kesadaran setiap warga negara ataupun badan hukum dalam membayar pajak khususnya dari hasil usaha pertambangan merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kemudian disalurkan dan dialokasikan melalui APBN atau APBD guna membiayai pembangunan fasilitas sarana, seperti: jalan/jembatan, kesehatan, pendidikan, belanja atau gaji pegawai, dan sebagainya. Hal ini mendukung masyarakat sekitar dalam memperoleh layanan umum guna mencapai terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

8 Maraknya kejahatan penambangan liar

  3. Sulitnya mendapatkan IUP (Izin Usaha Pertambangan).

  Proses perizinan yang rumit dan memakan waktu yang lama ditengarai merupakan faktor penyebab maraknya penambangan liar di Kabupaten Lampung Utara. Faktor penting penyebab maraknya kejahatan penambangan liar di Kabupaten Lampung Utara adalah sulitnya mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP).

  4. Minimnya sosialisasi mengenai peraturan perundang-undangan.

  Salah satu faktor maraknya kejahatan penambangan liar di Kabupaten Lampung Utara adalah minimnya sosialisasi yang dilakukan Dinas Pertambangan dan Energi mengenai peraturan perundang-undangan, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 35, yang berbunyi bahwa usaha pertambangan dilaksanakan dalam bentuk IUP, IPR, dan IUPK. Berikut penuturan pelaku pertambangan tanpa izin yang dijumpai penulis dilapangan.

5. Lemahnya penegakan hukum.

  Lemahnya penegakan hukum merupakan faktor penyebab maraknya kejahatan penambangan liar di Kabupaten Lampung Utara. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum terkesan memberi keleluasaan dan tidak membuat jera pelaku pertambangan tanpa izin.. Berdasarkan unsur-unsur serta pembagian tindak pidana maka tindakan pertambangan lokal dapat termasuk dalam tindak pidana, apabila pertambangan lokal memenuhi unsurunsur yang diatur dalam undang- undang, yang selanjutnya dapat diketahui klasifikasi tindak pidananya. Hukum pertambangan merupakan ketentuan yang khusus yang mengatur hak menambang (bagian dari tanah yang mengandung logam berharga di dalam tanah atau bebatuan) menurut aturan-aturan yang telah ditetapkan.

  Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa faktor penghambat upaya kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara yaitu pertama faktor Penegak Hukum seperti masih kurang maksimal dalam menjalankan programnya contohnya program penyuluhan Polres Lampung Utara yang belum menjangkau seluruh masyarakat sehingga mengakibatkan peningkatan penambangan batu ilegal. Kedua, faktor sarana dan prasarana yang masih terbatas seperti personil kepolisian (penyidik) untuk melakukan pencarian, razia dan patroli. Ketiga faktor masyarakat yaitu antara masyarakat serta pihak kepolisian tidak tercipta kerjasama yang bersinergi karena kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, sehingga kurangnya dukungan dan rendahnya kesadaran hukum dari masyarakat yang sebagian besar berminat untuk melakukan penambangan batu ilegal.

  I. Kesimpulan

  Berdasarkan uraian pembahasan dan hasil penelitian di atas, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Upaya Kepolisian dalam menangggulangi penambangan batu ilegal (Studi Pada Polres Lampung Utara) melalui 2 upaya, yaitu a.

  Upaya secara preventif yaitu Polres Lampung Utara melaksanakan patroli, razia, operasi keamanan yang dilakukan secara rutin dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat Lampung Utara tentang pentingnya menciptakan keamanan serta cara mengatasi penambangan batu ilegal serta Polres Lampung Utara melakukan pendekatan dengan warga sekitar melakukan rembuk pekon untuk tidak melakukan kegiatan penambangan batu secara liar. b.

  Sedangkan upaya represif yang dilakukan Polres Lampung Utara adalah denga mengoptimalkan upaya penindakan serta menghimpun bukti-bukti guna menindak secara hukum pelaku penambangan batu secara liar dengan pemberian sanksi tegas dan berefek jera serta melalui mediasi terhadap para pihak yang berperkara sehingga pelaku tidak perlu di proses melalui sanksi pidana.

  2. Faktor penghambat upaya kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal di Kabupaten Lampung Utara yaitu pertama faktor Penegak Hukum seperti masih kurang maksimal dalam menjalankan programnya contohnya program penyuluhan Polres Lampung Utara yang belum menjangkau seluruh masyarakat sehingga mengakibatkan peningkatan penambangan batu ilegal. Kedua, faktor sarana dan prasarana yang masih terbatas seperti personil kepolisian (penyidik) untuk melakukan pencarian, razia dan patroli. Ketiga faktor masyarakat yaitu antara masyarakat serta pihak kepolisian tidak tercipta kerjasama yang bersinergi karena kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, sehingga kurangnya dukungan dan rendahnya kesadaran hukum dari masyarakat yang sebagian besar berminat untuk melakukan penambangan batu ilegal J.

   Saran 1.

  Upaya utama dalam penanggulangan tindak pidana penambangan batu ilegal pihak kepolisian khususnya Polres Lampung Utara sebaiknya harus mengutamakan upaya preventif guna menekan angka pertumbuhan kejahatan ini yaitu dengan meningkatkan razia, patroli dan pengawasan daerah pertambangan, perbaikan sarana dan prasarana serta melakukan pendekatan kepada masyarakat.

  2. Faktor penghambat pihak kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana penambangan batu ilegal dapat teratasi apabila sosialisasi yang diberikan pihak kepolisian memiliki pendekatan dan pengarahan yang baik kepada seluruh lapisan masyarakat Lampung Utara yang dikemas dalam bentuk pertemuan yang bersifat kekeluargaan sehingga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersama bertanggung jawab atas keamanan lingkungan hidup mereka.

DAFTAR PUSTAKA

  Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia .

  Refika Aditama, Bandung, 2003.

  

  diakses tanggal 30 Oktober 2016, Pukul 15.45 WIB

   diakses tanggal 30 Oktober

  2016, Pukul

  15.45 WIB

Dokumen yang terkait

TINJAUAN KRIMINOLOGIS KEJAHATAN KEKERASAN DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN NARAPIDANA (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Bandar Lampung)

0 1 14

ANALISIS KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DILAKUKAN SUAMI TERHADAP ISTRI (Studi di Polresta Bandar Lampung)

0 0 11

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) (Studi Kasus Putusan Nomor : 50/Pid./2015/PT.TJK)

0 0 11

UPAYA PENANGGULANGAN KEJAHATAN PENIPUAN MELALUI TELEPON GENGGAM YANG DILAKUKAN OLEH NARAPIDANA DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IA Bandar Lampung)

0 0 19

ANALISIS YURIDIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MELALUI SMS (Short Message Service) (Analisis Putusan No : 59Pid.B2015PN.Sdn) (Jurnal)

0 0 17

ABSTRACT A CRIMINOLOGICAL ANALYSIS ON SEXUAL DEVIATION OF SAME SEX AMONG FEMALE PRISONERS AT CORRECTIONAL FACILITY FOR WOMEN CLASS II A WAYHUI SOUTH LAMPUNG By Muhammad Guntur Hartotrisno, Sunarto, Budi Rizki Husin Email : mgunturhgmail.com

0 0 12

ABSTRAK PERAN PENYIDIK DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DENGAN CARA MUTILASI (STUDI KASUS DI POLDA LAMPUNG)

0 0 16

MEDIASI PENAL OLEH LEMBAGA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA RINGAN DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP RESTORATIVE JUCTICE (Studi di Wilayah Hukum Polresta Bandar Lampung)

0 0 14

KOORDINASI ANTARA PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) BEA DAN CUKAI DENGAN PENYIDIK POLRI DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANAEKSPOR ILEGAL PASIR TIMAH (Studi di Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung)

0 1 15

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENAMBANGAN BATU ILEGAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA (Studi Pada Polres Lampung Utara) Jurnal Penelitian

0 0 13