KEPENTINGAN POLITIK, EKONOMI INDONESIA DALAM PENANDATANGANAN PERJANJIAN KEMITRAAN STRATEGIS DENGAN TIONGKOK

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dinamika hubungan Indonesia-Tiongkok mengalami pasang surut panjang yang merupakan dampak dari perubahan kondisi dunia internasional yang selalu mengalami perubahan dan juga perubahan kondisi politik domestik. Hubungan Indonesia-Tiongkok mengalami pembekuan setelah terjadi peristiwa G30 SPKI yang mengakibatkan pembekuan hubungan selama hampir kurang lebih 23 tahun, setelah Soeharto menyatakan pembekukan terhadap hubungan bilateral dengan Tiongkok, hal ini dikarenakan Soeharto meyakini bahwa Tiongkok mempunyai sedikit banyak keterlibatan terhadap kudeta yang didalangi oleh PKI pada tahun 19651.

Perkembangan informasi dan teknologi (globalisasi) merubah peta politik dunia untuk lebih terbuka dan bermitra, termasuk antara Indonesia dengan Tiongkok. Perkembangan Tiongkok mendorong Indonesia untuk meninggalkan kebijakan politik yang tidak menguntungkan. Di era Soeharto pasca pencairan hubungan diplomatik, hubungan kedua negara mengalami peningkatan walalupun dalam hal ini Soeharto masih sangat berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan Tiongkok, sehingga peningkatanya sangat lambat. Peningkatan hubungan Indonesia-Tiongkok dapat dilihat dari segi kerjasama kedua negara diantaranya ditandangani berberapa MOU, semisal dalam bidang Energy dan Sumber Daya

1 Alan Collins, The security dilemmas of southeast Asia, publish by institute of southeast asean studies Singapore hal 151


(2)

2

Mineral Indonesia Tiongkok menandatangai Memorandum Saling Pengertian Antara Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia dan Kementerian Geologi dan Sumber Daya Mineral Republik Rakyat China Mengenai Kerjasama di Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral pada 22 february 1991 di Jakarta2. Dalam bidang kehutanan Indonesia Tiongkok menandatangani MOU Memorandum Saling Pengertian Antara Departemen Kehutanan Republik Indonesia dan Kementerian Kehutanan Republik Rakyat China Tentang Kerjasama di Bidang Kehutanan pada tanggal 29 juni 1992 di Jakarta3.

Dalam bidang investasi, Indonesia Tiongkok menandatangi Agreemant Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat China Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal pada tanggal18 November 1994 di Jakarta4.

Pada era pasca reformasi hubungan diplomatik Indonesia Tiongkok mengalami peningkatan yang lebih baik lagi dalam hal ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Di awal pemerintahan, Wahid menyadari kebangkitan Tiongkok dengan pertumbuhan ekonomi yang fantastis dalam sepuluh tahun terakhir sehingga dianggap perlu menjaga hubungan baik dengan Tiongkok. Di tahun pertama kekuasaanya, Beijing menjadi salah satu tujuan kunjungan luar negeri Wahid yang mana Tiongkok sebagai prioritas terjalinnya hubungan luar negeri Indonesia. Pada bulan Desember 1999 Wahid melakukan kunjungan resmi ke Tiongkok untuk menjajaki peluang-peluang

2Ji Guoxing ,Sino-Indonesia relations in the post cold war era, oleh CSIS Jakarta 1992, hal 139

3Kerjasama bilateral Indonsia dengan Cinahttp://www.deplu.go.id di akses pada tanggal 2 february 2011. 4Kerjasama bilateral Indonsia dengan Cinahttp://www.deplu.go.id di akses pada tanggal 2 february 2011


(3)

3

ekonomi yang bisa di ambil oleh Indonesia5, selain itu juga Wahid berkepentingan untuk memperbaiki citra Indonesia, dengan meyakinkan Tiongkok terkait kerusuhan yang terjadi diIndonesia pada bulan Mei 1998, dimana banyak keturunan Tionghoa yang menjadi korban akibat kerusuhan tersebut.

Kunjuangan Wahid ini kemudian menghasilkan kesepakatan joint communiqué6 antara pemerintahan Indonesia dan Tiongkok7. Diwakili oleh Presiden Jian Zemin, Tiongkok memberikan tanggapan positif dan menegaskan pentingnya bekerjasama dalam rangka menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan berimbang, selain itu juga Tiongkok memberikan bantuan sebesar AS$5 miliar, serta memberikan fasilitas kredit sebesar AS$200 juta untuk pembelian bahan makanan, dan juga disepakati dalam kerjasama keuangan, teknologi, perikanan, promosi kunjungan pariwisata, dan juga kerjasama dalam bentuk counter trade dibidang energy dengan menukar LNG Indonesia dengan produk produk Tiongkok8.

Pada masa pemerintahan Mega Wati, Mega meneruskan tali estafet hubungan diplomatik dengan Tiongkok yang sudah di bangun oleh Wahid. Hal ini dikarenakan Mega juga menganggap penting menjaga hubungan baik dengan Tiongkok, bahkan sebenarnya Mega sendiri mempunyai sejarah yang menarik terkait dengan hubungan baik dengan Tiongkok, hal ini karena ayah dari Mega

5Lidya Christin Sinaga,memaknai tahun persahabatan

Indonesia- Cinahttp://www.politik.lipi.go.id/index.php/in/kolom/politik-internasional/324-memaknai-tahun-persahabatan-indonesia-cina- di akses pada tanggal 20 mater 2011.

6“Memorandum Saling Pengertian Mengenai Bantuan Hibah yang Berkenaan dengan Kerjasama Ekonomi dan Teknik Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat China”

7 Lidya Christin Sinaga,memaknai tahun persahabatan

Indonesia- Cinahttp://www.politik.lipi.go.id/index.php/in/kolom/politik-internasional/324-memaknai-tahun-persahabatan-indonesia-cina-di akses pada tanggal 20 mater 2011

8Syamsul hadi,”hubungan Indonesia Cina pasca orde baru”. Dalam dalam buku “merangkul Cina, hubungan Indonesia Cina pasca Soeharto”PT Gramedia Utama hal 57


(4)

4

yaitu Seokarno pada masa pemerintahan hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok sudah terjalin dengan baik, sehingga pada saat pemerintahan Mega hubungan diplomatik Indonesia Tiongkok diharapkan bisa lebih baik lagi. Pada 24 maret 2002 Megawati melakukan kunjungan ke Tiongkok dan menghasilkan beberapa memorandum of understanding (MoU) dengan Tiongkok diantarannya MoU mengenai pendirian forum energy, MoU mengenai kerjasama ekonomi dan teknik dibidang pembangunan jembetan, jalan raya dan proyek infrastruktur 9.

Hubungan Indonesia Tiongkok semakin membaik dan bisa dikatakan mencapai klimaknya pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono ketika ditandatangani Strategic Partnership Agreement antara Indonesia dengan Tiongkok pada tanggal 25 April 2005 di Jakarta10. Kesepakatan tersebut di tandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono (Indonesia) dengan Presiden Hu Jiantao (Tiongkok). Strategic Partnership Agreement, merupakan hubungan yang tidak memihak dan tidak tertutup yang ditujukan untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas serta kemakmuran kedua negara. Kemitraan Strategis ini mencakup tiga bidang yaitu kerjasama politik dan keamanan, kerjasama ekonomi dan pembangunan, dan kerjasama sosial budaya11. Indonesia menjalin kerjasama dengan Tiongkok berangkat dari adanya kebangkitan Tiongkok pada bidang perekonomian dan militer. Tiongkok merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat fantastis dalam dekade terakhir ini, Tiongkok menjadi raksasa ekonomi dengan pertumbuhan 9,9

9Xu Liping.“Perkembangan Hubungan Tiongkok- Indonesia 10 tahun terakhir: Perspektif Tiongkok”, dalam buku “merangkul Cina, hubungan Indonesia Cina pasca Soeharto”PT Gramedia Utama, hal 196

10Lidya Christin Sinaga,memaknai tahun persahabatan Indonesia-

Cinahttp://www.politik.lipi.go.id/index.php/in/kolom/politik-internasional/324-memaknai-tahun-persahabatan-indonesia-cina- di akses pada tanggal 20 mater 2011


(5)

5

%, GDP per kapita Tiongkok mencapai US$ 1.700, dan GDP nominal sebesar

US$ 2,22 trilyun di tahun 200512. Hubungan ekonomi Indonesia Tiongkok dapat dilihat dari berbagai sektor. Dalam sektor perdagangan, volume perdagangan kedua negara secara stabil terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Adapun di sektor investasi pada tahun 2000 hanya ada dua sektor industri Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia dengan totoal 2,52 juta dollar AS, keduanya adalah industri kimia dasar, barang kimi dan farmasi, serta industri alat angkutan dan transport lainnya. Kemudian investasi Tiongok ke Indonesia hingga tahun 2004, mengalami kenaikan sebesar 16 juta dollar. Total investasi Tiongkok ke Indonsia tahun 2005 mencapai 27,97 juta dollar AS13. Peningkatan volume perdagangan dan juga investasi dari Tiongkok merupakan salah satu alasan bagi Indonesia untuk menandatangani kemitraan strategis dengan Tiongkok.

Kebangkitan ekonomi Tiongkok, menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengambil manfaat sebesar besarnya dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok, dengan adanya penandatangan kemitraan strategis. Walaupun demikian Indonesia harus bersaing dengan negara negara anggota ASEAN lainya yang ingin ikut serta mengambil manfaat dari kebangkitan Tiongkok. Kebangkitan ekonomi Tiongkok selalu diiringi oleh penguatan militer. Pertumbuhan ekonomi dapat memberikan kekuatan pada bidang yang lain, terutama bidang pertahan dan keamanan. Sebaliknya, kekuatan pertahanan akan memperkuat eksistensi negara terhadap negara-negara lain. Berangkat dari konsep tersebut, Tiongkok menjadikan bidang

12Punjul S. Nugraha, jejak geliat sang naga.http://www.aksesdeplu.com/new.htm di akses pada tanggal 6 januari 2011

13 Realisasi Investasi China Ke Indonesia Meningkat, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/, diakses 12maret 2011


(6)

6

pertahan sebagai kebijakan prioritas. Hal ini ditunjukkan adanya kebijakan Tiongkok yang memodernisasi pengembangan kekuatan militer.

Tiongkok membeli pesawat tempur canggih SU-27 beserta teknologi pembuatannya dari Rusia14. Pemerintahan Tiongkok menyediakan anggaran yang berlimpah untuk penguatan militer. Dengan kemajuan Tiongkok dalam bidang industri militer, memungkinkan Indonesia untuk menjadikan Tiongkok sebagai salah satu sumber alutsista bagi dan juga untuk bekerjasama mengembangkan industri strategis di Indonesia

Berangkat dari kebangkitan ekonomi dan kekuatan pertahanan Tiongkok seperti yang dijelaskan di atas, mendorong Indonesia untuk terus kerjasama dengan Tiongkok. Penandatangan kemitraan strategis antara kedua negara Indonesia dan Tiongkok seperti yang dijelaskan diawal tulisan ini membuktikan keseriusan kedua negara dalam bekerjasama. Penandatangan kemitraan strategis Indonesia dengan Tiongkok, masih tetap didasarkan pada prinsip kebijakan luar negeri Indonesia yaitu politik bebas aktif yang merupakan buah pikir dari Bung Hatta15.

Penjelasan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Tiongkok yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa, tujuan Indonesia kerjasama kemitraan strategis dengan Tiongkok, yakni ingin mencapai kepentingan nasional dalam bidang ekonomi dan politik. Berangkat dari hal tersebut, mendorong

14http://www.globalsecurity.org/military/world/china/j-11.htm diakses 1 maret2011

15 Widjaja.A.W.Indonesia Asia Afrika non blok politik bebas aktif.PT bina aksara,Jakarta hal 15. Politik bebas aktif adalah sikap Indonesia terhadap situasi Internasional yang terjadi pada saat itu, yang mana dunia pada saat itu terpolarisasi menjadi dua blok yaitu blok barat dan blok timur. Bebas aktif sendiri mempunyai dua unsur, pertama bebas berarti tidak ikut serta dalam salah satu aliansi militer manapun, blok barat maupun blok timur, sedangkan yang aktif mempunyai arti bahwa Indonesia selalu menentang penjajahan dan memajukan perdamaian dunia.


(7)

7

penulis untuk meneliti lebih jauh tentang kepentingan Indonesia terhadap kebijakan/kesepakatan kemitraan strategis dengan Tiongkok.

1.2 Rumusan Masalah

Dari masalah yang dijelaskan pada latar belakang di atas melahirkan rumusan masalah sebagai berikut: Mengapa Indonesia menandatangi kesepakataan kemitraan strategis Indonesia- Tiongkok pada tahun 2005?.

1.3 Kerangka Pemikiran 1.3.1 Study Terdahulu

Untuk menjebatani dalam kerangka pemikiran maka penulis juga melakukan studi terhadap buku-buku yang telah dibuat oleh pakar hubungan internasional terdahulu yang menspesifiksikan dirinya dalam hubungan Indonesia Tiongkok dalam penelitiannya. Dan juga kerangka ini membatasi terhadap artikel-artikel yang cakupannya hanya hubungan Indonesia-Tiongkok.

Di dalam sebuah tulisan yang ditulis oleh Syamsul Hadi dengan judul” hubungan Indonesia-Cina di era pasca orde baru” dalam buku merangkul Cina hubungan Indonesia Cina pasca Soeharto, dijelaskan bahwa hubungan Indonesia-Tiongkok mengalami peningkatan karena dipengaruhi oleh perubahan perubahan politik di Indonesia pasca orde baru, akan tetapi peningkatan tersbut tak lepas dari perubahan sikap pemerintah Indonesia pada era Soeharto yang telah menormalisasikan hubungan diplomatik pada tahun 1990. Pada masa kejatuhan rezim orde baru di tahun 1998 reformasi politik memberikan ruang bagi etnis


(8)

8

Tiongkok untuk memperoleh dan melaksanakan hak hak sosial, politik dan budaya yang lebih luas. Namun demikian, dalam kasus East Asia Summit, perluasan pengaruh Tiongkok melalui ASEAN telah berbenturan dengan kepentingan Indonesia untuk mempertahankan kepentingannya di ASEAN , kasus ini memberikan pelajaran diplomasi yang berharga bagi Tiongkok agar memahami konstelasi politik yang berada dibelakang organisasi regional seperti ASEAN.16

Demikian dalam artikel yang di tulis oleh Xu Liping, PhD, dari Universitas Peking, Direktur, Divisi Sosial dan Kebudayaan, Institute for Asia Pasific Studies, bagian dari Chinese Academy of Social Science, Beijing. Dalam tulisannya yang berjudul “Perkembangan Hubungan Tiongkok-Indonesia 10 tahun terakhir: Perspektif Tiongkok”, dalam buku merangkul Cina hubungan Indonesia Cina pasca Soeharto mengatakan sejak lengsernya Soeharto tahun 1998, Indonesia banyak mengalami perubahan hal ini karenakan Indonesia memasuki era demokrasi yang baru setelah adanya Reformasi. Dalam masa tersebut hubungan Indonesia dengan Tiongkok mengalami babak baru yang cukup mengejutkan, meskipun demikian, peluang kerjasama antara kedua negara ini masih belum dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ada tantangan yang berat terdapat dalam hubungan bilateral tersebut dan sepatutnya kedua negara mengambil pengalaman dan pelajaran penting dari perkembangan hubungan bilateral kedua negara yang bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan hubungan Indonesia Tiongkok dimasa mendatang.17

16Op.cit, Syamsul Hadi, hal 57


(9)

9

Bagi sudut pandang penulis hubungan Indonesia Tiongkok telah terjalin sejak lama akan tetapi hubungan tersebut mengalami fluktuasi hubungan yang panjang dan pernah mengalami pembekuan yang lama hampir kurang lebih 23 tahun, yang kemudian mengalami normalisasi hubungan pada tahun 1990. Hubungan Indonesia-Tiongkok kemudian mengalami pemulihan hubungan dan peningkatan yang kemudian menurut penulis hubungan Indonesia-Tiongkok mencapai klimaknya ketika ditanda tangani kesepakatan kemitraan strategis oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah Tiongkok.

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitan terdahulu yang dijelaskan di atas adalah penelitian ini fokus pada kepentingan-kepentingan Indonesia pada kebijakan penandatanganan kemitraan strategis dengan Tiongkok pada tahun 2005.

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep Politik Luar Negeri

Pengertian dasar dalam konsep politik luar negeri adalah bahwa kebijakan suatu negara yang ditujukan kenegara lain untuk mencapai kepentingan tertentu. Sedangkan secara umum politik luar negeri merupakan seperangkat nilai, sikap, arah, serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional didalam percaturan dunia internasioanal. Suatu komitmen yang pada dasarnya merupakan strategi dasar untuk mencapai suatu tujuan baik dalam kontek dalam negeri ataupun luar negeri serta sekaligus menentukan


(10)

10

keterlibatan suatu negara didalam isu-isu internasional atupun lingkungan sekitar18.

Terkait dengan politik luar negeri Indonesia, Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif yang berlandasan pada UUD 1945. Arah politik Indonesia yang bebas aktif dan berorentasi pada kepentingan nasional, menitik beratkan pada soladaritas antara negara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan setiap bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta untuk meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama internasional demi kesejahtraan rakyat. Selain itu juga dalam pelaksaan politik luar negeri Indonesia merujuk pada Undang Undang No.37 tahun 1999 tentang hubungan luar negeri dan Undang Undang NO.24 tahun 2000.19

Dalam hal ini kebijakan luar negeri Indonesia terhadap Tiongkok merupakan landasan bagi Indonesia dalam menandatangi kemitraan strategis dengan Tiongkok. Ditanda tangani kemitraan strategis antara Indonesia dan Tiongkok merupakan sarana untuk Indonesia dalam mencapai kepentingan dalam berhubungan dengan Tiongkok.

1.4.2. Konsep Kepentingan Nasional (Nasional Interest)

Untuk memahami perilaku internasional, konsep kepentingan nasional merupakan sesuatu yang penting, dalam hal ini karena konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku suatu negara. Kepentingan nasional dapat dijelaskan sebagai tujuan fundamental dan dan factor penentu akhir

18Perwita Banyu Agung Anak 2006.Pengantar Hubungan Internasional.Bandung:PT.remaja rosdakarya hal 47

19Yayan moch yani.perspektif persektif politik luar negeri :teori dan priktis, Pdf dalam http://typecat.com/pdf/teori-kepemimpinan-politik.html di akses 14 maret 2011.


(11)

11

yang mengarahkan pembuat kebijakan suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Kepentingan nasional juga merupakan unsur yang vital, seperti pertahanan, keamanan dan kesejahteraan ekonomi.20

Kepentingan Indonesia dalam kemitraan strategis dengan Tiongkok merupakan hasil dari perumusan kebijakan luar negeri demi tercapainya kepentingan Indonesia yakni terwujudnya stabilitas kawasan serta untuk meningkatkan industry strategis Indonesia, dan juga untuk meningkatkan volume perdangan dan juga meningkatkan arus investasi dari Tiongkok.

1.4.3. Teori Pengambilan Keputusan Model Aktor Rasional

Politik luar negeri dalam madel aktor rasioanal dipandang sebagai akibat dari tindakan tindakan aktor rasional, yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai suatu tujuan. Pembuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Graham T Allison dalam model aktor rasional, pembuatan keputusan politik luar negeri digambarkan sebagai suatu proses intelektual. Perilaku pemerintah dianalogikan dengan perilaku individu yang bernalar dan terkordinasi.21

Dalam analogi ini individu melalui serangkaian tahap tahap intelektual dengan menerapkan penalaran yang sungguh-sungguh, berusaha menetapkan pilihan atas alternatif alternative yang ada. Unit analisis model pembuatan keputusan ini adalah pilihan pilihan yang diambil oleh pemerintah. Dengan demikian analisis politik luar negeri harus memusatkan perhatian pada penelaahan

20Op.cit.Perwita Banyu Agung Anak hal 35.


(12)

12

kepentingan nasional dan tujuan suatu bangsa, alternatif-alternatif haluan kebijaksanaan yang bisa diambil oleh pemerintahnya dan perhitungan untung rugi atas alternatif itu.

Terkait dengan pengambilan keputusan kebijakan luar negeri Indonesia dalam kesepakatan kemitraan strategis Indonesia-Tiongkok tahun 2005, dalam hal ini pengambil keputusan kebijakan luar negeri Indonesia merupakan pengambilan keputusan yang rasional dengan melalui tahap-tahap intelektual yang memusatkan pada perhatian dan penelaahan pada kepentingan nasional dan tujuan bangsa Indonesia dan juga atas perhitungan untung rugi atas alternatif-alternatif yang ada.

Dalam model ini digambarkan bahwa pembuat keputusan dalam melakukan pilihan atas alternatif–alternatif itu menggunakan kriteria optimalisasi kerja. Para pembuat keputusan dalam melakukan pilihan atas alternatif- alternatif itu mengguanakan kriteria optimalisasi kerja. Para pembuat keputusan digambarkan sebagai selalu siap untuk melakukan perubahan atau penyelesaian dalam kebijaksanaan.

Pada tahun 2005 pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudoyono dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan deklarasi kemitraan strategis dengan Tiongkok dipandang sebagai tindakan yang rasional hal ini dikarenakan Indonesia mengangap bahwa dengan menandatangi kesepakatan tersebut kepentingan Indonesia dalam bidang politik, serta kepentingan Indonesia dalam bidang perkonomian yang berhubungan dengan Tiongkok akan dapat diperoleh. Indonesia sejak tahun 1990 telah menormalisasi


(13)

13

hubungan diplomatik hal ini karena dengan melihat Tiongkok sebagai peluang, setelah Indonesia membekukan hubungan selama kurang lebih 23 tahun, peluang ini terbukti dengan meningkatnya volume perdagangan yang dicapai dari tahun ketahun yang sudah terjalin walaupun kedua negara secara resmi belum melakukan normalisasi hubungan diplomatik.

1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Jenis Penelitian

Penulisan karya tulis ini menggunakan metode eksplanatif, sebagai salah satu cara untuk menjelaskan permaslahan yang sedang dibahas. Menurut Dr. Ulber Silalahi, metodologi eksplanasi merupakan jenis metodologi yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan dua atau lebih gejala fariabel. Penelitian ini mempunyai pertanyaan dasar “mengapa” dengan berusaha mendapatkan dan menyampaikan fakta- fakta dengan jelas, teliti lengka22

Dalam penelitian eksplanasi untuk menjawab pertanyaan dasar dalam penelitian terdapat beberapa tipe penjelasan. Tipe penjelasan meliputi Causal Eksplanation, Structural Eksplanation, dan Intrepetive Explanation. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan tipe causal eksplanatian yang merupakan penjelasan tentang apa penyebab dari beberapa peristiwa atau fenomena.23

1.5.2 Variabel Penelitian

22Ulber Silalahi,2009. Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung.hal 26 23ibid


(14)

14

Judul penelitihan ini adalah “kepentingan politik dan ekonomi Indonesia dalam kesepakatan kemitraan strategis dengan Tiongkok“. Dari judul penelitian ini dapat diketehui bahwa variable nya adalah sebagai berikut:

1. Perjanjian kemitraan strategis antara Indonesia dan Tiongkok tahun 2005, sebagai variable independen atau unit eksplanasi.

2. Kepentingan politik dan ekonomi Indonesia dalam perjanjian kemitraan setrategis dengan Tiongkok tahun 2005, sebagai variable dependend atau unit analisa

Dilihat dari pembagian diatas, maka dapat diketahui bahwa unit eksplanasinya sama unit analisanya karena perjanjian kemitraan strategis antara Indonesia Tiongkok dapat dikategorikan sebagai aktor sebuah negara, sedangkan kepentingan Indonesia dapat dikategorikan dalam sikap suatu negara atau representasi dari negara. Karena unit analisa sama dengan unit eksplanasi maka analisa dari penelitian ini bersifat korelasionis

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini adalah jenis data sekunder. Data Sekunder merupakan data-data yang diperoleh secara tidak langsung dilapangan. Data ini diperoleh dengan mempelajari dan memahami literatur-literatur, majalah, artikel, internet, dan karya ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis.

1.5.4. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam suatu penelitian, ruang lingkup penelitian merupakan pagar untuk membatasi peneliti supaya penelitian ke arah tujuan yang tepat, tidak


(15)

15

melenceng kemana mana. Ruang lingkup batasan ini meliputi batasan materi dan waktu, batasan materi dalam penelitian ini adalah hubungan kerjasama Indonesia Tiongkok. Sedangkan batasan waktunya adalah dimulainya normalisasi hubungan diplomatik sampai ditandanganinya kemitraan strategis 2005.

1.5.5. Analisa Data

Analisa data mempunyai arti yang luas, yang meliputi penyerdahanaan data, dan penyajian data. Dalam penelitihan ini peneliti menggunakan analisa data kualitatif hal ini karena data empiris yang diperoleh merupakan data yang berupa kumpulan berwujud kata kata bukan rangkaian angka24.

Dalam analisa kualitatif menurut Miles dan Huberman25 kegiatan analisa terdiri dari tiga alur yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data dalam penelitihan kualitatif merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerdahanaan, pengabstraksian, dan trasformasi data kasar yang muncul dari catatan catatan tertulis dilapangan

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitihan kualitatif merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, dengan data yang disajikan dapat dilihat apa yang sedang

24Ibid.hal 339

25Mattheo B, Miles dan A.Michael Huberman. Dalam Ulber Silalahi,2009. Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung.hal339


(16)

16

terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian data data tersebut

3. Menarik Kesimpulan

Kegiatan Analisis data kualitatif yang ketiga adalah menarik kesimpulan, dalam penelitahan kualitatif, peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelalasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin dan alur sebab akibat dan proposisi.


(17)

17

1.5.6. Alur Pemikiran

Alur Pikir Penulisan:

Dalam alur pemikiran ini peneliti memilah menjadi dua kerangka besar agar memudahkan peneliti dalam memahami rasionalitas pengambilan

Ekonomi :

 Persaingan dengan negara anggota ASEAN lainya dalam memanfaatkan kemajaun ekonomi Tiongkok  Meningkatkan volume perdangan ke Tiongkok  Meningkatkan Investasi dari Tiongkok Politik /Keamanan:  Memastikan Tiongkok untuk tidak menjadi ancaman bagi kawasan  Menjadikan

Tiongkok sebagi salah satu sumber alutsista bagi Indonesia

 Untuk pengembangan industry strategis Indonesia

Indonesia Tiongkok

Memanfatkan dari kebangkitan Tiongkok Kemitraan Strategis


(18)

18

kebijakan terkait dengan kepentingan Indonsia dalam kemitraan strategis dengan Cina sehingga menyebabkan pemerintah Indonesia menandatangani kemitraan strategis dengan Tiongkok.

Pertama melihat hubungan Indonsia dengan Tiongkok pada masa pemerintahan sebelum ditandatangani kesepahaman kemitraan strategis, hubungan kedua negara mulai membaik setelah mencair tahun 1990 dan kemudian mengalami peningkatan pasca setelah reformasi Indonesia pada 1998.

Yang kedua adalah melihat kepentingan Indonesia dalam bidang politik dan keamanan, serta dalam bidang ekonomi dan pembangunan dalam kesepakatan kemitraan strategis dengan Tiongkok.

1.6. Hipotesa

Terkait dengan kesepakatan kemitraan strategis dengan Tiongkok, Indonesia memiliki kepentingan untuk mengambil manfaat dari kebangkitan Tiongkok. Dalam hal ini dibidang politik dan keamanan, Indonesia ingin memastikan Tiongkok untuk tidak menjadi ancaman bagi kemanan kawasan, akan tetapi sebaliknya Tiongkok dijadikan sebagai kekuatan baru bagi stabilitas keamanan dikawasan. Selain itu juga Indonesia ingin menjadikan Tiongkok sebagai salah satu sumber alutsista dan juga untuk digandeng bekerjasama untuk pengembangan industry strategis Indonesia. Dan juga dalam fenomena kebangkitan ekonomi Tiongkok ini Indonesia ingin meningkatkan volume perdagangan dan investasi dari Tiongkok. Walaupun demikian Indonesia harus


(19)

19

bersaing dengan negara negara ASEAN lainnya yang ingin mengambil manfaat dari kebangkitan Tiongkok.

1.7. Struktur Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami penulisan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I: Pendahuluan

Pada bab ini terdiri dari susunan atau kerangka penulisan dari latar belakang, Rumusan Masalah, Kerangka Penulisan, Metode, Hipotesa dan di akhiri dengan Sistematika Penulisan

BAB II:Dinamika Hubungan Indonesia dengan Tiongkok

Dalam bab II ini penulis akan menjabarkan bagaimana dinamika hubunngan Indonesia dengan Tiongkok tahun 1990 yaitu pada awal normalisasi hubungan diplomatik yang mana pada saat itu Soeharto menjadi Presiden Indonesia. Dan juga akan membahas bagaimana hubungan Indonesia Tiongkok pada pasca lensernya Soeharto yang ditandai dengan terjadinya Reformasi diIndonesia, dimana hubungan Indonesia Tiongkok mengalami peningkatan yang dimulai oleh Presiden Abdurahman Wahid kemudian tali estafet diteruskan oleh Megawati.Dan kemudia Susilo Bambang Yudoyono

BAB III: Kepentingan Indonesia dalam Kemitraan Strategis dengan Tiongkok

Pada bab ini akan dijabarkan mengenai data-data hasil penelitian, kemudian data-data dianalisa merujuk pada permasalahan konsep serta teori-teori yang ada dalam korelasi jelas, sehingga diperoleh hasil unit analisis yang obyektif


(20)

20

serta dapat diukur melalui tendensi variable kebenarannya. Dengan teknis pada analisa yakni mencoba untuk mengetahui kepentingan Indonesia terkait dengan kesepakatan dalam kemitraan strategis dengan Tiongkok

BAB V Penutup

Pada Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan sekaligus beris saran-saran guna kebutuhan serta masukan-masukan kepada penulis.


(21)

i

SKRIPSI

KEPENTINGAN POLITIK, EKONOMI INDONESIA DALAM

PENANDATANGANAN PERJANJIAN KEMITRAAN

STRATEGIS DENGAN TIONGKOK

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata-1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh: Abdul Aziz NIM (07260027)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(22)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Abdul Aziz NIM : 07260027

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi :Kepentingan Politik, Ekonomi Indonesia dalam Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Strategis dengan Tiongkok

Disetujui Dosen Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Tonny Dian Effendi, M.Si M.Syaprin Zahidy, S.IP

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan

FISIP UMM HI UMM


(23)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Abdul Aziz NIM : 07260027

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas :Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi :Kepentingan Politik, Ekonomi Indonesia dalam Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Strategis dengan Tiongkok

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 19 November 2011

Tempat : Laboratorium Hubungan Internasional UMM Mengesahkan,

Dekan FISIP-UMM

DR. Wahyudi, M.Si Dewan Penguji :

1. Victory Pradithama, M.Si ( )

2. Tonny Dian Effendi, M.Si ( )

3. Dyah Estu Kurniawati, M.Si ( ) 4. M.Syaprin Zahidy S.IP ( )


(24)

iv

LEMBAR ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Abdul Aziz

NIM : 07260027

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya skripsi berjudul :Kepentingan Politik, Ekonomi Indonesia dalam Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Strategis dengan Tiongkok

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian atau seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 25 Januari 2012 Yang menyatakan,


(25)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Abdul Aziz 2. NIM : 07260027

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Hubungan Internasional

Judul Skrips : Kepentingan Politik, Ekonomi Indonesia dalam Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Strategis dengan Tiongkok

5. Pembimbing : 1. Tony Dian Effendy, M.Si 2. M.Syaprin Zahidi, S.IP

6. Kronologi Bimbingan : Tanggal Paraf

Pembimbin g 1

Keterangan Tanggal Paraf Pembimbing II Keterangan 12 Februari 2011 Pengajuan Judul Skripsi 12 Februari 2011 Pengajuan Judul Skripsi 24 Februari 2011 ACC Judul Skripsi 24 Februari 2011 ACC Judul Skripsi 10 Mei 2011 ACC Ujian Proposal Skripsi 10 Mei 2011 ACC Ujian Proposal Skripsi

28 Mei 2011 ACC Bab I 28 Mei 2011 ACC Bab I

9 Agustus 2011

ACC Bab II 9 Agustus 2011

ACC Bab II 20

September 2011

ACC Bab III 20 September 2011

ACC Bab III

20 Oktober 2011

ACC Bab IV 20 Oktober 2011

ACC Bab IV 19 November 2011 ACC Ujian Skripsi 19 November 2011 ACC Ujian Skripsi


(26)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Kepentingan Politik, Ekonomi Indonesia dalam Penandatangan Perjanjian Kemitraan Strategis dengan Tiongkok. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umat islam sekalian alam.

Tatanan dunia internasinal sekarang telah mengalami perubahan, dimana sebelumnya semenjak berakhirnya perang dingin dunia internasional hanya didominasi oleh Amerika serikat kini telah berubah. Perubahan tersebut salah satu faktornya adalah dipengaruhi oleh fenomena kebangkitan ekonomi Tiongkok yang diiringi oleh kebangkitan militer. Tiongkok telah menjelma sebagai raksasa ekonomi baru. Hubungan Indonesia Tiongkok pun semenjak terjadi normalisasi tahun 1990 telah mengalami peningkatan yang signifikan dan mencapai klimaknya dengan ditandangani perjanjian kemitraan strategis antara kedua Negara pada tahun 2005. Berangkat dari alasan tersebut, peneliti kemudian tertarik untuk membahas mengenai kepentingan Indonesia dalam penandatangangan kemitraan strategis dengan Tiongkok.

Peneliti menyadari dalam penyusunan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan peneliti sangat mengharapkan kontribusi ide dan kritik yang bersifat membangun sehingga penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa Hubungan Internasional.

Malang, 26 January 2012 Peneliti,


(27)

vii

Motto

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak

manfaatnya kepada sesama.


(28)

viii

DAFTAR ISI

Lembar Cover Sampul Dalam ... i

Lembar Persetujuan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Orisinalitas ... iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v

Abstraksi ... vii

Kata Pengantar ... viii

Motto ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Kerangka Pemikiran ... 7

1.3.1.Study terdahulu ... 7

1.4.Teori dan konsep ... 9

1.4.1.Konsep Politik Luar Negeri ... 9

1.4.2.Konsep Kepentingan Nasional... 10

1.4.3Teori Pengambilan Keputusan Model Aktor Rasional ... 11

1.5. Metode Penelitian ... 13

1.5.1 Jenis Penelitian... ... 13

1.5.2. Variabel Penelitian ... ... 10

1.5.3.Teknik Pengumpulan Data ... 14


(29)

ix

1.5.5 Analisa Data……….. 15

1.5.6. Alur Pemikiran………. ... 17

1.6.Hipotesa ... 18

1.7. Struktur Penulisan ... 19

BAB II DINAMIKA HUBUNGAN INDONESIA DENGAN TIONGKOK 2.1. Dinamika hubungan Indonesia-Tiongkok era tahun 1990-2004. .. 21

2.2. Kebangkitan Tiongkok ... ... 31

2.3. Potensi kerjasama Indonesia- Tiongkok 2.3.1.Potensi Tiongkok 2.3.2 Potensi Indonesia 2.4. Perjanjian Kemitraan Strategis Indonesia- Tiongkok…… ... 39

BAB III KEPENTINGAN INDONESIA DALAM KEMITRAAN STRATEGIS DENGAN TIONGKOK 3.1. Kepentingan Indonesia dalam kemitraan strategis dengan Tiongkok 47 3.1.1.Kepentingan politik Indonesia dalam kemitraan strategis dengan Tiongkok……… 48

3.1.1. Menjadikan kebangkitan Tiongkok sebagai salah satu faktor bagi stabilitas kawasan ... 48

3.1.2. Menjadikan Tiongkok sebagai salah satu sumber alutsista Indonesia………….. ... 51

3.1.3. Untuk pengembangan industry strategis Indonesia……. .. 56

3.2 Kepentingan ekonomi Indonesia dalam kemitraan strategis dengan Tiongkok… ... 57

3.2.1 Persaingan dengan negara anggota ASEAN lainya dalam memanfaatkan kemajaun ekonomi Tiongkok… ... 57

3.2.2 Meningkatkan volume perdagangan Indonesia ke Tiongkok.. 62


(30)

x

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ... 67 4.2. Saran ... 69


(31)

xi

DAFTAR TABEL

Table 2.1: Hubungan Indonesia-TiongkokMasa Pemerintahan Soeharto . 24 Tabel 2.2: Hubungan Indonesia- Tiongkok Masa pemerintahan

Abdurahman Wahid… ... 28

Tabel 2.3: Daftar Kerjasama Indonesia Tiongkok dimasa pemerintahan Megawati Sukarno Putri,,, ... 30

Tabel 2.2.1: Indikator Utama Ekonomi China, 2000 ... 32

Tabel 2.2.2: People’s Republic of Cina’s Nominal Gross Domestic Product (GDP) Between 1952 to 2005… ... 32

Tabel 2.2.4: China’s Defence Spending 1996-2007… ... 35

Tabel 2.2.5. Kekuatan Militer Tiongkok 2003…… ... 36

Tabel 3.2.1.1: Trend of China and ASEAN trade (in billion dollars… ... 58

Tabel 3.2.1.2: China ASEAN Trade Since FTA Established, Top 5… ... 59

Tabel 3.2.2.1: Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia ke Cina Tahun 1990-2006.. ... 62

Tabel 3.2.3.1: FDI Tiongkok yang masuk ke ASEAN Tahun 2000-2005 (US$ juta .. ... 64


(32)

xii

Daftar Pustaka Dari buku:

Anak Agung Perwita Banyu,pengantar Ilmu Hubungan Internasional,PT Remaja Rosda karya Bandung 2006.

Ani Soetjipto “Arah baru kebijakan luar negeri Cina kontemporer:kontinuitas dan pergeseran dalam era pasca perang dingin” dalam buku”pembangunan politik,situasi global dan hak asasi manusia di Indoensia” gramedia pustaka utama. Jakarta 1994.

Collins Alan, The security dilemmas of southeast Asia, publish by institute of southeast asean studies Singapore

Collin Allan ” asean, the Cina threat and the south sea dispute,in the security dilemmas of southeast asia” institute of southest Asian studies Singapore Daoed joesoef “pertahanan keamanan dan strategi nasional” CSIS.Jakarta

deklarasi kemitraan strategis Indonesia Tiongkok” Tiongkok-Indonesia. penyuting,kantor penerangan dewan negara republic rakyat Tiongkok,China intercontinental press

Fu Zhengluo” prospect of economic and trade relations between Cina and Indonesia” dalam Ji Guoxing and Hadi Soesastro “Sino-Indonesia relations in the post cold war era”CSIS Jakarta 1992

Guoxing Ji and Soesastro Hadi,Sino-Indonesia relations in the post cold war era, oleh CSIS Jakarta 1992

James kynge”rahasia suksek ekonomi Cina” mizan media utama,Bandung 2006 Mas’oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.

Jakarta: LP3ES

M.C.Ricklefs.”sejarah Indonesia modern 1200-2004”.serambi Jakarta 2005 Silalah Ulber I, Metode Penelitian Sosial,Refika Aditama, Bandung 2009

Widjaja.A.W,Indonesia Asia Afrika non blok politik bebas aktif,PT Bina aksara,Jakarta,1986

Wibowo dan Samsul,Merangkul Cina,hubungan Indonesia Cina pasca Soeharto,PT Gramedia utama Bandung.2009


(33)

xiii

Dari internet:

Alexander Wibisono “Alutsista di Ambang Usia” http://www.gatra.com/2006-04-03/majalah/artikel.php?pil=23&id=93442 di akses pada tanggal 25 juni 2011

http://www.chinasourcing.org/2010/01/the-aseanchina-free-trade-agre.html http://www.aseansec.org/19294.htm diakses pada tanggal 26 juni 2011 http://filipspagnoli.com/stats-on-human-rights/statistics-on-war-conflict/

http://www.globalsecurity.org/military/world/china/j-11.htm diakses 1 maret2011 http://www.gatra.com/artikel.php?pil=23&id=53317 di akses pada tanggal 23 juni

2011

http://www.hharryazharazis.com/detail/72/peluang-hubungan-dagang-indonesia-china.cnet

http://internasional.kompas.com/read/2009/03/27/08210889/Anggaran.Militer.Chi na.Terbesar..htm di akses tanggal 4 january 2011

Kejasama bilateral Indonsia dengan Cina http://www.deplu.go.id di akses pada tanggal 2 february 2011

Lidya Christin Sinaga,memaknai tahun persahabatan Indonesia-Cina http://www.politik.lipi.go.id/index.php/in/kolom/politik-internasional/324-memaknai-tahun-persahabatan-indonesia-cina- di akses pada tanggal 20 mater 2011

Nur Hidayat “Merintis Jalur Exocet dari Pameungpeuk” http://www.gatra.com/2005-09-05/majalah/artikel.php?pil=23&id=88121 Yayan moch yani.perspektif persektif politik luar negeri :teori dan priktis, Pdf

dalam http://typecat.com/pdf/teori-kepemimpinan-politik.html di akses 14 maret 2011

Pesan Dubes RI Beijing Dalam Rangka Peringatan 60 Tahun Pembukaan Hubungan DiplomatikRI-RRThttp://www.deplu.go.id/kemitraan strategis/ InformationSheet.aspx.htm di akses 24 february 2011

Peluang Hubungan Dagang Indonesia-China”

http://www.hharryazharazis.com/detail/72/peluang-hubungan-dagang-indonesia-china.cnet


(34)

xiv akses pada tanggal 6 januari 2011

Realisasi Investasi China keIndonesia Meningkat

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/04/19523860/Realisasi.Investasi. China.Ke.Indonesia.Meningkat.diakses 12maret 2011

2020: Negara Paling Digdaya http://www.gatra.com/2011-02-07/majalah/artikel.php?pil=23&id=145295

www.kbrisingapura.com/images/kaa.../Indonesia_China_ina.pdf di akses pada tanggal 20 maret 2011

Zhang Yunling.Making ASEAN as a Close Partner: Comparing China and Japan” http://yataisuo.cass.cn/English/articles/showcontent.asp?id=398


(1)

ix

1.5.5 Analisa Data……….. 15

1.5.6. Alur Pemikiran………. ... 17

1.6.Hipotesa ... 18

1.7. Struktur Penulisan ... 19

BAB II DINAMIKA HUBUNGAN INDONESIA DENGAN TIONGKOK 2.1. Dinamika hubungan Indonesia-Tiongkok era tahun 1990-2004. .. 21

2.2. Kebangkitan Tiongkok ... ... 31

2.3. Potensi kerjasama Indonesia- Tiongkok 2.3.1.Potensi Tiongkok 2.3.2 Potensi Indonesia 2.4. Perjanjian Kemitraan Strategis Indonesia- Tiongkok…… ... 39

BAB III KEPENTINGAN INDONESIA DALAM KEMITRAAN STRATEGIS DENGAN TIONGKOK 3.1. Kepentingan Indonesia dalam kemitraan strategis dengan Tiongkok 47 3.1.1. Kepentingan politik Indonesia dalam kemitraan strategis dengan Tiongkok……… 48

3.1.1. Menjadikan kebangkitan Tiongkok sebagai salah satu faktor bagi stabilitas kawasan ... 48

3.1.2. Menjadikan Tiongkok sebagai salah satu sumber alutsista Indonesia………….. ... 51

3.1.3. Untuk pengembangan industry strategis Indonesia……. .. 56

3.2 Kepentingan ekonomi Indonesia dalam kemitraan strategis dengan Tiongkok… ... 57

3.2.1 Persaingan dengan negara anggota ASEAN lainya dalam memanfaatkan kemajaun ekonomi Tiongkok… ... 57

3.2.2 Meningkatkan volume perdagangan Indonesia ke Tiongkok.. 62


(2)

x BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ... 67 4.2. Saran ... 69 Daftar Pustaka ... 70


(3)

xi

DAFTAR TABEL

Table 2.1: Hubungan Indonesia-TiongkokMasa Pemerintahan Soeharto . 24 Tabel 2.2: Hubungan Indonesia- Tiongkok Masa pemerintahan

Abdurahman Wahid… ... 28

Tabel 2.3: Daftar Kerjasama Indonesia Tiongkok dimasa pemerintahan Megawati Sukarno Putri,,, ... 30

Tabel 2.2.1: Indikator Utama Ekonomi China, 2000 ... 32

Tabel 2.2.2: People’s Republic of Cina’s Nominal Gross Domestic Product (GDP) Between 1952 to 2005… ... 32

Tabel 2.2.4: China’s Defence Spending 1996-2007… ... 35

Tabel 2.2.5. Kekuatan Militer Tiongkok 2003…… ... 36

Tabel 3.2.1.1: Trend of China and ASEAN trade (in billion dollars… ... 58

Tabel 3.2.1.2: China ASEAN Trade Since FTA Established, Top 5… ... 59

Tabel 3.2.2.1: Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia ke Cina Tahun 1990-2006.. ... 62

Tabel 3.2.3.1: FDI Tiongkok yang masuk ke ASEAN Tahun 2000-2005 (US$ juta .. ... 64


(4)

xii Daftar Pustaka Dari buku:

Anak Agung Perwita Banyu,pengantar Ilmu Hubungan Internasional,PT Remaja Rosda karya Bandung 2006.

Ani Soetjipto “Arah baru kebijakan luar negeri Cina kontemporer:kontinuitas dan pergeseran dalam era pasca perang dingin” dalam buku”pembangunan politik,situasi global dan hak asasi manusia di Indoensia” gramedia pustaka utama. Jakarta 1994.

Collins Alan, The security dilemmas of southeast Asia, publish by institute of southeast asean studies Singapore

Collin Allan ” asean, the Cina threat and the south sea dispute,in the security dilemmas of southeast asia” institute of southest Asian studies Singapore Daoed joesoef “pertahanan keamanan dan strategi nasional” CSIS.Jakarta

deklarasi kemitraan strategis Indonesia Tiongkok” Tiongkok-Indonesia. penyuting,kantor penerangan dewan negara republic rakyat Tiongkok,China intercontinental press

Fu Zhengluo” prospect of economic and trade relations between Cina and Indonesia” dalam Ji Guoxing and Hadi Soesastro “Sino-Indonesia relations in the post cold war era”CSIS Jakarta 1992

Guoxing Ji and Soesastro Hadi,Sino-Indonesia relations in the post cold war era, oleh CSIS Jakarta 1992

James kynge”rahasia suksek ekonomi Cina” mizan media utama,Bandung 2006 Mas’oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.

Jakarta: LP3ES

M.C.Ricklefs.”sejarah Indonesia modern 1200-2004”.serambi Jakarta 2005 Silalah Ulber I, Metode Penelitian Sosial,Refika Aditama, Bandung 2009

Widjaja.A.W,Indonesia Asia Afrika non blok politik bebas aktif,PT Bina aksara,Jakarta,1986

Wibowo dan Samsul,Merangkul Cina,hubungan Indonesia Cina pasca Soeharto,PT Gramedia utama Bandung.2009


(5)

xiii Dari internet:

Alexander Wibisono “Alutsista di Ambang Usia” http://www.gatra.com/2006-04-03/majalah/artikel.php?pil=23&id=93442 di akses pada tanggal 25 juni 2011

http://www.chinasourcing.org/2010/01/the-aseanchina-free-trade-agre.html http://www.aseansec.org/19294.htm diakses pada tanggal 26 juni 2011 http://filipspagnoli.com/stats-on-human-rights/statistics-on-war-conflict/

http://www.globalsecurity.org/military/world/china/j-11.htm diakses 1 maret2011 http://www.gatra.com/artikel.php?pil=23&id=53317 di akses pada tanggal 23 juni

2011

http://www.hharryazharazis.com/detail/72/peluang-hubungan-dagang-indonesia-china.cnet

http://internasional.kompas.com/read/2009/03/27/08210889/Anggaran.Militer.Chi na.Terbesar..htm di akses tanggal 4 january 2011

Kejasama bilateral Indonsia dengan Cina http://www.deplu.go.id di akses pada tanggal 2 february 2011

Lidya Christin Sinaga,memaknai tahun persahabatan Indonesia-Cina http://www.politik.lipi.go.id/index.php/in/kolom/politik-internasional/324-memaknai-tahun-persahabatan-indonesia-cina- di akses pada tanggal 20 mater 2011

Nur Hidayat “Merintis Jalur Exocet dari Pameungpeuk” http://www.gatra.com/2005-09-05/majalah/artikel.php?pil=23&id=88121 Yayan moch yani.perspektif persektif politik luar negeri :teori dan priktis, Pdf

dalam http://typecat.com/pdf/teori-kepemimpinan-politik.html di akses 14 maret 2011

Pesan Dubes RI Beijing Dalam Rangka Peringatan 60 Tahun Pembukaan Hubungan DiplomatikRI-RRThttp://www.deplu.go.id/kemitraan strategis/ InformationSheet.aspx.htm di akses 24 february 2011

Peluang Hubungan Dagang Indonesia-China”

http://www.hharryazharazis.com/detail/72/peluang-hubungan-dagang-indonesia-china.cnet


(6)

xiv akses pada tanggal 6 januari 2011

Realisasi Investasi China keIndonesia Meningkat

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/04/19523860/Realisasi.Investasi. China.Ke.Indonesia.Meningkat.diakses 12maret 2011

2020: Negara Paling Digdaya http://www.gatra.com/2011-02-07/majalah/artikel.php?pil=23&id=145295

www.kbrisingapura.com/images/kaa.../Indonesia_China_ina.pdf di akses pada tanggal 20 maret 2011

Zhang Yunling.”Making ASEAN as a Close Partner: Comparing China and Japan” http://yataisuo.cass.cn/English/articles/showcontent.asp?id=398