DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA BALTIK TERHADAP SOFT SECURITY RUSIA

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Uni Eropa1 merupakan regionalisme2 di kawasan Benua Eropa yang hingga saat ini telah mencapai titik integrasi maksimal3 dalam bidang-bidang kerjasama antar anggota di dalamnya. Hal inilah yang kemudian membuat UE mempunyai ide untuk memperluas keaggotaannya khususnya kepada negara-negara tetangga di sekitarnya, di kawasan Eropa. Oleh karena itu, dikeluarkanlah kebijakan perluasan4 yang hingga saat ini telah berhasil menambah Negara anggota dari yang pada awalnya di tahun 1951 hanya 6 negara yaitu Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Belgia dan Luxemburg, sampai pada Januari 2007 anggota UE menjadi 27 negara, dengan melalui lima tahapan perluasan. Perluasan

1

Uni Eropa berikutnya disebut sebagai UE. 2

Kerjasama antar negara-negara yang berada dalam suatu kawasan untuk mencapai tujuan regional bersama adalah salah satu tujuan utama mengemukanya regionalisme. Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

3

Dalam berbagai literatur, UE dikatakan sebagai bentuk regionalisme yang sudah mencapai tingkatan integrasi yang tinggi dengan indikator meningkatnyakerjasama dari low politics kini UE memiliki beragam kerjasama dalam berbagai bidang sebagai spill over effect dari kerjasama awal batubara dan baja yang menguntungkan. Bahkan level integrasi antar negara anggota di dalamnya sudah mencapai tingkatan tinggi setelah integrasi wilayah dan integrasi ekonomi, integrasi moneter dapat dicapai dengan diberlakukannya sistem mata uang bersama, UEro. Lihat Ernst B. Haas, International Integration: The UEropean and the Universal Process, dalam James E. Dougherty and Robert L. Pfaltzgraff, Jr, 2001, Contending Theories of International Relations: A Comprehensive Survey (ed.5), New York: Longman, halaman 121 dan Duncan Watts, 2008, The UEropean Union, Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd, halaman 49.

4

Oleh Jean Monet, salah satu pendiri Uni Eropa, dalam pidatonya pada peringatan 5 tahun perluasan keanggotaan Uni Eropa (7 Mei), mengartikan kebijakan perluasan sebagai kebijakan memperbesar dan menyatukan, wujud sebuah kesatuan dari warga Eropa yang atas keinginan mereka sendiri telah bersama-sama memutuskan untuk membangun masa depan bersama berdasarkan supremasi hukum, satu pasar internal dan penghapusan batas-batas internal secara bertahap. “Kami tidak membentuk koalisi negara-negara, kami justru mempersatukan rakyat”.

Artikel yang ditulis oleh Benita Ferrero-Waldner adalah Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Uni Eropa. Artikel ini dibuat dalam rangka Hari Eropa 2009 dan diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Kantor Perwakilan Komisi Eropa di Jakarta, 14 Mei 2009, Kiprah Uni Eropa Bagi Panggung Dunia, diambil dari situs http://dunia.vivanews.com/news/read/57839-kiprah_uni_eropa_bagi_panggung_dunia diakses tanggal 17 April 2011, halaman 3.


(2)

2

yang menjadi sorotan adalah perluasan kelima dimana dari 15 negara menjadi 25 negara anggota ketika pada 1 Mei 2004 dimana 10 Eropa Tengah dan Timur (Central and Eastern Europe/CEE)5 yaitu Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Ceko, Slovakia, Hongaria, Slovenia, Malta dan Cyprus masuk menjadi anggota baru yang 3 diantaranya yaitu Esthonia, Latvia dan Lithuania merupakan negara-negara Baltik yang juga merupakan pecahan Uni Soviet.6

Secara geografis, negara-negara di Benua Eropa berada pada kondisi yang saling berdekatan dan sebagian besar berbatasan langsung satu dengan lainnya. Sehingga kebijakan yang telah dilakukan UE tersebut tentu menimbulkan dampak bagi negara-negara disekitarnya. Rusia adalah salah satunya, negara besar yang secara geografis berada sangat dekat dengan teritori UE menjadi rensponsif menanggapi kebijakan ini. Terutama setelah perluasan tahapan ke-5 yang menjadikan negara-negara yang terletak di Laut Baltik menjadi anggota UE. Secara historis, negara-negara Baltik adalah negara-negara yang pada Perang Dingin berada dalam kekuasaan/pengaruh Uni Soviet dan merupakan negara-negara inti dari kesatuan Uni Soviet bersama ke-12 negara-negara lainnya. Kewaspadaan Rusia bukanlah tanpa sebab, hadirnya UE di kawasan yang bisa dibilang „kawasannya Rusia‟ ini mengganggu terciptanya keamanan kawasan, yang menurut Rusia bahwa keamanan kawasannya adalah suatu keadaan dimana harusnya hanya ada Rusia saja sebagai Great Power-nya. Rusia sebagai Great Power merupakan inti dari karakteristik yang telah dibangun kembali dan dilekatkan serta selalu dipelihara oleh Rusia baru pasca runtuhnya Uni Soviet

5

Central and Eastern Europe atau negara-negara Eropa tengah dan timur. Berikutnya akan disebut sebagai CEE.

6

Wolfram Kaiser and Jurgen Elvert, 2004, Eropean Union Enlargement A Comparative History, New York: Routledge, halaman 39


(3)

3

pada 31 Desember 1991.7 Karakter ini mendorong Rusia untuk selalu bertindak sebagai rezim dalam kawasan yang paling berhak untuk menjamin dan menjaga terciptanya keamanan negara-negara di kawasannya.

Estonia, Latvia dan Lithuania yang resmi menjadi anggota UE menjadikannya sebagai batas terluar dari wilayah UE yang secara langsung berbatasan dengan Rusia. Semakin dekatnya UE ke Rusia ini selain mengancam keamanan kawasaanya juga menimbulkan potensi bahaya tersendiri bagi Rusia. Potensi bahaya ini merujuk pada munculnya ancaman pada keamanan Rusia. Dampak yang diakibatkan oleh perluasan UE ini adalah terganggunya keamanan Rusia, keamanan yang lebih bersifat non-militer, atau yang disini disebut soft security. Dengan karakteristik Rusia, respon-respon atas fenomena ini sangat wajar ditelurkan guna meredakan dampak yang mungkin terjadi. Sebagai respon atas merangseknya UE ke dalam kawasannya, secara otomatis pengaruh Rusia terancam memudar, oleh karena itu jalan mendekati kutub-kutub power dalam inti UE pun dilakukan untuk meningkatkan posisi tawarnya.8 Dan dalam upaya menahan gelombang demokratisasi di near abroad-nya, Rusia mendukung/menyokong kelompok yang pro terhadapnya seperti Partai Politik Russian speaker di Estonia9 juga di negara-negara lainnya seperti mendukung gerakan separatis sebagai oposisi dari pemerintahan setempat seperti di Georgia, Moldova dan Ukraina.10 Penggunaan isu mal-treated (diartikan sebagai perlakuan tidak sepantasnya) atas “Russian-speaking minorities” di negara-negara Baltik

7

Jacob Hedenskog, 2005, Russia as a Great Power; Dimensions of Security Under Putin, New York: Routledge, halaman 11

8

Roger E. Kanet, 2007, Russia; Re-Emerging Great Power, New York: Palgrave Macmillan, halaman 16

9

Aivars Stranga, The Latvian-Russian Relationship at the Beginning of 1999, in Daina Bleire, et. Al, 1999, The Impact of UEropean Integration Processes on Baltic Security, A paper presented in NATO Fellowship Programme Final Report, halaman 36

10


(4)

4

sebagai alat untuk menekan Baltik melalui simpati internasional. 11 Dan menaikkan harga energi bagi konsumennya di Eropa, terutama di negara-negara anggota baru UE, sebagai peringatan bahwa Rusia masih memiliki kendali.

Politik luar negeri Rusia yang terlihat dari respon-respon yang dilakukannya mengindikasikan fokus pada penguatan Russia‟s prestige dengan menunjukkan power yang dimilikinya terutama pada negara-negara pecahan Uni Soviet guna mempertahankan, memperluas dan memperbesar pengaruhnya di kawasan tersebut12 menjadi terbatasi karena adanya UE yang menjadi power baru di negara periphery-nya. Perluasan UE ke negara-negara Baltik selain akan membatasi tercapainya tujuan politik luar negerinya, juga menimbulkan ancaman pada Rusia akan Estonia, Latvia dan Lithuania yang pasti akan mengalami perubahan politik domestiknya menuju ke arah demokrasi sebagai salah satu peraturan dalam keanggotaan UE (The Copenhagen Criteria 13 ) akan menyebabkan instabilitas politik di Negara-negara Baltik tersebut. Masalah sosial yang juga terdampak adalah, terbatasnya akses Rusia terhadap perlindungan atas meningkatnya diskriminasi terhadap “Russian-speaking minorities” di negara-negara Baltik. Selain itu, dalam hal kerjasama Rusia dengan lingkungan eksternalnya, terutama dengan near abroad-nya harus disusun ulang bahkan dibatalkan sebagai akibat dari adopsi aturan-aturan dan standar-standar UE di

11

Jacob Hedenskog, Op. Cit, halaman 12 12

Olga Oliker, dkk, 2009, Russian Foreign Policy: Source and Implication, California: Rand Corporation, halaman 67

13

The Copenhagen Criteria berisi syarat menjadi anggota UE yaitu demokrasi yang stabil, memiliki standar hukum, menerapkan prinsip-prinsip HAM dan melindungi kaum minoritas. Memiliki daya saing dalam pasar ekonomi kawasan Eropa. Mematuhi hukum dan peraturan UE dan mendukung tujuan UE menurut Copenhagen Criteria. Dalam Pascal Fontaine, 2006, Europe in 12 Lessons, European Communities


(5)

5

negara-negara tersebut. Maka dari itu Rusia menganggap perluasan UE ini sebagai salah satu usaha untuk mengisolasi Rusia dari kawasannya sendiri.14

Data-data mengenai terdampaknya Rusia karena perluasan UE diatas membuat penulis untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai dampak-dampak perluasan UE ini ke Rusia dan apa yang menjadi penyebabnya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menarik rumusan masalah berupa mengapa perluasan UE ke negara-negara Baltik berdampak pada soft security Rusia?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1.3.1.1Tujuan umum:

Untuk mengetahui apa saja dampak perluasan UE ke Negara-negara Baltik pada soft security Rusia.

1.3.1.2Tujuan khusus:

Untuk mengetahui mengapa perluasan UE ke Negara-negara Baltik berdampak pada soft security Rusia.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1Manfaat teoritik:

- Dapat menambah khasanah kajian tentang regionalisme

14


(6)

6

- Dapat menembah pengetahuan mengenai dinamika politik Eropa, khusunya Eropa Timur

1.3.2.2Manfaat praktis:

- Dapat dijadikan acuan bagi penelitian-penelitian setelahnya terutama yang menyangkut UE dan Rusia, juga yang menggenai fenomena serupa.

- Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi penstudi UE dan Rusia, serta kajian-kajian Eropa Timur lainnya.

1.4Kerangka Pemikiran

1.4.1Regional Security Complex Theory 1.4.1.1Studi Security dan Region

Security

Security berasal dari bahasa latin yang artinya mengarah pada definisi atas ketenangan/keheningan dan merdeka/bebas dari kesusahan, atau yang Cicero nyatakan sebagai ketiadaan atas kekhawatiran dan kegelisahan.15 Namun, definisi security juga bisa tergantung dari subjek yang mendefinisikannya dan mana yang paling penting atau yang menjadi prioritas bagi hidup subjek tersebut. Karena setiap individu mempunyai kekhawatiran yang berbeda-beda.16

Dalam menggunakan security sebagai alat untuk menganalisa keamanan suatu negara, tidak bisa hanya melihat keamanan nasionalnya saja, melainkan harus memahami pola internasional dari security interdependence yang

15

Tidak hanya diartikan sebagai ketiadaan bahaya atau ancaman, melainkan memasukkan

unsur-unsur “aman” lainnya, seperti ketiadaan atas perang, kekhawatiran dan ketidakpastian.

16

Emma Rothschild, 1995, What Is Security, From Daedalus, Vol. 124, No. 3, The Quest for World Order (Summer, 1995), pp. 53-98, Published by: The MIT Press on behalf of American Academy of Arts & Sciences, diambil dari at http://www.jstor.org/stable/20027310


(7)

7

mengelilinginya. 17 Definisi dari security berbeda-beda bagi masing-masing negara, tergantung dari persepsi suatu negara tersebut mengenai ancaman dan keamanan. Namun sejarah menunjukkan bahwa dalam melihat keberagaman persepsi akan ancaman pada keamanannya, negara merasa perlu untuk menggabungkan diri dalam usaha memperkuat keamanan mereka sendiri. Oleh karena itu muncullah bentuk-bentuk kerjasama keamanan antara negara satu dengan negara lain.18 Faktor geografis tentunya menjadi penting dalam hal ini sehingga negara-negara lebih suka membentuk kelompok dengan tetangga di kawasannya untuk melindungi diri.

Ada empat model kerjasama keamanan regional yaitu alliance, collective security, security regimes dan security community. Alliance adalah bentuk kerjasama yang dirancang untuk, baik bertahan maupun menyerang (khususnya dalam artian militer), menghadapi ancaman atau musuh bersama (eksternal bahkan internal). Collective security, muncul di abad 20 dalam menanggapi efek pertentangan atas politik perimbangan kekuatan gaya lama dan aliansi. Merupakan usaha bersama dalam kelompok dari negara-negara yang bertujuan untuk melindungi keamanannya. Sistem ini bertujuan untuk mencegah atau membendung perang dengan memberikan jaminan berupa respon atas segala tindakan penyerangan terhadap anggotanya. Security regimes merupakan kerjasama keamanan yang serupa dengan dimensi hubungan internasional layaknya peraturan dalam perdagangan internasional. Security community didefinisikan sebagai sekelompok negara yang antar anggota dalam komunitas ini

17

Barry Buzan, 1991, People, States & Fear, London: Harvester Wheatsheaf, halaman 134 18

Hasan Ulusoy, 2002, Collective Security in Europe.

http://www.sam.gov.tr/perceptions/Volume7/Dec2002-Feb2003/PerceptionVolumeVII3HasanUlusoy.pdf


(8)

8

benar-benar menjamin tidak akan menyerang satu sama lain secara fisik, melainkan akan menyelesaikan perselisihan dengan cara lain. Dalam sistem ini terdapat interaksi yang luas dan meliputi banyak hal yang lebih kuat daripada model-model lainnya di atas. Keterbukaan di dalamnya juga memungkinkan adanya ikatan ketergantungan di level yang lebih tinggi dalam bidang-bidang non-militer.19 Kedekatan geografis antar negara-negara dalam security community ini menjadi pertimbangan penting sebagai salah satu aspek pendukung keoptimalan fungsi dari sistem ini sendiri. Disilah term region menjadi penting untuk dipahami.

Region

Tidak ada definisi tunggal mengenai region. Region sering dikaitkan dengan letak benua di dunia, sub-benua dan wilayah yang dikelilingi oleh laut. Dalam dunia politik, region adalah konstruksi politik sepertihalnya negara; terbentuk dari konsep identitas negara-negara lokal dan hubungan di antaranya, serta ada cara tersendiri mengenai bagaimana sistem di luarnya memandang dan bereaksi terhadapnya.20 Barry Buzan dan Ole Waever mengatakan bahwa region merujuk pada level dimana negara atau unit-unit lain terhubung erat yang keamanannya tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.21 Region bisa juga dianggap sebagai hubungan saling mempengaruhi antara aktor-aktor dan institusi-institusi dalam wilayah geografis alami.22

19

Alyson J. K. Bailes and Andrew Cottey, Regional Security Cooperation in the Early 21st Century dalam SIPRI Yearbook 2006: Armaments, Disarmament and International Security. 20

Ibid. 21

Barry Buzan and Ole Waever, 2003, Regions and Powers: The Structure of International Security, United Kingdom: Cambridge University Press, Halaman 40

22

Malin Gunnarsson. Regionalism and Security; Two Concepts in the Wind of Change. Department of Political Science and Cerum, Umeå universitet


(9)

9

Menggunakan region sebagai alat analisa dapat secara jelas mengamati konflik maupun kerjasama suatu negara dan hubungan keamanan kontemporernya.23 Region yang menekankan pada kelompok negara yang berada pada kondisi kedekatan geografis, menempatkan negara tetangga sebagai faktor krusial pada hubungan ketergantungan dalam sistem yang kompleks. 24 Pertimbangan akan pentingnya tetangga bagi suatu negara mempengaruhi berbagai aspek domestik, khususnya keamanan.

1.4.1.2Regional Security Complex

Menurut Buzan and Waever dalam bukunya, definisi awal dari Regional Security Complex25 adalah:

“A group of states whose primary security concerns link together sufficiently closely that their national securities cannot reasonably

be considered apart from one another”.

Namun, definisi ini kemudian dirumuskan kembali dengan menggeser keterpusatan pada negara dan fokus-fokus pada isu-isu militer-politik kemudian memasukkan unsur-unsur kemungkinan adanya aktor-aktor security yang berbeda dan dalam berbagai sektor dari security itu sendiri, sehingga definisi RSC menjadi:

“A set of units whose major processes of securitization,

desecuritization, or both are so interlinked that their security problems cannot reasonably be analysed or resolved apart from one

another”.26

Dari kutipan definisi di atas menunjukkan bahwa unit-unit keamanan tidak lagi sebatas keamanan klasik (militer), melainkan semua proses sekuritisasi, desekuritisasi, atau keduanya yang terhubung, yang aspek-aspek keamanannya

23

Barry Buzan and Ole Waever, Op. Cit. 24

Hasan Ulusoy, Op. Cit. 25

Berikutnya akan disebut sebagai RSC 26


(10)

10

tidak bisa terpisahkan dari negara lain di kawasannya. RSC berbasis pada balancing between amity and enmity, dengan kata lain hubungan antar negara berupa pertemanan atau aliansi yang bercorak ketakutan. Dari perspektif historis, penciptaan RSC dipengaruhi juga oleh proses dekolonisasi.27

Sebuah kawasan bisa dikualifikasikan sebagai RSC jika memenuhi poin sebagai sekelompok negara atau entitas lain yang harus memiliki kadar kesaling-ketergantungan security yang cukup bagi keduanya untuk menetapkan dirinya sebagai satu kesatuan dan untuk membedakan mereka dari kawasan-kawasan security yang mengelilinginya.28 RSC sendiri memiliki 3 bentuk utama, dua bentuk pertama adalah kasus special dimana RSC adalah unipolar, yaitu power concerned-nya terletak pada Great Power (bentuk pertama) atau pada Super Power (bentuk kedua). Dalam bentuk ini Great Power atau Super Power inilah yang mendominasi kawasan. Contoh RSC-Great Power adalah Russia dengan Commonwealth of Independent States (CIS)29, sedangkan RSC-Super Power adalah AS di Amerika Utara. Bentuk ketiga adalah kawasan yang terintegrasi lebih oleh institusionalisasi daripada single power.30

RSC tidak lepas dari peran region, dalam artian kawasan, dengan kata lain kedekatan geografis merupakan hal yang sangat berperan dalam pembentukannya. Dampak dari kedekatan geografis dalam interaksi keamanan ini adalah menguatnya interaksi sector-sektor lain seperti militer, politik, ekonomi, social dan lingkungan. Di dalam RSC haruslah terdapat dinamika sekuritisasi, dimana aktor-aktor dalam kawasan atau negara-negara yang tergabung di dalamnya harus

27 Ibid. 28

Ibid. 29

Berikutnya akan disebut sebagai CIS. CIS merupakan gabungan dari 12 negara-negara bekas Uni Soviet.

30 Ibid.


(11)

11

dapat saling menjaga stabilitas dan kohesivitas keamanan di tingkat regional.31 Hal ini berarti bahwa pencapaian keamanan, baik keamanan kawasan yang nantinya bermuara pada keamanan nasional masing-masing negara di kawasan tersebut, haruslah diwujudkan secara bersama-sama oleh aktor-aktor keamanan dalam kawasan itu. Bukan hanya pada level aktor, melainkan juga pada level isunya. Sesuai dengan perkembangannya, keamanan tidak lagi berorientasi pada sektor militer saja, namun juga meliputi keamanan politik, ekonomi, sosial dan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa keamanan tidak lagi bisa tercapai hanya dengan mengandalkan sektor militer saja, melainkan keamanan harus tersusun dari keamanan-keamanan di sektor yang lain. Keamanan non-militer ini sering disebut sebagai soft security.32

1.4.1.3Perluasan Konsep Keamanan; Soft Security

Perluasan agenda keamanan didasarkan pada upaya teoritis dan metodologis untuk memperlihatkan keterkaitan permasalahan-permasalahan baru yang semula terlihat jauh dari hirauan otoritas negara menjadi persoalan yang berkaitan dengan kemampuan sebuah negara untuk bertahan secara esensial. Mengalihkan perhatian dari negara sebagai satu-satunya objek acuan serta memperhitungkan aspek-aspek non-militer yang meliputi keseimbangan antara militer, politik, ekonomi, sosial dan lingkungan.33 Perluasan definisi dan agenda keamanan ini dikatakan Barry Buzan;

“A security issue is posited (by securitizing actors) as a threat to the survival of some referent object (nation, state, the liberal

31 Ibid. 32

James Sperling dan Emil J. Kirchner, The Changing Definition of Security, Ohio; University of Akron, halaman 6

33 Ibid.


(12)

12

international economic order, the rain forest), which is claimed to have a right to survive. Focus on the question of when and under

what conditions who securitises what issue.”34

Salah satu wujud dari sumbangan penting soft security adalah ide untuk membagi keamanan menjadi lima sektor tersebut yang berbeda namun terhubung satu sama lain sebagai wujud dari keamanan yang menyeluruh.35

Mulai muncul dan berkembangnya isu-isu non-militer menjadi salah satu penyebab munculnya perluasan definisi dari keamanan itu sendiri. Selain itu, berkembangnya pembahasan bahwa stabilitas dan keamanan dari suatu negara/bangsa tersusun oleh faktor-faktor multidimensional juga turut mendukung semakin luasnya definisi dari keamanan saat ini. Juga mengenai perluasan definisi dari threat/ancaman yang juga menyumbang perluasan definisi dari keamanan itu sendiri.36 Berdasarkan pernyataan Richard H. Ullman, yang menyatakan adanya perluasan definisi dari ancaman juga mengindikasikan adanya perluasan definisi dari keamanan, menyatakan bahwa;

“a threat to national security is an action or sequence of events that

(1) threatens drastically and over a relatively brief span of time to degrade the quality of life for the inhabitants of a state (states) or (2)

threatens significantly to narrow the range of policy choices

available to the government of a state (states) or to private, non-governmental entities (persons, groups, corporations) within a state (states).”37

Dalam perluasan definisi ancaman ala Ullman ini kemudian mucullah security yang melampaui perspektif sempit dari kemanan militer diantaranya adalah

34

Barry Buzan, Op. Cit., halaman 78 35

Ibid. 36

Richard H Ullman, 1983, „Redefining Security‟, International Security, vol.8, No.1, halaman 133 dalam Jacob Hedenskog, Op. Cit, halaman 259

37 Ibid.


(13)

13

keamanan politik, keamanan lingkungan, keamanan ekonomi dan keamanan sosial.38

Dari teori diatas, penulis menggunakan Regional Security Complex Theory sebagai alat untuk melihat fenomena di kawasan Rusia dan near abroad-nya. Bukan melihat pada pembentukan RSC di kawasan tersebut, melainkan lebih pada terganggunya keamanan nasional Rusia sebagai dampak dari terganggunya keamanan kawasannya akibat perluasan UE yang memasukkan negara-negara Baltik menjadi anggota baru UE yang secara otomatis menempatkan mereka di dalam RSC kawasan UE. Rusia sebagai Great Power di kawasan tersebut, dengan ke-unipolarannya, adalah yang paling berhak menjaga keamanan kawasan dengan menjamin keamanan negara-negara di dalamnya. Dan dengan perluasan yang telah dilakukan ini membawa perubahan pada komposisi dan dinamika kawasan yang menyebabkan instabilitas sehingga berimbas pada terancamnya keamanan kawasan, juga keamanan negara-negara di dalamnya.

Keamanan nasional suatu negara tidak bisa hanya berdasarkan keamanan negara itu sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh keamanan kawasannya. Oleh karena itu, keamanan suatu negara tidak bisa dipisahkan dari negara-negara yang lain di sekitarnya.39 Kedekatan geografis suatu negara dengan negara lain mempunyai andil yang besar dalam menentukan keamanan nasional negara tersebut. Hal ini sangat wajar karena aksi/tindakan negara tetangga menjadi hal yang diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan di negara tersebut.

Seperti halnya situasi RSC di kawasan Rusia, Rusia sebuah negara besar yang dikelilingi perbatasan langsung terbanyak di dunia dengan negara-negara

38

Paul D. Williams, 2008, Security Studies; an Introduction, London and New York: Routledge, halaman 38

39


(14)

14

yang menyebar dari barat hingga selatan wilayahnya. Namun yang menjadi fokus Rusia tentu saja adalah negara-negara terdekat yang pada sejarahnya pernah menjadi satu kesatuan dalam Uni Soviet. Oleh karena itu, region dalam meneliti Rusia mengarah pada kawasan Rusia dan negara-negara pecahan Uni Soviet, baik yang tergabung dalam CIS maupun tidak (yang disebut Rusia dengan term near abroad). Kawasan Rusia dapat disebut sebagai RSC karena sudah memenuhi kualifikasi.

RSC kawasan Rusia ini dapat digolongkan pada bentuk pertama RSC, yaitu RSC-Great Power concerned dimana mengusahakan terciptanya security management dengan menekankan pentingnya usaha dari negara besar/powerful di suatu kawasan untuk menciptakan keamanan kawasan. Kontribusi negara-negara powerful tersebut menjadi penting karena nasib keamanan kawasan menjadi tanggung jawab mereka. Begitu halnya dengan kawasan Rusia. Keamanan kawasannya haruslah hanya menjadi tanggung jawab Rusia sendiri disinilah peran Great Power tersebut diperlihatkan. Seperti dalam bukunya, Barry Buzan dan Ole Waever mengatakan bahwa;

“The RSC is clearly centred on a Great Power. Russia was until recently a superpower, and is still a Great Power… The Baltic states

are in the Russia-centred RSC irrespective of how much they dislike

this. A final complication in relation to the Baltic subregion is

Kaliningrad, sometimes called the fourth Baltic republic, but a Russian enclave accessible from (the rest of) Russia only via Belarus and either Lithuania or Poland, and home to a large naval base in

rapid deterioration.”40

Penting untuk menekankan perhatian pada menemukan definisi dari apa itu wujud keamanan dalam kawasan menurut Rusia, karena di penelitian ini Rusia

40

The post-Soviet space: a regional security complex around Russia dalam Barry Buzan and Ole Waever, Op. Cit.


(15)

15

lah sebagai Great Power-concerned-nya. Dalam the theories of Russian Foreign Policy: the imposed insecurity theory41 dikatakan bahwa;

“This theory closely concerns about nations in close proximity to

Russia. This theory holds that Russian security depends directly on the insecurity of its neighbours. By keeping neighbouring nations in a near-constant state uncertainty and dependence, this will ideally keep that nation dependent on Russia for economic or social stability. A theory of imposed insecurity foresees an aggressive Russia constantly pushing and prodding at the borders of neighbouring states to exploit their weakness and keep them from

fully embracing the West”.

Dari sini definisi RSC berdasarkan sudut pandang Rusia yaitu, bagi Rusia wujud keamanan dalam kawasannya adalah ketika near abroad-nya berada pada suatu kondisi tidak aman sehingga akan terus bergantung pada Rusia. Maka keamanan regional di kawasannya akan terwujud jika hanya ada Rusia saja yang berperan sebagai Great Power di kawasan tersebut. Namun, keamanan kawasan Rusia menjadi terancam karena selain hadirnya UE di kawasannya, juga karena perluasan UE yang akhirnya menjadikan 3 negara Baltik resmi sebagai anggota baru UE, yang tadinya masih sebagai bagian dari kawasan Rusia dan masih berada dalam kondisi insecure yang sengaja diciptakan Rusia untuk memastikan keamanan kawasan dan nasionalnya, sekarang berada di bawah naungan dan perlindungan UE yang tentunya mempunyai mekanisme tersendiri untuk mengatasi kondisi insecure di negara anggotanya. Sehingga menurut Rusia, hal ini menjadi ancaman pada keamanan kawasan dan nasionalnya. Definisi dari ancaman menurut Barry Buzan didefinisikan sebagai:

“A host complex factors which make both their direct outcome and

their broad consequences highly uncertain. So ambiguous and knowledge of them is limited.”42

41

Tyler J. Pack, 2011, Chechnya, Georgia, and Theories for Foreign Policy, All graduate Reports and Creative Projects, Paper 10, diambil dari at http://digitalcommons.usu.edu/gradreports/10 42


(16)

16

Berbagai hal bisa didefinisikan sebagai ancaman, tergantung dari pendefinisian subjek itu sendiri terhadap objek yang dihadapi. Dalam fenomena ini, Rusia mendefinisikan perluasan UE ke negara-negara Baltik sebagai ancaman terhadap keamanan kawasannya, perluasan ini mengacaukan RSC karena adanya external power dari kawasan yang berbeda masuk ke dalam kawasan Rusia. Ancaman pada keamanan Rusia akibat dari perluasan UE adalah munculnya pembatasan akses-akses Rusia dalam upayanya mewujudkan politik luar negerinya dan menjaga pengaruh serta prestige di kawasannya, instabilitas kawasan karena gelombang demokratisasi Barat di kawasannya yang mempengaruhi domestik Rusia, ketidakpastian akan nasib dan status kewarganegaraan “Russian-speaking minorities” di negara-negara Baltik dan perubahan corak kerjasama eksternal Rusia dengan near abroad-nya sebagai imbas dari adopsi aturan dan standar UE di negara anggota baru dan juga negara-negara tetangga barunya. Khususnya dalam mewujudkan dan menjaga keamanan non-militernya, soft security-nya, seperti dampak-dampak perluasan UE pada soft security Rusia yang telah diuraikan sebelumnya.

1.4.2Penelitian Terdahulu

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang dampak perluasan UE ke Negara-negara Baltik terhadap soft security Rusia, telah ada yang meneliti mengenai masalah-masalah lain yang berkaitan dan hampir serupa dengan


(17)

17

penelitian ini. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Olga Mrinska43, Igor Egorov44 dan Erry Mega Herlambang45.

Penelitian yang dilakukan oleh Olga Mrinska mengenai dampak perluasan UE pada negara tetangga barunya yang menjadikannya berbatasan langsung dengan Ukraina. Olga meneliti mengenai dampak kebijakan-kebijakan yang diterapkan UE, baik terhadap negara-negara anggota barunya maupun terhadap negara-negara tetangga barunya hasil dari perluasan, kepada Ukraina khususnya dalam sektor ekonomi dan sosial. Terutama perluasan tahap kelima yaitu the Eastern Enlargement tahun 2004 dengan masuknya 10 negara yang hampir sebagian besar berbatasan langsung dengan Ukraina menjadikannya diapit oleh UE dan Russia. Berada di posisi ini, Ukraina mengalami gejolak internal dimana dampak dari perluasan ini membagi Ukraina menjadi 2 kubu, yaitu kubu pro-Barat dan pro-Rusia. Ukraina menilai perluasan UE semakin merenggangkan hubungan 2 kubu Ukraina tersebut. Hal ini ercermin dari kesenjangan ekonomi yang timbul sebagai konsekuensi atas berbatasan langsungnya wilayah barat-tengah Ukraina dengan batas terluar baru wilayah UE yang secara signifikan mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup warga perbatasannya. Sedangkan wilayah timur-selatan Ukraina yang secara keseluruhan sangat bergantung kepada pasar Rusia dan CIS. Kesenjangan social dan ekonomi ini memicu timbulnya konflik, dan akan memberikan potensi ancaman bagi

43

Olga Mrinska, The Impact of EU Enlargement on the External and Internal Borders of the New Neighbours: The Case of Ukraine, dalam James Wesley Scott, 2006, EU Enlargement, Region Building and Shifting Borders of Inclusion and Exclusion, Burlington: Ashgate Publishing Company, halaman 81

44

Igor Egorov, 2002, The Impact of EU Enlargement on Economic Policy of the Post-Soviet States, artikel diambil dari http://www.eadi.org/fileadmin/WG_Documents/Reg_WG/egorov.pdf, diakses 2 Oktober 2012

45

Erry Mega Herlambang, 2012, Pengaruh Perluasan Keanggotaan NATO ke Eropa Timur terhadap Kebijakan Luar Negeri Rusia ke Georgia, skripsi, UMM: Unpublished


(18)

18

keamanan domestik Ukraina, ancaman pada stabilitas domestik dan keamanan sosial-ekonominya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Olga Mrinska ini membuktikan bahwa perluasan UE menimbulkan dampak pada Ukraina, terutama dampak pada keamanan sosial dan ekonomi. Penelitian ini mendukung penulis dalam poin bahwa perluasan UE menimbulkan dampak pada negara-negara tetangganya. Olga hanya menguraikan mengenai dampak perluasan pada ekonomi-sosial Ukraina hanya dengan mengandalkan kerangka kedekatan geografis, sedangkan penulis akan secara lebih kompleks melibatkan faktor-faktor lain dan teori RSC pada penelitian dampak perluasan UE terhadap Rusia.

Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Igor Egorov dengan judul “The Impact of EU Enlargement on economic policy of the post-Soviet states” menjelaskan tentang perluasan UE yang mengakibatkan dampak tidak hanya pada negara-negara CEE tapi juga pada Rusia, Ukraina, Belarus dan Moldova yang sekarang mempunyai batas yang sama dengan UE. Dampak tersebut adalah timbulnya masalah-masalah serius terutama mengenai rezim baru di perbatasan dan aturan cukai baru yang menyebabkan Rusia, Ukraina, Belarus dan Moldova malah menderita kerugian lebih daripada Hungaria, Polandia dan Republik Ceko; pekerja dan bisnis-bisnis kecil negara-negara ex-Soviet menderita sebagai akibat dari aturan visa baru dalam aturan UE; meningkatnya jumlah pengangguran di perbatasan; dan perumusan kembali aturan perdagangan dari CEE kepada negara-negara tersebut merugikan. Dengan adanya masalah-masalah ini stabilitas kawasan eropa terganggu khususnya di eropa bagian tengah dan timur tempat dimana perluasan dilakukan. Dari penelitian Igor ini, penulis mendapatkan dukungan bahwa perluasan UE memang menimbulkan


(19)

masalah-19

masalah yang serius terhadap negara-negara yang menjadi berbatasan langsung dengan UE pasca perluasan dilakukan. Namun Igor hanya secara deskriptif menguraikan masalah-masalah yang ditimbulkan saja tanpa menggunakan kerangka teori untuk menganalisa mengapa masalah tersebut muncul. Sedangakan penulis akan memasukkan berbagai faktor dan menggunakan kerangka teori RSC untuk menganalisa dampak perluasan UE pada Rusia.

Penelitian ketiga yang digunakan penulis adalah penelitian Erry Mega Herlambang yang berjudul “Pengaruh Perluasan Keanggotaan NATO ke Eropa Timur terhadap Kebijakan Luar Negeri Rusia ke Georgia” yang menguraikan bahwa kebijakan-kebijakan NATO yang menempatkan senjata nuklir sebagai basis pertahanan nasionalnya di Chekoslovakia dan Polandia serta latihan miloternya bersama Georgia dianggap sebagai sebuah bentuk ancaman serta intervensi ke dalam wilayah Rusia. Rusia merasa terancam karena Rusia masih menganggap kawasannya sebagai bagian dari pengaruh kekuasaannya. Dan karakteristik Rusia (yang banyak dipengaruhi oleh karakter Putin) sangat terlihat dalam penelitian ini sebagai Great Power kawasan yang memiliki tanggungjawab besar terhadap warisan kekuasaan Uni Soviet. Karena itu, arah kebijakannya saat ini pun sangat terkonsentrasi untuk mengembalikan lagi kejayaan Uni Soviet dalam bentuk Rusia. Dengan menggunakan Poliheuristic Theory milik Alex Mintz dan Nenemia Geva, Erry menjelaskan mengapa dan bagaimana tingkat keagresifitasan Rusia meningkat khususnya ke Georgia pasca perluasan NATO ke Eropa Timur. Menurut teori yang berasumsi dasar bahwa political leader sebagai si pengambil kebijakan selalu menyertakan aspek kognitif dan rasionalitas yang diimplementasikan dalam tahapan penyaringan alternatif yang tersedia dan


(20)

20

analisis untuk memilih alternative terbaik dalam upaya meminimalkan resiko dan meningkatkan keuntungan. Putin (sebagai political leader di Rusia) merupakan pemimpin kuat dalam pemerintahan Rusia, karenanya kebijakan Rusia banyak dipengaruhi oleh paham Great Power, doktrin militer Rusia, budaya Achetypes dan nasionalisme Putin. Hal inilah yang mendominasi kebijakan peningkatan agresifitas Rusia pasca perluasan NATO ke Eropa Timur terutama mengenai konflik Ossetia Selatan dengan Georgia. Penelitian Erry ini menjadi salah satu penyokong penelitian penulis pada poin karakteristik Rusia dengan klaim Great Power-nya, tanggungjawab sebagai penguasa kawasan dan faktor kental Putin dalam kebijakannya. Meskipun perbedaannya terletak pada NATO yang merupakan collective security, sedangkan UE adalah regionalisme. Namun keduanya bisa disetarakan dalam kategori external power dari luar kawasan Rusia. Karena itu, Rusia tetap menterjemahkan hal tersebut sebagai ancaman, meskipun dalam objek yang berbeda.

Tabel 1.1 Posisi Penulisan

No. Nama/Judul Metodologi Hasil 1 Olga Mrinska/

The Impact of EU Enlargement on the External and Internal Borders of the New Neighbours: The Case of Ukraine

- Deskriptif - Hanya memakai

kerangka kedekatan geografis - Fokus hanya

pada sektor sosial-ekonomi

Bahwa perluasan UE kelima ke CEE membuat Ukraina diposisikan terjepit antara 2 kekuasaan besar yaitu UE dan Rusia. Hal ini menimbulkan masalah sosial-ekonomi di internal Ukraina yang menyebabkan stabilitas dan keamanan negaranya terguncang

2 Igor Egorov/

The Impact of EU

Enlargement on

Economic Policy of the Post-Soviet States - Deskriptif - Hanya menguraikan masalah-masalah yang ditimbulkan

Bahwa perluasan UE menimbulkan masalah-masalah terhadap negara-negara di sekitarnya, terutama negara-negara yang mempunyai batas


(21)

21 perluasan UE terhadap Rusia, Ukraina, Moldova dan Belarus

yang sama dengan UE yaitu Rusia, Ukraina, Moldova dan Belarus sebagai dampak dari perluasan tahap lim, terutama pada sektor ekonomi.

3 Erry Mega Herlambang/ Pengaruh Perluasan Keanggotaan NATO ke Eropa Timur terhadap Kebijakan Luar Negeri Rusia ke Georgia

- Eksplanatif - Memakai

Poliheuristic Theory - Fokus pada

Putin sebagai political leader-nya

Bahwa perluasan NATO ke Eropa Timur yang disertai dengan kebijakan-kebijakan beraninya membuat agresifitas Rusia meningkat terutama mengenai konflik Ossetia Selatan dengan Georgia. Hal ini dikarenakan Rusia (melalui Putin) menterjemahkan hal tersebut sebagai ancaman dan intervensi dalam wilayahnya.

4 Laillatur Riva (penulis)/ Dampak Perluasan Uni Eropa ke negara-negara Baltik terhadap soft security Rusia - Eksplanatif - Memakai Regional Security Complex Theory - Fokus pada

karakteristik Rusia

Bahwa perluasan UE, terutama tahap kelima ke CEE khususnya ke 3 negara Baltik yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania yang merupakan negara-negara pembentuk kesatuan Uni Soviet era Perang Dingin, adalah ancaman menurut Rusia (berdasarkan karakteristik Rusia). Rusia pun bersikap responsif karena dampak-dampak dari perluasan tersebut telah mengguncang stabilitas kawasannya dan domestiknya.

1.5Metodologi Penelitian 1.5.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanatif dan jenis penelitian library research. Penggunaan tipe penelitian


(22)

22

eksplanatif melihat bagaimana persoalan kemudian diusahakan untuk dijelaskan secara sederhana, sistematis dan mengungkapkan fakta-fakta serta mencari hubungan antara fenomena yang diselidiki dengan teori dan konsep. Penulis berusaha untuk mengamati hubungan-hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan.

Judul dari penelitian ini adalah dampak perluasan UE ke Negara-negara Baltik terhadap soft security Rusia. Dari judul tersebut kita bisa mengidentifikasikan variabel-variabel dalam ilmu hubungan internasional atau level analisa. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu:

1. Perluasan UE ke Negara-negara Baltik sebagai unit eksplanasi atau level analisa atau disebut juga variabel independen karena dalam penelitian perluasan UE ke Negara-negara Baltik merupakan suatu fenomena yang akan dijelaskan oleh penulis.

2. Dampak perluasan pada soft security Rusia sebagai unit analisa atau variabel dependen karena dalam penelitian ini nantinya dampak perluasan pada soft security Rusia tersebut yang akan dianalisa oleh penulis.

Dilihat dari pembagian diatas, maka dapat diketahui bahwa unit eksplanasinya atau level analisanya berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada unit analisa sehingga penelitian ini akan bersifat induksionis.

1.5.2 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.2.1 Batasan Waktu Penelitian

Penelitian ini berfokus pada periode proses dan pasca dilaksanakannya perluasan UE tahap kelima yaitu pada Mei 2004 terhadap Negara-negara Baltik. Dengan rentangan waktu penelitian dari tahun 2002 – 2006.


(23)

23 1.5.2.2Batasan Materi Penelitian

Dalam penelitian ini diperlukan adanya batasan penelitian, tujuannya adalah agar pembahasan masalah berkembang ke arah sasaran yang tepat dan tidak keluar dari kerangka permasalahan yang ditentukan. Adapun batasan materi dari penelitian ini adalah penulis akan membahas mengenai mengapa perluasan UE ke Negara-negara Baltik berdampak pada keamanan soft security Rusia, dengan indikator soft security adalah dalam aspek non-militer.

1.5.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah melalui studi pustaka untuk lebih mengakuratkan penelitian dari sisi keilmuan. Metode ini dilaksanakan dengan mencari data-data yang berkaitan dengan topik permasalahan yang diangkat melalui penelitian terhadap buku, tulisan, artikel dan sumber-sumber berita lainnya di media cetak maupun elektronik.

1.5.4 Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan oleh peneliti adalah metode eksplanatif. Analisa data menyangkut kegiatan reduksi, penyajian data dan menarik kesimpulan. Langkah melakukan reduksi data meliputi kegiatan memilih data yang relevan dengan tujuan dan tema penelitian, menyederhanakan data dengan tanpa mengurangi maknanya atau bahkan membuang data yang sekiranya memang tidak dibutuhkan. Data terpilih kemudian akan dipahami dan kemudian dijelaskan melalui pemahaman intelektual yang logis.


(24)

24

Skema penelitian yang dibuat semacam peta konsep berpikir dalam penyusunan dan pelaksanaan penelitian sebagai alat bantu memperjelas alur rangkaian dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

berdampak

Rumusan masalah

Teori

locus

focus

1.5.6 Hipotesa 1.5.6 Hipotesa

Perluasan UE, terutama tahap kelima ke CEE khususnya ke 3 negara Baltik yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania yang merupakan negara-negara pembentuk kesatuan UNI SOVIET era Perang Dingin, adalah ancaman menurut Rusia (berdasarkan karakteristik Rusia). Memang bukan ancaman secara militer yang timbul, karena UE bukanlah suatu kerjasama/pakta/aliansi pertahanan. Jadi soft security Rusia lah yang terancam. Rusia sebagai rezim, Great Power di kawasannya, mengikrarkan dirinya sebagai yang paling berhak menjaga keamanan negara-negara di kawasannya (RSC tipe Great Power-concerned). Oleh

Mengapa perluasan EU ke Negara-negara Baltik berdampak pada soft

security Rusia?

Regional Security Complex Theory

Soft security Rusia Keamanan Rusia

Perluasan EU ke Negara-negara

Baltik

soft security Rusia yang tidak aman


(25)

25

karena itu Rusia pun bersikap responsif karena dampak-dampak dari perluasan tersebut telah mengguncang stabilitas kawasannya dan domestiknya. Dampak-dampak tersebut timbul sebagai akibat dari adanya transformasi sistem di lingkungannya sebagai imbas dari adopsi aturan-aturan dan standar-standar UE oleh negara-negara anggota baru dan negara-negara tetangga baru (yang juga merupakan near abroad-nya Rusia).

1.5.7 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulis akan menjabarkan beberapa bagian dalam bab skripsi. Pembangian ini akan disesuaikan berdasarkan kerangka pemikiran yang membentuk keseluruhan dari penelitian ini. Sistemika penulisan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1.2 Sistematika Penulisan

Bab Bahasan Pokok

Bab I: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4 Kerangka Pemikiran

1.5 Metodologi Penelitian Bab II: Perluasan Uni

Eropa ke Negara-negara Baltik

2.1Sekilas Pandang Integrasi Eropa 2.2Kebijakan Perluasan Uni Eropa

2.3Perluasan Uni Eropa ke Negara-Negara Baltik Bab III: Karakteristik dan

Sejarah Rusia; Klaim Great Power dan Soft Security ala Rusia

3.1 Karakteristik Rusia

3.2 Pandangan Rusia terhadap Perluasan Uni Eropa 3.3 Respon Rusia terhadap Perluasan Uni Eropa 3.4 Hubungan Rusia dengan Negara-negara Baltik 3.5 Rusia Pasca Perluasan Uni Eropa ke Negara-Negara Baltik

Bab IV: Dampak Perluasan Uni Eropa ke Negara-Negara Baltik terhadap Soft Security Rusia

Bab V : Penutup 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran


(26)

i SKRIPSI

DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA BALTIK TERHADAP SOFT SECURITY RUSIA

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) strata-1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh:

LAILLATUR RIVA NIM : 08260021

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(27)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Laillatur Riva NIM : 08260021

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional

Judul skripsi : DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA BALTIK TERHADAP SOFT SECURITY RUSIA

Disetujui,

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Ruli I. Ramadhoan, M.Si. Dr. Wahyudi, M. Si.

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan Hubungan Internasional


(28)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Laillatur Riva NIM : 08260021

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional Judul skripsi :

DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA BALTIK TERHADAP SOFT SECURITY RUSIA

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari: Senin Tanggal: 22 Oktober 2012

Tempat: Laboratorium Hubungan Internasional

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M. Si.

Dewan Penguji:

1. Tonny Dian Effendi, M. Si ( ) 2. Drs. Asep Nurjaman, M. Si ( ) 3. Ruli Inayah Ramadhoan, M. Si ( )


(29)

iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Laillatur Riva

Tempat, tanggal lahir : Malang, 28 Juli 1990 NIM : 08260021

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Hubungan Internasional Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA BALTIK TERHADAP SOFT SECURITY RUSIA

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 12 Oktober 2012 Yang menyatakan,


(30)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Laillatur Riva 2. NIM : 08260021

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi : DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA BALTIK TERHADAP SOFT SECURITY RUSIA 6. Pembimbing : 1. Ruli Inayah RAmadhoan, M.Si.

2. Dr. Wahyudi, M.Si. 7. Kronologi Bimbingan :

Tanggal Paraf

Pembimbing I Tanggal

Paraf Pembimbing II Keterangan 11 Oktober 2011 11 Oktober 2011 Pengajuan Judul Skripsi 10 Februari 2012 10 Februari 2012

ACC Bab I

1 Oktober 2012

8 Oktober 2012

ACC Bab II

8 Oktober 2012

8 Oktober 2012

ACC Bab III

12 Oktober 2012

8 Oktober 2012

ACC Bab IV

12 Oktober 2012

8 Oktober 2012

ACC Bab V

12 Oktober 2012 8 Oktober 2012 ACC Ujian Skripsi


(31)

vi

Laillatur Riva, 2012, 08260021, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional, DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA BALTIK TERHADAP SOFT SECURITY RUSIA, Dosen Pembimbing I: Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si dan Dosen Pembimbing II: Dr. Wahyudi, M.Si

ABSTRAKSI

European Union (EU) merupakan regionalisme di kawasan Eropa yang telah mencapai level integrasi tinggi. Regionalisme yang pada mulanya beranggotakan 6 negara pendiri ini mengeluarkan kebijakan perluasan kepada negara-negara Eropa lainnya yang berhasil menambah keanggotaan menjadi 27 negara melalui lima tahapan perluasan. Dari kelima tahapan tersebut, tahap kelima-lah yang menjadi sorotan karena memasukkan 10 negara Eropa Tengah dan Timur (CEE) termasuk diantaranya 3 negara Baltik (Estonia, Latvia dan Lithuania) yang mana merupakan negara-negara mantan sekutu dan republik USSR. Ketiga negara Baltik tersebut memiliki karakteristik internal yang sangat berbeda dengan negara-negara anggota pendahulunya dalam EU. Hal ini menyebabkan terjadinya transisi internal di negara-negara Baltik sebagai upaya untuk mengharmonisasikan diri dengan EU. Transisi ini menyebabkan instabilitas domestik Baltik yang mempengaruhi keamanan kawasan dan negara-negara dalam kawasan tersebut, terutama Rusia.

Rusia merupakan negara besar dan Great Power dalam kawasannya, serta mempunyai nilai-nilai dan karakteristik khas yang berbeda dengan nilai-nilai dalam EU yang mulai disebarkan kepada negara-negara anggota dan tetangga-tetangga barunya, yang juga merupakan “near abroad” Rusia. Karena itulah perluasan EU ke negara-negara Baltik ini diterjemahkan oleh Rusia sebagai ancaman terhadap keamanan kawasannya dan keamanan nasionalnya. Sebagai respon dari perluasan ini, Rusia mengeluarkan tindakan-tindakan terkait dengan timbulnya dampak-dampak dari perluasan pada internal Rusia terhadap negara-negara Baltik, “near abroad”-nya dan EU. Perluasan ini menimbulkan dampak-dampak pada internal Rusia, terutama pada kemanan non-militernya (politik, ekonomi dan sosial/soft security), dikarenakan masuknya Great Power lain (EU) dalam kawasan Rusia (RSC Rusia) dan mengakibatkan terjadinya benturan kekuasaan dan pengaruh sehingga menimbulkan instabilitas pada keamanan kawasan juga keamanan negara-negara di dalamnya.

Kata Kunci: EU, Baltik, Rusia, kawasan, soft security.

Malang, 12 Oktober2012 Penulis

Laillatur Riva Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II


(32)

vii

Laillatur Riva, 2012, 08260021, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social and Political Science, Department of International Relations, THE

IMPACT OF EUROPEAN UNION’S ENLARGEMENT TO THE BALTIC

STATES TOWARD RUSSIA'S SOFT SECURITY, Major-Advisor: Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si and Co-Advisor: Dr. Wahyudi, M.Si

ABSTRACT

European Union (EU) is regionalism in Europe region which already in the high level of integration. Regionalism that in the beginning contains of 6 founder countries issued an enlargement policy towards the rest of Europe which successfully added the membership become 27 member countries within five rounds of enlargement. The fifth enlargement become the most attention because the accession of 10 Central and Eastern European (CEE) countries, including 3 Baltic States (Estonia, Latvia and Lithuania) which are alliance and ex-republics of USSR. The three of the Baltic States have a very different internal characteristic with the EU‟s former. This caused an internal transition within Baltic States as their attempts to harmonize with EU. This transition stirs the Baltic States‟ domestic instability which influences the regional security and the countries within, foremost Russia.

Russia as a big country and Great Power in her region, own a different values and characteristic with EU that started to spread its values to the new members and new neighbors, which are as a Russia‟s near abroad. That‟s why the EU enlargement to the Baltic States defined by Russia as a threat to her regional and national security. As a respond toward the EU enlargement, Russia issued actions related the impact of this enlargement to the Russia‟s internal towards Baltic States, her near abroad and EU. This enlargement raised impacts to the Russia‟s internal, particularly to the non-military security (politic, economy and social/soft security) because the entrance of the other Great Power (EU) within Russia‟s region (RSC) and conduce a bump of power and influence take place created an instability in the region and the countries within.

Key Words: EU, Baltic, Russia, Region, soft security

Malang, October 12th 2012 Writer

Laillatur Riva Knowing,

Major-Advisor Co-Advisor


(33)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu‟alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Alhamdulillah, sesemesta pujian dan sesamudra syukur terhatur kehadirat Allay SWT, Rabb semesta alam. Rabb yang telah menunjukkan hidayah Islam dan menancapkan iman di lubuk hati yang paling dalam. Rabb yang telah mempermudah segala urusan dan persoalan. Dan dengan segala nikmatnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA BALTIK TERHADAP SOFT SECURITY RUSIA.

Penulis menyadari bahwa di dalam proses pengerjaan dan penyajian skripsi ini masih terdapat celah-celah kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu, masukan dan kritikan yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk membantu menutup celah kekurangan tersebut.

Dengan selesainya tulisan ini maka penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang tidak pernah „meninggalkan‟ penulis dalam keadaan apapun, semoga Allah memberkati tulisan ini.

2. Kedua orang tua, Ibu dan Bapakku tersayang, Ibu Sumarni dan Bapak Sulkan Sutrisno, yang telah mendidikku untuk menjadi pribadi yang cerdas dan mandiri. Terlahir sebagai anak dari Ibu dan Bapak tercinta merupakan karunia yang luar biasa dan hal yang paling kusyukuri. Semoga Ibu dan Bapak tak akan pernah lelah menyayangi, mengerti dan mendidik anakmu ini. Dan


(34)

ix

skripsi ini kupersembahkan kepada Ibu dan Bapak tersayang sebagai bukti kesuksesan didikan kalian berdua.

3. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, merangkap sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan terhadap penulisan skripsi ini.

4. Bapak Tonny Dian Effendi, M.Si selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional yang juga merangkap sebagai Dosen Wali angkatan 2008. 5. Bapak Victory Pradhitama, M.Si dan Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M. Si,

selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan ide, motivasi dan membimbing serta memberikan banyak sekali masukan dalam penulisan ini.

6. Segenap Dosen Jurusan Hubungan Internasioanl

7. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan konstribusi, sekalipun kecil, yang tidak hanya akan bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi Hubungan Internasional di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang, melainkan juga terhadap disiplin Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia secara umum. Amien.

Wassalamu‟alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Malang, 12 Oktober 2012 Penulis, Laillatur Riva


(35)

xii DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 La tar Belakang ……… 1

1.2 Ru musan Masalah ……….. 5

1.3 Tu juan dan Manfaat Penelitian ……….. 5

1.3.1 Tu juan Penelitian ……….. 5

1.3.1.1 Tu juan Umum ……….. 5

1.3.1.2 Tu juan Khusus ……….. 5

1.3.2 M anfaat Penelitian ………. 5

1.3.2.1 M anfaat Teoritik ……… 5

1.3.2.2 M anfaat Praktis ………... 6

1.4 Ke rangka Pemikiran ………. 6

1.4.1 Re gional Security Complex Theory ……….. 6

1.4.1.1 Studi Security and Regions...……… 6

1.4.1.2 Regional Security Complex ……….. 9

1.4.1.3 Perluasan Konsep Keamanan; Soft Security.………. 11

1.4.2 Penelitian Terdahulu ……….. 16

1.5 M etodologi Penelitian ……….. 21


(36)

xiii

1.5.1 M

etode Penelitian …………..………. 22

1.5.2 Ru

ang Lingkup Penelitian ……….. 22

1.5.2.1 Ba

tasan Waktu Penelitian ………...………. 22

1.5.2.2 Ba

tasan Materi Penelitian ……… 23

1.5.3 M

etode Pengumpulan Data ………. 23

1.5.4 M

etode Analisa Data ……….. 23

1.5.5 Al

ur Pemikiran ……… 23

1.5.6 Hi

potesa ………... 24

1.5.7 Si

stematika Penulisan ………. 25

BAB II PERLUAASAN KEANGGOTAAN UNI EROPA KE

NEGARA-NEGARA BALTIK………. 26

2.1 Se

kilas Pandang Integrasi Eropa …….. ………. 27

2.2 Ke

bijakan Perluasan Uni Eropa ………. 28

1. Th

e First Enlargement ……….……… 31

2. Th

e Second Enlargement ………. 31

3. Th


(37)

xiv

4. Th

e Fourth Enlargement ……….. 32

5. Th

e Fifth Enlargement (i and ii) ……….. 33

2.3 Pe

rluasan Uni Eropa ke Negara-Negara Baltik (Estonia, Latvia dan Lithuania

……….... 34

2.3.1 Nega

ra-Negara Baltik Sebelum Menjadi Anggota Uni Eropa …..…... 34

2.3.2 Perlu

asan Uni Eropa ke Negara-Negara Baltik ………... 37

2.3.3 Ke

bijakan-kebijakan Uni Eropa terkait Perluasan ………..………... 38

2.3.3.1 Ke

bijakan terhadap Calon Anggota………...…... 38

1. Cope

nhagen Criteria………..….. 38

2.3.3.2 Kebij

akan terhadap Negara-Negara Anggota…….………….. 39

1. Acqui

s Communautaire ……….. 39

2. Trakt

at-traktat UE ……….. 40

2.3.3.3 Kebij

akan-Kebijakan terhadap Negara-Negara Tetangga Baru

……….. 47

1. Euro

pean Neighborhood Policy (ENP) ………. 47

2.3.4 Dam

pak Peluasan Uni eropa terhadap Internal Negara-Negara Baltik


(38)

xv

2.3.4.1 Eston

ia ………. 53

2.3.4.2 Latvi

a ……….. 55

2.3.4.3 Lithu

ania ………. 57

BAB III KARAKTERISTIK DAN SEJARAH RUSIA;

KLAIM GREAT POWER DAN SOFT SECURITY ALA RUSIA…………..59

3.1 Ka

rakteristik Rusia ………. 59

3.1.1 Kl

aim Great Power Rusia ………..………... 60

3.1.2 De

mokrasi dalam Perspektif Rusia ………... 64

3.1.3 Se

curity dalam Perspektif Rusia ……… 67

3.1.4 So

ft Security dalam Perspektif Rusia ……… 68 3.2 Pandangan Rusia Mengenai Perluasan Uni Eropa ……….……… 70

3.3 Re

spon Rusia terhadap Perluasan Uni Eropa……….………. 73

3.4 H

ubungan Rusia dengan Negara-Negara Baltik ………. 76

3.4.1 Ka

rakteristik Hubungan Rusia dengan Negara-Negara Baltik………. 76

3.4.2 Ru

sia –Estonia ……… 80

3.4.2 Rusia –Latvia ………... 81 3.4.3 Rusia – Lithuania ………. 83

3.5 Ru


(39)

xvi

BAB IV DAMPAK PERLUASAN UNI EROPA KE NEGARA-NEGARA

BALTIK TERHADAP SOFT SECURITYRUSIA ………... 93

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ………...101

5.2 Saran ………..102

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Posisi Penulisan……….20

Tabel 1.2 Sistematika Penulisan………25

Tabel 2.1 Time Line Integrasi Eropa……….26

Tabel 2.2 Negara-Negara Baltik dalam Pandangan EU………38


(40)

xvii

Tabel 2.4 Kewarganegaraan dan Etnisitas di Latvia ………56 Tabel 2.5 Prosentase ekspor-impor Latvia dengan negara-negara lain …………57

DAFTAR GAMBAR


(41)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Asrudin, Mirza Jaka Suryana, dkk. 2009. Refleksi Teori Hubungan Internasional dari Tradisional ke Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu

Avery, Graham and Yvonne Nasshoven. 2008. The European Neigborhood Policy; Challenges and Prospects. Brussels: Trans European Policy Studies Association

Berg, Eiki and Piret Ehin. 2009. Identity and Foreign Policy; Baltic-Russian Relations and European Integration. Burlington: Ashgate Publishing Company

Bindi, Federiga. 2010. The Foreign Policy of the European Union; Assesing

Europe‟s Role in the World. Washington: The Brookings Institutios Buzan, Barry. 1991. People, States & Fear. London: Harvester Wheatsheaf

Buzan, Barry and Ole Waever. 2003. Regions and Powers: The Structure of International Security. United Kingdom: Cambridge University Press Dando, William A. 2007. Russia; Modern World Nations. New York: Infobase

Publishing

Dougherty, James E. and Robert L. Pfaltzgraff, Jr. 2001. Contending Theories of International Relations: A Comprehensive Survey (ed.5). New York: Longman

Dunkerley, David, dkk. 2002. Changing Europe; Identities, nations and citizens. London: Routledge


(42)

xviii

Eliassen, Kjell A. 1998. Foreign and Security Policy in the European Union. London: Sage Publications

Hedenskog, Jacob. 2005. Russia as a Great Power; Dimensions of Security Under Putin. New York: Routledge

Hoff, Ted. 2008. Russia‟s European Choice. New York: Palgrave Macmillan Jarve, Priit and Vadim Poleshchuk. 2009. Country Report; Estonia. Fiesole:

European University Institute Badia Fiesolana

Kaiser, Wolfram and Jurgen Elvert. 2004. European Union Enlargement A Comparative History. New York: Routledge

Kanet, Roger E. 2007. Russia; Re-Emerging Great Power. New York: Palgrave Macmillan

Kolarz, Walter. 1952. Russia and her Colonies. New York: Frederick A. Praeger, Inc., Publishers

Kruma, Kristina. 2009. Country Report; Latvia. Fiesole: European University Institute Badia Fiesolan

Kuris, Egidijus. 2009. Country Report; Lithuania. Fiesole: European University Institute Badia Fiesolana

Oliker, Olga dkk. 2009. Russian Foreign Policy: Source and Implication. California: Rand Corporation

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Scott, James Wesley. 2006. EU Enlargement, Region Building and Shifting Borders of Inclusion and Exclusion. Burlington: Ashgate Publishing Company


(43)

xix

Sperling, James dan Emil J. Kirchner. The Changing Definition of Security, Ohio; University of Akron

Telo, Mario. 2007. European Union and New Regionalism. Burlington: Ashgate Publishing Company

Watts, Duncan. 2008. The European Union. Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd

Williams, Paul D. 2008. Security Studies; an Introduction. London and New York: Routledge

Sumber Artikel dan Jurnal:

Bailes, Alyson J. K. and Andrew Cottey. 2006. Regional Security Cooperation in the Early 21st Century dalam SIPRI Yearbook 2006: Armaments, Disarmament and International Security

Bleire, Daina, dkk. 1999. The Impact of European Integration Processes on Baltic Security. A paper presented in NATO Fellowship Programme Final Report

Budrytė, Dovilė. Back in the USSR or New Initiatives in Lithuania‟s Foreign Policy after the Dual Enlargement. Brenau University, Gainesville, GA (USA). artikel diambil dari http://www.norface.org/files/s1-budryte.pdf Buhbe, Matthes. 2007. Russia, EU and the Baltic States; The Future of

Partnership and Cooperation, Interests, Concepts, Implementation. Vilnius, April 19th-20th, 2007

Casier, Tom. 2004. The EU‟s Proximity Policy and Governance Beyond the Borders. A paper presented in Second-Pan European Conference.


(44)

xx

Bologna, June 24th-26th 2004. Retrieved at http://www.jhubc.it/ecpr-bologna

Comelli, Michele. 2005. The Approach of the European Neighborhood Policy (ENP); Distintcive Features and Differences with the Euro-Mediterranean Partnership. European Network of Jean Monnet Centers of Excellence (IGC Net) in cooperation with IEP Paris and TEPSA, Brussels, November 17th 2005

DeBardeleben, Joan. 2008. The Impact of EU Enlargement on the EU-Russian Relationship. Paper presented to a meeting of the International Studies Association, Ljubljana, Slovenia, July 23rd-26th 2008

Egorov, Igor. 2002. The Impact of EU Enlargement on Economic Policy of the Post-Soviet States. an article retrieved at http://www.eadi.org/fileadmin/WG_Documents/Reg_WG/egorov.pdf Facon, Isabelle. 2002. The Reform of the Russian Army; Issues and Obstacles.

Surrey: Conflict Studies Research Centre, Retrieved at http://www.csrc.ac.uk

Fontaine, Pascal. 2006. Europe in 12 Lessons. European Communities

Ginkina S. P, 2004. The Effect of the EU Enlargement on Russia‟s Economy. Moscow: National Investment Council. Retrieved at www.nicr.ru Gunnarsson, Malin. Regionalism and Security; Two Concepts in the Wind of

Change. Department of Political Science and Cerum, Umeå universitet Haukkala, Hiski. 2006. The EU as a Regional Normative Hegemon; The Case of

European Neighbourhood Policy. A paper presented to the Central and East European International Studies Association (CEEISA) 4th


(45)

xxi

Convention, “Reflecting on a wider Europe and beyond: norms, rights and interests”, University of Tartu, Estonia, 25–27 June 2006

Ives, Wayne. 2007. Lithuania (Lietuva), Latvia (Latvija) and Estonia (Eesti). An article in CIVITAS Institute for the Study of Civil Society 2007, Retrieved at www.civitas.org.uk/schools

Kahraman, Sevilay. 2006. The European Neighborhood Policy; A Critical Assesment. Ankara Review of European Studies Vol.5 No.3 (Spring, Kaljula, Meeri, dkk. 2006. Social Inequality and Why It Mattera For The

Economic and Democratic Development of Europe and Its Citizens; Post-Communist Central and Eastern Europe in Comparative Perspective; Estonia, artikel diambil dari http://eurequal.politics.ox.ac.uk/papers/eurequal%20desk%20research% 20estonia.pdf

Kellermann, Alfred E. 2004. The Impact of EU Enlargement to the Russian Federation. An article in Romanian Journal of European Affairs Vol.4 No.3

Kleenman, Kristof. 2010. The European Neighborhood Policy; A Reality Check.

an article retrieved at

http://www.un.org/Depts/Cartographic/map/profile/russia.pdf2006) Kononenko, Vadim. 2005. “Normal neighbors” or “troublemakers”? The Baltic

states in the context of Russia-EU Relations. an article retrieved at http://www.bilgesam.org/en/index.php?option=com_content&view=arti


(46)

xxii

Lippert, Barbara. 2007. The Discussion on EU Neighbourhood Policy; Concepts, Reform Proposals and National Positions. An article retrieved at www.fes.de/internationalepolitik

Lynch, Dov. 2005. The Security Dimension of the European Neighborhood Policy. Instituto Affari Internazionalli

Miller, Vaughne. 2011. The EU‟s Acquis Communautare. An article retrieved at http://ec.europa.eu/enlargement/archives/pdf/press_corner/publications/ key_issues_from15_to_25_en.pdf

Moshes, Arkady. 2000. EU Enlargement in the Baltic Sea Region and Russia; Obvious Problems, Unclear Solutions. PONARS Policy Memo, Program on New Approaches to Russian Security

Muižnieks, Nils. 2006. Latvian-Russian Relations; Domestic and International Dimensions. Latvijas Universitāte Akadēmiskais apgāds, artikel diambil dari

http://szf.lu.lv/files/petnieciba/publikacijas/no_vescas_majaslapas/latvia n-russian_relations_final(1).pdf

Neilssen, Kristian L. 2007. Opportuniteis and Limitations for the Baltic States of the EU-Russia Strategic Partnership. Baltic Security and Defence Review Volume 9

Pack, Tyler J. 2011. Chechnya, Georgia, and Theories for Foreign Policy. All graduate Reports and Creative Projects. Paper 10 retrieved at http://digitalcommons.usu.edu/gradreports/10

Paulauskas, Kestutis. 2005. The Baltic States; Picking Regions, Shedding Myths, Decoding Acronyms. This article is a part of a larger project written at


(47)

xxiii

the European Union Institute for Security Studies in Paris during the course of visiting fellowship from April to July 2005

---. 2006. The Baltics; From Nations States to Member States.

Paris: Union Europeenne Institut d’etudes securite. A paper retrieved at

http://www.iss-eu.org

Reiter, Erich. 2008. The Effects of NATO and EU Enlargement. an article

retrieved at

http://www.publications.parliament.uk/pa/ld200506/ldselect/ldeucom/2 73/273.pdf

Robinson, Neil 2008. State, Regime and Russian Political Development. Limerick: Departement of Politics and Public Administration University of Limerick, Retrieved at www.ul.ie/ppa/Politics/

Rothschild, Emma. 1995. What Is Security. From Daedalus, Vol. 124, No. 3. Published by: The MIT Press on behalf of American Academy of Arts & Sciences, retrieved at http://www.jstor.org/stable/20027310

Ullman, Richard H. 1983. „Redefining Security‟, International Security. vol.8, No.1

Sumber Skripsi:

Herlambang, Erry Mega. 2012. Pengaruh Perluasan Keanggotaan NATO ke Eropa Timur terhadap Kebijakan Luar Negeri Rusia ke Georgia. Skripsi. UMM: Unpublished


(48)

xxiv

Archick, Kristin and Derek E. Mix. 2011. The European Union; Questions and Answers. Congressional Research Service. Retrieved at www.crs.gov/7-5700/RS21372

Ferrero-Waldner, Benita. Kiprah Uni Eropa Bagi Panggung Dunia.

http://dunia.vivanews.com/news/read/57839-kiprah_uni_eropa_bagi_panggung_dunia

Ganzle, Stefan. 2006. The European Neighbourhood Policy: a Strategy for

Security in Europe?. Retrieved at

http://www.google.com/02300_19943_08_cha06.qxd

Library of Congress-Federal Research Division. 2006. Country Profile: Russia. Retrieved at http://www.un.org/Depts/Cartographic/map/profile/russia Ulusoy, Hasan. 2002. Collective Security in Europe.

http://www.sam.gov.tr/perceptions/Volume7/Dec2002-Feb2003/PerceptionVolumeVII3HasanUlusoy.pdf


(1)

Sperling, James dan Emil J. Kirchner. The Changing Definition of Security, Ohio; University of Akron

Telo, Mario. 2007. European Union and New Regionalism. Burlington: Ashgate Publishing Company

Watts, Duncan. 2008. The European Union. Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd

Williams, Paul D. 2008. Security Studies; an Introduction. London and New York: Routledge

Sumber Artikel dan Jurnal:

Bailes, Alyson J. K. and Andrew Cottey. 2006. Regional Security Cooperation in the Early 21st Century dalam SIPRI Yearbook 2006: Armaments, Disarmament and International Security

Bleire, Daina, dkk. 1999. The Impact of European Integration Processes on Baltic Security. A paper presented in NATO Fellowship Programme Final Report

Budrytė, Dovilė. Back in the USSR or New Initiatives in Lithuania‟s Foreign Policy after the Dual Enlargement. Brenau University, Gainesville, GA (USA). artikel diambil dari http://www.norface.org/files/s1-budryte.pdf Buhbe, Matthes. 2007. Russia, EU and the Baltic States; The Future of

Partnership and Cooperation, Interests, Concepts, Implementation. Vilnius, April 19th-20th, 2007

Casier, Tom. 2004. The EU‟s Proximity Policy and Governance Beyond the Borders. A paper presented in Second-Pan European Conference.


(2)

Bologna, June 24th-26th 2004. Retrieved at http://www.jhubc.it/ecpr-bologna

Comelli, Michele. 2005. The Approach of the European Neighborhood Policy (ENP); Distintcive Features and Differences with the Euro-Mediterranean Partnership. European Network of Jean Monnet Centers of Excellence (IGC Net) in cooperation with IEP Paris and TEPSA, Brussels, November 17th 2005

DeBardeleben, Joan. 2008. The Impact of EU Enlargement on the EU-Russian Relationship. Paper presented to a meeting of the International Studies Association, Ljubljana, Slovenia, July 23rd-26th 2008

Egorov, Igor. 2002. The Impact of EU Enlargement on Economic Policy of the Post-Soviet States. an article retrieved at http://www.eadi.org/fileadmin/WG_Documents/Reg_WG/egorov.pdf Facon, Isabelle. 2002. The Reform of the Russian Army; Issues and Obstacles.

Surrey: Conflict Studies Research Centre, Retrieved at http://www.csrc.ac.uk

Fontaine, Pascal. 2006. Europe in 12 Lessons. European Communities

Ginkina S. P, 2004. The Effect of the EU Enlargement on Russia‟s Economy. Moscow: National Investment Council. Retrieved at www.nicr.ru Gunnarsson, Malin. Regionalism and Security; Two Concepts in the Wind of

Change. Department of Political Science and Cerum, Umeå universitet Haukkala, Hiski. 2006. The EU as a Regional Normative Hegemon; The Case of

European Neighbourhood Policy. A paper presented to the Central and East European International Studies Association (CEEISA) 4th


(3)

Convention, “Reflecting on a wider Europe and beyond: norms, rights and interests”, University of Tartu, Estonia, 25–27 June 2006

Ives, Wayne. 2007. Lithuania (Lietuva), Latvia (Latvija) and Estonia (Eesti). An article in CIVITAS Institute for the Study of Civil Society 2007, Retrieved at www.civitas.org.uk/schools

Kahraman, Sevilay. 2006. The European Neighborhood Policy; A Critical Assesment. Ankara Review of European Studies Vol.5 No.3 (Spring, Kaljula, Meeri, dkk. 2006. Social Inequality and Why It Mattera For The

Economic and Democratic Development of Europe and Its Citizens; Post-Communist Central and Eastern Europe in Comparative Perspective; Estonia, artikel diambil dari http://eurequal.politics.ox.ac.uk/papers/eurequal%20desk%20research% 20estonia.pdf

Kellermann, Alfred E. 2004. The Impact of EU Enlargement to the Russian Federation. An article in Romanian Journal of European Affairs Vol.4 No.3

Kleenman, Kristof. 2010. The European Neighborhood Policy; A Reality Check.

an article retrieved at

http://www.un.org/Depts/Cartographic/map/profile/russia.pdf2006) Kononenko, Vadim. 2005. “Normal neighbors” or “troublemakers”? The Baltic

states in the context of Russia-EU Relations. an article retrieved at http://www.bilgesam.org/en/index.php?option=com_content&view=arti


(4)

Lippert, Barbara. 2007. The Discussion on EU Neighbourhood Policy; Concepts, Reform Proposals and National Positions. An article retrieved at www.fes.de/internationalepolitik

Lynch, Dov. 2005. The Security Dimension of the European Neighborhood Policy. Instituto Affari Internazionalli

Miller, Vaughne. 2011. The EU‟s Acquis Communautare. An article retrieved at http://ec.europa.eu/enlargement/archives/pdf/press_corner/publications/ key_issues_from15_to_25_en.pdf

Moshes, Arkady. 2000. EU Enlargement in the Baltic Sea Region and Russia; Obvious Problems, Unclear Solutions. PONARS Policy Memo, Program on New Approaches to Russian Security

Muižnieks, Nils. 2006. Latvian-Russian Relations; Domestic and International Dimensions. Latvijas Universitāte Akadēmiskais apgāds, artikel diambil dari

http://szf.lu.lv/files/petnieciba/publikacijas/no_vescas_majaslapas/latvia n-russian_relations_final(1).pdf

Neilssen, Kristian L. 2007. Opportuniteis and Limitations for the Baltic States of the EU-Russia Strategic Partnership. Baltic Security and Defence Review Volume 9

Pack, Tyler J. 2011. Chechnya, Georgia, and Theories for Foreign Policy. All graduate Reports and Creative Projects. Paper 10 retrieved at http://digitalcommons.usu.edu/gradreports/10

Paulauskas, Kestutis. 2005. The Baltic States; Picking Regions, Shedding Myths, Decoding Acronyms. This article is a part of a larger project written at


(5)

the European Union Institute for Security Studies in Paris during the course of visiting fellowship from April to July 2005

---. 2006. The Baltics; From Nations States to Member States. Paris: Union Europeenne Institut d’etudes securite. A paper retrieved at http://www.iss-eu.org

Reiter, Erich. 2008. The Effects of NATO and EU Enlargement. an article

retrieved at

http://www.publications.parliament.uk/pa/ld200506/ldselect/ldeucom/2 73/273.pdf

Robinson, Neil 2008. State, Regime and Russian Political Development. Limerick: Departement of Politics and Public Administration University of Limerick, Retrieved at www.ul.ie/ppa/Politics/

Rothschild, Emma. 1995. What Is Security. From Daedalus, Vol. 124, No. 3. Published by: The MIT Press on behalf of American Academy of Arts & Sciences, retrieved at http://www.jstor.org/stable/20027310

Ullman, Richard H. 1983. „Redefining Security‟, International Security. vol.8, No.1

Sumber Skripsi:

Herlambang, Erry Mega. 2012. Pengaruh Perluasan Keanggotaan NATO ke Eropa Timur terhadap Kebijakan Luar Negeri Rusia ke Georgia. Skripsi. UMM: Unpublished


(6)

Archick, Kristin and Derek E. Mix. 2011. The European Union; Questions and Answers. Congressional Research Service. Retrieved at www.crs.gov/7-5700/RS21372

Ferrero-Waldner, Benita. Kiprah Uni Eropa Bagi Panggung Dunia.

http://dunia.vivanews.com/news/read/57839-kiprah_uni_eropa_bagi_panggung_dunia

Ganzle, Stefan. 2006. The European Neighbourhood Policy: a Strategy for

Security in Europe?. Retrieved at

http://www.google.com/02300_19943_08_cha06.qxd

Library of Congress-Federal Research Division. 2006. Country Profile: Russia. Retrieved at http://www.un.org/Depts/Cartographic/map/profile/russia Ulusoy, Hasan. 2002. Collective Security in Europe.

http://www.sam.gov.tr/perceptions/Volume7/Dec2002-Feb2003/PerceptionVolumeVII3HasanUlusoy.pdf